Anda di halaman 1dari 2

Selamat pagi Pak Rudi dan teman- teman.

Saya Cherry ingin menjelaskan


mengenai topik Manager as Decision Making.

Dalam sehari2, kita manusia pasti menghadapi masalah kan, dan masalah
tersebut tentu harus diselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah, kita harus
mengambil keputusan dan ini adalah esensi dari sebuah management, yang
biasa dilakukan oleh para manager. Manager pasti ingin mengambil keputusan
terbaik, karena mereka biasa di nilai kemampuannya, dari hasil atau outcome
keputusan mereka. Manager kan ada beberapa level, pembagian decision
making mereka juga beda- beda contoh top level manager hrs ambil keputusan
ttg goals, ttg penempatan fasilitas manufaktur sedangkan kalao middle n lower
level manager ambil keputusan mengenai jadwal produksi, masalah kualitas
produk, dan lain2. Sebenernya semua manusia pasti tetep harus mengambil
keputusan dalam hidup tapi kita mau fokus ke Manager as Decision Making. Kita
biasa mikir ambil keputusan kan tinggal milih dari beberapa pilihan, tapi
sebenernya pengambilan keputusan itu perlu proses agar pilihan kita bisa jadi
yang terbaik, bukan asal milih dari pilihan

Berikut adalah 8 tahapan untuk proses pengambilan keputusan. Yang pertama


identify atau mengenali masalah itu sendiri. Masalah biasa timbul dari gap atau
perbedaan antara kondisi yang diinginkan sama kenyataannya. Contoh yang
saya pakai adalah saya menggunakan data skripsi penelitian untuk perusahaan
HyperMart di Solo Grand Mall. Contoh permasalahaan di sini adalah sebagai
supermarket yang ingin menjual kebutuhan secara lengkap, hypermart ingin
menjual elektonik juga. Managernya jadi harus menentukan supplier terbaik
untuk supply elektronik di hypermart ini. Jadi lebih ke masalah supplier selection
untuk barang elektronik di HyperMart.

Kedua kita harus mengidentifikasi kriteria pengambilan keputusan yang berguna


sebagai panduan dan pedoman keputusan kita. Bisa dilihat kriteria mereka dalam
pemilihan supplier ada harga, yang murah lebih bagus pastinya, kualitas, yang
bagus kualotasnya makin bagus pastinya, waktu pengiriman, makin cepat makin
bagus, ketepatan jumlah jdi makin dkit error atau slah jumlah makin baik, dan
customer care, makin bagus pelayanannya makin baik. Ketiga mengalokasikan
weight atau bobot ke kriteria yang ada, jadi kita bisa melihat seberapa penting
setiap kriteria, berdasarkan prioritas yang benar. Ini ada angka real nya dari
alokasi weight ke kriteria jadi maaf kalo angkanya kurang bagus. Mereka sangat
pentingin kriteria di harga karena paling gede weight nya.

Keempat adalah kembangin jadi beberapa alternative kayak bikin daftar pilihan
alternative gtu yang bisa selesein masalahnya, contoh di sini, dia alternative nya
ada Samsung, LG, Sharp, Miyako, Cosmos, DenPoo, Akira. Lalu ke tahap lima
yaitu di analisa pilihan2nya sesuai kriteria di tahap 2 tadi. Bisa dilihat ini
angkanya, contoh yang akan saya bacakan yang Samsung punya ya, Untuk
harga nilainya 0.074, untuk kualitas 0.161, untuk waktu pengiriman 0.211, untuk
ketepatan jumlah 0.076, dan untuk customer care 1. Lalu ke tahap 6 pilih
alternatif yang punya total nilai paling besar. Jadi nilai yang sebelumnya harus
dikalikan dengan nilai weight dari kriterianya. Seperti Samsung nilai harganya
0.074 dikali dengan weight kriteria yaitu 0.455 jadi hasilnya 0.034. Hal ini
diterapin ke semuanya lalu ditotalin per alternative. Bisa dilihat kalau yang
mempunyai total terbesar adalah Cosmos yaitu 0.382 Jadi itu adalah alternative
yang dipilih.

Selanjutkan langkah 7 implement the alternative dilaksanakan pemilihan


keputusannya kalau di sini berarti supply elektroniknya beli ke Cosmos di
laksanakan. Lalu tahap terakhir di evaluasi untuk mengetahui kalau pilihan ini
menyelesaikan masalah atau tidak kan dengan udah memilih Cosmos sebagai
supplier elektronik mereka tidak ada masalah supplier selection lagi.

Selanjutnya kita akan membahas mengenai tipe pengambilan keputusan.


Pendekatan pengambilan keputusan dalam sebuah masalah ada 2 tipe pertama
programmed decisions yang maksudnya permasalahannya straightforward,
tujuan pengambilan keputusannya jelas, masalahnya umum kita familiar dan
informasi masalahnya mudah dimengerti. Jadi masalah seperti ini biasanya
repetitif kayak masalah sehari- hari yang mudah diselesaikan dengan
pendekatan rutinitas jadi biasa masalahnya di handle sama manager yang lower
level. Solusi programmed decisions ada berdasar pada 3 hal, pertama procedure
di mana pengambilan keputusan berdasarkan prosedur perusahaan. Kedua Rule
penyelesaian masalah berdasarkan peraturan perusahaan. Dan trakhir policy
yaitu berdasarkan kebijakan perusahaan sebagai panduan penyelesaian
masalah. Contohnya di hypermart Sentul ada komplen dari customer karena
harga barang saat dipajang dan saat bayar berbeda, ternyata pekerja hypermart
salah menempatkan barang sehingga pembeli salah paham. Masalah ini lalu
ditangani oleh Bapak Andri dengan kebijakan bahwa barang nya tetap tidak bisa
dibalikin dan minta maaf saja. Mungkin ini contoh solusi yang kurang baik karena
customer tidak puas dan sampai mengupdate masalah ini ke internet.

Lalu tipe kedua adalah Nonprogrammed Decisions di mana masalahnya


biasanya tidak biasa dan baru, informasi permasalahannya juga bisa ambigu dan
tidak komplit. Seperti kejadian unik yang memerlukan solusi yang custom atau
disesuaikan, jadi biasa di handle sama manager yang upper level. Contohnya di
Hypermart pada tahun 1997an terjadi krisis ekonomi sehingga manager harus
mengambil keputusan untuk melakukan aliansi dengan PT. Multipolar Lippo
sebagai bentuk berbagi kepemilikan melalui bursa saham.

Anda mungkin juga menyukai