Hessling masih menyebut dan menggarisbawahi bahwa “musyawarah” dan “mufakat” merupakan nilai-nilai yang menjadi sari dari dasar negara Indonesia yang disebut Pancasila.Ia juga membandingkan betapa nilai-nilai Pancasila sebagai konsep manajemen organisasi lebih efektif ketimbang konsep manajemen pengambilan keputusan melalui voting. Catatan tentang bagaimana piawainya Hessling mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila yang disebut “musyawarah” dan “mufakat” sebagai salah satu konsep umum yang menjadi landasan pengambilan keputusan dalam organisasi-manajemen merupakan bukti bahwa Pancasila sebenarnya sudah “go international” sebelum tahun 2000 atau sebelum Reformasi lahir di Indonesia. Pancasila diakui oleh ilmuwan Barat sebagai suatu nilai- nilai dan konsep yang mampu memberikan kontribusi bagi proses inovasi dan perubahan lingkungan. Saat itu salah seorang pendukung Mahathir mengatakan, betapa pentingnya nilai-nilai pemersatu, nilai-nilai kebersamaan dan kesadaran menciptakan suasana kehidupan sosial yang selaras, serasi dan toleran. Ia mendengar bahwa dalam sosialisasi dan penataran P-4 kasus-kasus dan aktualisasi implementasi nilai-nilai semacam itu menjadi pembahasan dan perdebatan untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Karena itu, katanya, mengapa tidak orang Malaysia belajar dari Indonesia tentang nilai-nilai sosial budaya yang baik. Beberapa mahasiswa yang mempelajari ilmu politik di Universiti Kebangsaan Malaysia menjelang era 1990 an mengatakan bahwa teman-teman di Indonesia memiliki faktor pengikat atau pemersatu yang kokoh dibandingkan Malaysia, faktor pengikat itu adalah nilai-nilai Pancasila. Karena itu, salah satu upaya untuk menegakan kembali Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah serta pedoman hidup rakyat Indonesia sehari-hari nampaknya ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain perlu konsensus nasional untuk mereaktualisasi Pancasila dalam kehidupan nyata sehari-hari, BP-7 harus dihidupkan kembali dengan tambahan tugas pokok mengaktualisasi Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila/P-4 secara kongkrit dan terprogram, menjadikan Pancasila sebagai bahan pelajaran sekolah dari mulai SD sampai PT. Tentunya kita berharap apa yang dikatakan Daoed Joesoef itu tidak pernah terjadi. Karena apresiasi orang Belanda dan orang Malaysia terhadap nilai-nilai Pancasila merupakan bukti nyata bahwa Pancasila juga bukan hanya milik orang Indonesia tetapi juga milik orang warga negara lain. Maknanya adalah Pancasila sebenarnya memiliki nilai-nilai universalitas yang hakiki dan dapat diterima secara internasional. Presiden AS Barrack Obama saja ketika didaulat bicara di kampus Universitas Indonesia Depok juga menyebut Pancasila secara positif. Hal itu sekali lagi ikut membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila memiliki sisi yang universal bukan hanya nilai-nilai lokal yang diakui makna dan eksistensinya dalam kehidupan masyarakat Indonesia tapi juga di luar bumi Indonesia. 2. Pancasila di mata agama Mengapa banyak orang yang menetang pancasila dengan alasan agama. Masalah pokoknya adalah kurangnya pemahaman mereka tentang ideologi pancasila dan juga kesalahan merekadalam menafsirkan pelajaran pelajaran atau ilmu agama yang mereka dapatkan. atau mungkin juga mereka mudah di pengaruhi dan di hasut dengan alasan agama atau kebebasan.dengandemikian sangat mudah bagi orang orang yang ingin menghancurkan negeri ini memanfaatkan mereka. Secara kebudayaan yakni dengan tiada “egoisme agama”. Dan hendaknya Negara Indonesia satu negara yang ber-Tuhan” (Zoelva, 2012).Pernyataan ini mengandung dua arti pokok. Pertama pengakuan akan eksistensi agama-agama di Indonesia yang, menurut Ir. Soekarno, “mendapat tempat yang sebaik-baiknya”. Kedua, posisi negara terhadap agama, Ir. Soekarno menegaskan bahwa “negara kita akan berTuhan”. Bahkan dalam bagian akhir pidatonya, Ir. Soekarno mengatakan, “Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudarasaudara menyetujui bahwa Indonesia berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa”. 3. Pancasila dari segi budaya Indonesia Suku-suku dengan kebudayaan yang majemuk di nusantara mempunyai nilai potensif. Nilai-nilai ini antara lain berupa jiwa kegotong-royongan dan kekeluargaan yang sangat kental. Gotong-royong dan kekeluargaan adalah suatu perbuatan yang dilakuakna dengan rela tanpa adanya suatu prestice atau balasan dari orang lain oleh sesorang ataupun sekelompok masyarakat. Azas kekeluargaan yang melandasi hubungan peminmpin dengan anggota masyarakat, adalah merupakan nilai kemasyarakatan yang tidak asing dalam tata kehidupan masyarakan indonesia yang sudah sejak dahulu hingga dewasa ini. Kemajuan teknologi yang dicapai dalam masyarakat modern sekarang, akearah intregrasi yang berdasarkan nilai kebudayaan nasional yang lebih luas dankompleks. Adanya tinjaun antropologi sosial membuktikan, bahwa nilai keagamaan ada dalam perwujudannya pada masyarakat bangsa kita. Suatu azas yang dapat dirumuskan sebagai pengakuan, penghayatan rokhaniah kepada Yang Maha Kuasa, adalah nilai yang selalu hidup dalam masyarakat sepanjang sejarahnya. Kemanusian yang adil dan beradap dalam salah satu aspeknya yang menumbuhkan adanya hubungan dengan bangsa-bangsa lain. 4. Masa depan pancasila Masa sekarang Pancasila tetap tidak berubah. Butir-butir pancasila tersebut memang tidak berubah. Namun yang berubah adalah anak-anak bangsa, prilaku anak bangsa saat zaman sekarang ini sulit dipahami. Karena telah merambahnya globalisasi yang tidak tersaring ke dalam negara kita. Jadi pemahaman anak bangsa terhadap Pancasila sudah mulai luntur. Pancasila yang harusnya menjadi pedoman bangsa sudah mulai ditinggalkan. Sekarang ini banyak masyarakat yang belum bisa menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari- harinya. Kenapa bisa begitu ? karena mereka masih saja ada yang melanggar nilai-nialai pancasila baik oknum- oknum tertentu. Hal ini yang menyebabkan nilai pancasila sangat lemah di zaman sekarang. Apabila tidak merapkan nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka negara kita tidak pernah maju bahkan semakin hancur. Bagaimana negara ini mau berubah, jika generasi mudanya tidak mau berbenah diri. Negara kita akan maju andai saja tidak ada orang-orang yang melanggar nilai pancasila. Yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang sudah ada dalam pancasila. Maka negara kita akan jauh lebih baik jika dimulai dari setiap individu terlebih dahulu dalam penerapan nilai pancasila. Masa yang akan datang Nasib Pancasila di masa yang akan datang tergantung dari sikap dan perilaku anak bangsa di masa itu. Dari kacamata saya, Pancasila di masa yang akan datang akan semakin ditinggalkan. Karena semakin derasnya globalisasi yang masuk ke Indonesia dan sudah tidak tersaring lagi, pada akhirnya Pancasila akan terlupakan. Oleh karena itu, masih belum terlambat untuk memperbaiki nasib bangsa di masa yang akan datang. Dari masa ke masa, anak bangsa Indonesia akn semakin cerdas dan cepat menangkap. Namun jika tidak dibekali rasa nasionalisme, sosialisme, dan moral yang baik, anak bangsa akan terjerumus dan membawa bangsa kita ke dalam keterpurukan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengantisipasi serta memproteksi kita dari pengaruh globalisasi (masa depan) yang dapat mengancam eksistensi nilai-nilai Pancasila ialah: 1. Melaksanakan ajaran agama yang dipercayai dengan sebaik-baiknya. 2. Selalu berpedoman teguh terhadap Pancasila, dengan cara mengamalkannya. 3. Selalu menggunakan produk lokal, sehingga menumbuhkan semangat mencintai produk dalam negeri. 4. Menegakkan hukum dengan seadil-adilnya. 5. Membuang jauh sisi negatif pengaruh globalisasi, dan menyerap sisi positifnya untuk kemajuan bangsa. Dengan itu, akan ada benteng tangguh yang dapat menghalau pengaruh globalisasi yang dapat menghinggapi siapapun, sehingga akan mencederai Pancasila dalam prosesnya. Sehingga tujuan untuk menjadi negara yang unggul akan tercapai. karena generasi muda memiliki pondasi yang begitu kuat/kukuh untuk membangun negeri ini, meskipun diterjang oleh kebudayaan luar yang sangat tidak cocok bagi negeri ini, Indonesia tetap menjadi negera yang memiliki kepribadian sendiri dan akan membuat kagum negara as ng. Karena pancasila hanya ada satu, yaitu di bumi pertiwi ini. dan perjuangan para pahlawan yang berjasa untuk negeri ini akan tidak sia-sia pengorbanannya. Diharapkan Pancasila di masa depan benar-benar menjadi pedoman hidup bangsa. Masa depan Pancasila tetap akan cerah dan terjaga ketika dielaborasi melalui pemikiran yang terbuka. Untuk Menemukan keunggulan dan relevans Pancasila tentu harus membandingkan dengan system nilai lain, atau bahkan menemukan pemahaman dan pemaknaan baru dari dialog antar system nilai. Upaya Mensosialisasikan dan membumikan Pancasila Tidak dapat lagi dilakukan dengan doktrinasi, pidato berapi-‐api, ataupun orasi dengan penuh kemarahan, sembari menciptakan halusinasi ancaman-‐ancaman terhadap Pancasila, Padahal sumber masalah ada pada diri sendiri. Sosialisasi dan pembumian Pancasila Harus dilakukan secara dialogis dan kontekstual sehingga nyaman dan relevan dengan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia.