Nim : 433418107
Jurusan : Fisika
Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam
proses kegiatan belajar-mengajar (Nana Syaodih, 2009: 5). Pengertian tersebut juga sejalan
dengan pendapat Nasution (2006: 5) yang menyatakan bahwa kurikulum dipandang sebagai
suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan
dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
Kurikulum 2013 dibuat seiring dengan kemerosotan karakter bangsa Indonesia pada
akhir-akhir ini. Korupsi, penyalahgunaan obat terlarang, pembunuhan, kekerasan,
premanisme, dan lain-lain adalah kejadian yang menunjukkan kualitas pendidikan dan
sumber daya manusia yang rendah serta rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan
bangsa (Mulyasa, 2013:14). Selain itu, penyebab perlunya mengembangkan kurikulum 2013
adalah beberapa hasil dari riset internasional yang dilakukan oleh Global Institute dan
Programme for International Student Assessment (PISA) merujuk pada suatu simpulan
bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang (Mulyasa, 2013: 60).
Perubahan pola pikir pada Kurikulum 2013 No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan. Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan
Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti
yang bebas mata pelajaran
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi
yang ingin dicapai
5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Kurikulum 2013 mempunyai empat kompetensi inti (KI) yang berisi tujuan dari
proses pembelajaran. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut
(Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah):
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis karakter dan kompetensi (Mulyasa,
2013: 163). Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan kepada pengusaan kompetensi siswa,
melainkan juga 12 pembentukkan karakter. Sesuai dengan kompetensi inti (KI) yang telah
c. Pendidikan Karakter
Thomas Lickona (Agus Wibowo, 2012: 32-33) menyatakan bahwa karakter merupakan sifat
alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami tersebut
dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung
jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya. Lickona menekankan 3 hal yang
harus diperhatikan dalam mendidik karakter kepada siswa, yaitu knowing, loving, and acting
the good. Keberhasilan pendidikan karakter dimulai dengan pemahaman yang benar,
mencintainya, dan melaksanakan karakter baik tersebut. Pendidikan karakter adalah proses
pembentukan nilai yang membantu orang dapat lebih baik hidup bersama dengan orang lain
dan dunianya (learning to live together) untuk menuju kesempurnaan. Nilai itu menyangkut
berbagai bidang kehidupan seperti hubungan sesama (orang tua, keluarga), diri sendiri
(learning to be), hidup bernegara, alam dunia, dan Tuhan.
Peran program pendidikan karakter adalah untuk membangun dan melengkapi nilai-
nilai yang telah mulai tumbuh dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat, dan membantu anak
untuk merefleksikan, membangun kepekaan serta menerapkan pengembangan nilai-nilai
yang dimiliki anak tersebut (Samsuri, 2011: 8). Jamal Ma’mur Asmani (2011: 36-41)
mengidentifikasi dan mengelompokkan nilai-nilai karakter menjadi 5 golongan, yaitu nilai
karakter dalam hubungannya dengan tuhan, nilai karakter hubungannya dengan diri sendiri,
nilai karakter hubungannya dengan sesama, nilai karakter hubungannya dengan lingkungan,
dan nilai kebangsaan. Menurut Kemendikbud dalam Buku Pedoman Sekolah Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (2010: 8-9), nilai-nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari beberapa sumber, yaitu Agama,
Pancasila, Budaya, dan Tujuan Pendidikan Nasional. Berdasarkan keempat sumber nilai
tersebut, maka teridentifikasi 18 nilai karakter berikut ini.
Karakter
Deskripsi
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
sebaik-baiknya
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
8 Demokratis Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
10 Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan
politik bangsa
12 Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
13 Bersahabat/ komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama
dengan orang lain
14 Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya
15 Gemar membaca
16 Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi
17 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
18 Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam sosial dan
budaya) negara dan tuhan yang maha esa.
2. Pendekatan Saintifik
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik/ ilmiah
adalah suatu teknik pembelajaran yang menempatkan siswa menjadi subjek aktif melalui
tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu mengkonstruk pengetahuan baru atau memadukan
dengan pengetahuan sebelumnya. Pendekatan saintifik/ ilmiah terbukti lebih efektif dalam
pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hal tersebut sesuai dengan
hasil penelitian sebagai berikut . (Materi Diklat Guru Implementasi Kurikulum 2013, 2013:
2, diunduh dari www.puskurbuk.net):
1) Mengamati
2) Menanya
Menanya menurut Kemendikbud mempunyai fungsi sebagai berikut.
(a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik.
(b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
(c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk
mencari solusinya.
(d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, 18 keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
dan benar.
(g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau
gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
(h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon
persoalan yang tiba-tiba muncul.
(i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu
sama lain.
3) Menalar/Mengasosiasi Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas
fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
4) Mencoba
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
pendekatan ini bukan berarti tidak membutuhkan peran guru. Guru sangat diperlukan sebagai
pemberi dasar ilmu, pemantik semangat belajar siswa, dan membimbing pemahaman siswa
ke arah yang benar.
atas materi faktual, materi konsep, materi prinsip, materi prosedur, dan
e. Strategi Inkuiri
Sumarmi (2012: 17) menyatakan bahwa inkuiri adalah strategi pembelajaran di mana siswa
menemukan, menggunakan variasi sumber informasi dan ide untuk lebih memahami suatu
permasalahan, topik, atau isu. Yang utama dari strategi inkuiri adalah bersifat induktif
dalam menemukan pengetahuan dan berpusat pada keaktifan siswa (student centered
approach), jadi bukan pembelajaran yang berpusat pada guru, melainkan pada siswa.
Langkah-langkah strategi inkuiri menurut Sumarmi (2012: 18) adalah sebagai berikut: 21
1) Merumuskan masalah
2) Mengembangkan hipotesis
4) Menarik kesimpulan