TINJAUAN PUSTAKA
II-1
II-2
dipukuli kembali hingga menyatu. Sementara itu, di negara china sekitar 105 M
digunakan kulit kayu Murbei sebagai bahan pembuat kertas (Win, 2008).
2. 2 Limbah Agar-agar
Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku pembuatan agar-agar kertas
masih belum optimal. Tingkat efisiensi dari proses pengolahan agar-agar kertas di
daerah Pameungpeuk sekitar 17 % atau dari 30 kg bahan baku rumput laut kering
menjadi 5 kg agar-agar kertas tiap satu proses produksinya dan limbah padat yang
dihasilkan sebanyak 30 kg dalam keadaan basah. Pada tahun 2008 limbah dari
pengolahan rumput laut sekitar 1.682.542 ton. Jumlah yang besar ini sangat
disayangkan jika tidak diolah dan dimanfaatkan dengan baik (Harvey 2009).
Sebanyak 1.682.542 ton limbah industri rumput laut tersebut kurang lebih 420.635,5
ton (asumsi 25%) merupakan selulosa (Kim et al, 2007).
Luasnya lahan untuk budidaya rumput laut serta banyaknya volume yang
dihasilkan, merupakan suatu indikasi bahwa bahan baku industri agar-agar memiliki
keterjaminan dalam hal kontinuitas. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa
dengan adanya keterjaminan bahan baku industri agar-agar, pada akhirnya akan
menjamin ketersediaan bahan baku industri kertas berbasis limbah industri agar-agar
(Jaelani et al, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Balai Riset Kelautan dan Perikanan (2003),
limbah industri agar-agar (Gracilaria sp) memiliki kandungan selulosa yang cukup
tinggi, yaitu 45,9%. Kandungan selulosa yang sangat tinggi tersebut merupakan
dasar untuk menjadikan limbah industri agar-agar sebagai bahan baku kertas (Jaelani
et al, 2010).
Bahan baku utama serat berasal dari ampas rumput laut yang tidak terpakai,
ternyata menjadi penghasil limbah pencemar lingkungan. Hal tersebut diperkuat
dengan volume ampas yang bisa mencapai 70% dari total bahan baku rumput laut
(Mudzakir, 2007).
II-3
2. 3 Bleaching
2. 3. 1 Bleaching secara Umum
Bleaching merupakan suatu rangkaian proses akhir yang sangat penting
dalam proses produksi pulp. Secara definisi, bleaching adalah memindahkan atau
menghilangkan warna dari residu lignin dari kimia pulp untuk meningkatkan
brightness, mempertahankan kestabilan brightness, kebersihan, dan sifat-sifat lain
yang tidak diinginkan, dengan syarat bisa mempertahankan kekuatan selulosa dan
daerah karbohidrat dalam pulp dari serat yang tidak diputihkan (Saputra, 2008)
Bleaching pulp harus menggunakan bahan kimia yang bersifat reaktif untuk
melarutkan sisa lignin yang ada di dalam pulp agar diperoleh derajat putih yang
tinggi. Namun harus dijaga agar penggunaan bahan kimia tersebut tidak
menyebabkan kerusakan selulosa yang lebih besar dan pencemaran lingkungan yang
berbahaya.
Bahan kimia yang digunakan dalam proses pemutihan terbagi menjadi dua
macam yaitu (Batubara, 2006) :
1. Oksidator
Oksidator berfungsi untuk mendegradasi dan menghilangkan lignin dari gugus
II- 4
kromofor. Oksidator yang sering digunakan adalah khlor (C), Oksigen (O),
Hipoklorit (H), Klordioksida (D), Peroksida (P), Ozon (Z), dan Nitrogen dioksida
(N).
2. Alkali
Alkali berfungsi untuk mendegradasi lignin dengancara hidrolisa dan melarutkan
gugus gula sederhana yang masih bersatu dalam pulp.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemutihan antara lain
(Batubara, 2006) :
1. Konsentrasi
Reaksi lebih dapat ditingkatkan dengan menambah konsentrasi pemutih
2. Waktu reaksi
Pada umumnya perlakuan bahan kimia pemutih terhadap pulp akan menjadi
lebih reaktif dengan memperpanjang waktu reaksi. Namun waktu reksi yang
terlalu lama juga akan merusak rantai selulosa dan hemiselulosa.
3. Suhu
Peningkatan suhu mengakibatkan terjadinya peningkatan pada reaksi
pemutihan. Penentuan suhu bervariasi tergantung pada jenis bahan kimia
pemutih yang digunakan. Suhu pemutihan biasanya berkisar antara 20 –
110OC
4. pH
pH mempunyai pengaruh yang sangat vital terhadap semua proses pemutihan.
Nilai pH tergantung pada bahan pemutih yang digunakan.
II-8
Tabel 2. 5 kondisi Bleaching dan bagian ampas pada rumput laut merah
Jenis Rumput Temperatur Hasil setelah Hasil setelah Pengulanga Hasil akhir
Laut (oC) ekstraksi (%) bleaching I (%) n H2O2 (%)
120 43,93 29,86 2 10,43
Gelidium 140 35,76 32,28 4 9,46
corneum 120 40,44 29,79 2 9,54
140 37,56 30,65 4 8,54
120 33,92 25,85 3 10,46
Gelidium 140 33,34 26,27 4 8,63
amansii 120 45,31 25,33 2 8,85
140 33,99 25,23 4 7,62
(Yung et al, 2009)
2. 4 Deskripsi Proses
Proses pembuatan pulp pada pra-rancangan pabrik pembuatan pulp dari
limbah agar-agar ini pada dasarnya hanya menggunakan proses bleaching saja, yaitu
proses bleaching pulp dari rumput laut merah. Adapun beberapa tahapan dalam
proses pengolahan limbah agar-agar menjadi pulp berikut ini. II-10
2. 4. 2 Proses Bleaching
2. 4. 2. 1 Klorin Dioksida (D)
Proses awal berlangsung pada mixer (M-210) dimana limbah agar-agar yang
telah dicacah, klorin dioksida, H2SO4 dan air dialirkan ke dalam mixer untuk
dicampur. Kemudian campuran tersebut dialirkan ke dalam reaktor (R-220) yang
diatur temperaturnya sebesar 80oC dan tekanan operasi 1 atm. Klorin dioksida yang
digunakan dengan jumlah 0,6% berat kering pulp dan H2SO4 0,5% berat kering pulp.
Proses berlangsung selama 1 jam dengan pH slurry di dalam reaktor 3,5 dan
konsistensi pulp 11% (Smook, 1989 ; Sixta, 2006 ; Yung et al, 2010).
Pada tahap bleaching klorin dioksida ini, klorin dioksida (ClO2) habis
terkonsumsi pada tahap bleaching dimana 20 % wt diantaranya menjadi klorat
sedangkan sisanya mengoksidasi lignin (Dence & Reeve, 1998).
R R
OCH3 COOCH3
OH COOH
OCH3 C
R
R COONa
O
2. 5 Sifat Bahan
2. 5. 1 Limbah Agar-agar
Fungsi : Sebagai bahan yang akan dibleaching
1. Berbentuk gumpalan berwarna putih kecoklatan II-12
2. Tidak berbau
3. Tidak larut dalam air
4. Kandungan selulosa : 45,9%
5. Rumus molekul : (C6H10O5)n
(Jaelani et al, 2010)
2. 5. 3 Air (H2O)
Fungsi : sebagai bahan dalam proses bleaching dan washing
1. Berat molekul : 18,016 gr/gmol
2. Titik lebur : 0C (1 atm)
3. Titik didih : 100C (1 atm)
4. Densitas : 1 gr/ml (4C)
5. Spesifik graviti : 1,00 (4C)
6. Indeks bias : 1,333 (20C)
7. Viskositas : 0,8949 cP
8. Kapasitas panas : 1 kal/gr
9. Panas pembentukan : 80 kal/gr
10. Panas penguapan : 540 kal/gr
11. Temperatur kritis : 374C
12. Tekanan kritis : 217 atm
(Perry dan Green, 1997)
II-13