DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini berisi panduan agar Saudara dapat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien anak/remaja, dewasa dan lansia dengan masalah psikososial dan
gangguan jiwa: Askep Kecemasan, Askep citra tubuh, Askep kehilangan, Askep
harga diri rendah, Askep isolasi sosial, Askep halusinasi, Askep prilaku kekerasan
dan Askep defisit perawatan diri, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
Saudara dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan-latihan sesuai
panduan sehingga Saudara mampu menangani pasien yang ada di RS &
Puskesmas. Selamat mempelajari modul ini!
1
A. Pengkajian Ansietas/Kecemasan
Ansietas memiliki nilai yang positif. Karena dengan ansietas maka aspek positif
individu berkembang karena adanya sikap konfrontasi (pertentangan), antisipasi
yang tinggi, penggunaan pengetahuan serta sikap terhadap pengalaman mengatasi
kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu
kehidupan seseorang.
iklah ibu/bapak untuk dapat menurunkan kecemasannya, bisa dilakukan latihan nafas dalam”
minasi:
iklah, bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah latihan nafas dalam?” “Coba ibu/bapak sebutkan caranya melakukan latihan na
a jam lagi saya akan kemari, jam ……, kita akan melanjutkan latihan berikutnya yaitu relaksasi otot”
assalammualaikum Bpk/Ibu!”
B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien (lihat SP ansietas)
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
1) Mengenal ansietasnya
2) Mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi
3) Memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi
ansietas
4) Melibatkan keluarga dalam latihan yang telah di susun
b. Tindakan
Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya,
adalah :
1) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
2) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan
yang Saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
3) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
4) Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien,
berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
5) Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
6) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
“Assalammualaikum Pak/Bu!”
“SayaPak………..,SayasenangdipanggilPak…………,Saya mahasiswa/perawat RS/Puskesmas ……… yang akan merawat Bpk/Ib
“Siapa nama Bpk/Ibu?” “Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan Bpk/Ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluhan Bpk/Ibu? M
Secara rinci tahapan melatih nafas dalam dapat Saudara lakukan sebagai
berikut:
a) Jelaskan kepada pasien prosedur teknik relaksasi nafas dalam
b) Ciptakan lingkungan yang tenang
c) Usahakan agar pasien tetap rileks dan tenang
d) Anjurkan pasien menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-
paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3
e) Anjurkan pasien untuk menghembuskan secara perlahan-lahan udara
melalui mulut sambil merasakan kedua tangan dan kedua kaki rileks
f) Anjurkan untuk mengulanginya 3 kali dengn nafas normal
g) Usahakan pasien tetap konsentrasi/mata sambil terpejam
h) Anjurkan pada pasien untuk mengulangi prosedur hingga ansietas
terasa berkurang
Latihan 6: Pendidikan Kesehatan Keluarga
Orientasi:
“Selamat pagi Bpk/Ibu! Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini? Bagaimana keadaan anak Bpk/Ibu sekarang?”
“Hari ini kita berdiskusi dan berlatih tentang “cara menarik nafas dalam” Mau dimana latihannya? baik
Kerja:
”Yaitu Pertama-tama kita ciptakan dulu lingkungan yang tenang ”Lalu usahan tetap rileks dan tenan
” Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1, 2, 3.
”Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ektrimitas atas atau kedua ta
”Dilakukan dengan irama normal sebanyak 3 kali ”Usahan agar kedua tungkai dan tangan tetap rile
”Pada saat konsentrasi pusatkan pada hal-hal yang nyaman” ”Lanjutkan berlatih sampai cemasnya
“Baiklah karena waktunya habis. Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita
berlatih?”
“Coba Bpk/Ibu ulangi lagi cara berlatih nafas dalam!” “Bagus latihannya”
“Minggu depan kita akan berlatih lagi tentang relaksasi otot dan Bpk/Ibu mempraktekkan latihan k
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat menggunakan wawancara dan
observasi kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah:
1. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3. Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
4. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6. Pasien merasa tidak berguna
7. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
“Dengan siapa Bpk/Ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat?” “Apa yang membuat Bpk/Ibu
“Apa saja kegiatan yang biasa Bpk/Ibu lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana dengan teman
“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain?”
“Apa yang menghambat Bpk/Ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?”
Terminasi:
“Baiklah, bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap?”
“Jadi apa saja tadi yang membuat Bpk/Ibu tidak senang bercakap-cakap dengan orang lain?” (Pe
“Dua jam lagi saya akan kemari, jam ……, kita akan bercakap-cakap tentang keuntungan bercakap
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan observasi, adalah:
1. Pasien banyak diam dan tidak mau bicara
2. Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
3. Pasien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
4. Kontak mata kurang
Latihan 2: Dokumentasi data pasien yang terkait isolasi sosial. Berikut ini
adalah contoh:
Seorang laki-laki berusia 21 tahun, dibawa ke klinik untuk konsultasi ke
psikiater, informasi dari pengantar sejak dua tahun terakhir, pasien menjadi
sangat pendiam, banyak mengurung diri di kamar, menolak untuk berinteraksi,
G. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
H. Tindakan Keperawatan
2. Tindakan keperawatan untuk pasien (lihat SP Isolasi Sosial)
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menyadari penyebab isolasi sosial
3) Berinteraksi dengan orang lain
b. Tindakan
Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya,
adalah :
1) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
2) Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan
yang Saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
3) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
4) Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien,
berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
5) Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
6) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
“Assalammualaikum Pak/Bu!”
“Saya Pak ……….., Saya senang dipanggil Pak …………,
Saya mahasiswa/perawat RS/Puskesmas ……… yang akan merawat
Bpk/Ibu.”
“Siapa nama Bpk/Ibu?”
“Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan Bpk/Ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
keluhan Bpk/Ibu? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mau berapa lama, Pak/Bu? Bagaimana kalau setengah jam?”
8) Membantu Pasien Menyadari Perilaku Isolasi Sosial
Mungkin perilaku isolasi sosial yang pasien alami dianggap sebagai
perilaku yang normal oleh pasien. Agar pasien menyadari bahwa perilaku
tersebut perlu diatasi maka hal yang pertama dilakukan adalah
menyadarkan pasien bahwa isolasi sosial merupakan masalah dan perlu
diatasi. Berikut ini langkah-langkah tindakan keperawatan yang dapat
Saudara terapkan untuk menyadarkan pasien akan masalah isolasi
sosialnya:
a) Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan
orang lain
b) Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain
c) Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan
bergaul akrab dengan mereka
d) Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak
bergaul dengan orang lain
e) Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat membantu
pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluargalah yang selalu
bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah
meliputi:
1) Menjelaskan tentang:
a) Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
b) Penyebab isolasi sosial.
c) Sikap keluarga untuk membantu pasien mengatasi isolasi sosialnya.
d) Pengobatan yang berkelanjutan dan mencegah putus obat.
e) Tempat perawatan/rujukan dan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien
2) Memperagakan cara berkomunikasi dengan pasien
3) Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara
berkomunikasi dengan pasien
ut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain.”
sa mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan pasien yang demikian keluarga harus sabar. Pertama keluarga harus m
”Seperti ini cara memberikan pujian : Bagus ... Bagus. Kamu sudah mampu bergaul dengan teman-t
Coba Bpk/Ibu peragakan ! Selanjutnya jangan biarkan pasien sendiri. Buat rencana atau jadwal ber
“Apabila pasien tidak membaik dan sama sekali tidak bisa mengurus dirinya sendiri, Bpk/Ibu bisa m
Terminasi:
“Baiklah karena waktunya habis. Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap?”
“Coba Bpk/Ibu ulangi lagi cara menangani pasien yang tidak mau bergaul!” “Selanjutnya silakan Bp
“Besok kita akan diskusi tentang pengalaman Bpk/Ibu mempraktekkan latihan kita hari ini dan hal-
I. Evaluasi
3. Evaluasi Kemampuan Pasien
a. Pasien menjelaskan kebiasaan interaksi.
b. Pasien menjelaskan penyebab tidak bergaul dengan orang lain.
c. Pasien menyebutkan keuntungan bergaul dengan orang lain.
d. Pasien menyebutkan kerugian tidak bergaul dengan orang lain.
e. Pasien memperagakan cara berkenalan dengan orang lain.
f. Pasien bergaul/berinteraksi dengan perawat, keluarga, tetangga.
g. Pasien menyampaikan perasaan setelah interaksi dengan orang tua.
h. Pasien mempunyai jadwal bercakap-cakap dengan orang lain.
i. Pasien menggunakan obat dengan patuh.
4. Evaluasi kemampuan Keluarga
a. Keluarga menyebutkan masalah isolasi sosial dan akibatnya.
b. Keluarga menyebutkan penyebab dan proses terjadinya isolasi sosial.
c. Keluarga membantu pasien berinteraksi dengan orang lain.
d. Keluarga melibatkan pasien melakukan kegiatan di rumah tangga.
Masalah keperawatan:…………………………………………….
B. Tindakan Keperawatan
1. Membina Hubungan Saling Percaya dengan Pasien
Tindakan pertama dalam melakukan pengkajian pasien dengan halusinasi adalah
membina hubungan saling percaya dengan pasien.
Untuk membina hubungan saling percaya dapat dilakukan hal-hal berikut ini, yang
merupakan bagian dari perkenalan/orientasi dari komunikasi terapeutik:
a. Awali pertemuan dengan selalu mengucapkan salam kepada pasien. Bentuk
salam bisa selamat pagi/siang/malam atau sesuai dengan konteks agama pasien.
b. Berkenalan dengan pasien. Perkenalkan nama lengkap dan nama panggilan
Saudara termasuk juga memperkenalkan bahwa Saudara adalah perawat yang
akan merawat pasien. Saudara juga harus menanyakan nama pasien dan nama
panggilan kesukaan pasien.
c. Buat kontrak asuhan. Jelaskan kepada pasien tujuan Saudara merawat pasien,
aktivitas apa yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu, kapan
aktivitas akan dilaksanakan, dan berapa lama akan dilaksanakan aktivitas
tersebut.
d. Bersikap empati. Empati adalah sikap yang menunjukkan bahwa Saudara bisa
merasakan apa yang dirasakan oleh pasien. Untuk pasien halusinasi rasa empati
dapat ditunjukkan dengan:
1) Mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian
2) Tidak membantah dan tidak menyokong halusinasi pasien
3) Segera menolong pasien jika pasien membutuhkan perawat
Berikut ini jenis-jenis halusinasi, data obyektif dan subyektifnya. Data objektif
dapat Saudara kaji dengan cara mengobservasi perilaku pasien, sedangkan data
subjektif dapat Saudara kaji dengan melakukan wawancara dengan pasien.
Melalui data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien.
Jenis halusinasi Data Objektif Data Subjektif
Halusinasi Dengar/suara Bicara atau tertawa Mendengar suara-suara
sendiri atau kegaduhan.
Marah-marah tanpa sebab Mendengar suara yang
Menyedengkan telinga ke mengajak bercakap-
arah tertentu cakap.
Menutup telinga
Mendengar suara
menyuruh melakukan
sesuatu yang
berbahaya.
Halusinasi Penglihatan Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan,
tertentu sinar, bentuk
Ketakutan dengan pada geometris, bentuk
sesuatu yang tidak jelas. kartoon, melihat hantu
atau monster
Halusinasi Penghidu Menghidu seperti sedang Membaui bau-bauan
membaui bau-bauan seperti bau darah, urin,
tertentu. feses, kadang-kadang
Menutup hidung. bau itu menyenangkan.
Halusinasi Pengecapan Sering meludah Merasakan rasa seperti
Muntah darah, urin atau feses
Halusinasi Perabaan Menggaruk-garuk Mengatakan ada
permukaan kulit serangga di permukaan
kulit
Merasa seperti
tersengat listrik
“Apakah Bpk/Ibu mendengar atau melihat sesuatu? Apakah pengalaman ini terus
menerus terjadi atau sewaktu-waktu saja? Kapan Bpk/Ibu mengalami hal itu?
Berapa kali sehari Bpk/Ibu mengalami hal itu?” Pada keadaan apa terdengar
suara itu ? Apakah pada waktu sendiri ?”
“ Bagus, Bpk/Ibu mau menceritakan semua ini.”
Peragakan percakapan berikut ini untuk mengkaji respons pasien terhadap halusinasi:
“Apa yang Bpk/Ibu rasakan jika suara-suara itu muncul ? Apa yang Bpk/Ibu lakukan jika mengalami
: “Apa yang Bpk/Ibu lakukan, apakah berhasil suara-suara itu hilang ?” “Bagaimana kalau kita belaja
?”.
Halusinasi
ga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Ha
paya suara-suara yang Bpk/Ibu dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang
Bpk/Ibu minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam
tepatjamnya. Bpk/Ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup mi
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang
g. Pemberian Psikofarmakoterapi
Jika pasien mendapatkan obat maka pengetahuan tentang cara pemberian
obat, efek terapi, efek samping, cara pemberian obat yang benar, dan
tindakan keperawatan kepada pasien perlu dimiliki oleh perawat.
bu pagi ini?” Apakah anak Bpk/Ibu sudah menerapkan 3 cara mengontrol halusinasi? Bagaimana minum obatnya? Apakah h
“Pagi ini kita berdiskusi tentang fasilitas kesehatan yang bisa Bpk/Ibu gunakan untuk mengatasi ma
“Selama ini ke mana Bpk/Ibu biasanya membawa anak Bpk/Ibu berobat? Ada beberapa fasilitas kes
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah mendapat penjelasan dari saya tadi?” “Coba Bpk/Ibu sebutk
“Saya akan kembali minggu depan untuk mendiskusikan masalah lain yang dihadapi oleh anak Bpk/
K. Evaluasi
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah Saudara lakukan untuk
pasien halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Pasien mempercayai Saudara sebagai terapis; ditandai dengan:
a. Pasien mau menerima Saudara sebagai perawatnya
b. Pasien mau menceritakan masalah yang ia hadapi kepada Saudara, bahkan
hal-hal yang selama ini dianggap rahasia untuk orang lain.
c. Pasien mau bekerja sama dengan Saudara; setiap program yang Saudara
tawarkan ditaati oleh pasien.
2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada obyeknya dan merupakan
masalah yang harus diatasi, ditandai dengan:
a. Pasien mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya
b. Pasien menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami.
c. Pasien menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi
d. Pasien menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi
e. Pasien menjelaskan bahwa ia akan berusaha mengatasi halusinasi yang
dialaminya
3. Pasien dapat mengontrol halusinasi, ditandai dengan:
a. Pasien mampu memperagakan 4 cara mengontrol halusinasi
b. Pasien menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi:
1) menghardik halusinasi
2) bercakap dengan orang lain di sekitarnya bila timbul halusinasi
3) menyusun jadwal kegiatan dari bangun tidur di pagi hari sampai mau
tidur pada malam hari selama 7 hari dalam seminggu dan melaksanakan
jadwal tersebut secara mandiri
4) mematuhi program pengobatan
4. Keluarga mampu merawat pasien di rumah, ditandai dengan:
a. Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh pasien
b. Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien di rumah
c. Keluarga mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien
d. Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah pasien
e. Keluarga melaporkan keberhasilannnya merawat pasien
L. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses
keperawatan, karenanya dokumentasi asuhan keperawatan jiwa terdiri dari
dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
1. Pedoman format pengkajian gangguan persepsi sensori: halusinasi
Persepsi :
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan:
Isi halusinasi : …………………………………………………………….
Waktu terjadinya: ………………………………………………………….
Frekuensi halusinasi: ………………………………………………………
Respons pasien: …………………………………………………………….
Masalah keperawatan:
…………………………………………………………….
Dx keperawatan:
Tindakan Keperawatan:
Evaluasi: S:
O:
A:
P:
Tanda Tangan
Nama Perawat
Nama Pasien: Tn M
Nama Puskesmas: ……………………………………..
No RM:
Tanggal.....................2019
Data:
Seorang laki-laki berusia 27 tahun, dirawat di ruangan psikiatri, hasil pengkajian
didapatkan: pasien duduk menyendiri, bicara sendiri, tertawa sendiri. Obat
psikotik sudah diberikan sesuai program. Perawat memutus halusinasi dengan
cara bercakap-cakap.
Tanda
Tangan Nama
Perawat
Selain data diatas, saudara dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan
harga diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian
tidak rapih, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.
B. Diagnosa Keperawatan
Orientasi :
“Assalamuallaikum, perkenalkan nama saya suster Rika, dari Puskesmas
Darul Imarah, bagaimana kalau kita berkenalan ? Nama Bapak/Ibu siapa?
senangnya dipanggil apa?
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini ? Adakah yang bapak/ibu pikirkan ?
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan atau masalah yang
Bapa/Ibu hadapi ?Mau berapa lama, bagaimana kalau30 menit ?”
“Mau duduk dimana ? Bagaimana kalau diruang tamu ?”
Kerja :
”Bagaimana perasaan Bpk/ibu setelah mengalami gempa dan tsunami?. Apa
harapan bpk/ibu setelah kejadian tersebut?. Bagaimana rencana Bpk/ibu
untuk mencapai keinginan atau harapan tersebut ?. Adakah harapan atau
keinginan Bpk/ibu yang belum tercapai ? Sejauh ini apa yang Bpk/ibu
rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai ?
”Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai Bpk/ibu ?. Bagaimana
perasaan Bpk/ibu dengan kekurangan/kelemahan yang Bpk/ibu rasakan ?”
Terminasi :
”Baiklah kita sudah bercakap-cakap panjang lebar, bagaimana perasaan
Bpk/ibu setelah bercakap-cakap ? Bagaimana kalau minggu depan kita bicara
tentang kemampuan yang masih Bapak/ibu miliki.
Pasien mengungkapkan : “saya sudah gagal, tidak banyak yang saya dapat lakukan saat
ini, lihat suster semua keluarga saya yang lain berhasil usahanya, sedangkan saya hanya
menjadi pengangguran, sekarang ditambah lagi semua apa yang saya miliki sudah habis
dibawa tsunami, sebenarnya salah saya apa ?, yang lain yang berdosa saya yang terkena
imbasnya, sudahlah hilang semua harapan saya “.
Ekpresi wajah murung, lebih sering menunduk saat bicara, tidak mau menatap
mata perawat, sulit mengungkapkan kata-kata, nada suara rendah. Pakaian
kurang rapih, tercium bau kurang sedap.
C. Tindakan Keperawatan
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri
rendah adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan.
1. Tindakan keperawatan untuk pasien :
a. Tujuan:
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
a) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
b) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang
sesuai kemampuan
c) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih,
sesuai kemampuan
d) Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
b. Tindakan keperawatan:
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimiliki pasien, saudara dapat :
a) Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan
dan aspek positif seperti kegiatan pasien di rumah, adanya keluarga
dan lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
Orientasi:
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ?, Bapak/ibu
terlihat segar “. Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan
dan kegiatan yang pernah Bapak/ibu lakukan ? Dimana kita duduk ?
bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 30 menit ?
Kerja :
”Bapak/ibu, apa saja kemampuan ini yang dimiliki ? Bagus, apa lagi ? Saya
buat daftarnya ya ! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak/ibu
lakukan ? Bagaimana dengan merapihkan kamar ? Menyapu ?
Mencuci piring. dst.”. “ Wah, bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan
yang
bapak/Ibu miliki “.
Terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap ? Yach, Bapak/ibu
masih memiliki kemampuan. Nach, coba nanti di ingat-ingat lagi, kemampuan
Bapak/Ibu yang belum kita bicarakan.” Dua hari lagi saya akan datang lagi
untuk membahas kemampuan yang masih bisa Bp/Ibu lakukan. Jam berapa kira-
kira kita ketemu? Bagaimana kalau jam 10. Sampai jumpa ya.
1) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami bencana.
b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
Jelaskan :…………………………………….
Masalah keperawatan :………………………
f. Penampilan :
Jelaskan :…………………………………..
Masalah keperawatan :……………………..
Perilaku Kekerasan
C. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan
yang dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya
6) Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelakan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini
dan yang lalu
Orientasi:
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu
sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana perasaan bapak hari ini, adakah hal yang menyebabkan
bapak marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik”
“Dimana kita bicara? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?”
Kerja:
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, bapak dapat melakukan: tarik napas
dalam dan pukul kasur dan bantal”.
“Mari kita coba latihan tarik napas dalam: Berdiri, lalu tarik napas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut
seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus,
tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sedah
bisa melakukannya”.
“Mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak
lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.
“Sekarang kita buat jadualnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan
memukul kasur dan bantal serta tarik napas dalam ini?”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?” “Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi”
“Mari kita masukkam kedua cara tadi kedalam jadual kegiatan sehari-
hari bapak. Tarik napas dalam mau jam berapa? Pukul kasur bantal mau
jam
berapa?. Baik, jadi tarik napas dalam jam ........... dan jam............Pukul kasur
bantal jam .............. dan jam............Lalu kalau ada keinginan marah,
gunakan kedua cara tadi ya pak”.
“Dua hari lagi saya akan kembalidan kita latih cara mengontrol marah
dengan belajar bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya.
Sampai jumpa”
Orientasi :
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang
saya datang lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur
bantal, bicara yang baik serta sholat dn baca doanya?, apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek list
kegiatannya”.
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat
yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
“Bila bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas setelah
sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan
gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga”
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas,
jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak
seperti gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.”
bantuan orang lain saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti
bapak dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak mencedari diri
sendiri, orang lain dan lingkungan”
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila
tanda- tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara
mengingatkan jadual latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu
secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”.
“Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji ya
bu”.
Terminasi :
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
bapak?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya
bu” “Kalau bapak marah sudah sampai memukul atau merusak barang
segera hubungi saya di puskesmas atau di nomor ini 0814xxxxxxx, karena
dalam kondisi seperti itu bapak sudah butuh bantuan lebih lanjut”.
Orientasi :
“Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari
puskesmas Kuto Baru, saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu
siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan
bapak marah dan cara mengatasinya?”
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bu?”
Kerja:
“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan
dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
“Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia
direndahkan”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan
gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga”
“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas,
jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak
seperti gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.”
“Bila bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas setelah
sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta
bantuan orang lain saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak
menyakiti bapak dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak
mencedari diri sendiri, orang lain dan lingkungan”
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila
tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara
mengingatkan jadual latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu
secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”.
“Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji ya
bu”.
Terminasi :
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
bapak?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu”
“Kalau bapak marah sudah sampai memukul atau merusak barang segera
hubungi saya di puskesmas atau di nomor ini 0814xxxxxxx, karena dalam
kondisi seperti itu bapak sudah butuh bantuan lebih lanjut”.
D. EVALUASI
1. Pada Pasien:
2. Pada Keluarga:
Latihan:
Dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien PK dengan menggunakan format yang tersedia
Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien
6. Aktivitas motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien
A. Pengkajian
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri
secara mandiri, dan toileting {Buang Air Besar (BAB)/Buang Air Kecil
(BAK)} secara mandiri.
Data ini sesuai dengan format pengkajian untuk masalah kurang perawatan diri
B. Diagnosa Keperawatan
Data : Pasien berpenampilan kotor, tidak rapi, badan bau dan gigi tampak
kuning dan terlihat banyak sisa makanan. Pasien mengatakan bahwa
ia sudah 3 bulan tidak mandi. Keluarga mengatakan pasien BAB dan
BAK disembarang tempat.
C. Tindakan keperawatan
Orientasi :
“Selamat pagi Siti? Apakah masih ingat apa tanda-tandanya bersih ?
Selama setengah jam ini kita akan membicarakan bagaimana cara
mandi, gosok gigi, keramas, berpakaian dan gunting kuku yang benar.
Selanjutnya ... akan mencoba cara-cara yang telah kita diskusikan ini.
Siap ... ?
Kerja :
“Menurut Siti kalau mandi itu kita harus bagaimana ? sebelum mandi apa yang perlu kita persia
Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
Orientasi:
“Selamat pagi Siti? Bagaimana perasaannya hari ini ?”
“Apakah berdandan sudah dilakukan tiap hari ?”
“Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan selama
satu jam… langsung di ruang makan ya..!”
Kerja:
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan ? Dimana Siti
makan ?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan
! “Bagus ! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita
berdoa dulu. Silakan Siti yang pimpin !. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, mari kita makan”..
“Setelah makan kita bereskan piring, gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri
dengan cuci tangan. Ya bagus”!
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Siti setelah kita makan bersama-
sama”. “Setelah makan apa yang sebaiknya kita lakukan ?”
“Hari-hari berikutnya saya berharap Siti melakukan cara tadi dengan baik. Dua
hari lagi saya datang lagi untuk melihat hasil kegiatan Siti. Sampai jumpa!”
Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan
berikut:
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air
kencing” “Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Maman perlu
merapihkan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi.
Pastikan resleting celana telah tertutup rapi”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Maman setelah kita membicarakan tentang
cara berak/kencing yang baik?”
“Setelah kita cebok apa yang sebaiknya kita lakukan ?”
“Untuk selanjutnya saya berharap Maman melakukan cara-cara yang telah
dijelaskan tadi ”.
Orientasi:
“Selamat pagi Pak Joko.!”
“Saya Dewi, perawat yang merawat anak Bapak, Andi”
“Bagaimana perasaan Pak Joko hari ini? Apa pendapat Bapak tentang anak
Bapak, Andi?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami Andi dan bantuan
apa yang Bapak bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Berapa lama?”
Kerja:
“Selama ini apa yang dilakukan oleh Andi dalam merawat diri?”
“Perilaku yang ditunjukkan oleh Andi itu dikarenakan gangguan jiwanya yang
membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri.
Kalau Andi kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan?
Pak Joko perlu juga memperhatikan alat-alat kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh Andi seperti handuk, baju ganti, sikat gigi, shampoo ataupun alat kebersihan
lainnya. Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga
dapat diketahui apakah Andi sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan
dalam melakukannya.”
”Andi sudah punya jadwal untuk mandi dan bercukur. Tolong Bapak ingatkan
dan beri pujian kalau Andi lakukan dengan benar!”
Terminasi:
Bagaimana perasaan Pak Joko setelah kita bercakap-cakap?”
“Coba Pak Joko sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu
anak Bapak, Andi dalam merawat diri”
“dalam seminggu ini cobalah bapak mendampingi dan membantu Andi saat
membersihkan diri.”
“Minggu depan saya akan datang sekitar jam 10.00 pagi, untuk mendiskusikan
hasil yang sudah dicapai Andi.”
D. Evaluasi
Di bawah ini tanda-tanda bahwa asuhan keperawatan yang saudara berikan
kepada pasien kurang perawatan diri berhasil :
Pasien dapat menyebutkan :
1. Penyebab tidak merawat diri
2. Manfaat menjaga perawatan diri
3. Tanda-tanda bersih dan rapi
4. Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.
Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
1. Kebersihan diri
2. Berdandan
3. Makan
4. Bab/BAK
Keluarga memberikan dukungan dalam melakukan perawatan diri Keluarga
menyediakan alat-alat untuk perawatan diri. Keluarga ikut serta
mendampingi pasien dalam perawatan diri.
Panduan pengkajian pada pasien yang mengalami masalah kurang perawatan diri.
Status Mental
Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan ………………………………………………………………………..
Masalah Keperawatan:..……………………………………………………….
Kebutuhan Sehari-hari
1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total
3. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan ………………………………………………………………….
Masalah Keperawatan:…………………………………………………..
Contoh Kasus:
Seorang perempuan berusia 37 tahun dirawat di RSJ, sejak 6 hari yang lalu. Hasil
pengkajian suka menyendiri dan jarang ngobrol dengan teman-temannya dengan
alasan malas ngobrol. Tampak lebih banyak tiduran, tidak mau melakukan
aktifitas di ruangan.
B. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
C. Tujuan TAKS
Tujuan TAKS, yaitu klien dapat meningkatkan hubungan social dalam
kelompok secara bertahap. Sementara tujuan khususnya adalah:
5. Klien mampu memperkenalkan diri;
6. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok;
7. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok;
8. Klien mampu amenyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain;
9. Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok;
10. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan TAKS yang telah dilakukan.
a. Kemampuan verbal
No. Aspek yang dinilai Nama klien
b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan bemberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda (˗) jika tidak ditemukan
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan
jika nilai 0,1, atau 2, klien belum mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien, Misalnya, klien mengikuti Sesi 1
TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal,
dianjurkan klien memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat
jadwal).
Sesi 2: TAKS
Tujuan
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok:
1. Memperkenalkan identitas diri sendiri: nama lengkap, nama panggilan,
asal, dan hobi;
2. Menanyakan identitas diri anggota kelompok lain: nama lengkap,
nama panggilan, asal, dan hobi.
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/CD: “Marilah kemari” (Titiek Puspa). Jika tidak ada jenis lagu
ini dapat diganti lagu sejenis yang berirama riang.
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan harian klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok (seperti yang
sudah disepakati pada terminasi Sesi 1 TAKS).
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
a. Memberi salam terapeutik
1) Salam dari terapis
2) Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri pada
orang lain.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok.
2) Menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan minta
klien mengedarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada
disebelah kanan dengan cara:
1) Member salam;
2) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi;
3) Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi lawan
bicara;
4) Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. Hidupkan musik dan minta klien mengedarkan bola. Pada saat musik
dihentikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada
kelompok, yaitu: nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
e. Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran.
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
member tepuk tangan
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan.
2) Memasukkan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu dengan bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi.
2) Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika proses TAKS berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang divaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 2, dievaluasi kemampuan klien dalam
berkenalan secara secara verbal dan non verbal dengan menggunakan formulir
evaluasi berikut.
Evaluasi Sesi 2: TAKS
Kemampuan berkenalan
a. Kemampuan verbal
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1. Menyebutkan nama lengkap
2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
5. Menanyakan nama lengkap
6. Menanyakan nama panggilan
7. Menanyakan asal
8. Menanyakan hobi
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/CD; “Marilah kemari” (Titik Puspa) atau lagu sejenis yang berirama
riang.
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Lanhkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok (pada terminasi Sesi 2
TAKS).
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
c. Salam terapeutik
Pada tahap ini terapis melakukan:
1) Memberi salam terapeutik.
2) Peserta dan terapis memakai papan nama.
d. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien klien saat ini.
2) Menanyakan apakah telah mencoba berkenalan dengan orang lain.
e. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan menjawab tentang
kehidupan pribadi.
2) Menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapi.
3) Lama kegiatan 45 menit
4) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan edarkan bola tenis
berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat music dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara:
1) Memberi salam
2) Memanggil panggilan
3) Menanyakan kehidupan pribadi: keluarga, sekolah, atau pekerjaan
4) Dimulai oleh terapi sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member
tepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS.
2) Memberi pujian atas keberhasilan anggota kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari.
2) Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian
klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan dan
membicarakan topic pembicaraan tertentu.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAKS. TAKS Sesi 3 dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya dan
menjawab pada saat bercakap-cakap serta kemampuan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.
Sesi 3: TAKS
a. Kemampuan verbal: Bertanya
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
1. Mengajukan pertanyaan yang jelas
2. Mengajikan pertanyaan yang ringkas
3. Mengajukan pertanyaan yang relevan
4. Mengajukan pertanyaan secara spontan
Jumlah
c. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama Klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan member tanda (√) jika ditemukan
pada klien dan tanda (˗) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien
mampu; jika nilai ≤2 klien dianggap belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, nilai kemampuan verbal
bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan nonverbal 2,
maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS Sesi 3, klien belum
mampu
bercakap-cakap secara verbal dan nonverbal. Dianjurkan latihan diulang di
ruangan (buat jadwal).
Sesi 4: TAKS
Tujuan
Klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota
kelompok:
1. Menyampaikan topik yang ingin dibicarakan
2. Memilih topik yang ingin dibicarakan
3. Memberi pendapat tentang topik yang dipilih
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder/CDplayer
2. Kaset/CD: “Marilah Kemari” (Titik Puspa). Jika tidak ada, dapat diganti
lagu yang sejenis yang berirama riang.
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Flipchart/whiteboard dan spidol
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada Sesi 3 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Pada tahap ini terapis melakukan:
1) Memberi salam terapeutik
2) Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah klien telah berlatih bercakap-cakap dengan orang
lain.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan, memilih, dan
memberi pendapat tentang topik percakapan.
2) Menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan edarkan bola tenis
berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyampaikan satu topik yang ingin dibicarakan.
Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
Terapis dapat menstimulasi anggota kelompok tentang topic yang
dipilih terkait dengan masalah interaksi dengan orang lain, misalnya;
cara mencari teman, cara berbicara yang baik, cara menanggapi
pembicaraan orang lain, cara menyampaikan ketidaksetujuan, cara
mengkritik yang baik, dan sebagainya.
Sesi 5: TAKS
Tujuan
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang
lain:
1. Menyampaikan masalah pribadi.
2. Memilih satu masalah untuk dibicarakan.
3. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih.
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Tape recoder/CD player
2. Kaset/CD: “Marilah kemari” (Titiek Puspa)
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Flipchart/whiteboard dan spidol
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mingingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada Sesi 4 TAKS.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
a. Memberi salam terapeutik
1) Salam dari terapis.
2) Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah klien telah berlatih bercakap-cakap tentang
topik/hal tertentu dengan orang lain.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan, memilih, dan
memberi pendapat tentang masalah pribadi.
2) Menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan edarkan bola tenis
berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyampaikan satu masalah pribadi yang ingin
di bicarakan. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
erapis memberi contoh masalah pribadi yang dialami. Contoh
sebaiknya dikaitkan dengan masalah interaksi dengan orang lain,
misalnya, “sulit bercerita” atau “tidak diperhatikan
d. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan member tanda (√) jika ditemukan
pada klien atau tanda (˗) jika tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien
mampu; jika nilai ≤2, klien belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAKS pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan menyampaikan topic
masalah pribadi yang akan dipercakapkan 3, memilih dan member pendapat 2,
kemampuan nonverbal 4. Untuk itu, catatan keperawatannya adalah: Klien
mengikuti TAKS Sesi 5, klien mampu menyampaikan masalah pribadi yang
ingin dibicarakan, belum mampu memilih dan member pendapat, tetapi
nonverbalnya baik. Anjurkan/latih untuk bercakap-cakap tentang masalah
pribadi dengan perawat dank klien lain di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 6: TAKS
Tujuan
Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok:
1. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain.
2. Menjawab dan member pada orang lain sesuai dengan permintaan
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/CD: “Marilah kemari” (Titiek Puspa), jika tidak ada dapat digantikan
dengan lagu sejenis yang berirama riang.
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Kartu kwartet
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada Sesi 5 TAKS.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang masalah
pribadi dengan orang lain.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan bertanya dan meminta
kartu yang diperlukan serta menjawab dan memberi kartu pada
anggota kelompok.
2) Menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis membagi empat buah kartu kwartet untuk setiap anggota
kelompok. Sisanya diletakkan di atas meja.
b. Terapis meminta tiap anggota kelompok untuk menyusun kartu sesuai
dengan seri (satu seri mempunyai 4 kartu).
c. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum
jam.
d. Pada saat music dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
memulai permainan berikut.
1) Meminta kartu yang dibutuhkan (seri yang belum lengkap) kepada
anggota kelompok di sebelah kanannya.
2) Jika kartu yang dipegang serinya lengkap, diumumkan pada kelompok
dengan membaca judul dan subjudul.
3) Jika kartu yang dipegang serinya tidak lengkap diperkenankan
mengambil satu kartu dari tumpukan kartu di atas meja.
4) Jika anggota kelompok memberi kartu yang dipegang pada yang
meminta, ia berhak mengambil satu kartu dari tumpukan kartu di atas
meja.
5) Setiap menerima kartu, diminta mengucapkan terima kasih.
e. Ulangi c dan d jika d 2 atau d 3 terjadi.
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan member
tepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan bertanya, meminta,
menjawab, dan memberi pada kehidupan sehari-hari (kerja sama).
2) Memasukkan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu mengevaluasi kegiatan TAKS.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan formulir di bawah ini pada saat
proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 6,
dievaluasi kemampuan verbal klien dalam bertanya, meminta, menjawab, dan
member serta kemampuan nonverbal.
Sesi 6: TAKS
Kemampuan bekerja sama
a. Kemampuan verbal: Bertanya dan meminta
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1. Bertanya dan meminta secara jelas
2. Bertanya dan meminta secara ringkas
3. Bertanya dan meminta secara relevan
4. Bertanya dan meminta secara spontan
Jumlah
c. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan member tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau (˗) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 berarti
klien mampu: jika nilai ≤2 klien belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAKS berlangsung,
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan verbal
bertanya, meminta, menjawab, dan memberi 4, serta kemampuan nonverbal 4,
maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS Sesi 6, klien mampu
secara verbal dan nonverbal dalam bertanya, meminta, menjawab, dan
memberi. Anjurkan klien melakukannya di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 7: TAKS
Tujuan
Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok
yang telah dilakukan.
Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/CD: “Marilah kemari” (Titiek Puspa), jika tidak ada, dapat diganti
dengan lagu sejenis yang berirama riang.
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada Sesi 6 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis.
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah telah latihan bekerja sama dengan orang lain.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegitan, yaitu menyampaikan manfaat enam kali
pertemuan TAKS.
2) Menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan edarkan bola tenis
berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat kesempatan menyampaikan pendapat tentang manfaat dari
enam kali pertemuan yang telah berlalu.
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member
tepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
3) Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan yang lalu.
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok tetap melatih diri untuk enam
kemampuan yang telah dimiliki, baik di RS maupun di rumah.
2) Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk member
dukungan pada klien dalam menjalankan kegiatan hidup sehari-hari.
c. Kontrak yang akan dating
1) Menyepakati rencana evaluasi kemampuan secara periodik.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan formulir di bawah ini, saat proses
TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi 7, dievaluasi
kemampuan klien menyampaikan manfaat TAKS yang telah berlangsung 6 sesi
secara verbal dan disertai kemampuan nonverbal.
Sesi 7: TAKS
Evaluasi kemampuan sosialisasi
a. Kemampuan verbal: Menyebutkan manfaat enam kali TAKS
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1. Menyebutkan manfaat secara jelas
2. Menyebutkan manfaat secara ringkas
3. Menyebutkan manfaat yang relevan
4. Menyebutkan manfaat secara spontan
Jumlah
b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama klien
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan member tanda (√) jika ditemukan
pada klien atau (˗) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, berarti
klien mampu dan jika nilai ≤2, klien belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika akhir TAKS pada
catatan proses keperawatan setiap klien. Disimpulkan kemampuan yang telah
dapat diterapkan oleh klien sehari-hari. Untuk klien yang telah mampu, maka
dianjurkan dan dievaluasi pada kegiatan sehari-hari (melalui jadwal kegiatan
harian). Jika klien belum mampu, klien dapat disertakan pada kelompok TAKS
yang baru.
SISTEM PENILAIAN DAN RENCANA EVALUASI
1. UTS dan UAS menggunakansoalUjiKompetensidikerjakan di Virtual Learning
CenterPoltekkes Makassar (VILEP)
2. Ujianpraktikummenggunakan model OSCE (Objective Structured Clinical
Examination)
3. Bobot nilai :
a. UTS : 15%
b. Penugasan dan Sikap : 25%
c. UAS : 25%
d. Praktikum : 35%
Global Performance
Beritanda (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda secara umum
terhadap kemampuan Peserta Ujian
TIDAK LULUS BORDERLINE LULUS SUPERIOR
(PERBATASAN)
DAFTAR PUSTAKA
1. Dalami, Suliswati, Farida,P., Rochimah, Banon, E., (2009). Asuhan
Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial, CV. Trans Info Media,
Jakarta Timur
2. Fitria, N. (2012). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Salemba
Medika, Jakarta
3. Keliat, B.A., & Akemat, P., (2015). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas
Kelompok, Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
4. Nurhalimah (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jiwa, Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK), Jakarta.