PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Amiruddin
34301600767
i
LEMBAR PENGESAHAN
Amiruddin
34301600767
Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji pada tanggal 13 Juli 2020, dan
dinyatakan layak dan memenuhi syarat untuk dilaksanakan penelitian.
ii
KATA PENGANTAR
iii
7. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi
ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas kerja sama serta
dukungannya selama penyusunan proposal skripsi ini.
Semoga segala kebaikan bapak/ibu/saudara mendapat balasan yang
berlimpah dari Allah SWT. Penulis sudah berusaha maksimal menyelesaikan
penyusunan proposal skripsi ini, namun karena keterbatasan waktu, anggaran, dan
pengetahuan maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Fokus Penelitian ........................................................................ 4
1.3 Rumuasan Masalah ..................................................................... 4
1.4 Tujuan Masalah .......................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ................................................................................ 6
2.1.1 Pola Asuh Orang Tua ................................................................. 6
2.1.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua................................................ 6
2.1.1.2 Macam Pola Asuh Orang Tua..................................................... 7
2.1.1.3 Indikator Pola Asuh Orang Tua................................................... 10
2.1.2 Sikap Tanggung Jawab................................................................ 12
2.1.2.1 Pengertian Sikap Tanggung Jawab.............................................. 12
2.1.2.2 Indikator Sikap Tanggung Jawab................................................ 13
2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 18
3.2 Tempat Penelitian ...................................................................... 18
3.3 Sumber Data Penelitian ............................................................. 19
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 20
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................. 21
v
Halaman
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................. 25
3.7 Pengujian Keabsahan Data ........................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 28
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Pola Asuh .................................................................. 11
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Siswa tentang Sikap Tanggung Jawab. . . 22
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Orang Tua tentang Pola Asuh................. 22
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Orang Tua Siswa tentang Pola Asuh............. 23
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Siswa tentang Sikap Tanggung Jawab Siswa 24
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ...................................................................... 33
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Peran pola asuh orang tua di keluarga dalam pendidikan tanggung jawab
pada anak sangat penting, pendidikan dalam keluarga lebih ditujukan kearah
pembinaan nilai-nilai tanggung jawab yang diberikan sebagai bekal, agar kelak anak
mampu melaksanakan kehidupan, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam
pembentukan nilai-nilai kepribadian anak. Sejak kecil anak sudah mendapat
pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan yang diberikan dan
kebiasaan kehidupan orang tuanya sehari-hari dalam keluarga akan mempengaruhi
perkembangan jiwa anak. Contohcontoh dalam kehidupan sehari-hari yang orang tua
tampilkan dijadikan panduan untuk anak dalam mengembangkan sikap tanggung
jawab.
Berdasarkan pernyatan diatas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang
tua dalam keluarga merupakan bagian dari pendidikan awal bagi anak. Pola asuh
orang tua mempunyai pengaruh besar dalam menanamakan nilai dalam
pembentukan karkakter dan kepribadian anak. Menuruit Ihsan (2014: 57)
menyatakan bahwa bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga
akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti, dan
kepribadian tiap-tiap manusia. Tabiat, tindakan, dan sifat anak sangat dipengaruhi
oleh pendidikan dalam keluarga. Nilai-nilai luhur antara lain nilai religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, tanggung jawab, dan
sebagainya tidak lepas dari peran keluarga. Sikap tanggung jawab diharapkan
dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan pada anak melalui pengasuhan yang baik
oleh orang tua.
Tujuan pendidikan nilai dalam keluarga salah satunya adalah menghasilkan
sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan seperti sikap tanggung jawab.
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab itu bersifat kodrati,
artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti
dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada
pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab
itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi
kepentingan pihak lain.
3
Data lain didapat dari hasil wawancara dengan orang tua siswa. Hampir
semua orang tua dari siswa kelas III SDN Bandugrejo 03menyatakan bahwa anak
mereka sangat sulit diatur dan sangat sulit ketika diminta untuk mengerjakan
tugas dari sekolah. Satelah dilakukan wawancara lebih mendalam bahawa
sebagian besar orang tua siswa bekerja di pabrik yang mengakibatkan pola asuh
pada anak mereka dilakukan oleh kakek/ nenek bahkan oleh pembantu. Sehingga
pola asuh yang diberikan cenderung memanjakan anaknya.
Berdasarkan masalah yang sudah dijelaskan, masih ada siswa yang
belum bisa mengemban perilaku tanggung jawab dengan baik, meskipun masih
usia kanak-kanak yang karakternya bermain harus diajari sikap tanggung jawab
karena akan berpengaruh ketika siswa itu dewasa. Maka dari itu, untuk
meningkatkan sikap tanggung jawab siswa perlu adanya manajamen kelas.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perlu adanya penelitan untuk
menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri siswa dengan cara “Analisis Pola
Asuh Orang Tua Terhadap Sikap Tanggung Jawab Siswa Kelas III SDN
Badungrejo 03”.
1.2 Fokus Penelitian
Pada penelitian ini penulis berfokus pada pola asuh orang tua dan sikap
tanggung jawab siswa dikelas III SDN Bandungrejo 03
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak pola asuh orang tua terhadap sikap tanggung jawab
siswa kelas III SDN Bandungrejo 03?
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat pola asuh orang tua terhadap
sikap tanggung jawab siswa kelas III SDN Bandungrejo 03?
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka dapat diuraikan tujuan penelitan
sebagai berikut :
1. Mengetahui dampak pola asuh orang tua terhadap sikap tanggung jawab
siswa kelas III SDN Bandungrejo 03.
5
2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pola asuh orang tua terhadap
sikap tanggung jawab siswa kelas III SDN Bandungrejo 03.
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, dapat diharapkan memberikan manfaat
kepada pihak-pihak yang terkait antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan sumber
pelengkap bagi semua pihak tentang pengaruh pola asuh orang tua dalam
meningkatkan sikap tanggung jawab siswa kelas III SDN Bandungrejo
03.
b. Sebagai sumber referensi dan bahan kajian bagi semua pihak untuk
menambah wawasan dalam memperlakukan anak dengan pola asuh
orang tua.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Menambah informasi bagi guru tentang pentingnya pola asuh
orang tua terhadap sikap tanggung jawab siswa SDN Bandungrejo 03
diharapkan dapat mempermudah guru mengendalikan kelas dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
b. Bagi Orang Tua
Mendorong munculnya inovasi dan kreatifitas orang tua dalam
memberikan pengajaran atau pengasuhan kepada anak-anak.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan target pencapaian di SDN Bandungrejo 03.
2) Meningkatkan kualitas pendidikan sekolah yang semakin maju dan
unggul di SDN Bandungrejo 03.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
7
kecenderungan pola asuh orang tua yaitu: pola asuh otoriter, pola asuh
demokartis, dan pola asuh permisif. Berikut penjelasan dari ketiga macam
pola asuh orang tua tersebut sebagai berikut.
a. Pola Asuh Otoriter
Yaitu pola asuh yang menetapkan standar mutlak yang harus dituruti.
Kadangkala disertai dengan ancaman, misalnya kalau tidak mau makan, tidak
akan diajak bicara atau bahkan dicubit. Menurut Schochib,(2013,:15), orang tua
yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri kaku, tegas, suka
menghukum, kurang ada kasih sayang serta simpatik, orang tua memaksa
anakanak untuk patuh pada nilai-nilai mereka serta mencoba membentuk lingkah
laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak,
orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri
dan jarang memberi pujian, hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab
seperti anak dewasa.
Dalam penelitian (Gunarsa, 2013: 86)ditemukan bahwa orang yang
otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik. Sementara itu,
menurut Hurlock (2013: 14) dikatakan bahwa orang tua yang otoriter tidak
memberikan hak anaknya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarakan
perasaan-perasaannya. Sedangkan menurut Mulyani (2013:16) menyatakan bahwa
orang tua adalah: orang tua amat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaaan
tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada perintah-perintah orang tua.
Dengan berbagai cara, segala tingkah laku anak dikontrol dengan ketat. Orang tua
seperti itu akan membuat anak tidak percaya diri, penakut, pendiam, tertutup,
tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, kepribadian lemah
dan seringkali menarik diri dari lingkungan sosialnya, bersikap menunggu dan tak
dapat merencakan sesuatu.
b. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan
anak tetapi tidak ragu untuk mengendalikan mereka pula. Pola asuh seperti ini
kasih sayangnya cenderung stabil atau pola asuh bersikap rasional. Orang tua
9
bersifat hangat.
3 Pola Asuh 1. Pengawasan yang sangat 1. Anak-anak yang
Permisive longgar. implusive
2. Memberikan kebebasan 2. Agresif
untuk memilih dan 3. Tidak patuh
melakukan tindakan, tanpa 4. Manja
memberikan pengawasan 5. Kurang mandiri
dan bimbingan. 6. Mau menang sendri
3. Orang tua tidak menegur 7. Kurang percaya diri
atau memperingatkan anak 8. Kurang matang secara
apanila anak sedang dalam sosial.
bahaya.
4. Sangat sedikit bimbingan.
5. Orang tua bersifat hangat.
METODE PENELITIAN
18
19
yang diteliti terkait sikap tanggung jawab siswa saat pembelajaran via daring
dilihat dari kegiatan yang diberikan oleh guru sebagai berikut.
1) Berani mengungkapkan pendapat sendiri
2) Melaksanakan tugas kelompok yang diberikan guru
3) Melaksanakan tugas individu yang diberikan guru
4) Menjaga dan mengembalikan barang milik orang lain atau milik sekolah
5) Berani mengakui kesalahan tanpa unsur paksaan
6) Mengikuti pembelajaran daring sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini ada
tiga macam. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara mendalam,
observasi, dan dokumentasi. Paparan mengenai teknik pengumpulan data sebagai
berikut.
1. Teknik Wawancara Mendalam
Wawancara digunakan dalam teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2010:194).
Wawancara mendalam yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti
untuk mendapatkan informasi secara lisan melalui tanya jawab, yang berhadapan
langsung dengan sejumlah informan yang dapat memberi keterangan-keterangan
yang berkaitan permasalahan penelitian.
Pada tahap wawancara mendalam ini, peneliti menggali data yang
mendalam tentang pola asuh orang tua di rumah serta tanggung jawab siswa baik
di rumah taupun di sekolah. Peneliti memilih wawancara mendalam dalam
penelitian ini dikarenakan wawancara mendalam bersifat luwes, sehingga para
informan tidak hanya memberi jawaban yang sejujur-jujurnya ketika di
wawancarai tetapi juga lengkap, terjabarkan dan didorong untuk mengemukakan
perasaannya dengan bebas dan nyaman.
21
2. Teknik Angket
Angket dalam penelitian ini berupa sikap tanggung jawab siswa sebagai
salah satu variabel yang akan diteliti. Teknik angket dilakukan guna mengetahui
sikap tanggung jawab siswa setelah mengikuti pembelajaran guru berdasarkan
hasil analisis pola asuh orang tua di rumash.
3. Teknik Dokumentasi
Studi dokumenter (dokumentary study) adalah suatu teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata 2010:221). Dokumen tertulis
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peraturan dirumah yang dibuta oleh
orang tua. Hasil analisis dari data dokumen tersebut digunakan untuk mengkaji
dan menganalisis sikap tanggung jawab yang ditunjukkan oleh siswa kelas III.
3.5 Instrumen Penelitian
Sudaryono (2013: 30) menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan dgunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
a. Wawancara Siswa
Pengumpulan data melalui wawancara sudah sangat sering dilakukan
dalam sebuah penelitian. Peneliti mewawancarai orang tua siswa serta peserta
didik kelas III SDN Bandungrejo 03 yang digunakan peneliti untuk memperoleh
data yang mendalam terkait pola asuh orang tua. Adapun aspek yang menjadi
pertanyaan dalam pedoman wawancara meliputi sikap tanggung jawab siswa
dalam mengerjakan tugas dari sekolah di rumah. Berikut kisi-kisi wawancara yang
dilakukan dengan siswa tersaji pada Tabel 3.1.
22
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Siswa tentang Sikap Tanggung Jawab Siswa
2. Angket
Menurut Arikunto (2013:128) mendefinisikan angket adalah:”Sejumlah
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan kepribadiannya atau dalam hal-hal yang
diketahui. Melalui angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis
dari responden atas sejumlah pertanyaan yang berkaitan di dalam angket
tersebut”. Pengumpulan data penelitian selanjutnya menggunakan lembar angket
yang akan dilakukan kepada siswa dan orang tua siswa.
a. Angket Pola Asuh (orang tua siswa)
Hal yang dimaksud untuk mengetahui pola asuh yang diberikan oleh orang
tua di rumah. Berikut ini Tabel 3.3 menyajikan kisi-kisi angket yang hendak
diisi oleh orang tua siswa.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Orang Tua Siswa tentang Pola Asuh
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat
yaitu pola asuh orangtua(X) dan sikap tanggung jawab (Y). Hasil pengumpulan
data tentang variabel-variabel yang diteliti melalui angket yang diberikan pada
siswa kelas III di SDN Bandungrejo 03. Pada pembahasan berikut ini disajikan
data berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian, dimana untuk mengetahui
pola asuh orangtua terhadap sikap tanggung jawab siswa. Jumlah sampel
penelitian adalah 6 siswa kelas III SDN Bandungreko 03. Untuk mendapatkan
gambaran secara utuh pada setiap data dapat dilihat pada deskripsi masing-masing
Dalam penelitian ini, informan utamanya adalah siswa kelas III SDN
Bandungrejo 03. Subyek dalam penelitian ini dipilih 6 orang siswa beserta orang
tuanya. Dilihat dari latar belakang ekonomi keluarga yang beragam dan pekerjaan
Dalam penelitian ini seluruh nama informan bukanlah nama mereka yang
sebenarnya, tetapi nama samaran. Hal ini peneliti lakukan untuk menghindari
berbagai kemungkinan negatif yang akan terjadi pada mereka sebagai akibat dari
penelitian ini. Berikut ini adalah deskripsi tentang para informan tersebut.
29
30
a. Siswa 1
Siswa 1 adalah salah satu siswa kelas III SD Bandungrejo 03 yang berusia
9 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Ia merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai seorang guru PNS sedangkan ibunya juga
merupakan guru PNS. Sehari-hari ayah dan ibunya berangkat mulai pukul 06.30
dan sampai di rumah ketika jam sudah menunjukkan pukul 14.30. Siswa 1 di
rumah bersama adiknya yang masih berusia 4 tahun dengan ditemani seorang
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya dari sekolah secara mandiri.
Siswa 1 juga diberikan tugas untuk membantu menjaga adiknya ketika ayah dan
b. Siswa 2
Siswa 2 adalah salah satu siswa kelas III SD Bandungrejo 03 yang berusia
9 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Ia merupakan anak ke tiga dari tiga
seorang ibu rumah tangga. Sehari-hari ayah berangkat mulai pukul 06.30 dan
sampai di rumah ketika jam sudah menunjukkan pukul 12.30. Siswa 2 di rumah
pertamanya baru lulus SMA dan kakak ke dua sekarang kelas 3 SMP. Sebagai
anak perempuan, siswa 2 sangat rajin membantu ibunya. Serta dalam mengerjakan
kakaknya.
31
c. Siswa 3
Siswa 3 adalah salah satu siswa kelas III SD Bandungrejo 03 yang berusia
ibunya seorang ibu rumah tangga. Sehari-hari ayah berangkat mulai pukul 06.30
dan sampai di rumah ketika jam sudah menunjukkan pukul 14.30. Siswa 3 di
rumah bersama ibunya, adiknya yang masih berusia 2 tahun. Memiliki adik yang
msih kecil membuat siswa 3 merasa iri karena ibunya lebih memperhatikan
d. Siswa 4
Siswa 4 adalah salah satu siswa kelas III SD Bandungrejo 03 yang berusia
10 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Ia merupakan anak pertama dari keluarga
tersebut. Ayahnya bekerja sebagai guru PNS, sedangkan ibunya bekerja sebagai
bidan. Sehari-hari ayah dan ibunya berangkat mulai pukul 06.30 dan sampai di
rumah ketika jam sudah menunjukkan pukul 14.30. Siswa 4 di rumah bersama
seorang asisten rumah tangga. Siswa 4 sangat diberikan kebebasan oleh kedua
orang tuanya, siswa 4 semenjak kecil memeng banyak tinggal sama asisiten
rumah tangganya kurangnya perhatian membuat sisiwa ini sedikit lalay dalam
e. Siswa 5
Siswa 5 adalah salah satu siswa kelas III SD Bandungrejo 03 yang berusia
tersebut tinggal bersama nenek kakeknya karena ayah dan ibunya sudah berpisah.
Ibunya bekerja di luar kota sedangkan ayahnya tidak ada kabar. Siswa 5 sangat
sekolah sisiwa 5 memiliki kesulitan karena tidak ada yang memeberikan bantuan
f. Siswa 6
Siswa 6 adalah salah satu siswa kelas III SD Bandungrejo 03 yang berusia
ayahnya berangkat mulai pukul 06.30 dan sampai di rumah ketika jam sudah
menunjukkan pukul 14.30, sedangkan ibunya berangkat sekitar pukul 08.00 dan
pulang pukul 16.00. Siswa 6 di rumah bersama nenek dan adiknya yang berumur
Neneknya yang terlalu fokus sama adiknya sehingga siswa 6 banyak main, kurang
sekolahnya..
4.1.2 Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Sikap Tanggung Jawab
Pola asuh orang tua yang bermacam-macam akan memberikan dampak
yang berbeda pada sikap tanggung jawab si anak. Berikut disajikan data terkait
dengan dampak pola asuh orangtua terhadap sikap tanggung jawab anak.
1. Siswa 1
Siswa 1 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran dan dalam kegiatan di
rumah ia berani mengungkapkan pendapat dengan jelas, ia juga mampu
melaksanakan tugas kelompok yang diberikan oleh sekolah, selain melaksanakan
33
penuh namun memeberikan beberapa aturan, orang tua sisiwa 2 tidak memberikan
hadiah ataupun hukuman kepada siswa 2. Setiap kesalahan yang di buat siswa 2
orang tunya hanya memeberikan teguran.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang
diberikan oleh orangtua siswa 2 memberikan dampak yang cukup baik bagi sikap
tanggung jawab anaknya.
3. Siswa 3
Siswa 3 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran dan dalam kegiatan di
rumah ia tidak berani mengungkapkan pendapat dengan jelas, ia tidak mampu
melaksanakan tugas kelompok maupun tugas individu yang diberikan oleh
sekolah. Di luar rumah ketika ia menemukan sesuatu yang bukan miliknya ia
menyimpannya begitu pula ketika di rumah ia tidak mengembalikan benda yang
ia temukan apalagi jika benda yang di temukan itu berguna untuk dirinya. Ia tidak
berani mengakui kesalahan ketika ia memang melakukan kesalahan. Ia jarang
melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan jadwal, tugasnya di selesaikan jika di
awasi dan itupun asal-asalan.
Ayah siswa 3 memiliki pekerjaan sebagai buruh di perusahaan swasta
sedangkan ibunya sebagi ibu rumah tangga. Orang tua dari siswa 3 memberikan
kebebasan penuh tanpa memberikan aturan apapun, akan tetapi orang tua sisiwa 3
memberikan hukuman kepada siswa 3 jika membuat kesalahan.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang
diberikan oleh orangtua siswa 3 memberikan dampak yang tidak baik bagi sikap
tanggung jawab anaknya.
4. Siswa 4
Siswa 4 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran dan dalam kegiatan di
rumah ia berani mengungkapkan pendapat dengan jelas, ia juga mampu
melaksanakan tugas kelompok yang diberikan oleh sekolah, selain melaksanakan
tugas kelompok, ia juga mampu menyelesaikan tugas individu. Di sekolah ketika
ia menemukan sesuatu yang bukan miliknya maka ia akan segera mengembalikan
barang tersebut kepada pemiliknya, begitupun juga ketika di rumah. Ia berani
mengakui kesalahan ketika ia memang melakukan kesalahan. Ia melakukan
35
yang diperintahkan. Siswa 5 memiliki sikap tanggung jawab yang baik setiap hari
sisiwa 5 mau membantu nenek dan kakenya.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang
diberikan oleh orangtua siswa 5 memberikan dampak yang baik bagi sikap
tanggung jawab anaknya.
6. Siswa 6
Siswa 6 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran dan dalam kegiatan di
rumah ia tidak berani mengungkapkan pendapat dengan jelas, ia tidak mampu
melaksanakan tugas kelompok maupun tugas individu yang diberikan. Di luar
rumah ketika ia menemukan sesuatu yang bukan miliknya ia segera
mengembalikan barang tersebut, begitu pula ketika di rumah . Ia tidak berani
mengakui kesalahan ketika ia memang melakukan kesalahan. Ia tidak melakukan
kegiatan di rumah sesuai dengan jadwal, tugasnya sering kali tidak di selesaikan.
Orang tua siswa 6 termasuk orang tua yang sibuk, sehingga untuk sehari-
harinya siswa 6 tinggal bersama nenek dan adknya yang masih berumur 3 tahun.
Kartena itu, orang tua dari siswa 6 memberikan kebebasan penuh tanpa
memberikan aturan apapun, orang tua sisiwa 6 tidak memberikan hukuman ketika
ia melakukan kesalahan, dan tidak memberikan hadiah kepada ia jika dapat
melakukan sesuatu yang diperintahkan. Siswa 6 tidak memiliki sikap tanggung
jawab yang baik setiap hari sisiwa 6 banyak bermain dan melalayakan tugas yang
diberikan..
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang
diberikan oleh orangtua siswa 6 memberikan dampak yang tidak baik bagi sikap
tanggung jawab anaknya.
4.1.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Sikap Tanggung Jawab
Terdapat beragam faktor pendukung dan penghambat pola asuh orangtua
terhadap sikap tanggung jawab anak. Hasil penelitian menunjukkan hasil sebagai
berikut.
37
1. Siswa 1
Keberhasilan pola asuh orang tua siswa 1 terhadap siswa 1 sehingga ia
berani mengungkapkan pendapat dengan jelas, ia juga mampu melaksanakan
tugas kelompok yang diberikan oleh sekolah, selain melaksanakan tugas
kelompok, ia juga mampu menyelesaikan tugas individu. Di dalam rumah ketika
ia menemukan sesuatu yang bukan miliknya maka ia akan segera mengembalikan
barang tersebut kepada pemiliknya, begitupun juga ketika di rumah. Ia berani
mengakui kesalahan ketika ia memang melakukan kesalahan dipengaruhi oleh
faktor pendidikan dari orang tua. Orangtua yang memiliki pendidikan yang tinggi
akan lebih memperhatikan pengasuhannya untuk anak.
Selain faktor pendidikan juga orangtua memiliki faktor kesiapan sebagai
orang tua. Orang tua yang merasa dirinya siap untuk memiliki anak maka akan
lebih mudah dalam mengatur pola asuhnya secara terarah.
Sedangkan penghambat pola asuh orang tua terhadap sikap tanggung
jawab anaknya, yaitu siswa jarang melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan
jadwal, tugasnya di rumah akan diselesaikan ketika dia merasa tidak sedang malas
untuk mengerjakannya ialah faktor pekerjaan yang memang tidak memungkinkan
orangtua siswa 1 untuk mendampingi kegiatan siswa 1 di rumah setiap saat.
2. Siswa 2
Dalam pola asuh orang tua siswa 2 terhadap siswa 2 kurang begitu berhasil
sehingga ia tidak berani mengungkapkan pendapat dengan jelas, namu siswa 2
mampu melaksanakan tugas kelompok yang diberikan oleh sekolah, selain
melaksanakan tugas kelompok, ia juga mampu menyelesaikan tugas individu. Di
dalam rumah ketika ia menemukan sesuatu yang bukan miliknya maka ia akan
segera mengembalikan barang tersebut kepada pemiliknya, begitupun juga ketika
di rumah. Ia berani mengakui kesalahan ketika ia memang melakukan kesalahan
dipengaruhi oleh faktor kebiasan sikap jujur orang tuanya sebagai pedagang.
Pola asuh yang di berikan sisiwa 2 memang tidak sepenuhnya berhasil
naman ada beberapa prilaku baik yang didapatkan siswa 2 dari pola ssuh yang di
berikan orang tuanya. Salah satu faktornya adalah bahwa siswa 2 masih di asuh
langsung oleh ibunya sehingga pola asuhnya masih di arahkan ke hal yang baik.
38
yang bekerja sebagi buruh swasta hanya lulusan SMA, ibunya hanya juga lulusan
SMA serta masih punya adik yang masih kecil sehingga siswa 3 kurang di
perhatikan.
4. Siswa 4
Keberhasilan pola asuh orang tua siswa 4 terhadap siswa 4 sehingga ia
berani mengungkapkan pendapat dengan jelas, ia juga mampu melaksanakan
tugas kelompok yang diberikan oleh sekolah, selain melaksanakan tugas
kelompok, ia juga mampu menyelesaikan tugas individu. Di dalam rumah ketika
ia menemukan sesuatu yang bukan miliknya maka ia akan segera mengembalikan
barang tersebut kepada pemiliknya, begitupun juga ketika di rumah. Ia berani
mengakui kesalahan ketika ia memang melakukan kesalahan dipengaruhi oleh
faktor pendidikan dari orang tua. Orangtua yang memiliki pendidikan yang tinggi
akan lebih memperhatikan pengasuhannya untuk anak.
Selain faktor pendidikan juga orangtua memiliki faktor kesiapan sebagai
orang tua. Orang tua yang merasa dirinya siap untuk memiliki anak maka akan
lebih mudah dalam mengatur pola asuhnya secara terarah.
Sedangkan penghambat pola asuh orang tua terhadap sikap tanggung
jawab anaknya, yaitu siswa jarang melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan
jadwal, tugasnya di rumah akan diselesaikan ketika dia diingatkan dan tidak lupa.
ialah faktor pekerjaan yang memang tidak memungkinkan orangtua siswa 4 untuk
mendampingi kegiatan siswa 4 di rumah setiap saat.
5. Siswa 5
Keberhasilan pola asuh orang tua siswa 5 terhadap siswa 5 sehingga ia a
juga mampu melaksanakan tugas kelompok yang diberikan oleh sekolah, selain
melaksanakan tugas kelompok, ia juga mampu menyelesaikan tugas individu. Di
dalam rumah ketika ia menemukan sesuatu yang bukan miliknya maka ia akan
segera mengembalikan barang tersebut kepada pemiliknya, begitupun juga ketika
di rumah. Ia berani mengakui kesalahan ketika ia memang melakukan kesalahan
dipengaruhi oleh faktor pendidikan dari orang tua. Ia melakukan kegiatan di
rumah sesuai dengan jadwal yang ia buat, tugasnya selalu di selesaikan tepat
40
waktu namun karena tidak ada yang membantu terkadang apa yang di kerjakan
hasilnya kurang baik
Selain faktor kasih sayang yang di berikan nenenk dan kakeknya siswa 5
memiliki sikap empati yang baik yang tidak mau menyusahakan nenek dan
kakeknya..
Sedangkan penghambat pola asuh orang tua terhadap sikap tanggung
jawab anaknya, yaitu siswa tidak berani mengungkapkan pendapat dengan jelas,
hal tersebut bisa terjadi karena siswa 5 merupakan siswa yang pendiam dan
pemalu akibat pola asuh (tidak tinggal dengan orang tua).
6. Siswa 6
Dalam pola asuh orang tua siswa 6 terhadap siswa 6 kurang berhasil ia
tidak berani mengungkapkan pendapat dengan jelas, ia tidak mampu
melaksanakan tugas kelompok maupun tugas individu yang diberikan. Di luar
rumah ketika ia menemukan sesuatu yang bukan miliknya ia segera
mengembalikan barang tersebut, begitu pula ketika di rumah . Ia tidak berani
mengakui kesalahan ketika ia memang melakukan kesalahan. Ia tidak melakukan
kegiatan di rumah sesuai dengan jadwal, tugasnya sering kali tidak di selesaikan.
Hal tersebut karena orang tua siswa 6 memberikan kebebasan yang berlebihan
dan selama ini siswa 6 tinggal dengan nenenknya dan adiknya yang masih keci
yang perlu perhatian lebih.
Faktor utama ketidak berhasilan pola asuh siswa 6 karena kedua orang
tuanya yang sibuk bekerja sehingga siswa 6 kurang mendapatkan perhatian dan
pola asuh yang tepat.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Sikap Tanggung Jawab
Pola asuh orang tua diapresiasi anak sebagai undangan, bantuan,
bimbingan, dan dorongan untuk membentuknya mengembangkan diri sebagai
pribadi yang berkarakter adalah orang tua yang mampu memancarkan
kewibawaan pada anak (Suteja dan Yusirah, 2017). Menurut Annarisa (2014)
hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pola asuh orang tua memiliki peran
41
dalam pembentukan sikap seorang anak, semakin tinggi pola asuh yang diterapkan
orang tua maka tanggung jawab anak menjadi tinggi. Ini berarti pola asuh orang
tua terbukti memiliki pengaruh terhadap tanggung jawab anak.
Penelitian ini mengkaji pola asuh orang tua terhadap sikap tanggung jawab
dari 6 siswa kelas III SD Bandungrejo 03 yang berumur 9-10 tahun. Berdasarkan
hasil kajian dampak pola asuh orang tua terhadap sikap tanggung jawab siswa
sebagai berikut.
1. Siswa 1
Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang diberikan
orang tua siswa 1 berupa pola asuh demokratis. Dapat dilihat dari cara pola
asuh yang dilakukan orang tua siswa 1 dengan adanya kesempatan bagi anak
untuk berpendapat, memberikan hukuman diberikan akibat perilaku sala,
memberi pujian dan atau hadiah kepada perilaku yang benar, orang tua
membimbing dan mengarahkan tanpa memaksakan kehendak kepada anak,
memeberi penjelasan secara rasional jika pendapat anak tidak sesuai, dan oran
tua mempunyai pandangan masa depan yang jelas terhadap anaknya.
Dari bentuk pola asuh yang diberikan orang tua siswa 1, siswa 1
menjadi anak yang lebih bertanggung jawab. Siswa 1 termasuk siswa yang
bertanggung jawab dapat dilihat dari siswa 1 yang memiliki sikap berani
mengungkapkan pendapat, dapat melaksanakan tugas kelompok dan tugas
individu dari sekolah, menjaga dan mengembalikan barang milik orang lain,
berani mengakui kesalahan tanpa unsur paksaan. Namun siswa 1 belum bisa
melakukan kegiatan dirumah sesuai dengan jadwal yang diterapkan.
2. Siswa 2
Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang diberikan
orang tua siswa 2 berupa pola asuh permisine. Dapat dilihat dari cara pola
asuh yang dilakukan orang tua siswa 2 dengan memberikan kebebasan penuh
tanpa ada batasan dan aturan dari orangtua, tidak adanya hadiah atau pun
pujian meski anak berperilaku sosial baik, tidak ada nya hukuman meski anak
melanggar peraturan, kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan anak
sehari-hari, dan orangtua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas. Setiap
42
asuh yang dilakukan orang tua siswa 4 dengan adanya peraturan yang ketat
yang di buat orang tua yang harus di terapkan, segala peraturan yang dibuat
harus dipatuhi oleh anak. Namun orang tua siswa masih memberikan
kesempatan kepada anaknya untuk berpendapat serta orang tua siswa selalu
memberikan hadiah jika anaknya melakukan hal yang baik dan
membanggakan. Ketika siswa 4 melakukan kesalahan orang tua siswa
memberikan hukuman baik fisik maupun verbal.
Dari bentuk pola asuh yang diberikan orang tua siswa 4, siswa 4
menjadi anak yang lebih bertanggung jawab. Siswa 4 termasuk siswa yang
bertanggung jawab dapat dilihat dari siswa 4 yang memiliki sikap berani
mengungkapkan pendapat, dapat melaksanakan tugas kelompok dan tugas
individu dari sekolah, menjaga dan mengembalikan barang milik orang lain,
berani mengakui kesalahan tanpa unsur paksaan, dan siswa 4 mampu
melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan jadwal, tugasnya di rumah akan
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
5. Siswa 5
Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang diberikan
orang tua siswa 5 berupa pola asuh permisine. Dapat dilihat dari cara pola
asuh yang dilakukan orang tua siswa 5 dengan memberikan kebebasan penuh
tanpa ada batasan dan aturan dari orangtua, kurang kontrol terhadap perilaku
dan kegiatan anak sehari-hari, dan orangtua hanya berperan sebagai pemberi
fasilitas. Namun orang tua siswa 5 masih memberikan hadiah atau pun pujian
ketika anaknya berperilaku sosial baik dan berprestasi.
Dari bentuk pola asuh yang diberikan orang tua siswa 5, siswa 5
menjadi anak yang bertanggung jawab. Siswa 5 termasuk siswa yang
bertanggung jawab dapat dilihat dari siswa 5 yang memiliki sikap dapat
melaksanakan tugas kelompok dan tugas individu dari sekolah, menjaga dan
mengembalikan barang milik orang lain, berani mengakui kesalahan tanpa
unsur paksaan, dan siswa 5 mampu melakukan kegiatan di rumah sesuai
dengan jadwal, tugasnya di rumah akan diselesaikan sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat. Namun siswa 5 tidak tidak berani mengungkapkan
44
pendapat dengan jelas, hal tersebut karena sisw 5 seorang siwa yang pemalu.
Ia akan berbicara ketika di tujuk guru itupun dengan nada suara yang pelan.
6. Siswa 6
Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang diberikan
orang tua siswa 6 berupa pola asuh permisine. Dapat dilihat dari cara pola
asuh yang dilakukan orang tua siswa 6 dengan memberikan kebebasan penuh
tanpa ada batasan dan aturan dari orangtua, tidak adanya hadiah atau pun
pujian meski anak berperilaku sosial baik, tidak ada nya hukuman meski anak
melanggar peraturan, kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan anak
sehari-hari, dan orangtua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas. Setiap
kesalahan yang dilakukan siswa 6 orang tuanya hanya mengur tanpa
memberikan hukuman.
Dari bentuk pola asuh yang diberikan orang tua siswa 6, siswa 6
menjadi anak yang cukup bertanggung jawab. Siswa 6 termasuk siswa yang
kurang bertanggung jawab dapat dilihat dari siswa 6 yang tidak memiliki
sikap berani mengungkapkan pendapat dengan jelas, tidak mampu
melaksanakan tugas kelompok maupun tugas individu yang diberikan, tidak
berani mengakui kesalahan ketika ia memang melakukan kesalahan, tidak
melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan jadwal, tugasnya sering kali
tidak di selesaikan. Namun siswa 6 masih memiliki sikap jika di luar rumah
ketika menemukan sesuatu yang bukan miliknya siswa 6 segera
mengembalikan barang tersebut, begitu pula ketika di rumah.
4.2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Sikap Tanggung Jawab
Dalam setiap pola asuh yang diberikan terdapat faktor pendukung dan
penghambat untuk setiap keberhasilan pola asuh terhadap sikap tanggung jawab
siswa. Berdasarkan hasil kajian pola asuh orang tua terhadap sikap tanggung
jawab dari 6 siswa kelas III SD Bandungrejo 03 yang berumur 9-10 tahun.
Berdasarkan hasil kajian dampak pola asuh orang tua terhadap sikap tanggung
jawab siswa di temukan beberapa faktor pendukung dan penghambat.
45
1. Siswa 1
Dari hasil kajian didapatkan bahwa siwa 1 memiliki sikap tanggung
jawab yang baik hal tersebut dikarenakan pola asuh demokratis yang
diberikan orang tua siswa 1. Faktor pendukung dari keberhasilan pola asuh
terhadap sikap tanggung jawab siswa didapat karena kedua orang tua siswa 1
merupakan seorang Guru PNS. Pendidikan orang tua siswa 1 sangat
mendukung terciptanya pola asuh yang baik, hal lain adalah faktor ekonomi
yang menunjang. Dengan demikian orang tua siswa 1 sangat siap untuk
memiliki anak dan mendidik anak.
Namun masih terdapat faktor penghambat atas keberhasilan pola asuh
yang diberikan siswa 1 yaitu keterbatasan waktu orang tua bersama-sama
dengan siswa 1. Hal tersebut menjadikan siswa 1 belum bisa melakukan
keguiatan dirumah sesuai dengan jadwal yang diterapkan, siswa 1 masih
memiliki rasa malas dalam menjalankan jadwal yang diterapkan.
2. Siswa 2
Dari hasil kajian didapatkan bahwa siswa 2 memiliki sikap cukup
tanggung jawab, hal tersebut dikarenakan pola asuh permisine yang diberikan
orang tua siswa 2. Faktor pendukung dari keberhasilan pola asuh terhadap
sikap tanggung jawab siswa didapat karena secara ekonomi orang tua siswa
telah mapan serta siswa 2 langsung di asuh oleh ibunya yang selalu ada di
rumah. selain itu ayah siswa 2 yang merupakan pedagang di pasar memiliki
sikap yang jujur yang ditanamkan kepada anaknya, hal tersebut mendukung
terciptanya pola asuh yang baik.
Namun masih terdapat faktor penghambat atas keberhasilan pola asuh
yang diberikan orang tua siswa 2 yaitu faktor pendidikan, pendidikan orang
tuanya yang tidak begitu tinggi, ayahnya yang bekerja sebagi pedagang
lulusan SMA, sedangkan ibunya hanya lulusan SMP. Hal tersebut
menunjukan bahwa siswa 2 kurang dilatih untuk berani berpendapat.
3. Siswa 3
46
siswa 5 memiliki sikap empati yang baik sehingga pola asuh yang di berikan
behasil. Selain itu dukungan ibunya yang tinggal di luar kota untuk bekerja
menjadi faktor pendukung..
Namun masih terdapat faktor penghambat atas keberhasilan pola asuh
yang diberikan kepada siswa 5 yaitu , yaitu siswa tidak berani
mengungkapkan pendapat dengan jelas, hal tersebut bisa terjadi karena siswa
5 merupakan siswa yang pendiam dan pemalu akibat pola asuh (tidak tinggal
dengan orang tua).
6. Siswa 6
Dari hasil kajian didapatkan bahwa siwa 6 memiliki sikap tanggung
jawab yang baik hal tersebut dikarenakan pola asuh permisine yang diberikan
orang tua siswa 6. Faktor keberhasilan pola asuh siswa 6 adalah faktor
ekonomi yang baik, selain itu orang yang mengasuhnya masih keluarga yaitu
neneknya..
Namun masih terdapat faktor penghambat atas keberhasilan pola asuh
yang diberikan kepada siswa 6 yaitu, siswa 6 tidak bertanggungjawabnya
siswa 6 terhadap tugas-tugas sekolah yang diberikan, hal tersebut karena
kurangnya perhatian dfari kedua orang tua siswa 6 yang sibuk bekerja.
Faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pola asuh terhadap sikap
tanggung jawab anak memang sangat tergantung dari bagai mana orang tua
menerapkan pola asuhnya. Pola asuh otoriter, demokratis, maupun permisine
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.. faktor yang utama adal
seperti yang dikemukakan oleh Novi (204) dalam bukunya yang berjudul “cara-
cara mengasuh anak yang sering diabaikan orang tua” menyatakan pada dasarnya,
anak adalah manusia seutuhnya yang di dalam dirinya terdapat hak-hak yang
harus diperhatikan dan dipenuhi, khususnya oleh orang tua. Hal tersebut sejalan
dengan yang di sampaikan Suteja dan Yusriah (2017) menyampaikan bahwa
pemenuhan hak-hak tersebut hanya bisa tercapai jika orang tua tidak abai terhadap
pola asuh yang benar dalam membesarkan seorang anak. Selain itu, dasar dari
perkembangan kehidupan anak adalah adanya perlindungan terhadap
kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahsn yang telah di urauikam dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Dampak pola asuh terhadap sikap tanggung jawab siswa kelas III SD
Bandungrejo 03 sangat bervariasi. Dari 6 siswa sebagai sampel didapatkan 1
siswa yang orang tuanya menerapkan pola asuh demokratis dengan sikap
tanggung jawab yang didsapat siswa 1 bertanggung jawab. 4 siswa yang
orang tuanya menerapkan pola asuh permisine dengan sikap tanggung jawab
yang di dapat siswa 2 cukup bertanggung jawab, siswa 3 tidak bertanggung
jawab, siswa 5 memiliki sikap tanggung jawab yang baik, dan siswa 6
memiliki sikap cukup bertanggung jawab. 1 siswa uang orang tuanya
menerapkan pola asuh otoriter dengan sikap tanggung jawab yang didapat
siswa 4 bertanggung jawab.
2. Faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pola asuh orang tua terhadap
sikap tanggung jawab siswa sangat beragam. Faktor utama pendukung
keberhasilan pola asuh dari 6 siswa kelas III SD Bandungrejo 03 diantarnya
adalah faktor pendidikan orang tua yang tinggi, ekonomi, perhatian dan kasih
sayang. Sedangkan faktor penghambatnya adalah pendidikan orang tua yang
rendah, kesibukan orang tua sehingga kurang memperhatikan anak-anaknya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka terdapat saran yang diajukan
peneliti yakni hendaknya orang tua lebih memnperhatikan pola asuh yang mereka
berikan agar anak lebih memiliki sikap tanggung jawab yang baik. Sikap
tanggung jawab yang baik akan berdampak baik bagi persatsi siswa di sekolah.
48
DAFTAR PUSTAKA
Adawiah, R. 2017. Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Terhadap pendidikan
Anak (Studi pada Masyarakat Dayak di Kecamatan Halong Kabupaten
Balangan). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. 7 (1): 33-48.
Annarisa, E. 2014. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tanggung Jawab
Pelaksanaan Tugas Sekolah Di TK Islam Bakti IV Pekalongan Tahun
Ajaran 2013/2014. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiya
Surakarta.
Anggraeni, S. 2016. Pembentukan Sikap Tanggung Jawab Di Sekolah Kreatif SD
Muhammadiyah Bayan Kabupaten Purworejo. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. 5 (21): 2.073-2.081
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Baharudin. 2014. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jakarta: Ar-Ruzz
Media.
Berk. 2000. Child development. (3rd ed). Boston: Iallyn and Bacon.
Darling. 2003. Children Who Are Different, meeting The Chaillergest of Birt
Deffecs in Society. Nissouri: CV Norvy Company.
Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Gunarsa. 2013. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Hamalik, O. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Haris, I. N. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Terhadap Sikap Tanggung Jawab. Jurnal Biormatika. 4 (2): 1-11.
Hurlock. 2013. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Jannah. 2015. Bentuk Pola Asuh Orang Tua Dalam Menanamkan Perilaku Moral
Pada Anak Usia Dini Di Kecamatan Ampek. Jurnal Pesona PAUD. 1 (1):
15-25.
Lickona, T. (2012). Educating For Character. Canada: Irvin Parkins Associates.
Inc Batam Books.
Majid, A. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
49
50
Widiastuti & Dewi. 2015. Pola Asuh Orang Tua Sebagai Upaya Menumbuhkan
Sikap Tanggung Jawab Pada Anak Dalam Menggunakan Teknologi
Komunikasi. Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi. 2 (2): 148-159
Yaumi, M. 2014. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar dan Implementasi.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Yusuf. 2013. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: Rosda