Anda di halaman 1dari 14

PERTUMBUHAN FISIK DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA

Disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Laily Tiarani Soejanto, S.Psi., M.Pd.

Oleh :

Hafiski Luthfinuddin Isnanda (190401010049)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pertumbuhan Fisik dan
Perkembangan Kognitif Remaja ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada Bidang Studi Perkembangan Peserta Didik. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Kognitif
Remaja bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu Laily Tiarani Soejanto, S.PSi.,
M.Pd. selaku Dosen Bidang Studi Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
Kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini tepat waktu

Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Malang, 18 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………i
Kata Pengantar………………………………………………………………...ii
Daftar Isi……………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………….……………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………….…………………………………………1
1.3 Tujuan Masalah……………..…………………………….........…….1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan Fisik Remaja...................................................................2
2.2 Bentuk Perubahan Fisik Remaja ………………………..…................2
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja....................4
2.4 Perkembangan Kognitif Remaja…………………………….….….…5
2.5 Macam Perkembangan Kognitif Remaja……………………………..6
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Remaja………8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………….........10
3.2 Saran…………………………………………………………..….....10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertumbuhan pada setiap individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang
kembali. Setiap individu pasti mengalami suatu tahapan pertumbuhan (masa) dalam
hidupnya, salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang dapat
dikatakan masa yang paling indah, karena pada masa ini remaja mulai merasakan hal baru pada
dirinya, berkaitan dengan fisik maupun psikisnya. Namun, masa remaja juga merupakan
masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik. Hal ini dapat diakibatkan
karena mereka suka mencoba hal-hal baru yang belum tentu semua itu baik untuk mereka.
Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik, baik yang bersifat struktural
maupun fungsinya yang berbeda antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Gejala-
gejala perubahan fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki masa awal remaja,
dimana perubahan tersebut hampir selalu disertai dengan perubahan sikap dan perilaku.
Perubahan tersebut merupakan salah satu dampak dari pengalaman yang belum pernah
dirasakannya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya permasalahan ataupun ketidak
seimbangan pada diri remaja. Ketidak seimbangan inilah yang dapat mempengaruhi
pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pertumbuhan fisik Remaja ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk perubahan fisik pada Remaja ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik Remaja ?
4. Bagaimana Perkembangan kognitif Remaja ?
5. Apa saja macam macam perkembangan kognitif remaja ?
6. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif remaja ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk memahami bagaimana tumbuhnya fisik pada remaja
2. Untuk mengetahui dan memahami perubahan fisik pada remaja
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada remaja
4. Untuk memahami bagaimana perkembangan kognitif remaja
5. Untuk mengetahui macam perkembangan kognitif remaja
6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kognitif remaja

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Fisik Remaja


Pertumbuhan Fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan
gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi : perubahan
ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin utama “primer” dan ciri
kelamin kedua “sekunder” (sunarto dan agung hartono,1995:79).

Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak
hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami
kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. Hal ini ditandai
dengan datangnya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progersif dan
kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini bersifat kuantitatif dan
berkisar hanya pada aspek-aspek individu. Oleh sebab itu secara terminologis, sebenarnya
tanpa ada tambahan kata fisik pun, hanya dengan istilah pertumbuhan saja sudah bermakna
perubahan pada aspek-aspek fisiologis. Pertumbuhan ini meliputi perubahan yang bersifat
internal maupun eksternal. Pertumbuhan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan,
bertambahnya ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna system
kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi
bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan
lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin
sekunder ((Hurlock E.B.,1991)

2.2 Bentuk Perubahan Fisik Remaja


Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja adalah
sebagai berikut:
a. Perubahan ukuran tubuh

Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar dua tahun sebelum anak
mencapai taraf kematangan alat kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak akan
bertambah tinggi 10 sampai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai 10 kg. Pertumbuhan tubuh
selanjutnya masih terus terjadi, tetapi dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama empat
tahun, pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan berat tubuhnya hampir
mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki akan mencapai bentuk tubuh orang dewasa pada
usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan anak perempuan pada usia 18 tahun.

2
b. Perubahan proporsi tubuh

Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama untuk seluruh
tubuh. Ada pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini
akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya, sehingga akhirnya
proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi orang dewasa . Perubahan
ini terjadi, baik di dalam maupun bagian luar tubuh anak. Misalnya, di masa kanak-
kanak jantungnya kecil sedangkan pembuluh darah kulit kurang begitu tampak. Pada
mada puber yang terjadi malah sebaliknya. Di bagian luar tampak pertumbuhan kaki dan
tangan lebih panjang dibanding dengan tubuh.
c. Ciri kelamin yang utama

Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum berkembang secara sempurna.
Memasuki masa remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu pada saatia berumur 14 tahun
ketika pertama kali anak laki-laki mengalami “mimpi basah”. Pada anak perempuan, indung
telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat pertama kali mengalami
menstruasi atau haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak perempuan saat
ini masih belum mampu untuk mengandung. Masa interval ini disebut sebagai “saat steril”
masa remaja.
d. Ciri kelamin kedua

Ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya
puting susu, pinggul lebih lebar dari pada lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat kelamin,
tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri kelamin kedua pada anak laki-
laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara membesar, bahu melebar lebih besar dari
pada pinggul, timbul bulu dada dan bulu di sekitar alat kelamin, serta perubahan jaringan
kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori membesar. Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang
membedakan bentuk fisik anak laki-laki dan perempuan. Ciri ini pula yang seringkali
merupakan menjadi daya tarik antar jenis kelamin. Pertumbuhan tersebut berjalan seiring
dengan perkembangan ciri kelamin yang utama dan keduanya akan mencapai taraf
kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua masa remaja. Menurut Muss yang dikutip
oleh Sarlito Wirawan (Sarlito,1991:52) urutan perubahan-perubahan fisik adalah sebagai
berikut :
a. Urutan perubahan fisik pada anak perempuan :

1. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota badan


2. menjadi panjang),
3. Terjadi pertumbuhan payudara,
4. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya,
5. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya,
6. Bulu kemaluan menjadi keriting,
7. Terjadi haid,
8. Tumbuh bulu-bulu pada ketiak,

3
b. Urutan perubahan fisik pada anak laki-laki

1. Terjadi pertumbuhan tulang-tulang,


2. Testis (buah pelir) membesar,
3. Tumbuh bulu-bulu berwarna gelap pada kemaluan,
4. Terjadi awal perubahan nada suara,
5. Mengalami ejakulasi (keluarnya air mani),
6. Bulu kemaluan menjadi keriting,
7. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat yang maksimal setiap tahunnya,
8. Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jambang, dan jenggot),
9. Tumbuh bulu ketiak,
10. Terjadi akhir perubahan suara,
11. Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap,
12. Tumbul bulu di dada dan kaki,

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja


Adapun faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah sebagai
berikut:
a) Pengaruh keluarga
Pengaruh faktor keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena
faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang daripada anak lainnya,
jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu
menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak. Pada
setiap tahapan usia, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada
tinggi tubuh.
b) Pengaruh gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya
dan sedikit lebih cepat mencapai masa remaja dibanding dengan mereka yang memperoleh
gizi buruk. Lingkungan dapat memberikan pengaruh bagi remaja sedemikian rupa, sehingga
menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.
c) Gangguan emosional

Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami terbentuknya


steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan
hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal
remajanya akan terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.

4
d) Jenis kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan,
kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi
dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadi perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena
bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
e) Status sosial ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung lebih
kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya tinggi. Keluarga
yang kaya akan dapat memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga miskin
tidak akan dapat memenuhi sembilan kebutuhan primernya secara memadai.
f) Kesehatan
Anak-anak sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat
daripada anak yang sakit-sakitan. Kurangnya perawatan kesehatan akan menyebabkan
anak mudah terserang penyakit. Cara makan yang salah dalam arti makan tanpa
memperhatikan keseimbangan gizi dan vitamin juga dapat menyebabkan tubuh menjadi
sakit.
g) Pengaruh bentuk tubuh

Bentuk tubuh mesamorf, ektomorf, atau endomorf akan memengaruhi besar kecilnya
tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang
endomorf atau eksomorf, karena memang mereka lebih gemuk dan berat.

2.4 Perkembangan Kognitif Remaja


Perkembangan kognitif adalah perkembangan dari pikiran. Pikiran adalah bagian dari
otak, bagian yang digunakan yaitu untuk pemahaman, penalaran, pengetahuan, dan
pengertian. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Psikologi
kognitif mencakup keseluruh proses psikologis – dari sensasi ke persepsi, pengenalan
pola, atensi, kesadaran, belajar, memori, formasi konsep, berpikir, imajinasi, kecerdasan,
bahasa, emosi, dan bagaimana keseluruhan hal tersebut berubah sepanjang hidup (terkait
perkembangan manusia) – dan bersilangan dengan berbagai bidang perilaku yang beragam
(Solso, 2007).

Perkembangan kognitif remaja menggambarkan bagaimana pikiran remaja


berkembang dan berfungsi untuk dapat berpikir . Perkembangan kognitif remaja, dalam
pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir
dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operation).
Idealnya, seorang remaja sudah punya pola pikir sendiri. Diantaranya bisa digambarkan
yaitu: mulai bisa berpikir logis tentang suatu gagasan yang abstrak, mulai bisa membuat
rencana, strategi, membuat keputusan, memecahkan masalah, serta mulai memikirkan masa

5
depan, muncul kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar menguji hipotesis atau
permasalahan, belajar instropeksi diri, wawasan berpikirnya semakin luas, bisa meliputi
agama, keadilan, moralitas, jati diri atau identitas. Para remaja tidak lagi menerima
informasi apa adanya, tapi juga akan mengadaptasi informasi tersebut dengan pemikirannya
sendiri(Santrock, 2003)

Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di
mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema
kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang
lebih penting dibanding ide lainnya. Remaja juga sudah dapat menghubungkan ide-ide
tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati,
tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide
baru (Jahja, 2011).

Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu
interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas
untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap
perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal. Tahap formal operations adalah
suatu tahap di mana seseorang telah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja
tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi
(Jahja, 2011).

Karakteristik pemikiran remaja yaitu remaja dapat berpikir secara abstrak,


idealistis, dan logis karena ia telah masuk dalam tahap pemikiran operasional.
a. berpikir abstrak, yaitu remaja dapat memecahkan persamaan-persamaan aljabar
yang abstrak.
b. berpikir idealistis, yaitu remaja sering berpikir tentang apa yang mungkin, mereka
berpikir tentang ciri ideal mereka sendiri, orang lain, dan dunia.
c. berpikir logis, yaitu remaja mulai berpikir seperti ilmuwan yang menyusun rencana
untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji secara sistematis pemecahan-
pemecahan masalah.

2.5 Macam macam Perkembangan Kognitif Remaja


Perkembangan Kognitif pada remaja dibagi menjadi dua bagian yang umum yaitu
perkembangan intelektual dan perkembangan bakat khusus atau minat. Perkembangan
Intelektual berkaitan dengan kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti, atau
pemikiran. Intelektual biasanya dihubungkan dengan Intelligence Quatient (IQ). Sedangkan
perkembangan bakat khusus atau minat berhubungan potensi atau talenta.

6
1. Perkembangan Intelektual

Menurut kamus Webster New World Dictionary of the American Language, istilah
intellect, berarti :

a) Kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati


hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan sebagainya;
b) Kecakapan mental yang besar, sangat intelligence;
c) Pikiran atau intelegensi

2. Perkembangan Bakat Khusus atau Minat

Terdapat perbedaan antar individu dalam tingkat kemampuan atau prestasi. Hal
ini karena terdapat perbedaan bakat yang dibawa sejak lahir dan hasil dari latihan atau
pengalaman. Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan melalui latihan. Jadi, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan yang relatif bersifat umum atau khusus (talenta) (Fatimah,
2010).
Sedangkan minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan – kecenderungan
lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa
bakat dan minat berbeda tetapi memiliki kesamaan dalam hal pilihannya terhadap suatu
hal tertentu (Mappiare, 1982).
Semua remaja sedikit banyak memiliki minat-minat khusus tertentu yang terdiri
dari berbagai kategori. Meskipun terdapat berbagai ragam minat, namun terdapat minat
tertentu yang hampir universal yaitu
a. Minat Rekreasi
Selama masa remaja, remaja cenderung menghentikan aktivitas rekreasi yang menuntut
banyak pengorbanan tenaga dan berhenti serta akan bertindak sebagai pengamat yang
pasif. Pada awal masa remaja, aktivitas permainan akan diganti dengan bentuk rekreasi
yang lebih matang. Pola rekreasi tersebut hampir sama dengan pola akhir masa remaja
dan pada awal masa dewasa. Beberapa macam minat rekreasi remaja yaitu: Permainan dan
Olahraga, Bersantai, Melakukan Hobi
b. Minat Sosial

Minat yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperoleh remaja untuk
mengembangkan minat tersebut pada kepopulerannya dalam kelompok. Beberapa minat
sosial remaja diantaranya adalah menolong orang lain, peristiwa dunia yang diungkapkan
melalui bacaan dan pembicaraan dengan teman, guru, dan orang lain. Selain itu, minat
sosial lainnya adalah minat remaja untuk mengkritisi orang lain.

7
c. Minat Pendidikan

Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka
terhadap pekerjaan. Apabila remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan
tinggi, maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya remaja lebih
menaruh minat terhadap pelajaran yang berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.
d. Minat Religius (Agama)
Minat pada agama tamak dengan adanya pembahasan agama dikalangan remaja, mengikuti
pelajaran agama disekola dan di perguruan tinggi, mengikuti upacara keagamaan sesuai
dengan keyakinan yang dianutnya, dll. Minat religius remaja memiliki pola perubahan yang
sistematis yaitu: Periode Kesadaran Religius, Periode Keraguan Religius. Dan Periode
Rekontruksi Agama

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kognitif Remaja


a. Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir . “Batas
kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertamatama ditentu
kan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun
menerima latihan dan siswaan yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
Arthur Jensen (Hetheringthone, 1999) mengklaim bahwa sebanyak 80% perbedaan IQ
dipengaruhi olah faktor pembawaan (keturunan), dan hanya faktor lingkungan sosial yang
memiliki proporsi yang kecil. Sedangkan pendapat peneliti lain bahwa lingkungan-budaya
tidak memberikan pengasuhan yang optimal terhadap perkembangan inteligensi. Begitu
juga dengan Stephen Ceci memperkirakan bahwa sifat inteligensi yang diturunkan dari
orangtua begitu besar . Dan Richard Herrnstein & Charles Murray pada tahun 1994
menyatakan bahwa inteligensi didasari oleh faktor genetik.
b. Faktor Lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir , ternyata lingkungan
sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa
terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi.
Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga
memegang peranan yang amat penting
c. Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ
(fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai ke sanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing. Anak- anak tak dapat memecahkan soal-soal
tertentu, karena soal -soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ tubuh nya

8
dan fungsi-fungsi jiwanya masih belum matang untuk melakukan mengenai soal itu.
Kematangan berhubungan erat dengan umur
d. Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi


perkembangan inteligensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan
di sekolah-sekolah, dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar)
e. Minat dan Pembawaan yang Khas
Minat mengarahkan per buatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorong an (motif-motif) yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar . Motif menggunakan dan
menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dan manipulasi dan eksplorasi
yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat
f. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat me milih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga
bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini
berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan Inteligensi.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak
hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami
kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. Hal ini ditandai
dengan datangnya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki

Perkembangan kognitif remaja menggambarkan bagaimana pikiran remaja


berkembang dan berfungsi untuk dapat berpikir. remaja secara aktif membangun dunia
kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja
ke dalam skema kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau
ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya.

3.2 Saran
Pengajar dan orangtua sebaiknya memahami pertumbuhan fisik maupun
perkembangan kognitif pada remaja sehingga mampu memilih metode pengasuhan remaja
yang tepat. Para remaja butuh perhatian yang tepat dalam proses belajarnya sehingga ia
dapat berkembang menjadi pribadi yang berhasil di sekolah maupun di kehidupannya
sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mohammad, dkk. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta : PT Bumi Aksara

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fatimah, Enung. (2010). Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).


Bandung: CV Pustaka Setia.

Hartinah, Sitti. (2008). Pengembangan Peserta Didik.Bandung: PT . Refika Aditama.

Sunarto, H,.Hartono,Agung. (1995). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Rineka Cipta

Wirawan Sarlito. (1988). Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Yusuf Syamsu, Nani M Sugandhi. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai