i
BAB 1.
PENDAHULUAN
1
BUMDes Amanah Jati Desa Jambu Timur didirikan pada akhir tahun 2014. BUMDes
ini sudah terbentuk, namun belum memiliki Perdes sehingga legal standing masih lemah.
Unit usaha BUMDes yang didirikan pada saat itu adalah Usaha Ekonomi Desa Simpan
Pinjam (UEDSP) dengan pengelolaan berbasis AD/ ART dan SOP yang masih global.
BUMDes Amanah Jati Desa Jambu Timur belum melakukan kerjasama dengan pihak
ketiga akan tetapi sudah ada kerjasama supply modal seperti salon, catering dan PAMDesa
dan sudah berjalan:
a. Simpan pinjam, berjalan lancar dengan kondisi 2 tahun pertama surplus dan sekarang
sudah menggunakan system aplikasi simpan pinjam dangan system Simko Syariah.
2
Gambar 4. Unit Salon Amanah Jati
d. PAMDesa, ada di RT 19, baru berjalan 1 bulan, inves dana 55 juta, baru ada 25 titik dari
rencana 200 titik dengan radius 1 km, untuk peraturan pembayaran serta penjelasan
kerjasama PEMDesa belum jelas kepada masyarakat.
Dari semua unit usaha di atas belum memiliki SOP yang jelas, sehingga alur
pengelolaan tidak berjalan efektif. Kondisi ini juga terjadi pada kepengurusan yang hanya
terpaku pada tupoksi pekerjaan secara umum dan global. Untuk unit simpan pinjam
(UEDSP), dalam administrasi dan pelaporan masih bersifat manual dengan program Simko
Syariah. Pembukuan administrasi dan pelaporan dapat berjalan tertib dan transparan karena
dilaksanakan setiap periode dengan pertanggung jawaban kepada Kepala Desa dan selalu
3
ada kontrol dan kerjasama antar anggota BUMDes di bawah petunjuk Direktur BUMDes
Amanah Jati.
Permodalan dan aset dalam tiga tahun terakhir pihak desa memberikan kucuran
tambahan permodalan sebagai berikut, tahun 2016 sebesar RP 25 Juta, tahun 2017 sebesar
50 Juta dan tahun 2018 sebesar 100 Juta. Penyertaan modal tersebut digunakan untuk
beberapa unit BUMDes dengan bantuan terbesar diberikan pada unit simpan pinjam
(UEDSP) yang sudah memiliki laba jutaan rupiah setiap tahunnya. Inventaris BUMDes
sudah dilakukan sejak tahun 2017 sampai dengan saat ini. Sedangkan aset yang sudah
dimiliki ada kantor BUMDes yang berlokasi pada komplek kantor kepala desa, tetapi saat
ini masih dalam tahap pembangunan fisik gedung BUMDes sehingga sementara ini
statusnya masih sewa di depan kantor kepala desa. Meskipun perkembangan BUMDes
Amanah Jati sudah baik dibandingkan dengan BUMDes disekitarnya, namun kondisi dalam
organisasi masih belum berjalan dengan baik karena keterlibatan/ peran organisasi desa baik
BPD, PKK, Karangtaruna sampai saat ini belum ada. Untuk itu, peran Pemerintah Desa
sangat diperlukan dalam hal ini supaya BUMDes di Jambu Timur bisa menjadi rujukan dan
solusi bagi pelayananan warga dalam kegiatan ekonomi. Selain aspek organisasi, aspek
SDM juga sangat penting. Oleh karena itu, pengurus BUMDes harus mau mengikuti
pelatihan dan update informasi dan teknoli dalam mengmbangkan masing-masing unitnya.
Aspek SDM pengelola Bumdes merupakan aspek yang terpenting dalam peningkatan
perekonomian dan potensi desa (Chikamawanti: 2015).
Dampak adanya BUMDes Amanah Jati terhadap masyarakat sekitar dalam bidang:
a. Ekonomi, simpan pinjam sangat berpengaruh untuk permodalan masyarakat menengah
ke bawah karena agunannya sesuai dengan kondisi masyarakat. Besaran prosentase bagi
hasil besarannya tergantung dari prospek usaha yang akan dijalankan prosentase
besaran bagi hasil antara 0,5% sampai 2% tergantung usaha yang akan dijalankan,
untuk usaha dengan pengembalian 100% dan jangka waktu pendek (misal 3 bulan pada
sektor tanam padi) dikenakan jasa bagi hasil 2% sedangkan untuk agunan pinjaman
sebagai jaminan ada tetapi sebagian ada yang tidak menggunakan jaminan dan
pemberian pinjaman bisa sebesar 6 juta.
b. Sosial, masyarakat lebih mudah menggunakan layanan dari pemerintah desa.
6
Gambar 6. File Pelatihan Adminisrasi BUMDes
7
TARGET DAN LUARAN
8
No Jenis Luaran Indikator Pencapaian
(mekanisasi, IT, dan manajemen)
5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, Ada
politik, keamanan, ketentraman, pendidikan,
kesehatan)
Luaran Tambahan
1 Publikasi di jurnal internasional Tidak ada
2 Jasa; rekayasa sosial, metode atau sistem, produk Ada
atau barang
3 Inovasi baru TTG Tidak ada
4 Hak kekayaan intelektual (Paten, paten Tidak ada
sederhana,Hak cipta, Merek dagang, Rahasia dagang.
Desain Produk Industri, Perlindungan Varietas
Tanaman, Perlindungan Desain Topografi Sirkuit
Terpadu)
BAB 3.
METODE PELAKSANAAN
9
No Kegiatan Langkah-langkah
01 Pendampingan tentang Koordinasi dengan mitra terkait waktu dan tempat
administrasi kelengkapan Membuat materi
yang mengatur tata kelola Metode pendampingan yang digunakan adalah:
BUMDes yang efektif praktik dan lecturing
02 Pendampingan tentang Koordinasi dengan mitra terkait waktu dan tempat
SOP masing-masing unit Membuat materi
BUMDes Metode pendampingan yang digunakan adalah:
praktik dan lecturing
03 Pendampingan tentang Koordinasi dengan mitra terkait waktu dan tempat
pelaporan administrasi Membuat materi
keuangan berbasis digital Metode pendampingan yang digunakan adalah:
praktik dan lecturing
04 Pelatihan aplikasi Koordinasi dengan mitra terkait waktu dan tempat
keuangan “LK BUMDes” Sosialisasi dan pendampingan aplikasi keuangan
untuk program Usaha berbasis digital
Keuangan Simpan Pinjam
05 Pendampingan mitra dalam Koordinasi dengan mitra terkait waktu ,
penguatan organisasi dan Menyiapkan bahan pelatihan
SDM Metode kegiatan yang digunakan adalah
brainstorming
10
No Luaran yang dihasilkan pada program
1 Perdes, AD-ART BUMDes, Proposal BUMDes sesuai aturan Kemendes, SK
Pengangkatan Pengurus BUMDes, Struktur Organisasi BUMDes.
2 SOP Unit-Unit BUMDes (Simpan Pinjam, Catering, Salon, dan PAM Desa)
3 Program Aplikasi LK BUMDes, solusi untuk unit BUMDes
4 Publikasi ilmiah pada Jurnal ber ISSN/Prosiding Jurnal Nasional
5 Publikasi pada media masa cetak/ online
6 Olahan kue (makanan catering yang ber gizi)
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tim juga melakukan monitoring atau
pengawasan terhadap semua program yang dilaksanakan dengan mitra. Kemudian, langkah
evaluasi juga dilaksanakan oleh tim untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian program
yang dilaksanakan (Mulyatiningsih ,2011: 114-115).
Evaluasi yang dilaksanakan oleh tim dengan bentuk brainstorming atau curah
pendapat dengan mitra terkait kekurangan-kekurangan yang ada pada program sehingga
dapat menjadi acuan untuk melaksanakan program selanjutnya. Selain itu, tim juga
menyebarkan angket evaluasi program dengan bentuk daftar cek untuk mengetahui
sejauhmana keberhasilan dan ketercapaian program.
Program evaluasi ini merupakan kegiatan yang penting dalam rangka menilai dan
mengevaluasi setiap kegiatan yang ada, sehingga hasil dari evaluasi tersebut dapat menjadi
acuan dan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sutoro Eko, dkk. 2015. Modul Pelatihan Pratugas Pendampingan Desa: Implementasi Undang-
Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
11
http://BUMDes.id/2018/01/sukseskan-BUMDes-dengan-kiat-kiat-berikut.
diunduh 12 Agustus 2019.
12
Pelatihan BUMDes Ketiga
13
14