Makalah PKN KLP 2
Makalah PKN KLP 2
Hak Asasi Manusia atau disingkat HAM merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia yang didapatkan sejak lahir dimana secara kodrati HAM sudah melekat dalam diri
manusia dan tidak ada satupun orang yang berhak mengganggu gugat, karena HAM bagian dari
anugerah Tuhan, itulah keyakinanyang dimiliki oleh manusia yang sadar bahwa kita semua
mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki derajat yang sama dengan manusia lainnya sehingga mesti
berhak bebas dan memiliki martabat serta hak-hak secara sama. Jika anda belum Menyadari
betapa pentingnya Hak Asasi Manusia atau HAM maka silahkan baca sejarah perkembangan
dunia. Mulai lahir manusia telah mempunyai hak asasi yang mesti dijunjung tinggi dan di akui
semua orang. Hak tersebut lebik penting dari hak penguasa atau kepala suku. Hak Asasi berasal
dari Tuhan Yang Maha Tunggal, diberikan kepada manusia. Akan tetapi acap kali di langgar,
manusia akan mempertahankan hak pribadinya. Sebenarnya apa sih Hak Asasi Manusia itu?
Nah, pada makalah ini akan membicarakan tuntas mengenai HAK yang dijunjung tinggi tersebut.
Hak Asasi Manusia (HAM) muncul dari keyakinan manusia itu sendiri bahwasanya semua
manusia selaku mahluk rakitan Tuhan adalah sama serta sederajat. Manusia dilahirkan lepas dan
memilikimartabat juga hak-hak yang sama. Bagi dasar itulah manusia harus diberlakukan secara
sama , setimpaldan beradab. HAM bersifat universal, artinya berlaku untuk semua semua
manusia tanpa membeda –bedakannyaberdasarkan atas ras. Keyakinan, suku dan bangsa (etnis).
Berbicara tentang hak Asasi Manusia (HAM), cangkupannya sangatlah luas. Baik HAM yang
bersifat individual (perseorangan) maupun HAM yang bersifat komunal atau kolektif
(masyarakat). Upaya penegakanya juga sudah berlangsung berabad-abad, walaupun diberbagai
belahan dunia termasuk Indonesia secara eksplisit baru terlihat sejak berakhirnya perang dunia
II, dan semakin intensif sejak akhir abad ke-20. Sudah banyak juga dokumen yang dihasilkan
tentang hal tersebut, yang dari waktu ke waktu terus bertambah. Khusus dalam kehidupan kita
berbangsa, sejak beberapa dasawarsa terakhir ini terlihat perkembangan yang cukup
menggembirakan sehubungan dengan upaya penegakan dan pemenuhan HAM ini, misalnya kita
melihat terbentuknya sejumlah komisi Nasional HAM. Ada yang bersifat umum atau
menyeluruh (yaitu Komnas HAM), da nada juga yang bersifat khusus, misalnya untuk
perempuan (Komnas Perempuan) dan untuk anak (Komnas Anak). Di bidang perundang
undangan, perkembangan terakhir yang patut dicatat antara lain adalah hasil amandmen ke-4
UUD 1945 pada tahun 2002, yang antara lain membuat ditambahkannya satu bab khusus tentang
HAM (yaitu bab XA, yang terdiri 10 pasal , yiatu 28 A – 28 J. Bab dan pasal –pasal ini banyak
menyerap (mengadopsi danmeratifikasi) isi the Universal Declaration of Human Rights maupun
dokumen-dokumen HAM lainnnya yang disusun dan di sepakati secara internasional.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak mendasar
pada diri manusia.
Hak Asasi Manusia adalah “seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”
Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat dalam setiap diri manusia. Keberadaaan hak
asasi ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia memiliki tanggung jawab
untuk menjaganya.
Untuk itu, negara dan organisasi lainnya mempunyai kewajiban yang sama untuk memberikan
pengakuan dan perlindungan terhadap penegakan hak asasi manusia.
HAKIKAT HAM
Hakikat Hak Asasi Manusia adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia
secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan
umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur
Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Beberapa ciri pokok hakikat hak asasi manusia berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas,
yaitu sebagai berikut:
1. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, diminta, dibeli, ataupun diwarisi. HAM adalah
bagian dari manusia secara otomatis.
2. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa melihat jenis kelamin, ras, agama, etnis,
politik, atau asal-usul sosial dan bangsa.
3. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
ataupun melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM. Oleh karena iu, apabila HAM
dilanggar oleh seseorang atau lembaga negara atau sejenisnya maka akan dikenai hukuman.
Nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM)
Perdebatan tentang nilai-nilai HAM, apakah universal (artinya berlaku umum di semua negara)
atau bersifat partikular (artinya nilai-nilai HAM pada suatu negara sangat kontekstual, yaitu
mempunyai kekhususan dan tidak berlaku untuk setiap negara karena ada keterikatan dengan
nilai-nilai kultural yang tumbuh dan berkembang pada suatu negara) terus berlanjut. Berkaitan
dengan hal ini ada tiga teori yang dapat dijadikan kerangka analisis, yaitu teori realitas, teori
relativisme, teori radikal universal.
Teori realitas mendasari pandangannya pada asumsi adanya sifat manusia yang menekankan self
interest dan egoisme dalam dunia seperti bertindak anarkis. Dalam situasi anarkis, setiap manusia
saling mementingkan dirinya sendiri, sehingga menimbulkan tindakan yang tidak manusiawi.
Dalam situasi anarkis prinsip universalitas moral yang dimiliki setiap individu tidak berlaku dan
berfungsi. Untuk mengatasi hal ini Negara harus mengambil tindakan berdasar power dan
security yang dimiliki dalam rangka menjaga kepentingan nasional dan keharmonisan sosial.
Tindakan yang dilakukan Negara seperti di atas tidak termasuk dalam kategori tindakan
pelanggaran HAM oleh Negara. Teori relativitas kultural berpandangan bahwa nilai-nilai moral
dan budaya bersifat particular (khusus).
Hal ini berarti bahwa nilai-nilai moral HAM bersifat local dan spesifik, berlaku khusus pada
suatu Negara. Teori radikal universal berpandangan bahwa nilai-nilai HAM adalah bersifat
universal dan tidak bisa dimodifikasi untuk menyesuaikan adanya perbedaan budaya dan sejarah
suatu Negara.
Nilai-nilai HAM berlaku di semua tempat. Dengan demikian pemahaman dan pengakuan
terhadap nilai-nilai HAM berlaku sama dan universal bagi semua bangsa dan Negara.
Dalam kaitannya dengan hal ini, ada dua pandangan dalam melihat relativisme nilai-nilai HAM
yaitu strong relativist dan weak relativist. Strong relativist beranggapan bahwa nilai-nilai HAM
dan nilai-nilai lainnya secara prinsip ditentukan oleh budaya dan lingkungan tertentu, sedangkan
universalitas nilai HAM hanya menjadi pengontrol dari nilai-nilai Hak Asasi Manusia yang
didasari oleh budaya local atau lingkungan yang spesifik.
Berdasarkan pandangan ini diakuinya adanya nilai-nilai HAM yang bersifat particular dan
universal. Sementara Weak relativist memberi penekanan bahwa nilai-nilai HAM bersifat
universal dan sulit dimodifikasi berdasarkan pertimbangan budaya tertentu. Jadi, hanya
mengakui nilai-nilai Hak Asasi Manusia universal.