Anda di halaman 1dari 9

54

Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA KEJANG DEMAM
DI RUMAH

Topik : Penatalaksanaan Kejang Demam


Hari/tanggal :
Pukul :
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Anak RSU Haji Surabaya

I. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, ibu dapat melakukan
penatalaksanaan kejang demam

2. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan, ibu dapat :
a. Menjelaskan pengertian kejang demam
b. Menyebutkan penyebab kejang demam
c. Menyebutkan ciri-ciri kejang demam
d. Menyebutkan pemeriksaan penunjang kejang demam
e. Menyebutkan pertolongan pertama kejang demam
f. Melakukan penatalaksanaan kejang demam

II. Sasaran :
Ibu pasien kejang demam di ruang tunggu ruang anak RSU Haji Surabaya

III. Materi :
a. Pengertian kejang demam
b. Penyebab kejang demam
55

c. Ciri-ciri kejang demam


d. Pemeriksaan penunjang
e. Penatalaksanaan kejang demam
IV. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
VI. Kegiatan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan KegiatanPeserta


1. 5 menit Pembukaan: 1. Menyambut salam dan
1. Membuka acara dengan salam mendengarkan penyaji
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
4. Melaksanakan kontrak waktu
dengan peserta
5. Menyampaikan materi yang akan
diberikan

2. 15 menit Pelaksanaan:
1. Menjelaskan Pengertian kejang Mendengarkan dan
demam memperhatikan
2. Menjelaskan Penyebab kejang
demam
3. Menjelaskan Ciri-ciri kejang
demam
4. Menjelaskan Pemeriksaan
penunjang kejang demam
5. Menjelaskan Penatalaksanaan
kejang demam

3. 5 menit Evaluasi:
1. Penyaji dapat menjawab pertanyaan 1. Mengajukan
yang diberikan oleh peserta. pertanyaan kepada
2. Penyaji memberikan pertanyaan penyaji
(feedback) kepada peserta 2. Menjawab pertanyaan
56

dari penyaji
4. 5 menit Penutup:
1. Mengucapkan terima kasih Mendengar dan
kepada peserta penyuluhan mengucap salam
2. Mengucapkan salam

VII. Setting Tempat

Keterangan :
= Peserta = Observer
= Penyaji = Fasilitator
= Moderator

VIII. Kriteria Evaluasi


1. Kriteria struktur :
1) Kehadiran peserta
2) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sebelum dan saat
penyuluhan.
2. Kriteria Proses :
1) Antusiasme peserta penyuluhan
2) Konsentrasi peserta terhadap kegiatan penyuluhan
3) Keaktifan peserta terhadap materi-materi yang disuluhkan
3. Kriteria Hasil :
1) Kemampuan peserta menjawab pertanyaan seputar materi yang
dilakukan oleh penyaji
2) Kemampuan peserta menjelaskan kembali materi yang sudah
dijelaskan
57

Tindakan Pertolongan Pertama Kejang Demam


58

1. Pengertian

Kejang demam merupakan Kejang selama kanak-kanak setelah

usia 1 bulan, yang berhubungan dengan penyakit demam tanpa disebabkan

infeksi sistem saraf pusat, tanpa riwayat kejang neonatus dan tidak

berhubungan dengan kejang simptomatik lainnya (ILAE) dalam (Arief,

2015).

Menurut konsensus tatalaksana kejang demam dari IDAI dalam

(Arief, 2015) Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi

pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 0 C) yang disebabkan oleh

suatu proses ekstra kranium.

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak

berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh

(suhu diatas 38̊ C, dengan metode pengukuran suhu apapun) yang tidak

disebabkan oleh proses intrakranial (Guidelines. Epilepsia, 2009) dalam

(Ismael, 2016).

Kejang demam atau Febrile convulsion adalah bangkitan kejang

yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh atau rektal diatas 380 C yang

disebabkan oleh prosees ekstrakranium. Kejang demam merupakan

kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada

golongan anak usia 6 bulan sampai 4 tahun (Ngastiyah, 2005)

2. Etiologi
59

Etiologi kejang demam hingga kini belum diketahui dengan pasti.

Febris sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,

pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih. Kadang-kadang

febris yang tidak begitu tinggi dapat menyebabkan kejang (Arif Mansjoer,

2000) dalam (Purwanto, 2010)

3. Ciri- ciri Kejang Demam

Kejang demam dibagi menjadi 2 (Irawan Manungatmadja, 2011):

1) Kejang demam sederhana

Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan

umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik, dan

atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24

jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh kejang

demam.

2) Kejang demam kompleks

Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini, yaitu:

(1) kejang lama >15 menit.

(2) Kejang fokal atau fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum

didahului kejang parsial.

(3) Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut (Rifqi Fadly Arief, 2015).

1) Pemeriksaan laboratorium
60

Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang

demam, tetapi dapat dikerjakan mengevaluasi sumber infeksi

penyebab demam atau keadaan lain, misalnya gastroenteritis dehidrasi

disertai demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan

misalnya darah periver, elektrolit, dan gula darah (level II-2 dan level

III, rekomendasi D)

2) Pungsi lumbal

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau

menyingkirkan kemungkinan meningitis. Resiko terjadinya meningitis

bakterialis adalah 0,6%-6,7%. Pada bayi, sering sulit menegakan atau

menyingkirkan diagnosis menginitis karena manifestasi klinisnya

tidak jelas. Oleh karena itu, fungsi lumbal dianjurkan pada :

(1) Bayi kurang dari 12 bulan – sangat dianjurkan

(2) Bayi antara 12-18 bulan – dianjurkan

(3) Bayi diatas 18 bulan – tidak rutin

Bila klinis yakin bukan meningitis, tidak perlu dilakukan fungsi

lumbal.

3) Elektroensefalografi

Pemeriksaan elektroensefalografi (electroencephalography/EEG)

tidak direkomendasikan karena tidak dapat memprediksi berulangnya

kejang atau memperkirakan kemungkinan epilepsi pada pasien kejang

demam. Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan


61

kejang demam yang tidak khas, misalnya pada kejang demam

kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun, atau kejang demam fokal.

4) Foto X-ray

Foto X-ray dan pencitraan seperti Computed Tornography scan (CT-

scan) atau magnetic resonance imaging (MRI) tidak rutin dan hanya

atas indikasi, seperti :

(1) Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)

(2) Paresis nervus VI

(3) Papiledema

5. Penatalaksanaan

1) Saat timbul serangan kejang demam tetap tenang dan tidak panik.

2) Segera pindahkan anak ketempat yang aman seperti di lantai yang

diberi alas lunak tapi tipis, jauh dari benda-benda berbahaya seperti

gelas, pisau (Riyadi, 2009)

3) longgarkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher.

4) Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring, bila terdapat muntah,

bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.

5) Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya sangat kecil)

lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.

6) Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama kejang.

7) Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.


62

8) Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung 5 menit.

Jangan berikan bila kejang telah berhenti. Diazepam rektal hanya

boleh diberikan satu kali oleh orangtua.

9) Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau

lebih, suhu tubuh lebih dari 400C, kejang tidak berhenti dengan

diazepam rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau

terdapat kelumpuhan (Rifqy Fadly, 2015).

Menurut Greene, et all (2005) Anak yang mengalami panas tinggi

dan beresiko terjadi kejang demam, sebaiknya dilakukan:

1) Buka pakaian sampai hanya tinggal celana dalamnya saja. Pastikan ia

memperoleh banyak udara segar tanpa menjadi kedinginan.

2) Singkirkan benda-benda disekelilingnya agar ia terlindungi dari cidera.

Basuh tubuhnya dengan air hangat dimulai dari kepala dan turun

kearah tubuhnya. Jangan biarkan tubuhnya menjadi terlalu dingin.

3) Setelah tubuh mendingin, kejangnya akan berhenti, letakkan recovery

position/ gulingkan tubuhnya hingga ia berbaring miring dan jaga agar

kepalanya tetap menengadah kebelakang. Selimuti tubuhnya dengan

selimut atau seprei tipis dan tenangkan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai