Oleh
TIARA PUTRI
E1B117067
1
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan pembuatan Makalah dari
mata kuliah Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Mataram, 2020
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
BAB 3 PEMBAHASAN 8
BAB 4 PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
3
LATAR BELAKANG
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari beberapa unsur negara dengan tugas tertentu
yang bertujuan untuk menjalankan roda pemerintahan suatu negara.
Dalam sistem pemerintah era modern dikenal konsep trias politica yaitu legislatif, eksekutif dan
yudikatif. Ada dua sistem pemerintahan negara secara umum yaitu presidensial dan parlementer.
1. Kedudukan kepalan negara (presiden) adalah sebagai kepala negara dan sebagai kepala
pemerintahan.
2. Presiden dan parlemen dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu sehingga akan terjadi
presiden berasal dari partai politik yang berbeda dengan partai politik di parlemen.
3. Presiden dan parlemen tidak bisa saling mempengaruhi. Hal ini mengingat kedua lembaga ini
sama-sama bertanggung jawab kepada rakyat. Pola semacam ini merupakan bentuk perluasan
pola representasi rakyat.
4. Presiden tidak dapat diberhentikan oleh parlemen dalam masa jabatannya namun jika presiden
melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum maka bisa dikenai impeachment (pengadilan
DPR). Pelaksanaannya dilakukan oleh Hakim Tinggi pada Supreme Court bukan anggota
parlemen.
5. Dalam rangka menyusun kabunet (menteri), presiden wajib meminta persetujuan parlemen.
Dengan demikian presiden hanya menyampaikan calon anggota kabinet, sedangkan parlemen
yang menentukan personil yang definitif. Kemudian presiden mengangkat menteri tersebut
setelah mendapat persetujuan parlemen.
6. Menteri-menteri yang diangkat oleh presiden wajib tunduk dan bertanggung jawab pada
presiden.
4
Dalam sistem presidensial, kedudukan eksekutif tidak bergantung badan perwakilan rakyat.
Adapun dasar hukum dan kekuasaan eksekutif dikembalikan pada pemilihan rakyat.
Kekuasaan membuat undang-undang di tangan kongres, sementara presiden memiliki hak veto
terhadap undang-undang yang sudah dibuat. Tugas peradilan dilakukan oleh badan peradilan
yang tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan lain.
Hakimnya diangkat seumur hidup selama kelakuannya tidak tercela. Negara penganut sistem
presidensial adalah Indonesia, Turki dan Amerika Serikat.
Dengan demikian, kebijaksanaan pemerintah atau kabinet tidak boleh menyimpang dari apa yang
dikehendaki oleh parlemen.
Sistem parlementer lahir dari pertanggungjawaban menteri. Misal, di Inggris dimana seorang
raja tidak dapat diganggu gugat dan jika terjadi perselisihan antara raja dan rakyat maka menteri
yang bertanggung jawab terhadap segala tindakan raja.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
MANFAAT
6
3. Dapat mengetahui Penjelasan Suprastruktur dan infrastruktur politik
BAB II
KAJIAN TEORI
Sistem Parlementer
Sistem parlementer merupakan sistem pemerintahan di mana hubungan antara eksekutif dan
legislatif sangat erat. Hal ini disebabkan adanya pertanggungjawaban para menteri terhadap
parlemen. Maka setiap kabinet dibentuk harus memperoleh dukungan kepercayaan dengan suara
terbanyak dari parlemen. Dengan demikian kebijakan pemerintah atau kabinet tidak boleh
7
menyimpang dari apa yang dikehendaki oleh parlemen. Parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan menjatuhkan pemerintahan dengan cara mengeluarkan mosi
tidak percaya.
Dalam sistem parlementer, jabatan kepala pemerintahan dan kepala negara di bedakan dan
dipisahkan satu sama lain. Kedua jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan itu, pada
hakekatnya, sama-sama merupakan cabang kekuasaan eksekutif. Negara yang menganut sistem
parlementer diantaranya adalah Ingris, Belanda, Malaysia, Thailan, Jerman, India, dan
Singgapura .
Sistem presidensial
Sistem presidensial merupakan sistem pemerintahan yang terpusat pada jabatan presiden sebagai
kepala pemerintahan (head of government) sekaligus sebagai kepala negara (head of state).100
Dalam sistem ini, badan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif. Kedudukan
badan eksekutif lebih kuat dalam menghadapi badan legislatif. Sistem presidensial dapat
dikatakan pemerintahan perwakilan rakyat yang representatif, dengan sistem pemisahan
kekuasaan secara tegas. Pemisahan antara kekuasan eksekutif dengan legislatif diartikan bahwa
kekuasaaan eksekutif ini dipegang oleh suatu badan atau organ yang di dalam menjalankan tugas
tersebut tidak bertanggung pada badan perwakilan rakyat. Badan perwakilan rakyat ini menurut
Montesquieu memegang kekuasaan legislatif, sehingga bertugas membuat dan menentukan
peraturan-peraturan
hukum.
Dengan demikian, pimpinan badan eksekutif ini diserahkan kepada seseorang yang di dalam hal
pertanggung jawabannya sifatnya sama dengan badan perwakilan rakyat, yaitu bertanggung
jawab langsung kepada rakyat, jadi tidak perlu melalui badan perwakilan rakyat. Sehingga
kedudukan badan
8
eksekutif adalah bebas dari badan perwakilan rakyat. Presiden dalam arti yang sebenarnya dalam
menjalankan tugasnya presiden dibantu oleh menteri menteri. Oleh karena itu, menteri harus
bertanggung jawab kepada presiden, dan menteri tidak bertanggung jawab kepada badan
perwakilan rakyat. Badan perwakilan rakyat tidak bisa memberhentikan presiden atau menteri,
meskipun badan perwakilan tidak menyetujui kebijakan-kebijakan para menteri tersebut. Jadi,
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang diberikan presiden kepada menteri adalah
presiden sendiri
BAB III
PEMBAHASAN
Sistem presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem
pemerintahan negara republik di mana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah
dengan kekuasaan legislatif.
Untuk disebut sebagai sistem presidensial, bentuk pemerintahan ini harus memiliki tiga unsur
yaitu
9
Presiden secara bersamaan menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dan
dalam jabatannya ini mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
Presiden harus dijamin memiliki kewenangan legislatif oleh UUD atau konstitusi.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan
karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk
mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap
negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan
karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan
posisinya.
Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara
Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada
kekuasaan legislatif).
Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
10
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam
tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.
Masa pemilihan umum lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan yang parlemennya memiliki peranan
penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, sistem
parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang
terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya
pemerintahan, tetapi dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara
saja.
Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan
secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan
11
melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas
antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari beberapa yang merasa
kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensial, karena kefleksibilitasannya dan
tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke pemerintahan yang
kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik Keempat Prancis. Sistem
parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala pemerintahan dan kepala
negara, dengan kepala pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai
dengan kekuasaan sedikit atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki
seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan
keseimbangan dalam sistem ini.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda,
Malaysia, Singapura dan sebagainya.
Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala
negara dikepalai oleh presiden/raja.
Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi
berdasarkan undang-undang.
Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif
Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
parlemen sebagai pemegang kekuasaan di negara tersebut
12
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif
berada pada satu partai atau koalisi partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Pembuatan keputusan memakan waktu yang cepat.
Kedudukan badan eksekutif atau kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan
parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
Masa pemilihan umum dapat berubah-ubah dengan jangka waktu tertentu.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka
menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi
menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
Suprastruktur politik merupakan lembaga tinggi negara yang dibentuk atas amanat konstitusi
untuk menjalankan fungsi-fungsi ketatanegaraan.
13
Definisi ringkasnya adalah lembaga tinggi negara, seperti yang sudah disebutkan di atas. Untuk
mengetahui apa saja lembaga-lembaga tersebut, kita perlu mengerti apa saja komponen-
komponennya.
Komponen-komponen tersebut terdiri dari legislatif, eksekutif dan yudikatif. Legislatif berfungsi
membuat undang-undang, eksekutif berfungsi menjalankan undang-undang, dan yudikatif
berfungsi mengawasi kinerja keduanya.
Ketiganya dikendalikan dan diawasi oleh konstitusi yang merupakan amanat rakyat. Saya
paparkan di sini komponen dan lembaga yang dimaksud.
Komponen legislatif
Komponen eksekutif
Komponen yudikatif
Ketiga komponen tersebut dikenal dengan istilah Trias Politica, komponen pokok dalam sistem
politik demokrasi.
14
Fungsi suprastruktur politik
MPR
DPR
Membuat undang-undang
Menetapkan anggaran
Mengawasi kinerja eksekutif
DPD
Mengusulkan undang-undang
Membahas rancangan undang-undang
Mengawasi pelakanaan undang-undang
Presiden
Wakil presiden
BPK
15
Mengontrol pertanggung jawaban uang kas negara
MA
MK
KY
Setelah menyimak beberapa komponen dan fungsi lembaga tinggi negara yang dipaparkan di
atas, kita seperti memahami anatomi tubuh negara.
Infrastruktur politik merupakan kelompok politik yang berada di masyarakat dan berpartisipasi
secara aktif dalam kegiatan politik negara.
Infrastruktur politik sering juga disebut dengan substruktur atau mesin politik publik.
Biasanya kelompok politik tersebut, terbentuk dengan sendirinya dan langsung berperan menjadi
pelaku politik non formal yang memiliki pengaruh dalam kebijakan negara.
16
Tugas dan peran Infrastruktur politik dalam pemerintahan tidak diatur secara resmi oleh
konstitusi atau undang-undang negara.
Infrastruktur politik sering digunakan sebagai forum dalam pemilihan pemimpin ditingkat desa
dan nasional.
Untuk menyediakan pendidikan politik terhadap rakyat dari pusat hingga ke wilayah
pedalaman.
Untuk mempertemukan agar dapat menyatukan berbagai hal dalam partai politik maupun
dalam komunitas tertentu.
Untuk dapat menyalurkan aspirasi rakyat dari tingkat yang paling bawah.
Untuk digunakan sebagai alat komunikasi politik antara masyarakat, golongan, institusi
maupun lembaga negara.
Agar semua rakyat dapat ikut serta menentukan kebijakan politik yang diambil lembaga
negara sekecil apa pun minimal di wilayahnya sendiri.
Agar dapat mempertemukan kepentingan yang sama sehingga lebih mudah tersalurkan
dan menjadi sebuah tindakan nyata.
Agar dapat mempermudakan menyalurkan aspirasi rakyat kedalam lembaga pemerintah
yang terkait karena tidak semua rakyat berpartisipasi langsung dalam politik.
Agar dapat melahirkan pempimpin yang berkompeten dan menjadi wakil rakyat dalam
menyuarakan kepentingan masyarakat secara umum.
Agar rakyat dapat mengetahui apa saja yang dilakukan oleh pemerintah maupun isu
politik yang sedang berlangsung.
17
Komponen Infrastruktur Politik
1. Partai Politik
Partai politik merupakan salah satu komponen dalam infrastruktur politik yang memiliki fungsi
dalam menentukan wakil rakyat dalam lembaga legistatif negara.
2. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan akan menampung saran, kritik dan tuntutan kepentingan dari masyarakat
untuk disampaikan pada lembaga pemerintahan.
Biasanya tujuan aktivitas dalam kelompok kepentingan terbatas dengan sasaran yang monolitis
dan memiliki usaha yang tidak berlebihan.
3. Kelompok Penekan
Kelompok penekan merupakan kelompok yang akan memberikan kritikan untuk pelaku politik
yang lain dengan tujuan untuk memajukan dunia perpolitikan.
Namun kadang kelompok penekan akan muncul lebih dominan dibandingkan dengan partai
politik, terutama ketika partai politik dianggap tidak bisa mengangkat dan menjalankan isu yang
sedang di perjuangkan.
18
Media komunikasi politik merupakan komponen infrastruktur politik yang dapat mempengaruhi
kelompok politik lain hingga ke lembaga negara.
Media komunikasi politik berguna untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat
dengan sosialisasi politik serta dapat dimanfaatkan untuk membentuk asumsi masyarakat
terhadap isu politik yang sedang terjadi.
Bentuk media komunikasi politik seperti televisi, radio, internet, serta media sosial.
1. Infrastruktur Keras
Infrastruktur keras merupakan infrastruktur yang mempunyai kegunaannya berasal dari bentuk
fisik yang nyata dan berkaitan dengan kepentingan masyarakat umum.
Infrastruktur keras non fisik merupakan infrastruktur keras yang tidak mempunyai bentuk fisik
yang jelas dan nyata.
Biasanya infrastruktur keras non fisik hanya dapat dirasakan manfaatnya serta berguna dan
mendukung keberadaan infrastuktur keras lainnya dan berkaitan dengan permasalahan kepuasan
publik.
3. Infrastruktur Lunak
Infrastruktur lunak merupakan infrastruktur yang berbentuk kelembagaan atau kerangka institusi
yang berkaitan erat dengan kegiatan pelayanan didalam masyarakat yang disediakan oleh
pemerintah.
19
Infrakstruktur politik memiliki beberapa contoh, yaitu:
1. Partai Politik
Partai Politik merupakan salah satu contoh infrastruktur politik yang berbadan hukum dan
keberadaannya diakui oleh undang-undang.
Partai politik terdiri dari sekelompok orang yang berada dalam suatu kelompok yang
terorganisir.
Kelompok tersebut terdiri dari orang orang yang mempunyai ideologi tertentu, dan mempunyai
tujuan yang sama.
Biasanya partai politik akan berperan sebagai institusi yang berhubungan erat dengan
masyarakat.
Lembaga swadaya masyarakat merupakan sebuah organisasi yang anggotanya berasal dari
masyarakat dan dengan sukarela atau bukan hasil paksaan untuk melakukan kegiatan tertentu
demi tujuan kemanusiaan.
3. Organisasi Masyarakat
Organisasi masyarakat merupakan organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat
secara sukarela atau bukan hasil paksaan.
Organisasi masyarakat terbentuk berdasarkan kesamaan aspirasi dan tujuan untuk berpartisipasi
agar tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila namun
tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD tahun 1945.
20
Infrastruktur politik terdiri dari berbagai macam bentuk politik dalam masyarakat yang memiliki
peran aktif pada kehidupan politik suatu negara.
Sedangkan suprastruktur politik merupakan bentuk politik yang anggotanya dipilih oleh rakyat
dan pemerintah untuk menjalankan politik pada negara.
Infrastruktur politik tidak dapat dilakukan secara resmi dari konstitusi maupun UUD yang
terdapat pada sebuah negara.
Sedangkan suprastruktur politik diatur secara resmi oleh negara baik tugas maupun perannya.
Infrastruktur politim memiliki bentuk seperti partai politik, lembagaa swadaya masyarakat
maupun organisasi masyarakat.
Sedangkan suprastruktur berbentuk lembaga eksekutif, lembaga legislatif dan lembaga yudikatif.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
pertama, dari rangkaian perjalanan sistem pemerintahan Indonesia, jika dikatakan sistem
pemerintahan presidensil, Indonesia tidak menganut asas pemisahan kekuasaan. Begitupun, jika
dikatakan sistem parlementer, tidak terdapat mekanisme pembagian kekuasaan yang jelas,
bahkan cenderung mengadopsi kedua sistem tersebut. Adanya sistem pembagian kekuasaan
seperti itu di Indonesia, tidak terpisah antara lembaga negara yang satu dengan lembaga negara
lainnya. Ketentuan- ketentuan inilah yang ada dalam UUD 1945.
SARAN
secara konseptual atau teoritis kewenangan lembaga-lembaga negara dalam sistem pemerintahan
yang diterapkan berdasarkan UUD 1945 diperlukan kembali upaya penyempurnaan,
21
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_presidensial
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_parlementer
http://sosiologis.com/suprastruktur-politik
https://haloedukasi.com/infrastruktur-politik
22