DISUSUN OLEH:
KELAS: 2A
TAHUN 2020/2021
A. Definisi
Urinalisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urine. Uji urine
rutin dilakukan pertama kali pada tahun 1821. Sampai saat ini, urine diperiksa secara
manual terhadap berbagai kandungannya, tetapi saat ini digunakan berbagai strip reagen
untuk melakukan skrining kimia.
Urinalisis berguna untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih,
dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolic yang tidak berhubungan dengan ginjal.
Buih
Kuning-dalam jumlah Sirosis hati yang parah
banyak bilirubin atau pigmen
empedu
pH
<4,5 Asdosis metabolic
Asidosis respiratorik
Kelaparan
Diare
Diet tinggi daging
berprotein dan atau
kranberi
Pengaruh obat :
Ammonium klorida
Metanamin mandelanat
(asam mandelanat)
>8,0 Bakteriuria
Infeksi saluran kemih
akibat pseudomonas
atau proteus
Pengaruh obat :
Antibiotic
Sulfonamide
Kelebihan salisilat
(aspirin)
Natrium bikarbonat
Asetazolamid
Kalium sitrat
Diet :
Tinggi buah buahan
asam
Tinggi sayur-sayuran
Protein
>8mg/dl atau Proteinuria Protein uria merupakan
>80mg/24 jam Ringan, sementara indikator yang
Protein sensitive terhadap
Latihan fisik disfungsi ginjal
Stress berat
Mandi air dingin
Demam
Penyakit infeksius akut
Penyakit ginjal
Lupus eritematosus
Leukemia
Myeloma multiple
Penyakit jantung
Toksemia grafidarum
Septicemia
Zat :
Arsenic, mercury,
timbale, karbon tetra
klorida
Pengaruh obat :
Barbiturate, neomisin,
dosis penisilin
berlebihan,
sulfonamide
<2mg/dl
Urine yang snagt encer
Glukosa
>15mg/dl (acak) atau Diabetes mellitus Ambang ginjal
+4 Gangguan SSP : terhadap glukosa darah
Stroke, meningitis adalah 160 – 180 mg/dl
Sindrom cushing.
Anestesia Uji pita harus
Infuse glukosa digunakan pada
Stress berat clinites, jika klien
Infeksi tersebut menerima
Pengaruh obat (hasil obat.
positif – palsu)
Asam askorbat
Aspirin
Sefalotin
Streptomisin
Epinefrin
Sedimen : Demam
Penyakit ginjal
Gagal jantung
Prosedur Pelaksanaan
1. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
2. Beri botol penampung urine label, meliputi:
a) Nomor register.
b) Nomor kamar dan tempat tidur.
c) Waktu urine mulai ditampung.
3. Letakan botol penampung urine pada tempat yang aman.
4. Minta klien untuk menampung urine ke dalam botol yang telah disiapkan setiap kali
berkemih.
5. Ukur volume urine yang tertampung selama 24 jam dan dokumentasikan hasil dalam
catatan medis klien.
6. Setelah selesai, buang urine dan rendam botol penampung di dalam larutan
disinfektan.
4. Spesimen Urine porsi tengah (midstream)
Pasien menampung kira-kira 20 ml, ekdalam suatu wadah terbuka, wadah ini harus
langsung ditutup
5. Spesimen Urine Terminal
Pasien menampung porsi terakhir urine yang dikeluarkannya kedalam suatu wadah
6. Spesimen urine yang diambil dengan kateter
Spesimen urine dengan kateter ini harus diambil oleh dokter atau perawat terlatih.
spesimen urine yang diambil dengan prosedur ini biasanya dipakai untuk uji-uji
bakteriologi tertentu
7. Spesimen untuk bayi
Urine dapat ditampung dalam sebuah kantong berperekat. Kantong ini direkatkan di
sekeliling daerah genital selama 1-3 jam
8. Spesimen Urine Steril
Pengumpulan sampel urine steril dilakukan menggunakan peralatan steril. Ada dua cara
pengumpulan sampel urine steril yang lazim dilakukan, yaitu dengan kateterisasi atau
fungsi suprapubis. Pengumpulan sampel dengan kateter dilakukan dengan cara
menampung langsung urine yang keluar dari kateter ke dalam wadah sampel steril,
sedangkan fungsi suprapubis dilakukan oleh dokter.
Tujuan
Menyediakan sampel urine steril sebagai bahan pemeriksaan untuk mengkaji adanya
infeksi atau kepekaan mikroorganisme terhadap beberapa jenis obat.
Persiapan Alat
1. Botol steril tertutup.
2. Formulir pemeriksaan laboratorium.
3. Kertas label.
4. Spuit 10 ml.
5. Kapas alkohol.
6. Bengkok.
7. Sarung tangan.
Prosedur Pelaksanaan
1. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
2. Bantu dokter melakukan fungsi suprapubis, dengan cara :
a) Siapkan spuit steril 10 ml dan kapas alkohol.
b) Minta klien untuk minum minimal 500 ml dan tunggu hingga klien merasa ingin
berkemih.
c) Setelah dorongan untuk berkemih terasa, anjurkan klien untuk menahannya.
Segera laporkan pada dokter agar pungsi dapat dilakukan.
d) Bantu klien membuka pakaian pada area yang akan menjalani pungsi.
D. Penyuluhan Klien
1. Jelaskan kepada klien tentang prosedur penampungan urine. Beri tahu klien yang
sedang dihospitalisasi bahwa pengambilan specimen urine dipagi hari perlu dilakukan
sebelum makan pagi. Beri tahu klien bahwa diperlukan kira-kira sepertiga atau
setengah jumlah urine dari wadah kecil. Minta klien berkemih dalam wadah urinal
yang kering dan bersih, atau pispot bersih yang kemudian dapat dituangkan kedalam
wadah. Spesimen urine tersebut harus dibawa ke laboratorium dalam waktu 30 menit
atau dimasukkan dalam lemari pendingin
2. Jelaskan kepada klien yang berada di rumah untuk meletakkan spesiemen urine segar
pagi hari di dalam lemari pendingin. Namun demikian, spesiemn urine tersebut harus
dibawa ke laboratorium dalam waktu 1 jam. Urine merupakan media yang sangat
baik untuk pertumbuhan bakteri, dan pertumbuhan bakteri dimulai kira-kira setengah
jam setelah pengumpulan. Pendinginan dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tersebut hanya sesaat.
3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur pengambilan urine porsi tengah. Prosedur ini
dapat dilakukan jika kultur urine diperlukan untuk uji urinalisis.
E. Sampel feses
Pengumpulan sampel feses dilakukan untuk menyediakan bahkan pemeriksaan
laboratorium. Cara pengumpulan sampel ditentukan berdasarkan tindakan pemeriksaan
yang akan dilakukan. Jenis pemeriksaan yang lazim dilakukan, yaitu pemeriksaan feses
lengkap dan pemeriksaan kultur.
1. Pengumpulan sampel feses lengkap
Pemeriksaan feses lengkap merupakan prosedur pengkajian feses segar, meliputi warna,
bau, konsistensi, daya lendir, darah, dan telur cacing.
Persiapan alat
a) Sarung tangan
b) Wadah sampel feses
c) Lidi batang
d) Baskom berisi air hangat 2 buah
e) Waslap
f) Sampiran
g) Pispot 2 buah
h) Urinal jika perlu
i) Kertas tisu
j) Vaseline
k) Kapas basuh
Prosedur pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan
a) Suspensikan 0,2 gram feses dalam 5 ml NaCl diamkan hingga partikel-partikel
yang besar mengendap
b) Dengan memakai jarum inokulasi (yang di sterilkan dengan membakar bagian
ujungnya, buat apusan feses yang sangat tipis dengan menggunakan kaca objek.
Buang partikel-partikel yang besar secara hati-hati
c) Tutup preparat ini dengan menggunakan kaca objek lalu letakkan pada meda
objek
d) Pasang kaca preparat ini pada meja objek
e) Hasil dari kaca prepat yaitu vibrio chlorea terlihat sebagai basil yang motil,
bentuknya pendek-pendek melengkung, lurus, atau tergulung kedalam
f) Campylobacter Spp. Terlihat basil - Gram yang berbentuk spiral dan berputar
cepat
DAFTAR PUSTAKA
STANDAR
OPERASIONAL TANGGAL TERBIT
PROSEDUR SOP PERSIAPAN HD
Menolong BAB /BAK pada pasien dewasa adalah suatu tindakan pemenuhan
Pengertian
kebutuhan eliminasi buang air besar/buang air kecil dengan pispot
11. Pispot di bawa ke WC, perhatikan sifat urine dan konsistensi feces, warna,
bau,lender, dan darah lalu bersihkan pispot
Melakukan evaluasi tindakan
Berpamitan dengan pasien/keluarga
Tahap terminasi Membereskan alat
Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan