RESUME
Hukum Konstitusi indonesia yang memiliki pengertan yang luas dianut oleh
soehardjo ( Guru Besar UNDIP ). Ia berpendapat bahwa hukum konstitusi tidak
terbatas pada UUD saja tetapi termasuk ketetapan-ketetapan MPR dan UU yang
mengatur fungsi, wewenang, kewajiban, hubungan lembaga lembaga maupun
negara.
Ada empat pandangan para ahli hukum dala memahami hubungan antara
Hukum Tata Negara dan Hukum Konstitusi, dapat dikaji seperti di bawah ini;
1. Djokosoetono, lebih menyukai penggunaan istilah Jerman, Vefassunglehre
(Teori Konstitusi) dari pada istilah vefassungrecht (Hukum Tata Negara
Positif).
3. Pendapat yang secara jelas atau tajam membedakan Hukum Tata Negara dan
Hukum Konstitusi didasarkan pada pandangan bahwa dari segi istilah Hukum
Tata Negara dianggap lebih luas dari pada Hukum Konstitusi.
4. Jika dicermati perbedaan Hukum Tata Negara dan Hukum Konstitusi tidak di
prinsipil, akan tetapi hanya perbedaan gradual.
Perlu di pahami bahwa pengertian sumber hukum berbeda dengan pengertian dasar
hukum, landasan hukum dan payung hukum. Dasar hukum dalam bahasa inggris di sebut
the legal basis atau the legal ground, yaitu norma hukum yang mnedasari suatu tindakan
atau perbuatan hukum, sehingga dapat dianggap atau dapat dibenarkan menurut hukum.
Dibeakan sumber hukum formal dari segi bentuknya yang menunjukan tempat dari mana
asal suatu norma hukum. Contoh sumber Hukum formal, mencakup :
1. Peratutan perundang undangan
2. Adat kebiasaan
3. Traktat atau perjanjian dengan negara lain, baik bilateral atau unilateral
4. Yurisprudensi atau kumpulan putusan hakim dan
5. Doktrin Hukum atau pendapat para ahli hukum terkemuka.
Sumber hukum materil, dilihat dari isinya yakni berbagai faktor non yuridis yang
mempengaruhi atau materi muatan suatu aturan atau produk hukum. Seperti faktor
filosofis, idieologi, budaya, sosial, ekonomi, dan politik.
KONSTITUSIONALISME DAN KONSTITUSI
Kedudukan, karkter atau sifat khas serta fungsi konstitusi tidak dapat di
pisahkan, bahkan ada kemungkinan uraian yang tumpang tindih. Namun dibawah ini
akan di urai secara sistematis dan berurutan:
a. Kedudukan konstitusi
Karakter berarti cirri atau sifat khas dari suatu konstitusi, dapat di
cermati dari substansi konstitusi yang sifatnya hanya memuat materi
pokok saja, dari cara perubahan, ada konstitusi yang sulit prosedur
perubahanya, di klarifikasi konstitusi yang bersifat rigit (syarat quorum
untuk melakukan perubahan terhadap konstitusi itu sangat berat, misalnya
siding yang harus dihadiri oleh dua atau tiga badan yang berwenang
melakukan perubahan, seperti perubahan UUD 45 menurut ketentuan pasal
37 ayat 3 UUDN RI th. 1945, sedangkan konstitusi yang prosedur
perubahanya sederhana dan mudah, diklarifikasi sebagai konstitusi yang
bersifat fleksibel (luas).
c. Fungsi konstitusi
1. Fungsi transformasi
2. Fungsi infomrasi
3. Fungsi regulasi
4. Fungsi kanalisasi
C. Teori Pembentukan, Kekuatan Mengikat dan Perubahan Konstitusi
Dari hasil penelitian tentang sejarah ide konstitusi, dicatat ada dua
sumber yang dapat di katakan memotivasi lahirnya konsepsi konstitusi, yaitu:
Dari study konstitusi yang penulis lakukan paling sedikit ada tiga teori
kekuatan mengikat dari konstitusi yang berakal pada airan filsafat yang paling
berpengaruh yaitu:
a. Memerintah
b. Melarang
c. Menguasakan
d. Membolehkan
e. Menyimpang dari ketentuan
Istilah materi muatan berasal dari alih bahasa Belanda yakni kata het
onderwerp, yang artinya isi kandungan atau substansi peraturan perundang-
undangan, termasuk kandungan isi atau substansi peraturan perundang-
undangan, termasuk kandungan isi atau substansi konstitusi.
1. Originalisme.
2. Aliran Kontekstualisme Nilai-Nilai Dasar.
3. Kearah konvergensi.