4.1 Pengertian Pernyataan Setelah kita menyelidiki unsur fundamental dari penalaran, yaitu “pengertian” sebagai kegiatan mental dan “term” sebagai ekspresi verbalnya, sekarang kita berusaha menyelidiki unsur kedua dari penalaran yaitu “pernyataan” sebagai kegiatan mental yang diekspresikan secara verbal dalam kalimat. Dalam akal budi terutama dalam rangka penalaran suatu pengertian selalu dirangkaian dengan pengertian yang lain sedemikian rupa sehingga pengertian yang satu mengakui atau mengingkari tentang pengertian yang lain. Rangkaian pengertian berupa pengakuan atau pengingkaran disebut pernyataan. Dengan demikian, pengertian selalu terkandung dalam suatu pernyataan. Pernyataan adalah pengakuan atau pengingkaran sesuatu tentang sesuatu yang lain, yang berlangsung di dalam akal budi. Bila sewaktu kuliah berlangsung seorang mahasiswa berpikir “Logika adalah ilmu yang sulit” tanpa menyatakan apa yang dipikirkan dengan kata-kata, maka mahasiswa tersebut membuat suatu pernyataan (proposisi), karena dalam akal budi ia telah mengakui pengertian “ilmu yang sulit” tentang “logika”. Apabila kemudian ia menyatakan apa yang dipikirkannya itu kepada temannya, maka ia telah mengungkapkan pernyataan itu dalam sebuah kalimat. Pernyataan adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salahnya.
4.2 Unsur-unsur Pernyataan
Suatu pernyataan selalu menyatakan pengakuan atau pengingkaran sesuatu tentang sesuatu yang lain. Dalam suatu pernyataan selalu terdapat tiga unsur. 4.2.1 Term subyek adalah hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan. Term subyek dalam sebuah proposisi disebut subyek logis. Ada perbedaan antara subyek logis dengan subyek dalam sebuah kalimat. Tentang subyek logis harus ada penegasan atau pengingkaran sesuatu tentangnya. 4.2.2 Term predikat adalah isi pengakuan atau pengingkaran itu sendiri (apa yang diakui atau diingkari). Term predikat dalam sebuah pernyataan adalah predikat logis yaitu apa yang ditegaskan/diingkari tentang subyek. 4.2.3 Kopula adalah penghubung antara term subyek dan term predikat dan sekaligus memberi bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan. Fungsi kopula ada tiga, yaitu: (a) untuk menghubungkan subyek dan predikat, (b) untuk menyatakan subyek itu sungguh-sungguh ada, dan (c) untuk menyatakan cara subyek berada. Setiap proposisi selalu mengandung ketiga unsur tersebut di atas. Dalam logika sebuah kalimat adalah proposisi apabila isi kalimat tersebut sanggup menjadi benar atau salah. Contoh-contoh: “Selamat Hari Ulang Tahun” dan “Semoga umur panjang” adalah kalimat tetapi bukan pernyataan. Kalimat-kalimat tersebut dari segi isinya tidak dapat dibenarkan. Kalimat-kalimat harapan, tanya, perintah, dan keinginan (desideratif) tidak ada pengakuan atau pengingkaran sesuatu tentang sesuatu yang lain. Kalimat-kalimat tersebut tidak dapat disebut pernyataan. Hanya kalimat berita (informative, deklaratif) yang merupakan pernyataan atau proposisi. Hal lain yang perlu diingat ialah bahwa dalam bahasa Indonesia kopula dalam suatu proposisi tidak selalu dinyatakan secara eksplisit. “Amir nakal” adalah proposisi, karena nakal (term predikat) diakui tentang Amir (term subyek), meskipun kedua term tersebut tidak dihubungkan secara eksplisit oleh kopula. 4.3 Jenis-jenis proposisi
Diagram1 Skema Jenis-Jenis Proposisi
4.3.1 Berdasarkan bentuknya Berdasar bentuknya proposisi dibagi atas 2 jenis, yaitu: (a) Proposisi tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Contoh: Indra adalah seorang pekerja kantoran. Semua mahasiswa harus rajin belajar. (b) Proposisi majemuk atau jamak terdiri atas satu subjek dan banyak predikat. Contoh: Semua anggota polri harus jujur. Kakak belajar matematika dan membuat contoh-contoh soal. 4.3.2 Berdasarkan sifat Berdasar sifatnya proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu: (a) Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak memerlukan syarat apapun. Contoh: Semua mobil beroda 4. Semua pengendara motor wajib memakai helm. (b) Proposisi kondisional (hipotetik) adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi ini dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif. Contoh proposisi kondisional hipotesis: Jika matahari terbit maka langit akan cerah. Jika tidak hujan, dia akan datang tepat waktu. Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 alternatif): Afgan adalah seorang penyanyi atau pemain film. Hotman Paris adalah seorang pengacara atau politikus. 4.3.3 Berdasarkan kualitasnya Berdasar kualitasnya proposisi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: (a) Proposisi positif, yaitu proposisi di mana dalam hubungan subjek dan predikatnya terdapat persesuaian, predikatnya membenarkan subjek. Contoh: Buaya adalah hewan buas. Semua pengacara adalah orang pintar. (b) Proposisi negatif, yaitu proposisi di mana dalam hubungan subjek dan predikat tidak ada persesuaian, predikatnya tidak membenarkan subjek. Contoh: Semua buah bukanlah pisang. Semua binatang bukanlah harimau. 4.3.4 Berdasarkan kuantitas Berdasarkan kuantitasnya, proposisi dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: (a) Proposisi umum/universal, predikatnya membenarkan semua objek. Contoh: Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP. Semua mahasiswa memiliki KTM. (b) Proposisi khusus/spesifik, predikatnya membenarkan sebagian subjek. Contoh: Tidak semua anak sekolah memiliki motor. Tidak semua mahasiswa memiliki mobil. Bentuk A, E, I dan O Proposisi yang bersifat universal dan positif disebut bentuk A. Contohnya adalah “Semua penduduk memiliki KTP”. “Tak satupun manusia tidak ingin kaya”. Proposisi yang bersifat universal dan negatif disebut bentuk E. Contohnya adalah “Semua mahasiswa bukanlah orang bodoh”. “Tak satupun pedagang mau rugi”. Proposisi yang bersifat singular/eksistensial dan positif disebut bentuk I. Contohnya adalah “Beberapa mahasiswa adalah orang tua”. Proposisi yang bersifat singular/eksistensial dan negatif disebut bentuk O. Contohnya adalah “Beberapa mahasiswa bukanlah anak muda”. “Ada binatang yang tidak bertanduk”.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita