Anda di halaman 1dari 2

Nama : Marfuah Nawawi

Nim : R021191014
Critical Thingking
1. -
2. C dalam charts adalah akronim dari “chief of complain” atau dalam bahasa indonesia
“Keluhan utama”. Inilah yang menjadi dasar seorang pasien mengunjungi klinik
kesehatan terkhusus fisioterapi, keluhan utama yang membuat seorang pasien datang ke
tenaga kesehatan untuk menghilangkan keluhan yang di alami.
Contoh: seoraang pasien mengalami nyeri pada pinggangnya. Maka seoarang pasien akan
datang dengan keluhan tersebut.
3. A dalam charts adalah akronim dari “ Asymetric position “ jika di artikan dalam bahasa
indonesia mengandung arti posisi simetris, maksudnya ialah pada tahap ini seorang
fisioterapis melakukan observasi terhadap area tubuh pasien yang mengalami gangguan
ataupun penjalaran dari gangguan yang di alami, dalam hal ini seorang fisioterapis
membandingkan posisi anatomis pasien dari sisi dextraa dan sinistra, posterior dan
anterior. Sehingga dari hasil observasi yang di lakukan akan memberikan gambaran
terkait area-area yang bermasalah pada tubuh pasien.
Contoh: letak bentuk dan posisi bahu kiri dan kanan tidak simetris karena adanya nyeri
leher.
4. Diagnostik klinik atau dikenal sebagai diagnosis medis adalah hasil pengamatan
berdasarkan tanda tanda klinis yang di alami pasien sebagai acuan menentukan penyakit
yang di derita oleh pasien.
Contoh: Low Back Pain.
Sedangkan diagnostik fungsi adalah diagnosis terkait fungsi gerak yang bermasalah pada
seorang pasien sehingga mempengaruhi performa pada pergerakan pasien.
Contoh: gangguan pada otot, tulang ataupun saraf.
5. Dosis FT terkait dengan intensitas merujuk kepada penggunaan kekuataan dalam
melakukan treatment dalam pelaksaan intervensi intensitas biasanya berhubungan dengan
jumlah pengulangan atau repetisi yang harus di lakukan seorang pasien dalam melakukan
exercise atau dalam penggunaan elektro berhubungan dengan mega heartz, hal ini di
sesuaikan dengan kemampuan pasien.
6. Setiap tindakan atau aksi yang di lakukan penting untuk di lakukan evaluasi, hal ini
berhubungan dengan keberhasilan dari tindakan yang di lakukan sehingga memberikan
kita arah untuk tindakan selanjutnya, dan sebagai seorang fisioterapi profesional evaluasi
harus di lakukan untuk menilai apakah treatmentyang di lakukan memberikan efek
ataupun tidak karena setiap pasien berbeda-beda dalam healing procces dari penyakit
yang di alami.
7. Dalam planing yang terkait dengan problem FT adalah problem ( primer, sekunder dan
tersier). 1). Problem primer adalah masalah paling utama yang harus di tuntaskan oleh
seorang fisioterapis sebab masalah ini adalah akar dari semua masalah yang lain dan juga
problem primer dapat menghambat proses penyembuhan komplikasi dari problem primer
contoh nya seperti nyeri yang hebat atau gangguan psikis. 2). Problem sekunder adalah
masalah yang selnjutnya yang harus di selesaikan dalam hal ini berhubungan dengan
gangguan gangguan yang timbul akibat penyakit utama yang di derita oleh seorang
pasien contoh nya seperti meningkatkan kekuatan otot ataupun meningkatkan ROMpsien.
3). Selanjutnya adalah problem tersier dalam hal ini problem tersier berkaitan dengan
pengembalian fungsi tubuh ke kedaan normal terkhusus dalam kegiatan sehari hari,
contoh nya seperti : pasien yang telah kehilangan fungsi berjalan maka pada tahap ini di
ajarkan kembali bagaimana tahap berjalan dll.
8. 3 hal tersebut yaitu terencana, terukur dan bertujuan. Terencana artinya setiap evaluasi
yang di laksanakan tersusun dari tahapan-tahapan yang merujuk kepada hasil yang jelas,
kemudian terukur artinya setiap metode yang di berikan memiliki parameter sehingga
dapat di nilai berhasil dan tidak nya karena itu yang menjadi landasan di lakukan nya
evaluasi, lalu kemudian bertujuan artinya semua yang di laksanakan punya goals atau
capaian akhir sehingga semua tindakan yang di berikan memberikan dampak terhadap
seorang pasien.
9. Modifikasi teknik dilakukan dengan tujuan agar tindakan yang di lakukan memberikan
efek hal ini berdasar kepada hasil evaluasi yang di dapatkan lalu kemudian di lanjutkan
untuk melakukan modifikasi teknik ataupun memberikan teknik baru karena dalam
melakukan terapi terkadang tindakan yang di berikan tidak selamanya akan memberikan
dampak sekalipun sudah sesuai dengan problem yang di alami pasien.
10. Kemitraan penting dalam menangani seorang pasien hal ini sangat berkaitan dengan
interprofesional kesehatan sebab tidak semua masalah yang di alami seorang pasien dapat
di tangani oleh satu fisioterapis saja begitupun juga dengan tenaga medis lain. Maka dari
itu perlu adanya kolaborasi jika itu di perlukan untuk menunjang kesembuhan seorang
pasien.

Anda mungkin juga menyukai