Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah


mengumumkan bahwa tahun 2019 jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di seluruh
Indonesia mencapai 39 ribu dari 74.910 desa di seluruh Indonesia. Peningkatan jumlah BUMDes
memberikan pengaruh yang besar pada Sekolah BUMDes UNISNU Jepara untuk berkontribusi
dalam meningkatkan usaha ekonomi dan kemandirian desa di masing-masing BUMDes di
Kabupaten Jepara. Khususnya pada BUMDes di Desa Jambu Timur yang sudah mendirikan
BUMDes Amanah Jati mulai tahun 2014 dengan penyertaan modal awal dari bantuan
pemerintah. BUMDes Amanah Jati mendapat pendampingan langsung oleh tim dari sekolah
BUMDes karena ikut dalam program Training Of Trainers. Kegiatan pelatihan dan
pendampingan ini sebagai tindak lanjut dari kesungguhan Tim Sekolah BUMDes UNISNU
Jepara dalam meningkatan usaha di masing-masing unit BUMDes Amanah Jati seperti Simpan
Pinjam, Catering, Salon, dan PAM Desa.
Permasalahan yang dihadapi di BUMDes Amanah Jambu Timur ketika wawancara dan
observasi adalah: 1) aspek administrasi yang masih belum lengkap; 2) belum memiliki program
aplikasi yang sesuai dalam menunjang peningkatan usaha di masing-masing unit BUMDes; 3)
belum terjalin kerjasama yang baik antara lembaga-lembaga di pemerintahan desa; 4)
kepengurusan yang masih belum optimal sehingga pembagian kerja yang masih global; 5) masih
bergantung dari penyertaan modal desa.
Solusi dari permasalahan itu adalah: 1) Progam perbaikan dan integrasi administrasi; 2)
Program peningkatan keuntungan BUMDes melalui program aplikasi LK BUMDes; 3)
Pendampingan penguatan organisasi dan peningkatan SDM BUMDes melalui pembagian tugas-
tugas kepengurusan. Luaran dari program pengabdian ini adalah: a) Aplikasi sistem keuangan
unit BUMDes; b) SOP tata kelola BUMDes (Perdes, AD-ART BUMDes, Proposal BUMDes
sesuai aturan Kemendes, SK Pengangkatan Pengurus BUMDes, Struktur Organisasi BUMDes);
c) SK dan SOP masing-masing unit BUMDes (Koperasi simpan pinjam, Catering, Salon,
PAMDesa); d) Artikel pengabdian yang published di Jurnal ber-ISSN. Metode pelaksanaan
dilakukan dalam tiga tahap: 1) persiapan, 2) pelaksanaan dan 3) pelaporan.
Dengan keahlian dan kepakaran dari tim pelaksana maka program pengabdian akan
berhasil. Evaluasi akan dilakukan dalam dua periode. Evaluasi kemajuan dan evaluasi akhir.

Kata kunci: BUMDes, SOP BUMDes, LK BUMDes 2019.

i
BAB 1.
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Mitra pada program pengabdian ini adalah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
Amanah Jati yang berada di Desa Jambu Timur, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara.
Berdasarkan letak geografis wilayah Desa Jambu Timur memiliki luas 356.655 Ha dengan
suhu rata-rata 30 derajat celcius. Desa Jambu Timur berada di sebelah utara
kota jepara, terletak di antara perbatasan Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Pakis Aji dan
Kecamatan Bangsri. Di sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Sekuro, sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Kawak dan Desa Selagi, sebelah timur berbatasan  dengan
Desa Guyangan, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sekuro. Jarak tempuh
Kampus UNISNU Jepara ke balaidesa Jambu Timur adalah 12 km dengan waktu tempuh
kendaraan bermobil 50-60 menit.

Gambar 1. Kantor Balaidesa Jambu Timur

Profil BUMDes Jambu Timur


Nama Bumdes : Amanah Jati
Status : Pendirian akhir tahun 2014
Alamat : Balai desa Jambu Timur Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara
Nama Direktur Bumdes : Nur Khamid
Bendahara : Subkhan
Sekretaris : Untung
Program : Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UEDSP)

1
BUMDes Amanah Jati Desa Jambu Timur didirikan pada akhir tahun 2014. BUMDes
ini sudah terbentuk, namun belum memiliki Perdes sehingga legal standing masih lemah.
Unit usaha BUMDes yang didirikan pada saat itu adalah Usaha Ekonomi Desa Simpan
Pinjam (UEDSP) dengan pengelolaan berbasis AD/ ART dan SOP yang masih global.
BUMDes Amanah Jati Desa Jambu Timur belum melakukan kerjasama dengan pihak
ketiga akan tetapi sudah ada kerjasama supply modal seperti salon, catering dan PAMDesa
dan sudah berjalan:
a. Simpan pinjam, berjalan lancar dengan kondisi 2 tahun pertama surplus dan sekarang
sudah menggunakan system aplikasi simpan pinjam dangan system Simko Syariah.

Gambar 2. Kantor Unit Simpan Pinjam (UEDSP) Amanah Jati

b. Catering, peminjaman modal dengan bagi hasil Rp. 100.000/ bulan.

Gambar 3. Unit Catering Aamanah Jati

c. Salon, peminjaman modal dengan bagi hasil Rp. 100.000/ bulan.

2
Gambar 4. Unit Salon Amanah Jati

d. PAMDesa, ada di RT 19, baru berjalan 1 bulan, inves dana 55 juta, baru ada 25 titik dari
rencana 200 titik dengan radius 1 km, untuk peraturan pembayaran serta penjelasan
kerjasama PEMDesa belum jelas kepada masyarakat.

Gambar 5. Unit PAM Desa Amanah Jati

Dari semua unit usaha di atas belum memiliki SOP yang jelas, sehingga alur
pengelolaan tidak berjalan efektif. Kondisi ini juga terjadi pada kepengurusan yang hanya
terpaku pada tupoksi pekerjaan secara umum dan global. Untuk unit simpan pinjam
(UEDSP), dalam administrasi dan pelaporan masih bersifat manual dengan program Simko
Syariah. Pembukuan administrasi dan pelaporan dapat berjalan tertib dan transparan karena
dilaksanakan setiap periode dengan pertanggung jawaban kepada Kepala Desa dan selalu

3
ada kontrol dan kerjasama antar anggota BUMDes di bawah petunjuk Direktur BUMDes
Amanah Jati.
Permodalan dan aset dalam tiga tahun terakhir pihak desa memberikan kucuran
tambahan permodalan sebagai berikut, tahun 2016 sebesar RP 25 Juta, tahun 2017 sebesar
50 Juta dan tahun 2018 sebesar 100 Juta. Penyertaan modal tersebut digunakan untuk
beberapa unit BUMDes dengan bantuan terbesar diberikan pada unit simpan pinjam
(UEDSP) yang sudah memiliki laba jutaan rupiah setiap tahunnya. Inventaris BUMDes
sudah dilakukan sejak tahun 2017 sampai dengan saat ini. Sedangkan aset yang sudah
dimiliki ada kantor BUMDes yang berlokasi pada komplek kantor kepala desa, tetapi saat
ini masih dalam tahap pembangunan fisik gedung BUMDes sehingga sementara ini
statusnya masih sewa di depan kantor kepala desa. Meskipun perkembangan BUMDes
Amanah Jati sudah baik dibandingkan dengan BUMDes disekitarnya, namun kondisi dalam
organisasi masih belum berjalan dengan baik karena keterlibatan/ peran organisasi desa baik
BPD, PKK, Karangtaruna sampai saat ini belum ada. Untuk itu, peran Pemerintah Desa
sangat diperlukan dalam hal ini supaya BUMDes di Jambu Timur bisa menjadi rujukan dan
solusi bagi pelayananan warga dalam kegiatan ekonomi. Selain aspek organisasi, aspek
SDM juga sangat penting. Oleh karena itu, pengurus BUMDes harus mau mengikuti
pelatihan dan update informasi dan teknoli dalam mengmbangkan masing-masing unitnya.
Aspek SDM pengelola Bumdes merupakan aspek yang terpenting dalam peningkatan
perekonomian dan potensi desa (Chikamawanti: 2015).
Dampak adanya BUMDes Amanah Jati terhadap masyarakat sekitar dalam bidang:
a. Ekonomi, simpan pinjam sangat berpengaruh untuk permodalan masyarakat menengah
ke bawah karena agunannya sesuai dengan kondisi masyarakat. Besaran prosentase bagi
hasil besarannya tergantung dari prospek usaha yang akan dijalankan prosentase
besaran bagi hasil antara 0,5% sampai 2% tergantung usaha yang akan dijalankan,
untuk usaha dengan pengembalian 100% dan jangka waktu pendek (misal 3 bulan pada
sektor tanam padi) dikenakan jasa bagi hasil 2% sedangkan untuk agunan pinjaman
sebagai jaminan ada tetapi sebagian ada yang tidak menggunakan jaminan dan
pemberian pinjaman bisa sebesar 6 juta.
b. Sosial, masyarakat lebih mudah menggunakan layanan dari pemerintah desa.

1.2 Permasalahan Mitra


4
Berdasarkan hasil analisis situasi, observasi, diskusi dengan mitra, teridentifikasi
permasalahan-permasalahan utama yang perlu diselesaikan:
1. Aspek administrasi
BUMDes Amanah Jati belum memiliki administrasi kelengkapan yang mengatur tata
kelola BUMDes yang efektif seperti Perdes, AD-ART BUMDes, Proposal BUMDes
sesuai aturan Kemendes, SK Pengangkatan Pengurus BUMDes, Struktur Organisasi
BUMDes. Meskipun sudah dibuat AD /ART, untuk SOP nya masih secara global serta
belum dibuatnya Perdes dan masing-masing unit belum ada SOP yang jelas. Untuk itu
kondisi administrasi masih carut-marut perlu adanya pendampingan dan pelatihan dari
Tim Sekolah BUMDes terkait pengelolaan administrasi yang baik dan efisien sesuai
kebutuhan dari masing-masing unit BUMDes Amanah Jati di Desa Jambu Timur.
2. Aspek teknologi
BUMDes Amanah Jati masih menggunakan sistem aplikasi keuangan berbasis koperasi
(Simco), belum menggunakan aplikasi yang sesuai dengan tata kelola BUMDes yang
dibuat pemerintah. Aplikasi Simco sudah menawarkan administrasi pencatatan dan
pengelolaan keuangan yang semi komputerisasi., sedangkan catatan yang digunakan
masih menggunakan buku catatan secara manual kemudian dimasukkan ke dalam
komputer. Hal ini akan menyulitkan pengelola untuk melakukan laporan dan proyeksi.
Tanpa proses otomatisasi sistem administrasi, rekapitulasi dan pelaporan membutuhkan
waktu yang lama dan kesulitan mengontrol keuangan.
3. Aspek organisasi
BUMDes Amanah Jati masih kurang dalam meningkatkan kekompakan dalam
peningkatan usaha di masing-masing unit BUMDes. Dalam hal ini pengurus dan
pengelola hanya menjalankan pekerjaan sesuai dengan apa yang dipikirkan atau yang
dihadapi (bersikap reaktif). Strategi pengembangan belum jelas, dan budaya kerja belum
dijalankan secara profesional oleh pengelola BUMDes. Sedangkan keterlibatan/ peran
organisasi desa baik BPD, PKK, Karangtaruna sampai saat ini belum ada..
4. Aspek SDM
BUMDes Amanah Jati masih belum maksimal dalam peningkatan SDM karena hanya
salah satu orang saja yang bekerja dalam kepengurusan BUMDEs. Ditunjukkan dari
lambatnya peningkatan kinerja BUMDes, pengelolaan bersifat sederhana dan apa
adanya, tidak menerapkan manajemen usaha, manajemen keuangan dan sistem
Manajemen secara profesional. Upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
terkendala oleh SDM dan dana untuk pengembangannya.
5
5. Aspek Permodalan
Permodalan masih tergantung dengan bantuan penyertaan modal pemerintah, belum ada
swasta atau anggota lain yang menjadi mitra dalam peningkatan usaha.

1.3 Solusi yang ditawarkan


Langkah perbaikan bagi BUMDes agar bisa berkembang menurut BUMDes.id adalah:
1. Pembenahan struktur organisasi BUMDes. Selayaknya sebuah perusahaan, BUMDes
harus memiliki struktur yang jelas, termasuk di dalamnya pembagian wewenang dan
tugas pengurus. Jangan sampai ada tumpang tindih antara pengurus yang satu dengan
yang lain dengan begitu pekerjaan dapat diselesaikan dengan efisien dan efektif.
2. Peningkatan kualitas SDM. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju
tentunya harus diikuti dengan peningkatan kualitas SDM, jangan sampai orang lain
melihat BUMDes sebagai sebuah perusahaan yang “ndeso” hanya karena letaknya ada
di desa. Peningkatan kualitas SDM ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan
maupun bimbingan teknis yang diadakan oleh Pemerintah maupun swasta.
3. Perbaikan sistem dalam organisasi BUMDes. Sistem yang dimaksud di sini adalah
bagaimana cara agar pengurus BUMDes melakukan tugasnya dengan baik. Dalam
sistem ini setidaknya harus ada 3 poin yang dilakukan oleh pengurus khususnya oleh
pemimpin, yaitu meeting, monitoring, dan controlling. Meeting dilakukan untuk
mengetahui kemajuan program kerja BUMDes. Monitoring dilakukan untuk mengawasi
kinerja BUMDes sehingga dalam pelaksanaannya pengurus, khususnya ketua/ direktur,
dapat melihat bagaimana kondisi di lapangan. Controlling dilakukan dengan mengontrol
pekerjaan para pengurus agar sesuai dengan tugasnya sehingga pekerjaan dapat
dilakukan dengan optimal, (BUMDes.id, 2018).
Berdasarkan penjelasan diatas dan kesepakatan pengusul bersama mitra dalam menentukan
persoalan prioritas untuk diselesaikan adalah:
1. Program perbaikan dan integrasi administrasi. Perlunya pemahaman yang cukup bagi
pengurus tentang administrasi keuangan BUMDes. Penguatan pengelolaan keuangan
dengan fasilitasi penguatan administrasi dan pelaporan keuangan. Penguatan
administrasi yang dilakukan adalah dengan integrasi administrasi keuangan dan
Manajemen dari unit-unit yang dikelola oleh BUMDes.

6
Gambar 6. File Pelatihan Adminisrasi BUMDes

2. Program Aplikasi Unit BUMDes


LK BUMDes 2019

Gambar 7. Program Aplikasi Unit BUMDes

3. Program Penguatan Organisasi. Perlunya pemahaman tentang penguatan organisasi


kelompok dan pengetahuan tentang penyusunan standar operasional dan manajemen
strategi pengembangan organisasi. Dengan adanya SOP dan rencana strategi, maka
organisasi mempunyai dasar pijakan aturan kelembagaan yang jelas untuk menjalankan
organisasinya.
4. Program peningkatan SDM BUMDes. Pengurus dan pengelola perlu memiliki
pengetahuan tentang manajemen BUMDes dalam melakukan pengelolaan terintegrasi
diantara berbagai unit usaha yang dikelola. Dengan peningkatan kapasitas SDM dan
pemahaman manajemen usaha BUMDes terpadu, diharapkan kinerja pengurus akan
meningkat.
BAB 2.

7
TARGET DAN LUARAN

2.1 Solusi dan Target Luaran


Berdasarkan kesepakatan dengan mitra, prioritas permasalahan yang perlu
mendapatkan solusi sebagai berikut:
Tabel 2.1 Permasalahan dan Solusi bagi mitra
No Permasalahan Solusi
01 Belum memiliki administrasi Pelatihan dan pendampingan dalam
kelengkapan yang mengatur tata kelola sinkronisasi administrasi dengan draf
BUMDes yang efektif (Perdes, AD-ART administrasi awal dalam pendirian
BUMDes, Proposal BUMDes sesuai BUMDes
aturan Kemendes, SK Pengangkatan
Pengurus BUMDes, Struktur Organisasi
BUMDes)
02 SOP masing-masing unit belum ada Pelatihan dan pendampingan dalam
membuat SOP yang sesuai kebutuhan
unit BUMDes
03 Laporan adminitrasi keuangan simpan Pelatihan dan pendampingan
pinjam masih manual administrasi keuangan LK BUMDes
2019
04 Peningkatan jumlah konsumen PAM Peningkatan kerjasama mitra dan
Desa penguatan organisasi dan SDM di
intern kepengurusan BUMDes

2.2 Rencana Target Capaian Luaran


Adapun target luaran program pengabdian ini tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2.2 Target luaran dan indicator pencapaian
No Jenis Luaran Indikator Pencapaian
Luaran Wajib
1 Publikasi ilmiah pada Jurnal ber ISSN/Prosiding Published
jurnal Nasional
2 Publikasi pada media masa cetak/ online Published
3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, Ada
kuantitas, serta nilai tambah barang jasa, diversifikasi
produk, atau sumber daya lainnya)
4 Peningkatan penerapan IPTEK di masyarakat Produk

8
No Jenis Luaran Indikator Pencapaian
(mekanisasi, IT, dan manajemen)
5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, Ada
politik, keamanan, ketentraman, pendidikan,
kesehatan)
Luaran Tambahan
1 Publikasi di jurnal internasional Tidak ada
2 Jasa; rekayasa sosial, metode atau sistem, produk Ada
atau barang
3 Inovasi baru TTG Tidak ada
4 Hak kekayaan intelektual (Paten, paten Tidak ada
sederhana,Hak cipta, Merek dagang, Rahasia dagang.
Desain Produk Industri, Perlindungan Varietas
Tanaman, Perlindungan Desain Topografi Sirkuit
Terpadu)

BAB 3.
METODE PELAKSANAAN

Langkah kegiatan yang ditempuh guna melaksanakan solusi atas permasalahan


spesifik yang dihadapi oleh mitra meliputi Edukasi, Training, dan Pendampingan dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kegiatan dan langkah-langkahnya

9
No Kegiatan Langkah-langkah
01 Pendampingan tentang  Koordinasi dengan mitra terkait waktu dan tempat
administrasi kelengkapan  Membuat materi
yang mengatur tata kelola  Metode pendampingan yang digunakan adalah:
BUMDes yang efektif praktik dan lecturing
02 Pendampingan tentang  Koordinasi dengan mitra terkait waktu dan tempat
SOP masing-masing unit  Membuat materi
BUMDes  Metode pendampingan yang digunakan adalah:
praktik dan lecturing
03 Pendampingan tentang  Koordinasi dengan mitra terkait waktu dan tempat
pelaporan administrasi  Membuat materi
keuangan berbasis digital  Metode pendampingan yang digunakan adalah:
praktik dan lecturing
04 Pelatihan aplikasi  Koordinasi dengan mitra terkait waktu dan tempat
keuangan “LK BUMDes”  Sosialisasi dan pendampingan aplikasi keuangan
untuk program Usaha berbasis digital
Keuangan Simpan Pinjam
05 Pendampingan mitra dalam  Koordinasi dengan mitra terkait waktu ,
penguatan organisasi dan  Menyiapkan bahan pelatihan
SDM  Metode kegiatan yang digunakan adalah
brainstorming

Tabel 3.2 Partisipasi Mitra


No Adapun partisipasi mitra dalam program pengabdian
1 Berperan aktif dalam komunikasi dan koordinasi dengan tim pengabdian reguler
LPPM UNISNU Jepara
2 Berperan aktif dalam proses persiapan pelaksanaan program pengabdian
3 Berperan aktif dalam pelaksanaan program pengabdian mulai kegiatan sosialisasi,
pelatihan, pendampingan, praktik, monitoring dan evaluasi.
4 Memberikan input dan saran terkait dengan pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu: 1) tahap persiapan/ sosialisasi, 2)
tahap pelaksanaan; 3) tahap pelaporan. Setiap tahap kegiatan akan melibatkan pengurus,
pengelola, anggota dan mahasiswa.

Tabel 3.3 Luaran yang dihasilkan

10
No Luaran yang dihasilkan pada program
1 Perdes, AD-ART BUMDes, Proposal BUMDes sesuai aturan Kemendes, SK
Pengangkatan Pengurus BUMDes, Struktur Organisasi BUMDes.
2 SOP Unit-Unit BUMDes (Simpan Pinjam, Catering, Salon, dan PAM Desa)
3 Program Aplikasi LK BUMDes, solusi untuk unit BUMDes
4 Publikasi ilmiah pada Jurnal ber ISSN/Prosiding Jurnal Nasional
5 Publikasi pada media masa cetak/ online
6 Olahan kue (makanan catering yang ber gizi)
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tim juga melakukan monitoring atau
pengawasan terhadap semua program yang dilaksanakan dengan mitra. Kemudian, langkah
evaluasi juga dilaksanakan oleh tim untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian program
yang dilaksanakan (Mulyatiningsih ,2011: 114-115).
Evaluasi yang dilaksanakan oleh tim dengan bentuk brainstorming atau curah
pendapat dengan mitra terkait kekurangan-kekurangan yang ada pada program sehingga
dapat menjadi acuan untuk melaksanakan program selanjutnya. Selain itu, tim juga
menyebarkan angket evaluasi program dengan bentuk daftar cek untuk mengetahui
sejauhmana keberhasilan dan ketercapaian program.
Program evaluasi ini merupakan kegiatan yang penting dalam rangka menilai dan
mengevaluasi setiap kegiatan yang ada, sehingga hasil dari evaluasi tersebut dapat menjadi
acuan dan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Chikamawati, Z. (2015). Peran Bumdes Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan


Melalui Penguatan Sumber Daya Manusia. Sustainable Competitive Advantage
(SCA), 5(1).

Multiyaningsih, Endang. (2011). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Yogyakarta:


Alphabeta.

Sutoro Eko, dkk. 2015. Modul Pelatihan Pratugas Pendampingan Desa: Implementasi Undang-
Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

11
http://BUMDes.id/2018/01/sukseskan-BUMDes-dengan-kiat-kiat-berikut.
diunduh 12 Agustus 2019.

Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan


Koordinasi BUMDes Pertama

Koordinasi BUMDes Kedua

12
Pelatihan BUMDes Ketiga

13
14

Anda mungkin juga menyukai