Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHA TERNAK


BABI DI TELUK DORERI KABUPATEN MANOKWARI

FACTORS AFFECTING THE PRODUCTION OF PIGS IN THE BAY DORERI


MANOKWARI DISTRICT

Trisiwi Wahyu Widayati 1), Iriani Sumpe 1), Bernadeta Wahyuni Irianti1), Denny
Angelus Iyai 1), dan Sangle Yohanes Randa1)
1) Fakultas Peternakan, Universitas Papua Manokwari Indonesia
Email: t.widayati@unipa.ac.id

ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
produktivitas usaha ternak babi di Teluk Doreri, Manokwari Papua Barat. Data diambil
dari 33 peternak babi yang bermukim di sekitar Teluk Doreri, Manokwari. Data yang
dikumpulkan berupa data primer, antara lain karakterisktik petani, terdiri dari umur,
pendidikan, pengalaman beternak babi, dan data terkait dengan produksi usaha ternak
babi, antara lain jumlah dan tipe pakan sumber energi dan protein, jumlah induk yang
dimiliki peternak, bobot badan rata-rata induk babi, dan lahan yang dimiliki peternak
untuk usaha ternak babi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pakan sumber
energi dan protein, curahan waktu kerja peternak, bobot induk babi dan lahan yang
dimiliki petani untuk usaha ternak babi berpengaruh positif terhadap produksi ternak
babi di Teluk Doreri, Manokwari. Faktor-faktor penentu produksi tersebut dapat
dijadikan sebagai bagian penting untuk meningkatkan produksi usaha ternak babi di
Teluk Doreri, Manokwari.

Kata Kunci : Manokwari, Papua Barat, produksi, Teluk Doreri, usaha ternak babi

ABSTRACT
This study aims to determine the factors that affect the productivity of pig
business in Doreri Bay, Manokwari West Papua. Data were taken from 33 pig farmers
living around Doreri Bay, Manokwari. The data collected are primary data, such as the
characteristics of the farmer, consisting of age, education, experience of raising pigs, and
in the form of data related to the production of pig business, such as the number and
types of feed sources of energy and protein, the number of mains owned by farmers, the
weight of the average pig breeder, and the land owned by the breeder for the pig
business. The results showed that the amount of feed source of energy and protein, the
time spent by the farmers to raise pigs, the weight of mother of pig and the land owned
by the farmers for the pigs business had a positive effect on the production of pigs in
Doreri Bay, Manokwari. It is known that the determinants of production can be used as
an important and important part to increase the production of pig business in Teluk
Doreri, Manokwari.

Keywords : Doreri Gulf, Manokwari, production, Pig Business, West Papua

73
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

PENDAHULUAN bahan makanan dan sub sektor


Indonesia yang merupakan Negara peternakan (Hafzrianda, et al., 2012).
kepulauan yang dihuni oleh penduduk Produk Domistik Regional Bruto
yang mayoritas tinggal di pedesaan dan (PDRB) asal ternak di Provinsi Papua
menggantungkan hidupnya pada sektor Barat atas dasar harga konstan pada
primer khususnya pertanian. Peran kurun waktu 2013 sampai dengan 2015
sektor pertanian dalam perekonomian meningkat sebesar 11%. Hal ini
Indonesia secara umum adalah: (1) menunjukkan bahwa sub-sektor peterna
pembentuk Produk Domestik Bruto kan merupakan sub-sektor yang cukup
(PDB); (2) salah satu sumber penghasil prospektif menjadi sarana untuk
devisa; (3) penyedia pangan penduduk meningkatkan pendapatan masyarakat.
dan bahan baku bagi industri; (4) salah Usaha peternakan yang umumnya
satu sektor yang dapat mengentaskan diusahakan oleh masyarakat Papua
masalah kemiskinan; (5) penyedia Barat adalah ternak babi dan ternak sapi,
lapangan kerja; (6) salah satu sumber sehingga dua instrumen inilah yang
peningkatan pendapatan masya rakat; dapat menjadi alat bagi Pemerintah
dan (7) salah satu sumber pemantapan untuk melakukan pemberdayaan
ketahanan pangan nasional (Hafzrianda, masyarakat, namun demikian ternak
et al., 2012). babi jauh lebih menjadi pilihan bagi
Kontribusi sektor pertanian di masyarakat Papua dibanding ternak sapi
Kabupaten Jayawijaya sebesar 10,46 (Anonimous, 2016).
persen dan 2,96 persen yaitu sub sektor Pembangunan peternakan meru
tanaman bahan makanan dan sub sektor pakan bagian integral dari tujuan utama
peternakan. Sedangkan sub sektor pembangunan pertanian untuk mening
lainnya hanya mampu memberikan katkan pendapatan dan kesejahteraan
kontribusinya sebesar 0,14 persen. masyarakat dalam mewujudkan tujuan
Sektor yang perlu dikembangkan pada pembangunan nasional. Ternak babi
sektor pertanian hanya ada dua sub mendominasi ternak besar di Papua
sektor saja yaitu sub sektor tanaman Barat. Pada tahun 2013 ternak babi
menempati urutan kedua setelah ternak
74
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

sapi potong. Jumlah ternak babi 53.440 usaha ternak babi. Menurut laporan
ekor, kambing 10.384 ekor, sapi potong hasil studi Patisselano dan Iyai (2005),
47.642 ekor. Sementara itu taun 2006 pakan yang biasa diberikan untuk
produksi daging sapi 389,290 kg dan ternak babi di Kota Manokwari adalah
daging babi tahun 2006 sebesar 179,440 limbah rumah makan, sisa sayur-
kg. sayuran, kulit pisang, singkong, ampas
Ternak babi bagi masyarakat tahu, limbah pasar ikan dan sisa dapur
Papua dari sejak nenek moyang sampai sebagai pakan ternak. Pada daerah
sekarang tidak pernah punah. Secara perkampungan dan luar kota, ternak
umum bagi masyarakat Papua, ternak babi umumnya diberi pakan berupa ubi-
babi banyak digunakan dalam ubian, batang pisang, dan kelapa (Iyai
pembayaran maskawin, denda et al, 2011).
(perzinahan, pencurian, pembunuhan) Pengembangan suatu usaha ternak
dan juga upacara-upacara adat dan hari- yang baik adalah pengembangan usaha
hari besar ritual keagamaan. Iyai, et al., ternak yang disesuaikan dengan potensi
(2011) menyatakan bahwa nilai ternak daerah, ketersediaan pakan, kondisi
babi sangat tinggi karena erat kaitannya sosial budaya dan iklim setempat guna
dengan praktek adat istiadat dan upacara meningkatkan produk tivitas ternak
ritual budaya setempat. Ternak babi yang berdaya saing (Jabbar and Akter,
sering digunakan dalam berbagai 2008; Babovic, et al., 2011). Sistem
kegiatan budaya, termasuk untuk produksi ternak yang berdaya saing
maskawin dan sebagai alat tukar. haruslah didasarkan pada keuntungan
Jumlah babi yang dimiliki biasanya komparatif dengan meman faatkan
dijadikan sebagai ukuran status sumber daya lokal, termasuk pula pakan
seseorang, semakin banyak ternak babi maupun limbah pertanian.
yang dimiliki, berarti semakin tingginya Kabupaten Manokwari memiliki
status sosial dalam kehidupan potensi yang baik untuk mengem
bermasyarakat di Papua. bangkan ternak babi. Potensi tersebut
Sumber daya alam di Papua apabila dikelola dan dimanfaatkan
sangat potensial untuk pengembangan secara optimal untuk memenuhi
75
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

kebutuhan ternak terutama untuk berhubungan dengan kegiatan produksi


peternakan rakyat yang ada di sekitar ternak babi, antara lain jumlah induk
kawasan pesisir Teluk Doreri maka yang dipelihara, jumlah dan jenis pakan
kemingkinan besar keberhasilan dapat yang digunakan, permodalan serta
tercapai. Banyak faktor yang mempe sumber nya, dan tenaga kerja yang
ngaruhi keberhasilan peternak dalam dipergu nakan. Data yang diperoleh
mengelola ternak-ternaknya, diantara ditabulasi dan dianalisis menggunakan
nya adalah keadaan peternak itu sendiri, regresi berganda metode Ordinary Least
baik dalam hal pengetahuan tentang Square dengan dengan bantuan Eviews
budidaya ternak, sosial ekonomi dan 5.0.
budaya dan keadaan rumah tangga. Hal-
hal ini menjadi indikator yang penting Analisis Data
untuk diperhatikan. Untuk melihat bagaimana sistem
produksi beternak babi yang dilakukan
BAHAN DAN METODE oleh masyarakat di Kabupaten Manok
Penelitian ini dilaksanakan di wari, maka dalam penelitian ini dilaku
Pesisir Teluk Doreri, Kabupaten kan pendekatan dengan menganalisis
Manokwari. Pemilihan lokasi dilakukan profil sistem produksi ternak babi. Profil
secara purposif didasarkan pada sistem ternak babi dianalisis dengan me
keadaan ternak babi yang ada. Sampel lihat hubungan antara produksi ternak
peternak yang diambil sebanyak 33 babi pembibitan dengan faktor-faktor
rumah tangga peternak babi yaitu para yang mempengarui dengan mengguna
peternak yang sudah memproduksi kan persamaan regresi sebagai berikut.
ternak babi atau sudah pernah menjual Ln Produksi = ln ao + a1 ln PSE + a2 ln
ternak babi. Data diperoleh melalui PSP + a3 ln JLI + a4 ln TK
wawancara dan pengisian kuisoner. + a5 ln CK + a6 ln UP + a7
Data yang dimaksud meliputi : a. Karak ln Pengalaman+ a8 ln BI+
teristik petani dan rumah tangganya, a9 ln Pddkn + a10 ln
antara lain nama petani, umur, pendidi Lahan+ ε
kan formal, dan b. data-data yang
76
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

Keterangan : untuk usaha peternakan babi


Produksi : jumlah anak babi lepas (ha)
sapih dengan berat badan ε : error term
anak babi lepas sapih yang
dihasilkan dari usaha HASIL DAN PEMBAHASAN
pembibitan babi (kg) Hasil analisis (Tabel 1)
ao : Intersept menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
ai : Koefisien regresi (parameter mempengauhi produksi usaha ternak
yang ditaksir)(i= 1s/d 10) babi di Pesisir Teluk Doreri Kabupaten
PSE : Pakan Sumber Energi yang Manokwari dengan nilai R2 = 0.914,
diberikan selama proses artinya model produksi ternak babi di
produksi (kg) pesisir Teluk Doreri dapat dijelaskan
PSP : Pakan Sumber Protein yang oleh variabel-variabel independen,
diberikan selama proses antara lain : a. pakan sumber energi, b.
produksi (kg) pakan sumber protein, c. curahan waktu
JLI : Jumlah Induk yang dimiliki kerja, d. bobot induk dan lahan sebesar
peternak (ekor) 91,40 %, sedangkan sisanya sebesar
TK : Jumlah tenaga kerja yang 8,60 % dipengaruhi oleh faktor-faktor
digunakan dalam usaha diluar model.
(orang) Produksi ternak babi merupakan
CK : Curahan waktu kerja perkalian antara jumlah anak babi lepas
(jam/hari) sapih dengan berat badan anak babi
BI : Bobot badan induk (kg) lepas sapih yang dihasilkan dari usaha
UP : Umur peternak (Tahun) pembibitan babi di Manokwari. Dari
Pddkn : Pendidikan Peternak hasil analisis secara parsial menunjuk
(Tahun) kan bahwa pakan sumber energi, pakan
dimana Tamat SD= 6, Tamat sumber protein, curahan waktu kerja,
SMP= 9, Tamat SMA =12 bobot induk dan luasan lahan yang
Kuliah =17 dimiliki peternak untuk usaha,
Lahan : Lahan yang digunakan berpengaruh positif terhadap produksi
77
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

babi pada usaha peternakan babi di Pakan sumber protein dapat


Teluk Doreri, Kabupaten Manokwari. meningkatkan produksi ternak babi
Pakan sumber energi berpenga ruh dengan elastisitas 0.179 (α = 10 %).
positif terhadap produksi babi dengan Tilman (1999) menyatakan bahwa
elastisitas 0.435 (α = 10 %). Pakan pakan yang dapat dikategorikan sebagai
sumber energi merupakan faktor penting sumber protein adalah pakan yang
yang harus diperhatikan dalam kegiatan memiliki kandungan protein di atas
produksi ternak babi. Kecukupan 20%. Bahan makanan yang pada
pakan, baik secara kualitas maupun umumnya diperlukan untuk memenuhi
kuantitas akan menentukan kebutuhan protein pada ternak babi ialah
keberhasilan produksi dan reproduksi tepung ikan dan bungkil kedelai.
ternak babi. Menurut Velayudan. et al., Menurut Sihombing (2006), ternak babi
(2015), pakan sumber energi dibutuhkan sangat membutukan protein karena
ternak babi untuk fungsi pemeliharaan fungsi protein sebagai pembentuk sel-
dan produksi. Termasuk dalam fungsi sel atau jaringan tubuh (misalnya pada
pemeliharaan adalah metabolism basal, pertumbuhan anak dan babi muda),
aktivitas otot pencernaan, sirkulasi menggantikan sel-sel rusak (misalnya
darah dan penggantian jaringan. memproduksi air susu). Di Pesisir Teluk
Menurut Sihombing (2016) pakan yang Doreri banyak ditemukan limbah ikan,
merupakan sumber energi pada ternak namun para peternak lebih banyak
babi antara lain adalah biji-bijian menggunakan ampas tahu sebagai pakan
(jagung, gandum, sorgum), dari hasil sumber protein untuk ternak babi
sampingan seralia (limbah penggili mereka. Hal ini sesuai studi dari
ngan) dan kelompok umbi-umbian Hernaman, et al., (2005) yang
(singkong, keladi, betatas). Di pesisir menyatakan bahwa ampas tahu bisa
Teluk Doreri sebagian peternak digunakan sebagai pakan ternak babi.
memiliki lahan kebun sendiri sehingga Ditambahkan oleh Stradivari, et al.,
mudah mendapatkan pakan sumber (2015) bahwa ampas tahu memiliki
energi bagi ternak babi mereka. kandungan protein kasar 22,1% dan

78
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

sangat baik digunakan sebagai sumber protein untuk ternak babi.

Tabel 1. Faktor-Faktor Penentu Produksi Babi di Teluk Doreri, Kabupaten Manokwari

Variabel TH Koefesien Std. Error t-Statistic Prob.


Pakan Sumber Energi (kg) + 0.435* 0.240 1.811 0.084
Pakan Sumber Protein (kg) + 0.179* 0.096 1.867 0.075
Jumlah Induk (ekor) + -0.062-ts 0.109 -0.572 0.573
Tenaga Kerja + 0.127-ts 0.168 0.759 0.456
Waktu Kerja + 0.272* 0.154 1.762 0.092
Umur Petani + -0.068-ts 0.149 -0.453 0.655
Pengalaman + 0.124-ts 0.096 1.280 0.214
Bobot Induk + 0.803* 0.413 1.941 0.065
Pendidikan + -0.045-ts 0.059 -0.764 0.453
Lahan + 0.154** 0.068 2.267 0.034
Constanta -1.613 1.722 -0.937 0.359
R-squared 0.914 F-statistic 23,346
Adjusted R-squared 0.875 Prob(F-statistic) 0,000
Keterangan :
* : signifikan pada taraf kepercayaan 90%
** : signifikan pada taraf kepercayaan 95%
ts : tidak signifikan
th : tanda harapan

Bahan pakan yang paling banyak memberikan pakan ubi sebagai pakan
digunakan sebagai pakan babi di tunggal. Dari Tabel 2. tampak bahwa
masyarakat Pesisir Teluk Doreri baru 16,67% peternak menggunakan
Kabupaten Manokwari adalah ubi-ubian pakan ampas tahu sebagai sumber
(56,56 %). Tanaman tersebut protein dalam ransum babi milik
diusahakan di lahan yang dimiliki oleh mereka. Oleh karena itu perlu bagi
peternak babi. Ubi-ubian termasuk pemerintah setempat dalam rangka
golongan pakan sumber energy maka pemberdayaan dan meningkatkan
seharusnya peternak tidak hanya pengetahuan masyarakat peternak babi
79
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

di Kabupaten Manokwari agar Bahan-bahan pakan yang biasa


memberikan pelatihan dan keterampilan digunakan oleh peternak babi di Pesisir
pada masyarakat dalam menyediakan Teluk Doreri Kabupaten Manokwari
ransum yang memenuhi standard disajikan pada Tabel 2.
kebutuhan gizi bagi ternak babi mereka.

Tabel 2. Distribusi Peternak berdasarkan Penggunaan Bahan Pakan Ternak Babi

No. Jenis pakan Kepala Keluarga (KK) Nisbah (%)

1 Ubi – Ubian 18 56,67


2 Limbah rumah tangga 17 50,00
3 Sayur- sayuran 12 37,67
4 Limbah Pasar 7 20,00
5 Ampas tahu 6 16,67

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Bobot induk berpengaruh positif sesuai hasil studi Lubis et al (2016)


terhadap produktivitas usaha ternak babi yang menyatakan bahwa banyaknya
dengan elastisitas 0.803* (α = 10 %). waktu yang tercurah bagi tenaga kerja
Defra (1998) menjelaskan bahwa dalam usaha peternakan akan
kondisi tubuh induk yang nampak pada berpengaruh positif terhadap produksi
bobot induk mempunyai pengaruh yang dan pendapatannya. Bagi peternak babi
signifikan tehadap kemampuan induk di Pesisir Teluk Doreri, waktu yang
untuk memproduksi susu bagi anak- dicurahkan untuk usaha ternak babi
anaknya, sehinga akan berdampak mereka antara lain untuk melakukan
positif pada pertumbuhan bobot hidup kegiatan mencari bahan-bahan pakan
anak pada saat lepas sapih. untuk babi. Dengan semikian babi lebih
Curahan waktu kerja peternak mendapatkan perhatian dan tercukupi
berpengaruh positif terhadap kebutuhan pakan untuk setiap harinya.
produktivitas usaha ternak babi dengan Faktor luasan lahan yang
elastisitas 0.272* (α = 10 %). Hal ini digunakan untuk peternakan babi

80
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

berpengaruh positif terhadap produksi usaha ternak babi perlu peningkatan


ternak babi pada masyarakat Pesisir pengetahuan dan ketrampilan peternak
Teluk Doreri Kabupaten Manokwari dalam membuat ransum babi yang
dengan elastisitas 0.154** (α = 5 %). memiliki kandungan energy dan protein
Hasil ini sesuai pendapat Koirala et al yang memadai.
(2016) bahwa lahan merupakan kunci
utama dalam usaha pertanian. Demikian UCAPAN TERIMAKASIH
pula bagi masyarakat peternak babi di Ucapan terimakasih disampaikan
Pesisir Teluk Doreri Kabupaten kepada Kementerian Ristek Dikti yang
Manokwari keberadaan lahan sangat telah membiayai penelitian ini dengan
menolong peternak tidak saja untuk skema Hibah Bersaing dengan nomor
menjalankan usaha peternakannya kontrak 287.C/UN42/KU/2013.
namun sekaligus sebagai tempat
pasokan pakan bagi ternak babi DAFTAR PUSTAKA
terutama adalah pakan sumber energi. Babovic J., M. Caric, D. Djordjevic, S.
Lazic. 2011. Factors influencing
Sehingga minimal kebutuhan pakan
the economic of the pork meat
ternak dapat lebih terjamin dibanding production. Agric. Econ. 57(4):
203-209.
para peternak yang kurang memiliki
lahan yang cukup. Anonim. 2016. Papua Barat dalam
Angka [West Papua in Numbers].
Badan Pusat Statistik Provinsi
KESIMPULAN Papua Barat. BPS. Papua Barat.
Faktor-faktor produksi peternakan
Defra. 1998. Condition Scoring of Pigs.
babi yang secara positif berpengaruh Departemen of Environment Food
and Rural Affair. Defra
terhadap produksi peternakan babi di
Publication.London. http://www.
Pesisir Teluk Doreri Manokwari adalah Adlib.everysite.couk/adlib/defra.
pakan sumber energi, pakan sumber
Hafzrianda, Y., C.M. Bisai dan A.R.
protein, bobot induk babi, curahan Pajeru. 2012. Analisis
Pertumbuhan dan Potensi
waktu kerja dan luas lahan yang dimiliki
Sektoral. Pertanian dalam
peternak untuk usaha ternak babi. Perekonomian Kabupaten
Untuk mendukung kesuksesan dalam
81
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian “AGRIKA” , Volume 12, Nomor 1, Mei 2018

Jayawijaya. Tahun 2008 – 2012. Pattiselano, F. 2005. Limbah yang


diakses 21-5-2018. berguna: Harapan peternak babi
terhadap sumber pakan alternatif
Hernaman I., R. Hidayat., Mansyur. di pesisir Manokwari. [Useful
2005. Pengaruh pengunaan Waste: Pig Farmers’ Hope for
Molase dalam Pembuatan Silase Feed Source Alternatives in
Campuran Ampas tahu dan Pucuk Manokwari’s Coastal Region]
Tebu Kering terhadap Nilai pH Majalah Pertanian Berkelanjutan
dan Komposisi Zat-zat SALAM. No 13:24-25.
makannannya. Jurnal Ilmu
Ternak. Vol 5(2): 94-99. Sihombing, D.T.H. 2006. Ilmu Ternak
babi. Gadjah mada Press.
Iyai, D.A, B.W.I. Rahayu, I. Sumpe, D. Yogyakarta.
Saragih. 2011. Analysis Of Pig
Profile on Small-Scale. Stradivari.G.E., K. Budaarsa,W. Puger.
2015. Peternakan Tropika. 3(3):
Pig Farmer In Monokwari West Papua. 524-536.
Jurnal the Indonesian Tropical
Animal. 36(3): 190-196. Velayudhan. D.E., I.H. Kim, and C.M.
Nyachoti.2015. Characterization
Jabbar, M.A., and S. Akter. 2008. of Dietary Energy in swine Feed
Market and other factors affecting and Feed Ingredients: A review of
farm specific production efficiensi Recent Research Results.Asian-
in pig production in Vietnam. Australas J.Anim Sci. 28(1):1-13.
Journal of International Food and
Agribusiness Marketing. 20(3):
29-53.

Koirala K.H., A. Mishra.,S. Mohanty.


2016. Impact of Land Ownership
on Productivity and Efeciency of
Rice Farmers. The Case of
Philippines. Land Use Policy 50
:371-378.

Lubis Y.R., A. Firman dan H.Ariel.


2016. Analisis Curahan Waktu
Kerja dan Pendapatan Keluarga
Peternak Sapi Perah.
http://jurnal.unpad.ac,id/ejournal/a
rticle/download/10268/4681.

82

Anda mungkin juga menyukai