Anda di halaman 1dari 7

Sebuah Makalah tentang :

“kejujuran”

Kelompok 3
FAISAL ABDUL AZIZ
BRAM WIRATMA
FAUZAN MARCELINO
SYAFA ISLAMUDIN
RAYA RIZKIA
FADHILAH ZAHRA KENCANA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
umat manusia dalam menempuh jalan yang benar dan berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kejujuran Didalam Perkataan
Dan Perbuatan“
Sholawat dan salam senantiasa kita berikan kepada Rasulillah Muhammad SAW pemberi
bimbingan dan teladan tentang perlunya kita memiliki sifat jujur dan juga mempraktekkannya
dalam aktifitas kehidupan kita sehari-hari.
Akhirnya kritik saran dari pembaca, dengan senag hati siap kami terima, semoga usaha
penulisan makalah ini tidak sia-sia dan semoga Alloh SWT memberikan manfaat dan ridlaNya
kepada kita semua. Amin.
Wassalam.
Karimun, 9 Agustus 2018

Bram Wiratma
Ketua Kelompok
BAB I
PREAMBUL
A. Latar belakang Masalah
Manusia pada dasarnya ingin memperoleh hasil yang memuaskan dari setiap usaha
yang mereka lakukan, mereka tidak ingin mengalami kegagalan dalam segala hal, usaha perlu
dilakukan, usaha bathin juga perlu dilaksanakan, karena kita tau bahwa manusia hanya bisa
berusaha, Allah SWT yang akan menentukan hasilnya.
Pentingnya moral atau akhlaq dalam kehidupan diberbagai aspek sangat
diperhitungkan. Dalam dunia bisnis, dalam akhlaq merupakan faktor utama bagi kesuksesan
seseorang dalam mempertahankan usahanya. Begitu juga dalam hal kepemmpinan
sesorang,menjaga kredibilitas dan kepercayaan akhlaq pribadi akan menjadi sorotan bagi banyak
orang.
Namun tidak jarang kita jumpa berbagai masalah dilupakanya moral dan akhlaq. Mulai
dari pelajar hingga para pejabat negara,salah satunya adalah perilaku tidak jujur. Mereka tidak
jujur dalam berbuat ataupun berucap sehingga melanggar nilai-nilai agama yang seharusnya
dijunjung tinggi dimanapun dan kapanpun. Al Qur’an dan Assunah sendiri banyak yang
menyinggung masaah demikian.
B. Rumusan masalah
Pada makalah ini pembahasan akan difokuskan kepada beberapa materi. Meskipun kita
sudah tidak asing mendengar kata jujur namun terkadang pemahaman kita tentang kejujuran
masih pelu dipertanyakan.
Disini kita akan membahas mengenai definisi kemudian setelah mengetahui apa itu
pengertian jujur kita akan membahas mengenai dalil - dalil yang menunjukkan perintah untuk
jujur, baik itu dalam Al Qur’an maupun Hadist. Untuk mengetahui secara mendalam tentang
kejujuran maka pembahasan disini juga fokus tentang macam dan keutamaan kejujran dan
kemudian aplikasi kejujuran dalam kehidupan beserta dampak negatif dari orang yang tidak
jujur. Karena di masyarakat baik itu dalam lingkup pemerintahan,pendidikan maupun aspek
yang lain tidak sedikit kita jumpai minimnya sifat kejujuran yang tertanam dalam tiap diri
seseorang.
BAB II
MEMPERTAHANKAN KEJUJURAN SEBAGAI CERMIN KEPRIBADIAN

1.     Pengertian Jujur


       Dalam bahasa arab, kata jujur semakna dengan “as-sidqu”atau “siddiq” yang berarti
benar atau berkata benar. Lawan katanya adalah dusta, atau dalam bahasa arab “al-kazibu”.
Secara istilah, jujur atau as-sidqu bermakna :
1.     Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan
2.    Kesesuaian antara informasi dan kenyataan
3.    Ketegasan dan kemantapan hati
4.    Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan

2.    Pembagian Sifat Jujur


Imam al-Ghazali membagi sifat jujur sebagi berikut :
a.    Jujur dalam niat atau berkehendak
b.    Jujur dalam Perkataan (lisan)
c.    Jujur dalam perbuatan (amal)
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran karena jujur
identik dengan kebenaran. Allah SWT berfirman : (qs. Al-azhab/33:70)
Allah SWT juga berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah di benci disisi Allah SWT jika
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
Perilaku jujur dapat mengantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan
akhirat.Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik
berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanat disebut al-Amin, yakni
orang yang terpercya, jujur dan setia.
Diantara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil dalam membangun
masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji.Salah satu sifatnya
yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayat.
Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridhaan Allah
SWT. Sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan factor terkuat yang
mendorong seseorang untuk berbuat kemunkaran dan menjerumuskannya ke jurang neraka.
Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta ketentraman, harus dimiliki
oleh setiap muslim. Sedangkan kebohongan adalah muara dari segala keburukan dan sumber
dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkannya a.dalah kejelekan, dan hasil akhirnya
adalah kekejian.Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalah Namimah (mengadu domba),
sedangkan namimah dapat melahirkan kebencian.

4.        Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang Perintah Berlaku jujur


a.    Q.S al-maidah /5:8

Artinya :
hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada allah, sesungguhnya allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: al-maidahayat:

2. Q.S At-Taubah/9:119

Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah SWT., dan bersamalah kamu
dengan orang-orang yang benar.”

Kandungan yang terdapat pada ayat tersebut :


Dalam ayat ini Allah SWT menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan pada orang-
orang yang beriman pada-Nyadan Rosul-Nya, agar mereka tetap dalam ketaqwaan dan
mengharapkan ridho-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan-
Nya, dan menjauhi segala larangan yang tela ditentukan-Nya dan hendaklah senantiasa bersama
orang-orang yang  benar dan jujur, mengikuti ketaqwaan, kebenaran dankejjuran mereka. Dan
jangan bergabung kepada kaum munafiq yang selalu menutupi kemunafiqkan mereka dengan
kata-kata dan perbuatanbohong serta ditambah pula dngan sumpah palsu dan alasan-alasan yang
tidak benar.
2.    Hadist dari Abdullah bin Ma’ud ra.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Ma’ud ra., Rasulullah saw. Bersabda :
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran
menuntunmu ke surge.Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia
tercatat di sisi Allah SWT.Sebagai orang yang jujur.Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena
kedustaan mununtumu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dn seseorang
senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai
Pedusta..” (H.R. Muslim)
Kandungan Hxadist :
Kandungan hadist di atas Menceritakan tentang rasulullah saw. Akan melakuka gazwah
(penyerangan) ke Tbuk untuk menyerang tentara Romawi dan orang-orang Kristen di Syam.

Manfaat jujur dalam kehidupan sehari-hari :

a.    Hidup Tenang jika kita sering jujur, maka tidak akan ada rasa khawatir / merasa bersalah atas
sikap yang kita lakukan. Selain itu, kita juga bisa menabung untuk masuk surga.
b.    Mendapat Pekerjaan jika kita menjadi orang yang jujur, maka kita dapat dipercaya orang lain
dalam melakukan suatu hal. Selain itu, aura yang keluar juga akan terlihat positif.
c.    Banyak Teman kejujuran membuat orang-orang disekitar kita akan senang dengan kita. Mereka
menganggap kalau kita adalah orang yang dapat dipercaya.
d.    Memperoleh kesuksesan Dengan memiliki sifat jujur orang akan memperoleh kesuksesan.
Contoh : ada seorang pengusaha yang sukses. Ia bisa sukses karena Ia bisa dipercaya oleh
banyak orang. Para klien pun akan berdatangan dan merasa senang karena proyeknya ditangani
oleh orang yang jujur.
e.    Memiliki nama baik Jika kita sering berbuat jujur, maka akan banyak orang yang mengetahui hal
tersebut. Jika banyak orang yang mengetahui hal tersebut mungkin diluar-an mereka akan
membicarakan tentang kejujuran mu.
f.     Pedoman Jika kita sering jujur, maka kita akan menjadi pedoman bagi banyak orang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.    Jujur merupakan sifat mulia yang menunjukkan kesesuaian antara kebenaran dengan apa yang
diucapkan atau dilakukan oleh seseorang.
2.    Banyak di jumpai dalil dari Al Qur’an maupun Al Hadits yang membicarakan masalah kejujuran.
3.    Macam-macam jujur (shiddiq) seperti yang di ungkap diatas ada 5 makna:
a.       Jujur dalam perkataan
b.      Jujur dalam niat dan kemauan
c.       Jujur dalam bermuamalah(pergaulan)
d.      Jujur dalam berjanji
e.       Jujur dalam kenyataan
Namun terdapat satu tambahan menurut sa’id hawwa yaitu jujur dalam menempuh tangga-
tangga agama.
4.    Orang yang berperilaku jujur akan senantiasa mendapat kepercayaan dari orang lain. Orang lain
akan merasa tenteram dan nyaman bersama orang yang berperilaku jujur.
5.    Sedangkan orang yang berperilaku terbalik dari jujur akan senantiasa di jauhi oleh orang lain.
Irang lain akan senantiasa merasa was-was bersamanya.
6.    Orang mukmin harus senantiasa menjadikan jujjur sabagai pakaian dimanapun dan kapanpun ia
berada.

Anda mungkin juga menyukai