Nim : 010001800278
Serta Menurut pandangan saya Indonesia masih menganut teori relativisme, budaya
teori ini berpandangan bahwa HAM harus diletakkan dalam konteks budaya tertentu dan
menolak pandangan adanya hak yang bersifat universal. gagasan tentang relativisme
budaya mendalilkan bahwa kebudayaan merupakan satu-satunya sumber keabsahan
hak atau kaidah moral. jadi HAM harus dipahami dengan kebudayaan masing-masing di
daerahnya.semua kebudayaan memiliki martabat yang sama dan harus saling
menghormati.
2. Saya setuju atas diterapkannya hukuman/pidana mati di Indonesia karena seperti yang
di sebutkan:
Hukuman mati menjaga peradaban manusia
Hukuman mati tidak melanggar HAM :Berdasarkan putusan MK Nomor 2/PUU-
V/2007
Hukuman mati sesuai dengan hak asasi islami
Hukuman mati masyarakat dari bahaya kejahatan
Menurut saya hak untuk hidup termasuk dalam non derogable rights . Non-derogable
rights adalah hak asasi manusia (HAM) yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun. Kovenan Hak SIPOL diantaranya memuat hak-hak seperti hak hidup, hak
bebas dari perbudakan dan penghambaan, hak untuk tidak dijadikan obyek dari
perlakuan penyiksaan-perlakuan atau penghukuman keji, hak untuk mendapatkan
pemulihan menurut hukum, hak untuk dilindungi dari penerapan hukum pidana karena
hutang, hak untuk bebas dari penerapan hukum pidana yang berlaku surut, hak diakui
sebagai pribadi didepan hukum, kebebasan berpikir dan berkeyakinan agama.
Miriam Budiarjo merupakan pakar ilmu politik Indonesia. Dia juga mantan
anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Menurutnya HAM adalah hak yang
dimiliki setiap orang sejak lahir. Bersifat universal, dimiliki tanpa adanya
perbedaan. Entah itu jenis kelamin, suku, agama, ras, dan lain sebagai.
Mengacu pada isi Declaration deL'Homme er du Citoyen, HAM adalah hak yang
dimiliki manusia menurut kodratnya. Tidak bisa dipisah dari hakikatnya, sebab
HAM bersifat suci.
Secara yuridis, menurut Pasal 1 butir UU nomer 39 tahun 1999, HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai ciptaan Tuhan yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang membuktikan bahwa konsep HAM yang dianut
berbasis komunalisme tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti yang
terdapat pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 31 ayat 1, serta pasal 30
ayat 1.
Sedangkan merujuk pada laman resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,
HAM di Indonesia dinilai universal telah dimuat dalam Konstitusi RI (Republik
Indonesia). Baik pada pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 ataupun pada batang tubuh
UUD 1945 dan dipertegas dalam amandemen UUD 1945.
4. Indikator ham yang dapat membatasi HAM dalam pasal 28J UUD 1945
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan :
pertimbangan moral yang artinya terdapat pembatasan dalam moral di
masyarakat
nilai-nilai agama artinya tidak bertentangan dengan nilai keagamaan
keamanan artinya walaupun memiliki hak dan kebebasan tetepi hak tersebut
tidak mengganggu keamanan manusia yang lain
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis artinya tetap tertib
dalam masyarakat. Contohnya seperti hak untuk menyebarkan informasi di
media sosial yang memiliki pembatasan yaitu asalkan informasi yang disebarkan
akurat dan tidak bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28 J dan pancasila.
5. Korelasi antara HAM dan demokrasi memiliki hubungan yang sangat erat. HAM tidak
mungkin eksis di suatu negara yang bersifat totaliter (tidak demokratis), namun
sebaliknya negara yang demokratis pastilah menjamin eksistensi HAM. Suatu negara
belum dapat dikatakan demokratis apabila tidak menghormati dan melindungi HAM.
Kondisi yang dibutuhkan untuk memperkokoh tegaknya HAM adalah alam demokratis di
dalam kerangka negara hukum ( rule of law state ). Konsep negara hukum dapat
dianggap mewakili model negara demokratis ( demokrasi ). Implementasi dari negara
yang demokratis diaktualisasikan melalui sistem pemerintahan yang berdasarkan atas
perwakilan ( representative government) yang merupakan refleksi dari demokrasi tidak
langsung. Menurut Julius Stahl dan A.V.Dicey suatu negara hukum haruslah memenuhi
beberapa unsur penting, salah satu unsur tersebut antara lain yaitu adanya jaminan atas
HAM. Dengan demikian untuk disebut sebagai negara hukum harus terdapat
perlindungan dan penghormatan terhadap HAM.
Pengadilan HAM ini dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM. Dalam menjalankan perannya, pengadilan ini berperan khusus dalam mengadili
kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Menurut saya upaya-upaya tersebut sudah dijalankan tapi belum maksimal di Indonesia .
karena masih banyak hak hak warga Indonesia yang masih belum terpenuhi. Indonesia sebagai
negara yang mengimplementasikan nilai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara sudah seharusnya menjunjung tinggi setiap hak asasi yang dimiliki oleh warga
negaranya.. Perlu diketahui oleh kita semua, pada era sistem pemerintahan orde baru
berlangsung, terdapat banyak peristiwa atau kasus yang menimpa warga negara Indonesia
terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia seperti yang diungkapkan oleh Ignatius
Haryanto dalam bukunya tentang Kejahatan Negara (1999). Selain itu, setelah masa
pemerintahan orde baru selesai, pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia juga masih
terjadi. Peristiwa atau kasus yang pernah kita dengar tekait dengan hal ini adalah peristiwa
pelanggaran HAM di Timor Timur pada tahun 1999.