Anda di halaman 1dari 2

YAYASAN WIDYA MANDALA SURABAYA

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA


Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (Kampus Kota Madiun)
Jl. Manggis No.15-17, Kota Madiun, Jawa Timur 63131 Telp. (0351) 453328 463311
Email: pbisi@widyamandala.ac.id

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL T.A. 2020/2021

Mata Kuliah / Kode : BAHASA INDONESIA / LAN106


Hari, tanggal : Rabu, 4 November 2020
Waktu : 17.00-19.05
Dosen : Agustinus Djokowidodo, S.S., M.Pd
Nama Mahasiswa : Aqilla Fadia Hayya
NRP / Kelas : 32318403/ D3 FARMASI SORE
JAWABAN
1. Buatlahkalimatberikutinimenjadikalimat yang efektif.
a. Disamping itu, didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya
keimanan kita yang mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang
ketat.

b. Baik mahasiswa baru maupun lama dikenakan peraturan yang sama.

c. Para siswa di salah satu Sekolah Menengah Atas di Jawa Tengah sedang latihan upacara
bendera.

d. Dengan semangat nasionalisme tersebut, kerukunan masyarakat juga akan tumbuh.


Sehingga, tidak akan ada pertempuran dan peperangan antarmasyarakat dalam sebuah
negara.

e. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pentingnya pencatatan uang masuk dan
keluar dalam sebuah organisasi.

f. Tugas peneliti adalah menganalisis dan menyajikan hasil analisis data.

g. Kakak menolong anak itu dengan membawanya ke pinggir jalan

h. Kami akan melakukan pembedahan tentang buku itu.

i. Budaya asing di Indonesia dapat membawa dampak bagi Indonesia.

j. Kunjana menyatakan bahwa konteks di dalam linguistik tidak dapat disamakan dengan
konteks dalam pragmatik (2009).

2. Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas, bahkan hal ini sudah terjadi
sejak dulu. Para pakar baik pakar hukum, psikolog, pakar agama, maupun yang lain selalu
mengupas masalah yang tak pernah ada habisnya ini. Kenakalan remaja seperti sebuah
lingkaran hitam yang tak pernah putus sambung-menyambung dari waktu ke waktu, dari
masa ke masa, dari tahun ke tahun, bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Masalah kenalan
remaja merupakan masalah yang kompleks dan sering terjadi di berbagai kota di Indonesia.
Sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang, arus informasi
yang semakin mudah diakses, serta gaya hidup modernisasi yang memudahkan dalam
mengetahui berbagai informasi di berbagai media. Di sisi lain juga membawa suatu dampak
negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat. Hasil Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan jumlah remaja di Indonesia
mencapai 30 % dari jumlah penduduk. Jadi, sekitar 1,2 juta jiwa yang tentunya dapat
menjadi asset bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif. Namun
sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan perilaku yang negative
bahkan sampai terlibat dalam kenakalan remaja.
3. Pentingnya Menumbuhkan Jiwa Enterpreneur Bagi Mahasiswa
Perkembangan teknologi, terutama di bidang ekonomi sangan pesat di jaman
sekarang. Namun jumlah pengangguran di Indonsesia semakin meningkat, hal ini
disebabkan karena lapangan pekerjaan di Indonesia ridak sebanyak dengan jumlah pekerja.
Selain itu pada tahun 2013 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa mencapai jumlah
pengangguran sarjana atau lulusan Universitas mencapai 360 ribu orang atau 5,04% dari
total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang. Dari data tersebut membuktikan bahwa
lulusan perguruan tinggi tidak bisa hanya mengandalkan ijazah untuk mencari pekerjaan,
namun juga dituntut untuk memimiliki kompetensi dan keterampilan agar dapat mencari
pekerjaan sesuai minat dan bakatnya. Alternatif untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan
menanamkan jiwa enterpreneur pada mahasiswa.
Jiwa enterpreneur sangat penting untuk ditumbuhkan dalam jiwa seseorang sejak
dini. Dalam berwirausaha yang modal utamanya adalah kemauan dan keuletan, bersungguh-
sungguh dalam menjalankan suatu usaha. Kompetensi, keterampilan serta pengetahuan juga
modal yang penting dalam berwirausaha, sehingga dapat menemukan keseimbangan.
Kebanyakan mahasiswa dalam memulai usaha memiliki kendala seperti takut mencoba,
keterbatasan modal, inovasi dan niat. Dari keempat faktor kendala tersebut dapat
menhambat mahasiswa dalam berinovasi dan berkreasi. Sebagai mahasiswa kita harus
menghindari faktor penghambat tersebut untuk meningkatkan jiwa enterpreneurnya.
Salah satu cra untuk meningkatkan jiwa enterpreneur mahasiswa dengan cara
menjadikan kurikulum perguruan tinggi sebagai program studi, maka secara kulikuler
mahasiswa mempelajari tentang berbagai teori dan pengetahuan serta keterampilan
wirausaha yang dapat dijadikan sebai bekal untuk terjun ke dunia kewirausahaan.
Selanjutnya dengan cara membuat Program Belajar Bekerja Terpadu (PBBT) yaitu suatu
program pendidikan yang memadukan belajar dan bekerja dengan cara memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja sebagai layaknya karyawan dalam dunia kerja.
Kemudian dalam Universitaas jugak dapat di but laboratoriun wirausaha, jadi mahasiswa
dapat mengembangkan usaha mikro kecil dam menengah dalam laboratorium tersebut.
Pendirian koperasi mahasiwa juga bisa mengembangkan jiwa kewirausahaan pada
mahasiswa. Universitas juga bisa memberlakukan pelaksanaan kerja sampingan mahasiswa
baik sesuai dengan bidang ilmunya atau sesuai dengan bakat dan hobinya meskipun tidak
sesuai dengan bidang ilmunya.

Anda mungkin juga menyukai