Anda di halaman 1dari 9

KOMPETENSI GURU TINGKAT NASIONAL

PERAN TEKNOLOGI DALAM INOVASI


PENDIDIKAN

Autoplay sebagai Alternatif Media Pembelajaran


Menulis Berita Ekstrakulikuler Jurnalistik

bagi Siswa SMP

Oleh

Annisa Ariyani

Guru Ekstrakulikuler Jurnaslistik

Brawijaya Smart School (BSS)

MALANG
Pembelajaran menulis tidak hanya diajarkan pada kegiatan pembelajaran di kelas,
melainkan juga di luar jam pelajaran, yaitu pada kegiatan ekstrakulikuler, khususnya pada
kegiatan ekstrakulikuler jurnalistik. Capaian kegiatan ekstrakulikuer jurnalistik adalah siswa
mampu menjalankan tugas jurnalistik. Tugas jurnalistik yang dimaksud adalah menyiapkan,
mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala
kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya (Sumadiria,2006:3). Ektrakulikuler
jurnalistik di SMP bertujuan agar siswa mampu mencari, mengolah, dan menuliskan berita. Hasil
akhir tulisan siswa akan disebarluaskan dalam majalah sekolah yang diterbitkan secara berkala.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan
dalam merangkai kata atau kalimat menjadi paragraf berita yang utuh. Kesulitan merangkai kata
atau kalimat itu disebabkan oleh siswa belum memahami struktur berita dengan benar. Selain itu,
media yang digunakanterlihat kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari media yang digunakan
guru hanya mengacu pada satu media,misalnya majalah atau koran. Hal tersebut membuktikan
bahwa media yang digunakan guru belum masuk kriteria media pembelajaran interaktif.
Menurut Sharon, kedudukan media pembelajaran interaktif penting dalam strategi
pembelajarankarena strategi pembelajaran dapat terencana dengan baik, jika menyertakan
teknologi dan media yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (dalam Zainal, 2012:94).
Adanya teknologi dan media pembelajaran interaktif dapat meningkatkan motivasi peserta didik
untuk belajar, sehingga dapat mendukung terciptanya lingkungan belajar yang
menyenangkan.Salah satu unsur penting yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan adalah tidak lepas dari keragaman media yang digunakan.Munculnya keragaman
media disebut multimedia.Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
yang terdiri atas teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara terintegrasi. Menurut
Suyanto (2004:31), multimedia mempunyai kelebihan, yaitu dapat menarik indera dan minat
karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan. Sementara itu, lembaga riset
dan penerbitan komputer, Computer Technology Research (CTR), menyatakan orang hanya
mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% yang didengar. Akan tetapi, orang dapat
mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar,serta 80% dari yang dilihat, didengar, dan
dilakukan sekaligus. Para pendukung multimedia menyatakan jika media berbagai indera ini
dikombinasikan, maka akan menghasilkan efek yang melebihi penjumlahan bagian-bagiannya.
Oleh karena itu, melalui bantuan multimedia yang dijalankan perangkat komputer atau laptop,
pembelajaran akan lebih menarik, efektif, dan efisien, sehingga dapat memberikan hasil belajar
yang maksimal.
Saat melakukan kajian awal penelitian, peneliti menemukan penelitian sejenis, yaitu
milik Saputra (2014) dengan judul Pengembangan Blog Menulis Berita untuk Majalah Sekolah
sebagai Pembinaan Ekstrakulikuler Jurnalistik bagi Siswa SMA.Pengembangan blog menulis
berita untuk majalah sekolah yang dilakukan oleh Ardi harus terhubung dengan jaringan
internetkarena blog bersistem online, sehingga membutuhkan jaringan internet saat
menjalankannya. Dengan demikian, dapat dikatakan pengembangan blog menulis berita ini
dinilai kurang efisien dan efektif jika digunakan pada sekolah yang belum terfasilitasi jaringan
internet.
Berdasarkan kekurangan pengembangan blog tersebut, penelitimengembangkan media
pembelajaran yang mampu diakses di berbagai sekolah tanpa harus terhubung jaringan internet,
sehingga memudahkan siswa dan guru dalam mengoperasikannya. Oleh karena itu,
penelitimengembangkan media pembelajaran menulis berita menggunakan aplikasi autoplay
media studio 8.3 sebagai software pendukung media.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkanmedia pembelajaran
menulis berita yang berisi materi menulis, cara meliput, pengenalan tokoh idola jurnalis, dan
langkah-langkah menulis berita, serta menghasilkan produk yang layak dari aspek isi, sajian,
kebahasaan, dan tampilan media, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif media
pembelajaran menulis berita untuk ekstrakulikuler jurnalistik bagi siswa SMP.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu memahami cara meliput berita


2. Siswa mampu memahami konsep dasar jurnalistik, meliputi pengertian berita, struktur
berita, dan bahasa berita.
3. Siswa mampu menulis berita
4. Siswa mengenal dan meneladani tokoh jurnalistik
Perangkat teknologi yang digunakan

Media pembelajaran menulis berita ini didukung dengan perangkat teknologi sebagai berikut.

1. Komputer Pentium IV atau laptop dengan operasional sistem windows 7 dan didukung
dengan flash player 8.0
2. LCD untuk penayangan materi

Alat/Aplikasi yang Digunakan

Media pembelajaran menulis berita ini menggunakan aplikasi autoplay media studio 8.3.
aplikasi ini merupakan keluaran terbaru dari autoplay media studio 8.0. Selain itu, aplikasi ini
juga didukung dengan aplikasi yang lainnya seperti adobe flash, cyberlink power director,
photoshop, corel video studio.

Metode Pembelajaran

Pada saat proses implementasi di kelas, peneliti menggunakan pendekatan saintifik, metode
pembelajaran diskusi kelompok, dengan model pembelajaran problem solving. Adapun langkah-
langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

a. Pendahuluan
1) Salah seorang peserta didik memimpin berdoa.
2) Pendidik menyapa kabar peserta didik melalui pantun nasihat.
Pendahulua 3) Pendidik memutarkan media pembelajaran menulis berita 10 menit
n 4) Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
5) Peserta didik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan.
6) Peserta didik menyaksikan video tentang kegiatan tokoh jurnalis
Najwa Shihab
Inti b. Kegiatan inti 40 menit
1) Mengamati
2) Siswa membaca dan membandingkan dua teks yang berbeda,
yaitu teks berita dan non berita.
3) Siswa membaca dan membedakan jenis berita
4) Menanya:
 Peserta didik menanyakan bagaimana ciri teks berita dan teks
non berita
5) Peserta didik menanyakan membedakan jenis berita hangat dan
berita ringan
6) Peserta didik menanyakan struktur berita
7) Mengeksplorasi:
 Peserta didik menemukan unsur-unsur berita, meliputi 5W1H
(what, where, when, who, why, how)
 Peserta didik menemukan perbedaan antara berita hangat dan
berita ringan.
8) Mengasosiasi/menalar:
 Peserta didik menulis berita berdasarkan rangsangan video bus
sekolah
 Peserta didik menentukan unsur-unsur berita dengan membuat
pertanyaan dan jawaban
9) Peserta didik menulis berita dengan memasukkan unsur berita
pada struktur berita.
10) Mengkomunikasikan: menyampaikan hasil
 Peserta didik mempresentasikan hasil menulis berita
 Peserta didik saling menanggapi hasil tulisan menulis berita.
1. Peserta didik melakukan refleksi terkait dengan kesulitan-
kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran yang telah
berlangsung.
2. Peserta didik diminta untuk mengemukakan tanggapan tentang

Penutup kemampuan dalam menulis berita 10 menit


3. Peserta didik membuat kesimpulan mengenai isi pantun.
4. Pendidik memberikan tugas untuk membuat pertanyaan tentang
materi yang telah dibahas atau disampaikan.
5. Salah seorang peserta didik memimpin doa untuk mengakhiri
pembelajaran.
Hasil yang Diperoleh dari Pembelajaran

Ada dua bagian yang dijelaskan pada hasil, yaitu hasil kelayakan media dan hasil
pembelajaran. Pertama, berdasarkan data angket yang telah dibagikan pada siswa ekstrakulikuler
jurnalistik. ada 14 aspek yang dinilai siswa di dalam media pembelajaran menulis berita ini. Data
angket tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data sebagai berikut.

Tse
Va= x 100 %
TSh

Va :Validasi Audience

Tse : Total empirik (nilai hasil uji kompetensi yang dicapai siswa)

TSh: jumlah keseluruhan nilai ideal dalam satu item

100% : bilangan konstanta

Pedoman yang digunakan untuk menginterpretasi hasil analisis data, yaitu dengan
menetapkan kriteria penilaian valid, cukup valid, kurang valid, dan tidak valid (Akbar, 2013: 82).
Berikut ini kualifikasi pedoman kriteria untuk menganalisis data angket media pembelajaran
menulis berita.

No. Rentangan Kualifikasi


Prosentase
1 81%-100% Sangat valid, sangat efektif, sangat tuntas,dapat digunakan tanpa
perbaikan.
2 61%-80% Cukup valid, cuku efektif, cukup tuntas, dapat digunakan namun
perlu perbaikan kecil
3 41%-60% Kurang valid, kuang efektif, atau kurang tuntas, perlu perbaikan
besar, disarankan untuk tidak dipergunakan
4 21%-40% Tidak valid, tidak efektif, tidak tuntas, tidak bisa digunakan.
5 00-20% Sangat tidak valid, sangat tidak efektif, sangat tidak tuntas, tidak
bisa digunakan.

Hasil yang dicapai dijelaskan berikut. Pertama, aspek kemenarikan sajian media
mendapatkan skor 90 % dengan ketegori sangat layak. Kedua, aspek kejelasan dan memudahan
materi mendapatkan skor 85% dengan kriteria sangat layak. Ketiga, aspek sajian materi mampu
meningkatkan minat menulis berita mendapatkan skor 85% dengan kriteria sangat layak.
Keempat, aspek sajian latihan menarik dan mudah dipahami mendapatkan skor 83% dengan
kriteria sangat layak. Kelima, aspek bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami
mendapatkan skor 93% dengan kriteria sangat layak. Keenam, aspek bahasa yang digunakan
jelas dan tidak membingungkan mendapatkan skor 90% dengan kriteria sangat layak. Ketujuh,
kemudahan mengoperasikan media mendapatkan skor 80% dengan kriteria cukup layak, perlu
perbaikan kecil. Kedelapan, aspek kemenarikan warna dan animasi mendapatkan skor 93%
dengan kriteria sangat layak. Kesembilan, aspek kemenarikan warna tampilan media
mendapatkan skor 93%. Kesepuluh, aspek kejelasan dan keterbacaan teks media mendapatkan
skor 88% dengan kriteria sangat layak. Kesebelas, aspek kejelasan dan kemenarikan audio/musik
mendapat skor 88% dengan kriteria sangat layak. Kedua belas, kemenarikan isi video
mendapatkan skor 85% dengan kriteria sangat layak. Ketiga belas, aspek fungsi media (media ini
membantu belajar menulis berita) mendapat skor 90%. Keempat belas, aspek minat siswa (media
ini menarik minat untuk belajar menulis berita) mendapatkan skor 95% dengan kriteria sangat
layak. Berdasarkan penilaian skor tersbut. Skor rata-rata media pembelajaran menulis berita ini
mendapatkan skor keseluruhan 88,42. Hal ini menandakan jika media yang digunakan sangat
layak, mampu digunakan dan disebarluaskan.

Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

LAMPIRAN 11
Desain Media Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai