Grafik pengendalian (control charts) adalah presentasi grafis dari proses data dari waktu
ke waktu yang menunjukan batas kendali atas dan bawah untuk proses yang ingin kita
kendalikan bisa dilihat pada gambar ketujuh. Grafik pengendalian dibuat dengan cara
sehingga data baru dapat dengan cepat dibandingkan dengan data kinerja tahun lalu. Kami
mengambil sample dari hasil proses dan menaruh nilai rata-rata dari masing-masing sample
di grafik yang memiliki batas. Batas kendali atas dan bawah dalam pengendalian dapat
berupa ukuran suhu, tekanan, berat, panjang, dan sebagainya.
TQM Dalam Jasa
Komponen pribadi dari jasa lebih rumit untuk diukur daripada kualitas dari komponen
yang berwujud. Pada umumnya, penggunaan jasa, seperti penggunaan barang, memiliki fitur
yang diingat membentuk dasar untuk perbandingan antara alternatif. Rendahnya salah satu
fitur dapat
mengeliminasi jasa dari pertimbangan lebih lanjut. Kualitas juga dapat dianggap sebagai
paket atribut dimana karakteristik yang lebih rendah menjadi superior bagi pesaingnya.
Pendekatan ini untuk perbandingan produk berbeda sedikit antara barang dan jasa.
Bagaimanapun, apa yang sangat berbeda mengenai pemilihan jasa adalah definisi yang salah
atas (1) perbedaan yang tak berwujud antar produk dan (2) ekspektasi pelanggan yang tak
berwujud atas produk-produk ternebut. Memang, atribut tak berwujud mungkin tidak dapat
didefinisikan sama sekali. Biasanya adalah gambaran yang tidak dikatakan di benak pembeli.
Hal inilah mengapa semua isu pemasaran, seperti periklanan, kesan, dan promosi dapat
membuat perbedaan.
Kedua, aspek lain dari jasa dan kualitas jasa adalah proses. Hal-hal seperti keandalan da
kesopanan adalah bagian dari proses. Manajer operasional dapat merancang proses (produk
jasa) yang menmilk atribut ini dan dapat memastikan kualitasnya melalui teknik TQM
dijelaskan pada bab ini.
Perushan yang berjalan baik memiliki strategi pemulihan kembali jasa (service
recovery). Ini berarti mereka melatih dan memberdayakan karyawan garis depan untuk
secepatnya menyelesaikan masalah. Sebagai contoh, staf di hotel Marriot diisi rutinitas
LEARN-Listen (mendengarkan), Emphasize (menekankan), Apologize (meminta maaf),
React (menanggapi segera), Notify (memberitahukan) dengan langkah akhir memastikan
bahwa keluhan dibalas kembali ke dalam sistem. . Kemudian, di Ritz-Carlton, anggota staf
dilatih untuk tidak mengucapkan hanya "maaf" namun "mohon diterima permintaan maaf
saya". Ritz- Carlton memberikan mereka anggaran untuk penggantian biaya tamu yang
kecewa.