Bermain sambil belajar bukan bermain bebas atau bermain sesat, melainkan aktivitas
yang dirancang secara terprogram dan mengandung esensi tujuan yang jelas. Dengan
bermain sambil belajar tidak akan membosankan anak, karena dalam bermain anak
mendapatkan pengalaman yang positif dalam perkembangan diri dan emosinya, melalui
alat permainan, teman, orang tua dan alam sekitar.
B. Teori-teori Modern
Teori bermain dalam pandanagn para ahli :
a. Teori Psikoanalitik Kognitif-Piaget : Peran bermain dalam perkembangan anak yaitu
menguasai pengalaman traumatik, coping terhadap frustasi
b. Teori Kognitif-Vigotky : Peran bermain dalam perkembangan anak yaitu mampu
mempraktekkan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep serta keterampilan yang
telah dipelajari sebelumnya.
1. Teori Psikoanalisa (Sigmund Freud)
Freud memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melalui bermain
ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan-harapan maupun konflik
pribadi. Dengan demikian Freud percaya bahwa bermain memegang peran penting dalam
perkembangan emosi anak. Anak dapat mengeluarkan semua perasaan negatif, seperti
pengalaman yang tidak menyenangkan/traumatik dan harapan-harapan yang tidak
terwujud dalam realita melalui bermain. Dengan demikian , bermain mempunyai efek
latihan. Melalui bermain anak dapat mengambil peran aktif sebagai pemeran dan
memindahkan perasaan negatif ke objek/orang pengganti.
Dalam hal ini Freud tidak mengemukakan pengertian bermain tetapi memandang
bermain sebagai cara yang digunakan anak untuk mengatasi masalahnya.
2. Teori Kognitif
a) Jean Piaget
Menurut Piaget, anak menjalani tahapan perkembangan kognisi sampai akhirnya
proses berpikir anak menyamai proses berpikir orang dewasa. Sejalan dengan tahapan
perkembangan kognisinya, kegiatan bermain mengalami perubahan dari tahap sensori
motor, bermain khayal sampai kepada bermain sosial yang disertai aturan permainan.
Dalam teori Piaget bermain bukan saja mencerminkan tahap perkembangan kognisi
anak, tetapi juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan kognisi itu sendiri.
Perkembangan bermain berhubungan dengan perkembangan kecerdasan
seseorang, maka taraf kecerdasan seorang anak mempengaruhi kegiatan bermainnya.
Artinya bila anak mempunyai taraf kecerdasan di bawah rata-rata, kegiatan bermain
mengalami keterbelakangan dibandingkan anak lain yang seusia. Oleh karena itu,
biasanya anak yang cerdas lebih suka bermain dengan anak yang usianya lebih tua
sedangkan anak yang kurang cerdas merasa lebih cocok dengan anak yang lebih muda
usianya.
b) Lev Vygotsky
Vigotsky adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia yang meyakini bahwa
bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak.
Menurut Vigotsky, anak kecil tidak mampu berpikir abstrak karena bagi merea,
menaing (makna) tidak objek berbaur menjadi satu. Akibatnya, anak tidak dapat
berpikir tentang kuda tanpa melihat yang sesungguhnya. Saat anak terlibat dalam
kegiatan bermain khayal dan menggunakan objek misalnya sepotong kayu untuk
mewakili benda lain yaitu kuda, meaning mulai terpisah dari objek. Objek pengganti
yaitu potongan kayu tadi digunakan sebagai pemisah antara makna kuda dari kuda
sesungguhnya. Dengan demikian akhirnya anak mampu berpikir mengenai meaning
secara terpisah dari obejk yang mewakilinya. Jadi bermain simbolik mempunyai peran
penting/krusial dalam perkembangan berpikir abstrak.
c) Jerome Bruner
Bruner menekankan narrative modes of thingking, dalam atian fungsi dari
intelek berhubungan erat dengan makna (meaning), rekonstruksi pengalaman dan
imajinasi. Dari sudut pandang Bruner, dalam perkembangan dan pendidikan manusia
aspek naratif memang berperan penting. Bermain sangat berhubungan dengan naratif
dalam hal bagaimana seorang anak mempresentasikan pengetahuan dalam
intersionalitas dan kesadarannya.
Teori-teori lain :
a. Teori Arousol Modulation : Peran bermain dalam perkembangan anak yaitu
memajukan berpikir abstrak, belajar dalam kaitan ZPD; pengatur diri.
b. Teori Betason : Peran bermain dalam perkembangan anak, tetap membuat anak
terjaga pada tingkat optimal dengan menambah stimulasi. Memajukan kemampuan
untuk memahami berbagai tingkatan makna.