Anda di halaman 1dari 9

TELAAH KRITIS

“POSEDUR PEMASANGAN NGT”

Diusulkan Oleh :

LULU NOHARIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN PROFESI NERS KEPERAWATAN
PONTIANAK
2020
LEMBAR PENGESAHAN

TELAAH KRITIS
“PROSEDUR PEMASANGAN NGT”

Telah Mendapatkan Persetujuan Dari Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah Konsep Dasar
Keperawatan.
Telah disetujui pada
Hari : Sabtu
Tanggal : 10 oktober 2020

Oleh:

Dosen Penanggung Jawab

Ns. Egidius umbu ndeta M.kes


NIK:1991090220151101
A. DEFINISI
NGT adalah Nasogastric tube. Alat ini adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan nutsrisi cair dengan selang plastik yang dipasang melalui hidung sampai
lambung.
Pemasangan selang nasogastrik atau nasogastric tube (NGT) sering dilakukan
untuk memberikan makanan dan obat kepada pasien, atau untuk mengosongkan
lambung. Tidak hanya terpasang selama di rumah sakit, selang nasogastrik juga bisa
terpasang hingga pasien pulang ke rumah.
Selang nasogastrik (nasogastric tube/NGT), yang dikenal juga dengan nama
selang makanan atau sonde, adalah selang plastik lunak yang dipasang melalui hidung
(nasal) menuju lambung (gaster). Agar tidak berpindah posisi, selang akan direkatkan ke
kulit di dekat hidung dengan pita perekat
B. Tujuan Pemasangan NGT
Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut :
1. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami
kesulitan menelan.
2. Mencegah terjadinya atropi eophagus/lambung pada pasien tidak sadar.
3. Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan.
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau
pendarahan pada lambung.
C. Indikasi pemasangan NGT
Indikasi pasien yang di pasang NGT diantaranya sebagai berikut :
1. Pasien tidak sadar.
2. pasien Karena kesulitan menelan.
3. pasien yang keracunan.
4. pasien yang muntah darah.
5. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut.
D. Kontraindikasi pemasangan NGT
1. Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus.
2. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal
3. Komplikasi
4. Pasien dengan riwayat esophageal stricture dan esophageal varies
5. Pasien dengan gatric bypass surgery
6. Pasien Koma (tanpa tindakan proteksi airway)
7. Pasien dengan maxillofacial injury atau anterior fossa skull fracture

E. KOMPLIKASI
1. Komplikasi mekanis
a) Selang tersumbat
b) Dislokasi selang
2. Komplikasi Pulmonal
a) Sakit pada tenggorokan
b) Hidung tersumbat
c) Mimisan ringan
d) Pneumonia aspirasi, misalnya karena adanya isi lambung yang masuk ke jalur
napas dan paru-paru
e) Luka pada kerongkongan
f) Kejang pada jalur pernapasan yang menyebabkan pasien sulit bernapas
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien denga pemasangan NGT
1. Gangguan rasa nyaman ; mual dan muntah
2. Gangguan pemenuhan nutrisi ; kurang dari kebutuhan adalah:
Penyebab
- Ketidakmampuan menelan makanan
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Ketidakmampuan mengabsobsi potein
- Peningkatan kebutuhan metabolism
G. STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR (SOP)
1. PERSIAPAN ALAT
a) Selang NGT sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
b) Spuid Catheter-tip
c) Spuid 3 ml sebagai penutup ujung selang NGT
d) Stetoskop
e) Perekat hipoalergenik dan gunting perekat + Gunting
f) Strip indicator pH (skala 0,0 – 14,0 )
g) Air dalam gelas dan sedotan
h) Handuk
i) Perlak + alas
j) Tisu wajah
k) Penlight
l) Tong spatel
m) Pinset anatomis
n) Kassa
o) Jelly
p) Handscoon bersih
q) Bengkok
r) Bengkok yang berisi Lysol untuk bekas handscoon dan alat
s) Bengkok untuk sampah
2. SIKAP
a) Teliti dan menjaga rasa aman serta nyaman klien
b) Memperhatikan prinsip bersih
c) Komunikasi terapeutik sebelum, selama dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan
3. HAL YANG PERLU DIKAJI
a) Kaji mengapa klien membutuhkan pemasangan NGT
b) Kaji kepatenan jalan nafas (dengan cara anjurkan klien menutup salah satu lubang
hidung dan bernapas, lakukan secara bergantian pada masing-masing lubang
hidung) dan kaji ada/ tidaknya iritasi dari kedua lubang hidung.
c) Kaji riwayat medis klien, mis: perdarahan nasal, trauma wajah, pembedahan nasal,
deviasi septum
d) Kaji kemampuan reflek menelan klien
e) Kaji status mental klien
f) Auskultasi suara bising usus klien
g) Review kembali instruksi dokter
4. PROSEDUR TINDAKAN
a. Tahap pa inteasi
1) Komunikasi & jelaskan tujuan
2) Cuci tangan
3) Siapkan alat di dekat pasien
b. Tahap Orientasi
1) Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
c. Tahap kerja
a) Pertahankan privasi klien
b) Gunakan handscoon bersih
c) Beritahu klien untuk mengehembuskan udara melalui lubang hidung,
perhatikan aliran udara yang lebih kuat
d) Ukur panjang selang yang akan dimasukkan (dari hidung ke bagian bawah
telinga ke processus xyphoid), Tandai dengan perekat.
e) Berikan klien posisi high fowler
f) Pasang perlak, handuk, dekatkan bengkok
g) Beri selang NGT dengan jelly dengan menggunakan kassa
h) Secara perlahan masukkan selang menggunakan pinset melalui nostril hingga
melewati posterior nasopharynx
i) Anjurkan klien memfleksikan kepalanya kearah dada setelah selang melewati
nasopharynx.
j) Bantu klien untuk minum, masukkan selang lebih dalam ketika klien menelan
sampai batas pengukuran ; Jangan paksakan pemasukan selang jika terasa ada
tahanan. Jika klien batuk, tersedak ataupun sianotik, tarik keluar selang,
biarkan klien istirahat sebentar dan ulangi prosedur.
k) Cek kebenaran posisi selang memasuki oral nosopharinx dengan menggunakan
penlight dan tong spatel.
l) Setelah selang masuk sesuai dengan batas pengukuran, segera klem selang agar
udara tidak masuk.
m) Cek kebenaran pemasangan selang NGT dengan cara :
 Masukkan ujung selang pada gelas berisi air, jika terdapat gelembung udara
pada air, menandakan pemasangan selang tidak tepat, karena selang masuk
ke paru-paru.
 Masukkan udara 10 ml pada kateter tip, letakkan stetoskop di epigastrium,
jika terdengar bunyi, menandakan selang telah tepat letaknya.
 Masukkan kateter tip ke ujung selang, aspirasi dengan perlahan untuk
mendapatkan isi gastric lalu ukur PH dengan kertas pengukur PH
 Tutup ujung selang dengan menggunakan spuid 3 cc
n) Fiksasi selang, dengan cara balut sekeliling selang dan lipatkan dua ujung
robekan plester disekitar hidung.
o) Bersihkan nostril menggunakan tissue
p) Berikan klien posisi yang nyaman
q) Rapikan alat dan cuci tangan
d. Tahap eliminasi
1) Dokumentasi dan evaluasi
2) Catat tanggal dan waktu pemasangan selang NGT
3) Catat tipe dan ukuran selang NGT yang dimasukkan, alasan mengapa dilakukan
pemasangan NGT, serta paraf perawat.
4) Observasi perasaan klien dan kondisi klien terhadap pemasangan NGT ;
kemampuan berbicara tanpa kesulitan, cek tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
5) Secara rutin kaji kepatenan selang NGT
H. TEMUAN TEBARU TEKHNIK PEMASANGAN NGT
1. Persiapan yang dapat dilakukan sebelum menjalani prosedur pasang NGT meliputi:
 Mendiskusikan manfaat dan risiko prosedur dengan dokter.
 Menjalani pemeriksaan medis.
 Memberitahukan pada dokter bila pasien mengalami penyakit tertentu dan rutin
mengonsumsi obat-obatan. Dokter mungkin akan meminta pasien untuk berhenti
meminum beberapa jenis obat, seperti obat pengencer darah.
 Setelah pasien setuju dan memahami manfaat maupun risiko prosedur, pasien akan
diminta untuk menandatangani formulir persetujuan prosedur.
2. Secara garis besar, pasang NGT dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut:
 Pasien akan diminta untuk duduk tegak.
 Dokter akan melakukan pemeriksaan pada rongga hidung untuk memastikan tidak
ada kelainan sebelum memasang selang makan.
 Dokter spesialis anestesi akan memberikan obat bius lokal. Obat ini akan
menyebabkan mati rasa pada area hidung dan kerongkongan untuk sementara,
namun pasien tetap sadar.
 Dokter kemudian mengoleskan jel pada selang NGT. Selain untuk mempermudah
masuknya selang saat didorong dari hidung menuju lambung, jel ini dapat
mengurangi nyeri pada hidung dan kerongkongan pasien.
 Ketika selang NGT didorong melewati lubang hidung menuju lambung, pasien
akan diminta membantu masuknya selang dengan melakuakn gerakan menelan.
 Setelah selang sampai di lambung, dokter akan melakukan rontgen dada untuk
memastikan posisi selang sudah tepat.
SEMBER REFERENSI

ESI Sari. Penatalaksanaan Restenosis Nasofarin Menggunakan Obturator Nasofaringeal - Jurnal


Kedokteran Gigi Terpadu, 2020 - trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id

S Mulyono. Pemasangan NGT Dan Pemberian Makanan Melalui NGT E Nurachmah, Junal-
2018 - scholar.ui.ac.id

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Healthline.https://www.healthline.com/health/nasogastric-intubation-and-feeding.Diakses pada
12 Juli 2020 Medicinet.
https://www.medicinenet.com/what_is_nasogastric_intubation_used_for/article.htm
Diakses pada 12 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai