Anda di halaman 1dari 23

SERTIFIKAT CAGAR BUDAYA UNTUK MENCEGAH HILANGNYA

BUDAYA ASLI INDONESIA DAN MENINGKATKAN KUALITAS


KARAKTER ANAK BANGSA

Disusun oleh :

Achmanda Surya Erfandy (18097/742.004)


Hendy Lukmanul Hakim ()
M. Audy Putra A (19094/515.011)

SMK NEGERI 1 SINGOSARI


KABUPATEN MALANG
2017
SERTIFIKAT CAGAR BUDAYA UNTUK MENCEGAH HILANGNYA
BUDAYA ASLI INDONESIA DAN MENINGKATKAN KUALITAS
KARAKTER ANAK BANGSA

Disusun untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah Festival Bulan Pendidikan Himpunan
Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Disusun oleh :

Achmanda Surya Erfandy (18097/742.004)


Hendy Lukmanul Hakim ()
M. Audy Putra A. (19094/515.011)

SMK NEGERI 1 SINGOSARI


KABUPATEN MALANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Sertifikat Cagar Budaya Untuk Mencegah


Hilangnya Budaya Asli Indonesia dan
Meningkatkan Karakter Anak Bangsa
2. Ketua
a. Nama Lengkap : Achmanda Surya Erfandy
b. NIM/NIS : 18097/742.004
c. Jurusan : Teknik Gambar Bangunan/Arsitektur
d. Perguruan Tinggi : SMK Negeri 1 Singosari
e. Alamat Rumah dan No. Telp./HP : Jl. Sidobakti Parelegi, Purwodadi, Pasuruan
082245295929
f. Alamat Email : achmandaaries@gmail.com
3. Anggota : 3 orang
4. Dosen/Guru Pembimbing :
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :

Kab. Malang, Tanggal Oktober 2017


Menyetujui,
Dosen/Guru Pembimbing Pembimbing Ketua

( ) (Achmanda Surya E. )
NIP 18097/742.004

Mengetahui,
Ketua Jurusan/Wakil Dekan Fakultas/
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

( )
NIP
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA LOMBA KARYA
TULIS ILMIAH FESTIVAL BULAN PENDIDIKAN
Judul karya tulis : SERTIFIKAT CAGAR BUDAYA UNTUK
MENCEGAH HILANGNYA BUDAYA ASLI
INDONESIA DAN MENINGKATKAN KUALITAS
KARAKTER ANAK BANGSA.
Nama Ketua : ACHMANDA SURYA ERFANDY

Nama Anggota : 1) HENDY LUKMANUL HAKIM


2) M. AUDY PUTRA A.

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis dengan
judul di atas benar-benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis dan
belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan di luar kegiatan ”Lomba Karya
Tulis Ilmiah FESTIVAL BULAN PENDIDIKAN 2017” yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam FITK UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan
apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap untuk
didiskualifikasi dari kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

Kab. Malang, Tanggal-Oktober-2017

Menyetujui,

Dosen / Guru Pembimbing, Ketua Tim

Materai 6.000

(Nama Lengkap) (ACHMANDA SURYA E.)

NIDN. 18097/742.004
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun karya tulis ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam full paper ini kami membahas mengenai
“SERTIFIKAT CAGAR BUDAYA UNTUK MENCEGAH HILANGNYA BUDAYA
ASLI INDONESIA DAN MENINGKATKAN KUALITAS KARAKTER ANAK
BANGSA.”

Karya tulis ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan karya tulis ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

Kab. Malang, 9 Oktober 2017

Penulis
SERTIFIKAT CAGAR BUDAYA UNTUK MENCEGAH HILANGNYA
BUDAYA ASLI INDONESIA DAN MENINGKATKAN KUALITAS
KARAKTER ANAK BANGSA

Achmanda Surya Erfandy, Teknik Gambar Baangunan, SMK Negeri 1 Singosari


Hendy Lukmanul Hakim, Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Singosari
M. Audy Putra A., Teknik Otomasi Industri, SMK Negeri 1 Singosari

ABSTRAK

Budaya merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan masyarakat. Masing-


masing daerah terdapat budaya yang menjadi simbol daerah tersebut. Hal ini diperkuat
dengan pendapat Koentjaraningrat (1990: hal 181) menyatakan bahwa kebudayaan adalah
simbol yang berkaitan dengan konsep, nilai-nilai, norma atau peraturan yang mengatur
mengendalikan dan memberi arah kepada perilaku manusia dalam masyarakat.
Di era globalisasi saat ini, kebudayaan Indonesia mengalami kelunturan dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya cara berpakaian, berbahasa dan memilih makanan.
Akibatnya, jika hal ini terus terjadi maka tidak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kelak
nanti tidak tahu jenis makanan, bahasa dan pakaian tradisional asli daerah asal mereka. Hal
ini terpengaruh pada sikap dan karakter anak.
Selama ini, pelestarian budaya di Indonesia hanya dilakukan dengan dua cara yaitu
Culture Experience dan Culture Knowledge (www.badanbahasa.kemendikbud.go.id).
Akan tetapi kedua program tersebut masih memiliki kekurangan yaitu belum ada perhatian
pada masing-masing daerah. Padahal Indonesia mempunyai beragam budaya. Hal itu
dibuktikan dengan minimnya pembelajaran dan pengenalan budaya sejak dini. Akibatnya,
remaja saat ini lebih mengunggul-unggulkan budaya luar negeri contohnya demam K-POP.
Berdasarkan permasalahan di atas dibutuhkan sebuah solusi alternatif yang mampu
mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul “Sertifikat
Cagar Budaya Untuk Mencegah Hilangnya Budaya Asli Indonesia dan Meningkatkan
Kualitas Karakter Anak Bangsa”. Di dalam sertifikat cagar budaya terdapat program tiga
jenjang yaitu dasar, madya, dan unggul. Ketiganya mempunyai masing-masing kompetensi
yang berbeda menyesuaikan dengan pola pikir dan perkembangan siswa.
Pertama jenjang dasar, diikuti oleh tingkat SD, rubrik penilaian menyesuaikan
dengan pola pikir dan perkembangan siswa. Kedua jenjang madya diikuti oleh tingkat
SMP, MTS dan SMPK, rubrik penilaiannya berbeda dengan tingkat dasar. Perbedaan
tersebut terletak pada perkembangan pola pikir dan kebutuhan siswa. Ketiga jenjang
unggul diikuti oleh tingkat SMK, MA dan SMA, rubrik penilaiannya meliputi penguatan
nilai budaya bangsa serta arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, agama atau
kebudayaan. Ketiga penilaian tersebut mengacu pada penilaian kognitif (pengetahuan
tentang budaya masing-masing daerah), psikomotor (bagaimana siswa mampu
mempraktikkan gerakan dan kesenian tiap daerah) dan avektif ( bagaimana cara
membawakan sikap seorang siswa dalam memperagakan sebuah kesenian).
Ketiganya mempunyai beberapa aspek penilaian yang berbeda sesuai dengan ketiga
jenjang tersebut. Tujuan diadakan sertifikat cagar budaya ini adalah melestarikan budaya,
menumbuhkan dan meningkatkan karakter serta kualitas karakter anak bangsa. Diharapkan
sertifikat cagar budaya ini dapat dijadikan sebagai program tahunan yang diikuti ketiga
jenjang yang ditentukan.
.
Kata Kunci : Budaya, kesenian dan pendidikan karakter.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
ABSTRAK .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR (jika ada) .................................................................. v
DAFTAR TABEL (jika ada) ..................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................ x
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................. x
D. MANFAAT..................................................................................... x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI KONSEPTUAL................................................................. x

B. KERANGKA OPERASIONAL……………………………………. x

C. Dst………….…………………………… …………………………. x
BAB III METODOLOGI PENULISAN
A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN….…………………... x
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN…………………………... x
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA...…………………………….. x

D. Dst………………………………………………………………….. x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN…..…………………………… x

B. Dst………………………..…………… ………………………….. x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN.................................................................................. x
B. SARAN.............................................................................................. x
DAFTAR PUSTAKA …............................................................................... x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …................................................................. x
LAMPIRAN – LAMPIRAN ……................................................................. x
DAFTAR GAMBAR (jika ada)

Gambar 1.1 Keterangan Gambar ................................................................... x


Gambar 2.1 Keterangan Gambar ................................................................... x
Gambar 3.1 Keterangan Gambar ................................................................... x
DAFTAR TABEL (jika ada)

Tabel 1.1 Keterangan Tabel .......................................................................... x


Tabel 2.1 Keterangan Tabel .......................................................................... x
Tabel 3.1 Keterangan Tabel .......................................................................... x
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya merupakan kekayaan bangsa yang perlu diperhatikan dan ditangani
secara serius, terutama dalam memasuki era globalisasi. Kebudayaan nasional
merupakan sesuatu hal penting bagi Indonesia dan merupakan salah satu unsur
dalam menjaga rasa nasionalisme dalam diri kita sebagai rakyat Indonesia.
Haviland (1988:223) juga menyatakan bahwa budaya tradisi (daerah) dapat
menentukan norma untuk perilaku yang teratur, serta kesenian verbal pada
umumnya meneruskan kebiasaan dan nilai-nilai budaya daerah (bangsa). Indonesia
memiliki banyak beraneka ragam kebudayaan. Kebudayaan tersebut yaitu budaya
etnik dan budaya asing, sehingga kebudayaan yang ada sangat perlu dilestarikan
dan dikembangkan oleh generasi muda saat ini, agar kekayaan kebudayaan yang
dimiliki Indonesia selalu terlihat dan dipandang oleh negara lain bahwa betapa
banyaknya kesenian budaya yang telah dilestarikan dan dibudayakan oleh bangsa
kita. Atas dasar itu, budaya Indonesia sangat penting bagi pembentukan
karakteristik bangsa. Abdul Hadi W.M. (1998:8-9) juga pernah menyatakan bahwa
unsur tradisi tetap menjadi sumber inspirasi baik dalam pembentukan jiwa bangsa
maupun sumber ciptaan karya baru. Haviland (1988:223) juga menyatakan bahwa
budaya tradisi (daerah) dapat menentukan norma untuk perilaku yang teratur, serta
kesenian verbal pada umumnya meneruskan kebiasaan dan nilai-nilai budaya
daerah (bangsa). Setiap bentuk budaya daerah dapat menambah eratnya ikatan
solidaritas masyarakat yang bersangkutan.
Banyak perihal yang menyebabkan budaya lokal dilupakan terhadap periode
saat ini, salah satu penyebabnya adalah masuknya budaya asing. Berdasarkan
kebenaran waktu ini tidak sedikit generasi melenial Indonesia lebih pilih
kebudayaan asing. Alasannya, kebudayaan asing lebih unik, menarik, dan lebih
praktis. Akibatnya, kebudayaan lokal tidak sedikit yang luntur lantaran tidak ada
generasi penerus yang mewarisinya. Oleh karena itu, Sudah jadi kewajiban warga
negara Indonesia sebagai pewaris bangsa butuh menumbuhkan kesadaran terhadap
tiap-tiap masyarakat negeri Indonesia bakal pentingnya menjaga kebudayaan
Indonesia bersama trik mengajarkan kebudayaan Indonesia pada anak – anak
bangsa play on words meningkatkan rasa kebangsaan and nasionalisme pada tiap-
tiap penduduk negeri Indonesia.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh
positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan
seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa. Adanya globalisasi
menimbulakn berbagai masalah terhadap eksistensi kebudayaan daerah, salah
satunya terjadinya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jadi
diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang
selanjutnya berkembang menjadi kebudayaan massa. Produksi global atas prosuk
lokal dan lokaslisasi produk global. Globalisasi adalah proses dimana berbagai
peristiwa, keputusan dan kegiatan dibelahan dunia yang satu dapat membawa
konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat dibelahan dunia yang
lain (A. G. Mc. Grew, 1992)
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di
kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat.
Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan
kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini dicerminkan dengan banyaknya
anak muda yang meniru budaya barat. Misal tata cara berpakaian, berbicara dan
tingkah laku yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

Selama ini, pelestarian budaya di Indonesia masih kurang efektif


disebabkan kurangnya penerapan di lingkungan umum. Oleh karena itu dibutuhkan
cara dan perbaikan konsep yang diterapkan dalam pelaksanaan pembaharuan
pelestarian serta mencegah hilangnya budaya asli indonesia. Cara pelestarian
budaya sebagai peningkatan kualitas anak bangsa dapat dilakukan melalui gagasan
yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paper yang berjudul “Sertifikat Cagar
Budaya Untuk Mencegah Hilangnya Budaya Asli Indonesi dan Meningkatkan
Kualitas Karakter Anak Bangsa”. Diharapkan dari pembahasan ini akan diperoleh
temuan-temuan baru yang daat memberikan titik terang atas permasalahan yang
ada.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dalam karya tulis ini akan dibahas beberapa
rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa itu Sertifikat Cagar Budaya ?


2. Bagaimana konsep penerapan sistem Sertifikat Cagar Budaya ?
3. Bagaimana implementasi Sertifikat Cagar Budaya sebagai peningkatan kualitas
karakter anak bangsa ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan karya tulis ini sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pengertian Sertifikat Cagar Budaya
2. Mendeskripsikan konsep sistem Sertifikat Cagar Budaya
3. Mendeskripsikan implementasi Sertifikat Cagar Budaya sebagai peningkatan
kualitas karakter anak bangsa

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya karya tulis ini antara lain :
1. Sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas karakter anak bangsa melalui program
Sertifikat Cagar Budaya.
2. Sebagai sarana untuk melestarikan budaya asli Indonesia
3. Sebagai cara untuk bersaing dengan budaya asing
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konseptual
2.1.1 Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4
unsur pokok, yaitu :
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-
ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret
diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat,
antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan
yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah
kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Kerangka kebudayaan merupakan dimensi analisis dari konsep kebudayaan


yang dikombinasikan ke dalam suatu bagan lingkaran yang ditujukan untuk
menunjukkan bahwa kebudayaan bersifat dinamis. Berikut adalah gambaran
Kerangka Budaya menurut Koentjaraningrat (1985).

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa, Sistem Budaya digambarkan dengan
lingkaran yang „paling dalam‟ dan merupakan inti, kemudian Sistem Sosial
digambarkan dengan lingkaran kedua di sekitar inti, sedangkan Kebudayaan Fisik
digambarkan dengan lingkaran yang paling luar. Adapaun pembagian lingkaran
menjadi 7 (Tujuh) bagian adalah melambangkan 7 Unsur Kebudayaan Universal
menurut konsep B. Malinowski. Ketujuh Unsur Kebudayaan Universal tersebut
dapat mempunyaiTiga Wujud Kebudayaan, yaitu Sistem Budaya, Sistem Sosial,
dan Kebudayaan Fisik.
2.1.2 Kesenian

Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan
untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Penjelasan ini
diperkuat dengan pendapat Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa menurutnya
seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan
dan dapat menggerakan jiwa manusia. Kesenian mengacu pada nilai keindahan
(estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati
dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi,
manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks(Sumanto 2006: 5). Berkembangnya seni sejalan
dengan perkembangan peradaban di dunia ini, seni telah menjadi bagian daripada
hidup manusia,adapun perkembangan seni dimulai dari zaman prasejarah,zaman
medieval,zaman seni modern dan kontemporer hingga sampai saat ini.

Tabel 2.1.1 Zaman Perkembangan Seni

Tahun Zaman Seni Karakteristik Contoh

200.000 SM- Prasejarah -Seni sebagai alat -lukisan mural


pemujaan
10.000 SM -Seni memiliki cerita

4000 SM-750 Peradaban -Berpusat di Mesir dan -harpa


SM
Awal Mesopotamia -gerbang kota
750 SM-500 M Klasik -Seni yunani kuno dan -patung prima

Romawi kuno -ornamen- porta


ornamen alam

500 M-1400 M Medieval -Seni yang -koin-koin emas


dicetak berwajah
menggambarkan penguasa
kekuasaan
Tuhan/Penguasa

Islamic -Arabesque -kaligrafi arab

-Kaligrafi

-Ikonografi

1400 M-1600 M Renaissance -Lahir kembalinya seni -lukisan monalisa

yunani kuno dan

romawi kuno

1800 M – 1900 Revolusi -berpindah dari tenaga -mesin pabrik


M
Industri manusia ke mesin

Saat ini Zaman -Seni bebas -lukisan-lukisan


abstrak,realistis
Modern dan

Kontemporer

Dalam perkembangan ditengah pesatnya kemajuan di berbagai aspek kehidupan,


keindahan tidak lagi menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian.
Sedangkan The Liang Gie berpendapat bahwa jenis nilai yang melekat pada seni
mencakup: 1) nilai keindahan, 2) nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan.

Fungsi seni serta tujuannya bisa dibagi menjadi :


Tabel 2.1.2 Fungsi dan Tujuan Seni

Fungsi dan Tujuan Contoh


Seni
Keagamaan Lagu-lagu rohani

Pendidikan Kerja sama dalam memainkan angklung

Komunikasi Reklame,wayang

Rekreasi Menikmati seni,menonton wayang

Artistik Musik kontemporer

Guna (seni terapan) Perabotan rumah tangga

Kesehatan Terapi medis

a. Fungsi Religi atau Keagamaan


Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lagu rohani. Seni juga sering digunakan untuk
sebuah upacara kelahiran, kematian, pernikahan dsb, contohnya : gamelan
dalam upacara Ngaben di Bali (gamelan luwang, angklung dan gambang).
b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan
Ansambel karena didalamnya terdapat kerjasama, atau Angklung dan gamelan
pun ada nilai pendidikannya karena kesenian tersebut terdapat nilai sosial,
kerjasama dan disiplin. karya seni yang sering digunakan untuk
pelajaran/pendidikan seperti : gambar ilustrasi buku pelajaran, film
ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA, dsb.
c. Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti, kritik sosial, gagasan,
kebijakan dan memperkenalkan produk kepada masyarakat, bisa dilihat dalam
pagelaran wayang kulit, wayang orang dan seni teater ataupun poster, drama
komedi dan reklame.
d. Fungsi Rekreasi atau hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi
kesedihan yang khusus pertunjukan untuk berekspresi ataupun hiburan.
e. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan
karyanya tidak untuk hal yang komersial, seperti : musik kontemporer, tari
kontemporer, dan seni rupa kontemporer (seni pertunjukan yang tidak bisa
dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati oleh para seniman
dan komunitasnya).
f. Fungsi Terapan
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya, kecuali
sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan
mempertimbangkan aspek kegunaannya, seperti : perlengkapan/peralatan
rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan.
g. Fungsi Kesehatan
Seni sebagai fungsi untuk kesehatan, seperti pengobatan penderita
gangguan physic ataupun medis distimulasi melalui terapi musik
(disesuaikan dengan latar belakang pasien). terbukti musik telah terbukti
mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan
psikologis trauma pada suatu kejadian dsb. Pada tahun 1999 Siegel
menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak dan
gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.
2.1.3 Pendidikan Karakter
Pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata
seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,
menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. Hal tersebut
diperkuat dengan pendapat Scerenco yang mengatakan bahwa pendidikan
karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara
mana ciri kepribadian positif dikembangkan,didorong dan diberdayakan
melalui keteladanan, kajian (sejarah dan biografi pra bijak dan pemikir
besar), serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan
hikmah dari apa-apa yang dipelajari). Pendidikan karakter pada intinya
bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu, pengetahuan dan teknologi, yang
semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan pancasila. Fungsi pendidikan karakter antara lain :
1) Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berfikir
baik, dan berprilaku baik.
2) Memperkuat dan membangun prilaku bangsa yang
multikultur.
3) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam
pergaulan dunia.

Djahiri mengatakan bahwa nilai pedidikan karakter adalah suatu


jenis kepercayaan yang letaknya berpusat pada sistem kepercayaan
seseorang ,tentang bagaimana seseorang sepatutnya, atau tidak sepatutnya
dalam melakukan sesuatu atau tentang apa yang berharga dan yang tidak
berharga untuk dicapai. Selanjutnya menurut Ricard Eyre & Linda nilai
pendidikan karakter yang benar dan diterima secara universal adalah nilai
yang menghasilkan suatu perilaku itu berdampak positif baik yang
menjalankan maupun orang lain.

Menurut Kemendiknas (2010) Nilai-nilai yang dikembangkan dalam


pendidikan karakter diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini

1) Agama
2) Pancasila
3) Budaya
4) Tujuan Pendidikan Nasional
Tabel. 2.1

Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah


No Nilai karakter yang
Deskripsi prilaku
. dikembangkan
1. Nilai karakter dalam hubunganya Nilai ini bersifat religius dalam kata lain ,pikiran
dengan tuhan Yang Maha Esa. perkataan dan tindakan seseorang diupayakan
selalu berdasarkan pada nilai-nilai
ketuhanan/ajaran agama.
2. Nilai karakter dalam hubunganaya
dengan diri sendiri.
Jujur Merupakan prilaku yang di dasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkaataan,
tindakan dan pekerjaan baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain.
Tanggung jawab Merupakan sikap dan prilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kuwajibanya
sebagimana yang seharusnya dia lakukan.

Bergaya hidup sehat Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan


yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat
dan menghindarkan kebiasaan yang buruk yang
dapat menggagu kesehatan

Disiplin Merupakan suatu tindakan yang menunjukkan


prilaku tertib daan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.

Kerja keras Merupakan suatu prilaku yang menunjukkan


upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan )
dengan sebaikbaiknya.

Percaya diri Merupakan sikap yakin akan kemampuan diri


sendiriterhadap pemenuhantercapainya setiap
keinginan dan harapanya

Berfikir logis, kritis dan inovatif Berfikir dan melakukan sesuatu secara
kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang
telah dimiliki.
Mandiri Suatu sikap dan prilaku yang tidak mudah
tergantung pada diri orang lain dalam
menyelesaikan tugastugas.

Ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk


mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
apa yang telah dipelajarinya ,dilihat dan
didengar.
Cinta ilmu Cara berfikir , bersikap dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian,dan
penghargaan yang tinggi terhadap
pengetahuan.
3. Nilai karakter dalam hubunganya
dengan sesama
Sadar hak dan kewajibanya Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan
terhadap orang lain apa yang menjadi milik/hakdiri sendiri dan
orang lain, serta tugas / kewajibanya diri sendiri
/ orang lain.
Patuh pada aturan-aturan sosial Sikap menurut dan taat terhadap aturan-
aturan,berkenaan dengan masyarakat dan
kepentingan umum.
Menghargai karya dan Sikap dan tidakan yang mendorong dirinya
potensi orang lain untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat ,dan mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain.
Santun Sifat yang halus dan baik dari sudut
pandang tata bahasa maupun tata prilakunya
kesemua orang.
Demokrasi Cara berfikir bersikap dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
4. Nilai karakter dalam hubunganya Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
dengan lingkungan. mencegah kerusakan pada lingkungan dan
alam sekitarnya,dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi
bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
5. Nilai karakter dalam hubunganya Cara berfikir, bertindak dan wawasan yang
dengan kebangsaan. menempatkan kepentingan bangsa dan negara
diatas kepentingan diri dan kelompoknya.

Nasionalis Cara berfikir dan bersikap yang menunjukkan


kesetiaan,kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa,lingkungan, fisik, sosial,
budaya,ekonomi, suku, dan agama.

Menghargai keberagaman. Sikap memberikan respek/hormat terhadap


berbagai macam hal baik yang bentuk fisik,sifat
, adat, budaya,
suku, dan agama.1

2.2 Kerangka Operasional

1
BAB 3

METODOLOGI PENULISAN

3.1 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN


Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan degan cara deskripsi dalam
bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007).

Anda mungkin juga menyukai