Balla Lompoa berasal dari bahasa Makassar yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
Rumah Besar. Dimana Balla Lompoa ini dihuni oleh Dg Mando dan istrinya yang bernama Dg
jami’, adapun fungsi Balla Lompoa sebagai penyimpanan benda-benda pusaka atau benda
yang dikeramatkan. Misalnya tombak (Poke), Pedang (Kalewang), keris (Sele’), alat parut
kelapa (Ki’kirang), Panngajai, daun nipah (Raung Inru), padi (Anrong Pare) yang disimpan
dalam rumah-rumah kecil yang bernama Sanngara’. Dengan adanya benda-benda pusaka
dan dikeramatkan ini, Balla Lompoa juga dijadikan tempat penyembahan masyarakat
Datara.
Masyarakat biasanya datang ketika tertimpa musibah atau penyakit, dimana mereka
akan terlebih dahulu datang ke Balla Lompoa memanjatkan do’a-do’a dan melakukan janji.
Ketika harapan mereka terkabulkan biasanya mereka datang lagi ke Balla Lompoa
menunaikan hajat atau janjinya, bagi mereka yang berjanji memotong kerbau (Tedong),
akan dibawa ke batu besar (Pa’camarrang Tedong), yang pas samping Balla Lompoa itu, dan
dimakan bersama, serta sebagian lainnya di bawah ke Balla Lompoa kemudian disimpan
didalam Sanngara’ dengan maksud benda-benda yang keramatkan itu akan memakan hasil
sesajien itu.