Seminar Hasil Penelitian
Seminar Hasil Penelitian
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA
2019
BAB I
Notaris adalah pejabat umum, diangkat dan diberhentikan oleh suatu kekuasaan
umum, dalam hal ini adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Notaris sebagai
yang memerlukan jasanya dalam pembuatan alat bukti tertulis, khususnya berupa akta
manusia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang maka akan
muncul suatu akibat hukum, yaitu tentang bagaimana kelanjutan pengurusan hak-
Hukum waris merupakan bagian dari hukum harta benda2, Hukum waris juga
meninggal dunia serta akibatnya bagi para ahli warisnya, pada asasnya hanya hak-
yang dapat diwariskan.3 Karena wafatnya seseorang maka akan ada pemindahan
harta kekayaan yang ditinggalkan oleh si pewaris dan akibat dari pemindahan ini
ditinggalkan oleh si pewaris pada dasarnya diberikan kepada keluarga tapi juga
daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta
setiap bulan, mengirimkan daftar akta wasiat atau daftar nihil yang berkenaan
dengan wasiat ke Daftar Pusat Wasiat Departemen yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5 (lima) hari pada minggu pertama
daftar wasiat pada setiap akhir bulan. Namun di dalam Undang-Undang Jabatan
Notaris yang baru tidak meyebutkan mengenai denda dari tiap-tiap keterlambatan,
baik keterlambatan tentang daftar akta wasiat kepada Balai Harta Peninggalan dan
(testament acte) notaris mempunyai peran yang sangat penting. Dari pasal 943
testament di antara surat-surat aslinya, biar dalam bentuk apapun juga harus setelah
testamen tertutup atau rahasia. Selain itu, ada pula yang disebut dengan codicil.
awal hingga akhir proses pembuatan akta wasiat (testament acte) sangat diperlukan
dalam pembuatan akta wasiat (testament acte) mencakup keseluruhan dari tugas,
akta-akta otentik.
Wasiat (testament) juga merupakan perbuatan hukum yang sepihak. Hal ini
wasiat (testament) itu. Disini berarti bahwa wasiat (testament) tidak dapat dibuat
oleh lebih dari satu orang karena akan menimbulkan kesulitan apabila salah satu
pembuatnya akan mencabut kembali wasiat (testament). Hal ini seperti ternyata
“Dalam satu-satunya akta, dua orang atau lebih tak diperbolehkan menyatakan
wasiat mereka, baik untuk mengaruniai seorang ke tiga, maupun atas dasar
penyataan bersama atau bertimbal balik.”
Salah satu yang menjadi suatu masalah dalam pembuatan akta wasiat, yakni
pada umumnya dalam proses pembuatan wasiat, pemberi wasiat sering kali tidak
memberitahu kepada ahli warisnya ataupun kepada penerima wasiat akan adanya
wasiat yang dibuat oleh pemberi wasiat. Tidak adanya kewajiban bagi pemberi
wasiat untuk memberitahukan adanya wasiat yang akan dia buat menjadikan
pemberi wasiat dapat langsung menghadap ke notaris untuk membuat atau sekedar
warisan, seringkali ahli waris dan penerima wasiat tidak mengetahui adanya wasiat
intestato sedangkan di kemudian hari terdapat wasiat yang dibuat oleh pewaris atau
Kondisi di mana ahli waris dan penerima wasiat tidak mengetahui adanya
wasiat pada saat terbukanya wasiat ini tentunya amat sangat merugikan penerima
ketidakpastian akan siapa yang bertanggung jawab atas masalah tidak diketahuinya
adanya wasiat, apakah ahli waris yang berkewajiban memeriksa adanya wasiat ke
Daftar Pusat Wasiat ataukah menjadi kewajiban setiap pelaksana hukum pembuat
surat keterangan ahli waris memeriksa adanya wasiat ke Daftar Pusat Wasiat,
karena tidak ada keharusan yang tegas secara normatif terkait siapa yang
DASSOLEN:
Undang-undang nomor 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris pasal 16 ayat (i)
Mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar nihil yang
berkenaan dengan wasiat ke Daftar Pusat Wasiat Departemen yang tugas dan
tanggung jawabnya dibidang kenotariatan dalam waktu 5 (lima) had pada har minggu
DASSEIN:
Dalam prakteknya, masih banyak Notaris yang belum mendaftarkan wasiat ke Daftar
Pusat Wasiat, dari hal tersebut muncul isu hukum mengenai akibat hukum dari akta
wasiat yang tidak didaftarkan dan mengenai tanggung jawab notaris yang tidak
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kepastian hukum bagi legitimaris terhadap akta wasiat yang tidak
atau dikecualikan pada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh
undang-undang.4
Notaris sebagai pejabat pembuat akta otentik, jika terjadi kesalahan baik
melanggar hukum. Jika suatu kesalahan yang dilakukan oleh Notaris dapat
Pasal 84 UUJN yang menetapkan bahwa "dapat menjadi alasan bagi pihak yang
menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga
kepada Notaris".
4
Herlien Budiono, Dasar Teknik Pembuatan Akta Notaris, (Bandung : Citra Aditia Bakti,
2014), hal. 1.
kekuatan wasiat tak rahasia yang dibuat di hadapan notaris dan
c. Wasiat Rahasia
diharuskan menulis sendiri atau bisa pula menyuruh orang lain untuk
saksi.7
5
Oemarsalim, Op., Cit, hal. 100.
6
Ibid, hal. 102
7
Ibid, hal. 104.
PELAKSANAAN PEMBUATAN WASIAT DIHADAPAN NOTARIS
memenuhi asas kepastian hokum dan sebagai alat bukti yang sempurna,
atau pejabat yang berwenang lainnya. Sebelum keterangan ahli waris dibuat,
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai ada tidaknya wasiat
yang ditinggalkan oleh pewaris semasa hidupnya. Hal ini penting untuk
menentukan siapa siapa saja yang menjadi ahli waris dari pewaris berdasarkan
keinginan terakhirnya dan akan sangat berpengaruh terhadap bagian atau porsi
selanjutnya tetap dipertahankan dan menjadi konsep yang masih harus dipakai
- Nama, nama kecil, tempat tinggal dan jika masih dibawah umur,
- Sedapat mungkin nama, nama kecil dan tempat tinggal wakil anak-
nama kecil, dan sedapat mungkin tempat tinggal mereka yang terkena
dia telah meyakinkan diri atas kebenaran dari apa yang ditulisnya
Tahap pertama
materai
membuat wasiat atau tidak, hal ini erat kaitannya dengan pembagian
Tahap kedua
membutuhkan juga selain ketelitian notaris yang membuatnya dan kerjasama dari para
ahli waris membuktikan dari akta-akta pencatatan sipil mereka juga partisipasi
- Data-data yang akurat dan tertib dari Kementerian Hukum dan HAM
8
Udin Narsudin, Op.,Cit, hal. 279-281
Kepastian hukum bagi legitimaris terhadap akta wasiat yang tidak
Oleh karena itu, legitimaris yang terlanggar haknya dapat melakukan upaya
ahli waris dan penerima wasiat tidak mengetahui adanya wasiat pada saat
terbukanya wasiat ini tentunya amat sangat merugikan penerima wasiat dan
hukum dari pembagian warisan sebelumnya. Upaya hukum ahli waris untuk
kemudian diketahui adanya wasiat adalah melalui upaya hukum non litigasi.
Ahli waris ab intestato dan ahli waris testamenter mencari solusi terbaik atas
sengketa pembagian warisan ini. Salah satu upaya hukum non litigasi yang
dapat dilakukan upaya hukum litigasi dimana ahli waris ab intestato pada
waris ab intestato tidak dirugikan atas sengketa ini. Pihak yang berhak
Tanggung jawab Notaris hanya pada formalitas akta, yang isi akta tersebut
merupakan keinginan para pihak ahli waris, sedangkan para pihak ahli waris
bertanggung jawab terhadap isi dari akta, mengenai tanggung jawab Notaris
Bekasi menurut UUJN terkait tidak terdaftarnya akta wasiat kepada Daftar
perdata dalam hal ini bahwa akta notaris dapat diajukan pembatalannya oleh
pihak yang dirugikan dengan adanya akta tersebut. Pihak dapat meminta
unsur yaitu lahiriah, formal, materiil atau salah satu unsur tersebut tidak
dibuktikan kebenarannya.