Anda di halaman 1dari 2

Jurnal : Gambaran Higiene Sanitasi Pengelolaan Makanan Di Rumah Sakit ABC Kabupaten

Kubu Raya Kalimantan Barat. Jurnal Sehat Mandiri p-ISSN 19708-8517, e-ISSN 2615-8760.
Volume 15 No. 1 Juni 2020
Penerbit : Poltekkes Kemenkes Padang

Pendahuluan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat dan harus
ditangani dan dikelola dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang
baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan prinsip hygiene dan
sanitasi makanan. Sanitasi makanan merupakan tindakan pencegahan penyakit dari makanan
atau minuman, hal ini berkaitan dari proses pengolahan hingga distribusi makanan tersebut.
Prinsip dari hygiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian makanan, orang, tempat dan
perlengkapan yang bisa menjadi penyebab penyakit kesehatan. Adapun bahaya pathogen
yang dapat muncul jika tidak ada hygiene dan sanitasi seperti Salmonella sp, Staphylococcus
aures, echerichia coli, candida albicans, bacillus spp, dan bacillus subtilis. Apabila ada
pathogen tersebut akan menjadi kontaminasi dan menyebabkan keracunan makanan,
berdasarkan data 70% yang mengalami diare di Negara berkembang.
Penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit untuk pasien yang dirawat maupun masa
penyembuhan membutuhkan makanan yang aman agar tidak terjadi kontaminasi.
Kontaminasi yang jurnal dapatkan yang terjadi di kereta dorong dalam keadaan tidak utuh
dan peralatan memasak yang tidak lengkap hal itu yang menjadi makanan terkontaminasi
sepanjang perjalanan distribusi maupun selama proses pengolahan makanan. Penelitian
tersebut memiliki tujuan untuk mendeskripsikan hygiene sanitasi pegelolaan makanan di
Rumah Sakit ABC Kabupaten Kubu Raya.

Pembahasan
Pengelolaan makanan di Rumah Sakit ABC dikategorikan sudah memenuhi
komponen higiene sanitasi pengelolaan makanan, namun ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian atau perbaikan. Komponen penilaian bebas gangguan serangga dan tikus
sudah dilaksanakan oleh rumah sakit. Bahan makanan disimpan dalam rak yang disusun
sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan tikus bersarang. Keberadaan tikus di rumah
sakit sangat berhubungan dengan kebersihan. Sampah yang dihasilkan harus selalu diangkut
dan dibuang keluar lokasi rumah sakit. Hal ini harus ditingkatkan dengan selalu melakukan
pengawasan kebersihan rumah sakit oleh petugas sanitasi.
Meskipun pada saat pengamatan dilakukan tidak ditemukan gangguan insekta seperti
lalat dan kecoa, rumah sakit perlu menyiapkan perangkap lalat.  Penggunaan insektisida
untuk pengendalian lalat sebaiknya dihindari karena selain membahayakan . Sebuah
penelitian di Indonesia melaporkan lalat sudah resisten terrhadap beberapa jenis insektisida.
Tempat pengolahan makanan mempunyai peranan penting dalam proses pengolahan
makanan agar tidak terjadi kontaminasi silang antara tempat pengolahan dan makanan
olahan, karena itu kebersihan tempat pengolahan dan lingkungan sekitarnya harus selalu
terjaga dan diperhatikan.
Peralatan masak yang kondisinya sudah rusak sebaiknya diganti dengan alat yang
baru, dari hasil pengamatan didapatkan bahwa ada peralatan memasak yaitu wajan dan fry
panyang sudah rusak lapisan luarnya, yang mana jika partikel logam pada alat tersebut lepas
ke dalam makanan makan akan bebahaya bagi kesehatan. Jika hal itu terjadi, maka akan
menyebabkan keracunan logam berat pada manusia atau pasien yang kondisinya lemah maka
akan lebih rentan untuk terkena penyakit. Selain itu, kerusakan pada perlatan memasak akan
akan membahayakan keselamatan petugas seperti terkena tumpahan minyak atau makanan
panas.
Makanan yang dusaha diproses lebih baik langsung dipindahkan ke wadah yang tepat,
hal ini untuk mencegah resiko kecelakaan. Penggunaan alat memasak sebagai wadah
berpotensi menimbulkan kecelakaan karena bentuknya yang tidak memungkinkan seperti
wajan. Selain itu, penyanjian makanan oleh penjamah makanan harus diperhatikan, harus
menggunakan sarung tangan untuk menghindari kontaminasi makanan.

Anda mungkin juga menyukai