OLEH
ANGGI LESTARI
1804111148
ILMU KELAUTAN
ini yang berjudul ” Teknik Pembibitan dan Penanaman Bakau Putih (Rhizophora
penelitian ini selesai. Penulis juga berterima kasih kepada kedua orangtua serta
semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian
ini.
penulis meminta maaf terlebih dahulu. Penulis juga menerima saran, kritikan dan
Anggi Lestari
DAFTAR ISI
3
Isi Halaman
I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Sumatera dan wilayah kepulauan dengan luas 11.481,77 km dan mempunyai batas
batas sebagai berikut, yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka,
dengan Kota Dumai dan Kabupaten Rokan Hilir, dan sebelah Timur berbatasan
(luas 514,00 km), Kecamatan Bantan (luas 424,40 km), Kecamatan Bukit Batu
(1.870,21 km), Kecamatan Mandau (luas 3.440,47 km), Kecamatan Merbau (luas
1.348,91 km), Kecamatan Rupat (luas 1.524,85 km), Kecamatan Tebing Tinggi
Rangsang Barat, Kecamatan Rupat Utara dan Kecamatan Tebing Tinggi Barat
Desa Sebauk merupakan salah satu dari 31 desa yang berada di wilayah
kota kecamatan.
utara berbatasan dengan selat malaka, sebelah selatan berbatasan dengan selat
bengkalis, sebelah timur berbatasan dengan desa pangkalan batang barat, sebelah
yang telah ditebang. Sejalan dengan semakin menipisnya mangrove, laju abrasi
kecenderungan yang semakin tinggi. Hal ini diindikasikan oleh tiga kenyataan
badan jalan, merusak areal kebun kelapa penduduk dan lahan pertanian lainnya.
Bahkan tiga desa di pulau Bengkalis, yakni Jangkang, Bantan dan Rupat,
terancam digenangi air laut. Air laut itu sudah masuk hingga satu kilometer dari
bibir pantai.
terhadap ekosistem hutan mangrove. Hal ini dapat dilihat dari adanya alih
pasang surut terutama di pantai yang terlindungi laguna dan muara sungai yang
tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang
yang lambat apabila dibandingkan dengan jenis bakau yang lain, sehingga
usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan bahan organik dimana kita
ketahui bahan organik sangat bermanfaat untuk memperbaiki kondisi tanah dan
Untuk dapat mengevaluasi bahan organik mana yang mampu memberikan asupan
kerja, persiapan alat dan bahan untuk penanaman di lapangan, penataan lokasi
apiculata dilapangan.
produsen dalam jarring makanan dalam ekosistem pantai. Selain itu ekosistem
bagi berbagai jenis hewan laut dan menyediakan tempat berkembang biak,
memijah, dan membesarkan anak bagi beberapa jenis ikan, kerang, kepiting, dan
pantai yaitu sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan angin kencang,
penahan abrasi, penampung air hujan sehingga mencegah banjir, dan penyerapan
oleh pohon mangrove dari empat genera (Rhizophora, Avicennia, Sonneratia dan
Bruguiera), memiliki kemampuan adaptasi yang khas untuk dapat hidup dan
berkembang pada substrat berlumpur yang sering bersifat asam dan anoksik.
Kemampuan adaptasi ini meliputi: adaptasi terhadap kadar oksigen rendah pohon
mangrove memiliki sistem perakaran yang khas bertipe cakar ayam, penyangga,
dari beberapa unsur. Tanah aluvial ialah tanah yang berasal dari endapan lumpur
yang dibawa melalui sungai-sungai. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk
Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian selatan dan tengah
saat ini, beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasikan mengenai fauna yang
Jawa Timur, Pulau Rambut, Sulawesi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah,
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
memiliki ciri yang sangat khas yaitu memiliki tulang daun berwarna merah
kecoklatan dan daun meruncing dan menyempit. Buahnya atau yang disebut
9
propagul termasuk tipe vivipari dimana buah telah berkecambah saat di pohon,
memilik perakaran yang sangat sangat rapat dan biasanya disebut dengan akar
tunjang dan akar gantung. Pohon besar, dengan akar tunjang yang menyolok dan
batang mencapai 50 cm, memiliki perakaran yang khas hingga dapat mencapai 5
m, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. kulit kayu
menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau
penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang
Warna daun berwarna hijau tua, bentuk elips meruncing. pucuk daun
berwarna merah. Bunga berwarna merah kecoklatan dengan formasi 2-4 bunga
berbilangan 4. Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm, kuning kecoklatan atau
Buah berbentuk telur memanjang sampai mirip buah pir yang kecil, hijau
coklat kotor. Hipokotil tumbuh memanjang, silindris, hijau, kasar atau agak
halus berbintil-bintil.
10
dan tergenang pada saat pasang normal. Tidak menyukai substrat yang lebih keras
yang bercampur dengan pasir. Yang paling umum adalah hutan mangrove tumbuh
di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organik. Akan tetapi di
beberapa tempat, bahan organik ini sedemikian banyak proporsinya bahkan ada
Substrat yang lain adalah lumpur dengan kandungan pasir yang tinggi,
terumbu karang. Terpaan ombak bagian luar atau bagian depan hutan mangrove
yang berhadapan dengan laut terbuka sering harus mengalami terpaan ombak
yang keras dan aliran air yang kuat. Tidak seperti bagian dalamnya yang lebih
tenang. Yang agak serupa adalah bagian bagian hutan yang berhadapan langsung
dengan aliran air sungai, yakni yang terletak di tepi sungai. Perbedaannya,
salinitas di bagian ini tidak begitu tinggi, terutama di bagian -bagian yang agak
Hutan bakau tumbuh di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan
organik. Akan tetapi di beberapa tempat, bahan organik ini sedemikian banyak
proporsinya bahkan ada pula hutan bakau yang tumbuh di atas tanah bergambut.
Substrat yang lain adalah lumpur dengan kandungan pasir yang tinggi, atau
terumbu karang. Sifat fisik tanaman pada hutan mangrove membantu proses
penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali
11
terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan mangrove, kualitas air laut terjaga dari
Dari segi substrat dasar, hutan mangrove dapat tumbuh pada substrat dasar
substrat dasar lumpur (misalnya: Teluk Bintuni Irian, Cilacap, Muara Musi-
Banyuasin, Batu Ampar Kalimantan Barat, Muara Sungai Indragiri Hilir). Pada
cenderung lambat (seperti Bali, NTB, pulau Batam, dan sekitarnya, Bunaken,
seperti ini akan sangat terasa karena proses regenerasi akan berjalan lambat.
Bertolak dari kenyataan ini, penetapan lebar jalur hijau tentu harus berbeda
dengan di daerah yang relatif subur (pohon yang tumbuh pada substrat lumpur).
yaitu:
a. Cahaya
Menurut Takashima et al,(1999) tanaman mangrove membutuhkan
intensitas cahaya matahari tinggi, akan tetapi pada tingkat semai tanaman
yang rendah. Tanaman cukup mengambil air, tetapi proses fotosintensis tidak
12
berpendapat bahwa pengaruh cahaya terhadap pembesaran sel dan diferensiasi sel
pada morfologi pohon yaitu pembentukan sistem akar dan peningkatan rasio akar
dan batang, sedangkan daun akan menjadi lebih tebal karena intensitas cahaya
b. Suhu udara
suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi),
produksi daun baru Rhizopora sp. Tumbuh optimal pada suhu 26-28oC, sedangkan
untuk jenis Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20oC dan jika suhu lebih tinggi
maka prduksi jadi berkurang, Brugueira tumbuh optimal pada suhu 27oC dan
c. Pasang Surut
Pasang yang terjadi dikawasan mangrove sangat menentukan zonasi
tumbuhan dan komunitas hewan yang bersosiasi pada mangrove, lama terjadi
salinitas akan meningkat pada saat air pasang serta menjadi faktor pembatas yang
13
mempengaruhi distribusi spesies horizontal dan sebaliknya akan menurun saat air
perairan yang memberikan pengaruh terhadap perubahan wilayah pesisir dan laut.
Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem hutan
padatan-padatan dan sedimentasi pasir ini merupakan substrat yang baik untuk
distribusi spesies dan daya tahan organisme akuatik melalui tranportasi nutrien-
e. Salinitas
Salinitas air merupakan faktor penting dalam pertumbuhan, daya tahan dan
didaerah estuaria dengan salinitas 10-30 ppt. Salinitas yang sangat tinggi
uum dilaut (± 35 ppt) dapat berpengaruh buruk pada vegetasi mangrove, karena
f. Tanah
Jenis-jenis mangrove tumbuh dengan baik pada tanah berlumpur, terutama
perakaran yang ada. Jika kerapatan rendah tanah akan mempunyai nilai pH yang
14
tinggi. Kisaran nilai pH tidak banyak berbeda, antara 4,6-6,5 dibawah tegakan
Provinsi Riau.
aktif yaitu dengan mengikuti magang kerja pada seluruh kegiatan dalam teknik
Pengumpulan Data yang digunakan adalah metode studi pustaka, Metode studi
yang bersumber dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan judul praktek
magang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D G. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta
Prinsip Pengelolaannya. Cetakan Kedua. Bogor: Pusat Kajian Sumber
Daya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.
Kusmana, C. 2004. Kajian Ekologi Hutan Pantai Suaka Marga Satwa Pulau
Rambut, Teluk Jakarta. Jurnal Komunikasi Penelitian 16 (6) :77/22.
Taniguchi, K.S., Takashima, dan O. Suko. 1999. The silviculture manual for
mangrove, dalam Manual of Mangrove Silviculture in Indonesia. Korea
International Cooperation Agency The Rehabilitation Mangrove Forest
and Coastal Area Damaged By Tsunami in Aceh Project, Kusmana. C.,
I.C. Wibowo, S.W. Budi, R., I.Z. Siregar, T. Tiryana, dan S. Sukardjo.
2008. Korea International Cooperation Agency (KOICA).Teknik