Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Audit SDM


Kode Mata Kuliah : EKMA 4476
Jumlah sks : 2 SKS
Nama Pengembang : Dewi Shinta Wulandari Lubis, B.Sc.Soc,MHRM
Nama Penelaah : Ni Wayan Marsha, S.Tr.Par., M.Par
Status Pengembangan : Baru
Tahun Pengembangan : 2019
Edisi Ke- : 2 (Dua)

No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Sebutkan dan 50 Modul 1 KB 1
jelaskan jenis-jenis
audit yang telah
Anda pelajari!
2 Jelaskan proses 50 Modul 2 KB.2
bisnis perencanaan
SDM-BK secara
terperinci!

Nama : Saputro Cahyo Kartiko


NIM : 041213128

1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis audit yang telah Anda pelajari!

Jenis-Jenis Audit
Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk
menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan tersebut.
Dibawah ini paparkan beberapa jenis audit menurut ahli :

Menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-jenis audit
dapat dibedakan atas:
a. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan
keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen
dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
b. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya
terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit,
misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.

Masih menurut sumber yang sama, menurut (Sukrisno Agoes, 2004), ditinjau dari jenis
pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas :
a. Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan
operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional
yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah
kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
b. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan
maupun pihak ekstern perusahaan.
c. Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian
internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang
telah ditentukan.
d. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses data akuntansi
dengan menggunakan sistem Elektronic Data Processing (EDP).

Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, jenis audit dibagi 4 yaitu:
a. Auditor Ekstern ; Auditor ekstern/ independent bekerja untuk kantor akuntan publik
yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor
ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.
b. Auditor Intern ; Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan
audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit. Oleh
karena itu tugas internal auditor biasanya adalah audit manajemen yang termasuk
jenis compliance audit.
c. Auditor Pajak ; Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak
yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.
d. Auditor Pemerintah ; Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi
keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga
dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi program dan
penggunaan barang milik pemerintah. Sering juga audit atas ketaatan pada peraturan
yang dikeluarkan pemerintah. Auditing yang dilaksanakan oleh pemerintahan dapat
dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

2. Jelaskan proses bisnis perencanaan SDM-BK secara terperinci!

Perencanaan SDM adalah sebuah proses atau aktivitas yang membantu perusahaan untuk
mendapatkan karyawan yang tepat pada pekerjaan yang tepat dalam waktu dan jumlah yang
tepat juga. Oleh karena itu, diperlukan tahapan yang sistematis untuk mencapai tujuan
tersebut. Berikut ini adalah tahapan atau proses yang harus dilalui oleh manajemen
perusahaan (dalam hal ini adalah manajer SDM) pada proses Perencanaan Sumber Daya
Manusia atau Human Resource Planning ini
a. Menganalisis Tujuan Organisasi
Tahap Pertama dalam Perencanaan SDM adalah menganalisis tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasinya. Tujuan organisasi disini dapat diurai menjadi tujuan yang lebih
fokus pada tujuan yang ingin dicapai oleh unit kerja atau bagian tertentu seperti bagian
produksi, bagian pemasaran ataupun bagian keuangan. Tujuan-tujuan tersebut kemudian
ditetapkan sebagai tujuan fungsional atau tujuan departemen. Pemisahan tujuan dan
rencana keseluruhan ini menyediakan penilaian kebutuhan sumber daya manusia untuk
setiap departemen dan kegiatan. Dengan mengetahuinya tujuan dan arah organisasi ini,
akan memberikan ide ataupun gambaran tentang pekerjaan apa yang harus dilakukan
dalam organisasi. Apabila tujuan organisasi adalah pertumbuhan dan perluasan yang
cepat, maka dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja di semua kegiatan fungsional dan
departemen untuk memenuhi tantangan peningkatan pangsa pasar, keuangan, ukuran
aset, pasar baru, inventaris dan riset produk baru. Strategi pertumbuhan baru organisasi
membutuhkan sejumlah besar tenaga kerja terampil. Departemen Sumber Daya Manusia
perlu melakukan rekrutmen dan pelatihan cepat untuk memenuhi kebutuhan sumber
daya manusia organisasi.
b. Melakukan Inventarisasi Sumber Daya Manusia Saat Ini
Setelah mengetahui Pekerjaan yang tersedia melalui analisis tujuan organisasi, tahap
selanjutnya adalah mengetahui informasi-informasi tentang sumber daya manusia yang
tersedia saat ini. Mulai dari jumlah tenaga kerja, kapasitas dan kemampuan, latar
belakang pendidikan, kinerja hingga potensi-potensi mereka. Inventarisasi SDM ini
tidak hanya pada SDM yang ada pada internal organisasi saja (sumber internal) tetapi
juga harus mempertimbangkan SDM yang berasal dari sumber eksternal seperti
kandidat-kandidat yang dapat direkrut sebagai karyawan dan juga kandidat dari agen
penyedia tenaga kerja.
c. Perkiraan Permintaan dan Pasokan Sumber Daya Manusia
Setelah memiliki inventaris sumber daya manusia yang lengkap, tahap selanjutnya
adalah memperkirakan tenaga kerja yang diperlukan untuk masa yang akan datang.
Organisasi atau perusahaan akan mempertimbangkan apakah perlu adanya penambahan
tenaga kerja, apakah perlu meningkatkan produktivitas dan kemampuan karyawan saat
ini melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan baru dan apakah ada kandidat-
kandidat yang berpotensi untuk direkrut menjadi karyawan untuk mengisi pekerjaan-
pekerjaan tersebut.
d. Memperkirakan Kesenjangan Sumber Daya Manusia
Perbandingan antara Permintaan dan Pasokan Sumber Daya Manusia ini akan
menghasilkan “kelebihan” atau “kekurangan” terhadap SDM yang diperlukan. Apabila
terjadi kekurangan SDM, maka yang harus dilakukan adalah melakukan pengrekrutan
karyawan baru atau melakukan peningkatan produktivitas dan kinerja dengan
menggunakan karyawan yang tersedia pada saat ini. Namun apabila terjadi kelebihan
SDM, maka organisasi atau perusahaan harus melakukan pemutusan hubungan kerja
atau PHK terhadap karyawannya.
e. Merumuskan Rencana Tindakan Sumber Daya Manusia
Rencana tindakan SDM ini tergantung pada hasil perkiraan kesenjangan SDM yaitu
kelebihan ataupun kekurangan dalam organisasi. Apakah diperlukan perekrutan baru,
pelatihan, mutasi atau transfer antar departemen atau bahkan pemutusan hubungan kerja
(PHK).
f. Pemantauan, Pengendalian dan Umpan Balik
Setelah menerapkan rencana tindakan SDM, inventaris atau persediaan SDM harus
diperbaharui selama periode tertentu. Rencana aksi ini harus dipantau dan
mengidentifikasikan kelemahan-kelemahannya untuk diambil tindakan selanjutnya.
Perbandingan antara Rencana SDM dengan penerapan aktual harus dilakukan untuk
memastikan tindakannya sesuai dengan ketersediaan jumlah karyawan yang diperlukan
untuk berbagai pekerjaan pada organisasi yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai