Anda di halaman 1dari 6

5.

Konsep Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi mudah. Instrumen pengumpulan
data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Instrumen yang dipergunakan dalam upaya pengumpulan data suatu penelitian itu harus
memperhatikan validitas dan reabilitas Berbicara tentang instrumen pengumpulan data dan
mendasarkan pada pengertian diatas maka ada 2 jenis instrumen pengumpulan data yang di
sebut juga alat evaluasi yaitu ;
1. Tes
Tes merupakan kumpulan pertanyaan, lembar kerja atau sejenisnya yang dapat di
pergunakan untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, bakat, dan keampuan dari
subjek penelitian baik secara kelompok dan perorangan. Instrumen ini dapat berisi
soal-soal, angket, observasi atau wawancara.
maka dibedakan adanya beberapa macam tes yaitu:
a. Tes kepribadian atau  personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkapkan kepribadian seseorang , yang diukur bisa kreativitas, disiplin,
kemampuan khusus, dan sebagainya.
b. Tes bakat atau aptitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
c. Tes intelegensi, yaitu tes yang digunakan untuk  mengadakan estimasi atau
perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan
berbagai tugas.
d. Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan skala sikap , yaitu
alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap
seseorang.
e. Tes minat atau measures, adalah alat untuk menggali minat seseorang terhadap
sesuatu.
f. Tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian  seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Adapun tolak ukur penggunaan suatu alat tes sebagai instrument pengumpul data
dalam suatu penelitian adalah :
a)    Objektif, yaitu hasil yang dicapai dapat mengganmbarkan keadaan yang
sebenarnya tentang tingkat kemampuan seseorang, baik berupa pengetahuan maupun
keterampilan.
b)   Cocok yaitu alat tes yang digunakan sesuai dengan jenis data yang akan
dikumpulkan untuk menguji hipotesis dalam rangka menjawab masalah penelitian.
c)    Valid, yaitu memiliki derajat kesesuaian, terutama isi dengan kemampuan suatu
kelompok yang ingin di ukur.
d)   Reabel, yaitu derajat kekonsistenan skor yang diperoleh dari hasil tes
menggunakan alat tersebut.
2. Angket atau Kuesioner
Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, yaitu:
a.     Dipandang dari cara menjawab, maka ada :
1)   Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2)   Kuesioner tertutup , yang sudah disediakan jawabannya sehigga responden tinggal
memilih.
b.    Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :
1)   Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
2)   Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
c.     Dipandang dari bentuknya maka ada :
1)      Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud sama dengan kuesioner tertutup.
2)      Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3)      Check list, sebuah daftar , dimana responden tinggal membubuhkan tanda check
(√) pada kolom yang sesuai.
4)      Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-
kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan , misalnya mulai dari sangat setuju
sampai kesangat tidak setuju.

3. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan
berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Teknik pengumpulan data observasi cocok
digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia dan
proses kerja. Instrument yang dapat digunakan dalam melakukan observasi yaitu;
1. Daftar cek (check list) .semua gejala yang akan atau mungkin akan muncul pada
suatu objek yang menjadi objek penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti,
juga menyediakan kolom cek yang akan dipergunakan selama mengadakan
pengamatan. Berdasarkan item yang ada pada daftar cek, yang muncul
dibubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang tersedia. Hal ini akan lebih
memudahkan dalam pengamatan.
2. Daftar isian. Daftar isian memuat daftar item yang diamati, kolom tentang
keadaan, atau gejala tentang item-item tersebut. Kolom keadaan dikosongkan
untuk selanjutnya pada waktu pengamatan diisi oleh peneliti.
3. Skala penilaian (rating scale) rating scale biasanya untuk mengubah data kualitatif
ke dalam data kuantitatif atau bentuk angka-angka dalam bentuk skala, dengan
fungsi menentukan tingkat kategori sifat atau karaktristik sesuatu. Skala penilaian
berfungsi untuk menentukan kedudukan objek penelitian pada skala yang
didasarkan pada kraktristik yang sudah ditentukan. Angka-angka yang
menggambarkan karaktristik itu (misalkan 5: baik sekali; 4:baik; 3:cukup:
2:kurang baik; 1:sangat kurang baik), selanjutnya dicantumkan pada garis skala
sehingga pencatatan dilakukan dengan cara melingkari angka atau mengisi kolom.

4.  Skala bertingkat (rating) atau rating scale


Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat
berskala. Instrument ini dapat dengan mudah memberikan gambaran penampilan,
terutama penampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukkan
frekuensi munculnya sifat-sifat. Rating-scale diinterpretasikan secara hati-hati
karena disamping menghasilkan gambaran juga jawaban responden tidak begitu
saja mudah dipercaya. Hal-hal yang mempengaruhi ketidakjujuran jawaban
responden.
Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
menentukan variable sekala. Apa yang ditanyakan  harus apa yang dapat diamati
responden. Misalnya seseorang guru ditanya tentang jam kehadiran dan
kepulangan kepada sekolah. Dia tidak akan dapat menjawab jika ia sendiri selalu
datang siang dan pulang awal.

5. Wawancara
Wawancara adalah salah satu tekhnik pengumpukaan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada resonden dengan mencatat atau merekam jawaban-jawaban
responden. Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
dengan narasumber. Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi
sumber data dan dilakukan tanpa perantara. Agar wawancara dapat dijadikan
tekhnik pengumpul data yang efektif , sebaiknya disusun terlebih dahulu panduan
wawancara sehingga pertanyaan yang diajukan menjadi terarah, dan setiap
jawaban atau informasi yang diberikan oleh responden segera dicacat.
Secara umum , terdapat dua macam pedoman wawancara .
1.         Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja , kreativitas pewawancara
sangat diperlukan , bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih
banyak bergantung pada pewawancara.
2.     Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun
secara terperinci sehingga menyerupai checklist. Pewawancara tinggal
membubuhkan tanda √ (check) pada nomor yang sesuai.

6. Dokumentasi
Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan prnyataan tertulis
yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu
peristiwa dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi  kealamiahan yang sulit
diperoleh , sulit ditemukan, dan membuka kesempatan untuk lebih memperluas
pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Dokumen yang diteliti berupa dokumen resmi dan dokumen pribadi. Dokumen
pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan,
pengalaman, dan kepercayaan, yang bentuknya dapat berupa buku harian, surat
pribadi,autobiografi. Dokumen resmi dalam bentuk arsif terdiri atas dokumen
internal , seperti memo pengumuman , aturan sutatu lembaga.
Dua hal penting dalam tekhnik dokumentasi , yaitu:
1. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan
dicari datanya.
2. Check list,  yaitu daftar variable yang akan dikumpulkan datanya .  dalam
menggunakan tekhnik dokumentasi ini , peneliti dapat memegang check
list untuk mencatat variable yang sudah ditentukan.

6. Jenis-jenis instrumen pengumpulan data untuk penelitian kuantitatif


Data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik skala dan angket.
A. Skala
1. DATA DISKRIT
Data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk
bilangan bulat (bukan bilangan pecahan).
Contoh data diskrit misalnya:
1) Jumlah Rumah Sakit di Kota XXX sebanyak 20.
2) Jumlah ahli gizi di Rumah Sakit YYY sebanyak 67 orang.
3) Jumlah pasien di Rumah Sakit ZZZ sebanyak 246.867 orang.

2. DATA KONTINUM
Data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan
tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan.
Contoh data kontinum misalnya:
1) Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
2) IQ Budi adalah 120.
3) Suhu udara di ruang ekonomi 24o Celcius.

3. DATA NOMINAL
Suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang mempunyai
kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan
yang lain. Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap
variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat
dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau
lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih
buruk dari kategori yang lain.
Contoh data nominal yaitu:
1). Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan.
2). Pekerjaan : dapat dibedakan dokter, perawat, ahli gizi.
3). Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB.

4. DATA ORDINAL
Skala Ordinal Adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan.
Skala Ordinal Adalah Himpunan yang beranggotakan menurut rangking,
urutan, pangkat atau jabatan. Skala Ordinal adalah Kategori yang dapat
diurutkan atau diberi peringkat. Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum
yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga
yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih
rendah daripada nilai yang lain.
Contoh data ordinal yaitu:
1). Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT.
2). Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah.
3). Sikap (yang diukur dengan Skala Likert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak
Setuju. Dsb.

5. DATA INTERVAL
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu
dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan
satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.
Contoh dat interval yaitu:
1). Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360Celcius jelas
lebih panas daripada suhu 240Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu
360Celcius 1½ kali lebih panas daripada suhu 240Celcius. Alasannya :
Penentuan skala 0 0Celcius Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak
Ada Suhu/Temperatur sama sekali).
2). Tingkat Kecerdasan.
3). Jarak

6. DATA RATIO
Skala ratio adalah skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi
nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL
ABSOLUT ).
Contoh data ratio adalah:
1). Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan
mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini JUGA dapat
dikatakan Bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.
B. Angket
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bersifat hitungan.
Penelitian kuantitatif terdapat berbagai macam rumus di dalamnya yang
hendak digunakan sebagai analisis data.
Angket harus memperhatikan responden yang dituju. Hal ini dikarenakan
instrumen penelitian dalam bentuk angket metode pengumpulan datanya
adalah disebar dan diberikan responden untuk diisi sendirI. Angket yang
mudah diterima responden akan menghasilkan data yang baik.
Hal yang harus diperhatikan pada saat menyebarkan angket kepada
responden adalah usahakan pada setiap instrumen penelitian disertakan kesan
dan pesan responden terhadap objek yang akan diteliti oleh para peneliti.
Angket dalam klasifikasinya dibagi atas 3 jenis, yaitu;
- Angket Terbuka
Angket terbuka adalah angket yang tersusun secara sistematis, sehingga
pengambilan data dapat terjadi secara signifikan. Angket terbuka
digunakan pada saat data yang hendak dikumpulkan sulit untuk
dimanipulasi oleh peneliti sehingga peneliti mendapatkan data yang
lengkap dari responden.
- Angket Tertutup
Angket tertutup adalah angket yang sudah disajikan pilihan jawabannya
oleh peneliti sehingga responden hanya perlu menjawab beberapa pilihan
yang disajikan oleh peneliti. Bentuk angket tertutup mirip seperti pilihan
ganda pada ujian nasional.
- Angket Campuran
Angket campuran merupakan gabungan antara angket terbuka dan angket
tertutup. Isi dari angket campuran antara lain seperti sebuah pilihan ganda
dan bercampur dengan soal essay.

Anda mungkin juga menyukai