Anda di halaman 1dari 23

Pertolongan Pertama Penyakit Hipertensi Di Rumah

Tekanan darah tinggi, atau yang dalam dunia kedokteran disebut dengan hipertensi, adalah
gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat
hingga di atas nilai normal, yakni 140/90 mmHg.
Orang yang mengidap hipertensi biasanya tidak mengalami gejala atau tanda-tanda tertentu
kecuali jika sudah level berat atau menahun. Faktor-faktor yang dapat menambah risiko
hipertensi pada seseorang antara lain umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, alkohol,
merokok, diabetes, dan keturunan/genetis.

Beberapa gejala yang umumnya terkait tekanan darah tinggi antara lain sakit kepala parah,
pusing, berkeringat, mimisan, tubuh kaku, merasa tegang, dan tiba-tiba lemas.

Baca Juga : Makanan Penyebab Darah Tinggi


Lantas bagaimana jika Ibu, atau orang lain, tiba-tiba mengalami tekanan darah tinggi? Berikut ini
cara penanganan pertama:
 
Agar Nyeri Sendi dan Otot Tak Berakibat Fatal

Tidak hanya orang tua, nyeri otot dan sendi bisa dirasakan kaum muda. Sekecil apapun
keluhannya, bisa berakibat fatal jika [...]

1. Tariklah nafas dalam-dalam dan embuskan agar Ibu tidak kekurangan oksigen merasa lebih
tenang.

2. Jika berada di lingkungan yang membuat stres, beranjaklah dari situ. Pergilah ke lingkungan
yang lebih membuat lebih rileks seperti taman atau kebun yang tidak bising.

3. Jika hidung Ibu berdarah, letakkan air dingin (atau es batu) di dahi untuk menghentikan
mimisan.

4. Konsumsi minuman yang mengandung kadar kalium tinggi untuk mengimbangi tingginya
kadar natrium di tubuh, agar tekanan darah menurun. Misalnya, jus buah tanpa garam.

Di samping penanganan pertama bagi hipertensi, yang juga penting diingat adalah cara
pencegahan. Makanlah makanan yang sehat, seimbang, dan kurangi asupan garam. Kurangi berat
badan jika Ibu kegemukan/obesitas. Minum air putih yang banyak setiap hari, dan jangan lupa
sempatkan berolahraga setidaknya 2,5 jam setiap minggu.

Yang paling penting, jangan merokok dan batasi konsumsi alkohol Ibu. Semoga sehat selalu!

Obat darah tinggi herbal yang bisa digunakan untuk menurunkan tensi darah

Jika Anda berpikir untuk mencoba obat darah tinggi herbal untuk alasan medis, entah itu ramuan
rempah-rempah atau suplemen makanan, diskusikan dulu dengan dokter Anda. Beberapa
rempah, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar, dapat menghasilkan efek samping yang
tidak diinginkan atau mengganggu efektivitas obat lain.
Berikut adalah beberapa obat darah tinggi herbal yang umum digunakan untuk membantu
menurunkan tensi darah Anda.

1. Bawang putih

Bawang putih memiliki kemampuan untuk melemaskan dan melebarkan pembuluh darah berkat
kandungan senyawa aktif allicin. Efek ini memungkinkan aliran darah jadi lebih lancar, sehingga
pada akhirnya menurunkan tekanan darah. Meski demikian pengurangan tekanan darahnya
termasuk kecil, yaitu hanya kurang dari 10 persen.

Anda dapat menambahkan bawang putih segar ke sejumlah resep makanan favorit Anda. Jika
rasa bawang putih terlalu kuat untuk Anda, Anda bisa memanggangnya terlebih dulu. Dan jika
Anda sama sekali anti makan bawang putih, Anda bisa mendapatkan bawang putih dalam bentuk
suplemen obat.

2. Jahe

Jahe dikenal sebagai obat darah tinggi herbal karena dapat membantu mengontrol tekanan darah
dengan meningkatkan sirkulasi darah dan mengendurkan otot-otot sekitar pembuluh darah. Anda
dapat menambahkan irisan jahe segar ke sejumlah resep sup atau mie favorit Anda. Atau, Anda
bisa menambahkan potongan jahe ke dalam teh hangat untuk selingan waktu ngemil sore.

3. Kayu manis

Kayu manis adalah rempah dapur lain yang dapat menurunkan tensi tekanan darah Anda.
Mengonsumsi kayu manis setiap hari telah terbukti menurunkan tekanan darah pada penderita
diabetes. Sertakan kayu manis dalam menu makan Anda dengan menaburkan bubuk kayu manis
pada sereal sarapan, oatmeal, dan bahkan dalam kopi Anda.

4. Kapulaga

Kapulaga adalah rempah asli India yang biasanya digunakan untuk memasak kari, dan telah
dikenal sebagai obat darah tinggi herbal. Sebuah studi menemukan bahwa peserta yang diberikan
kapulaga bubuk setiap hari selama beberapa bulan mengalami penurunan drastis pada
pembacaan tekanan darah mereka. Anda dapat menyertakan biji kapulaga utuh atau bumbu
jadinya ke dalam rendaman ayam ungkep, sup, dan minuman.

5. Cokelat

Beberapa penelitian pada manusia telah menemukan bahwa makan dark chocolate atau atau
bubuk cokelat, atau produk kakao yang diperkaya dengan flavanol dapat menurunkan tekanan
darah sedikit lebih rendah pada orang dengan hipertensi maupun yang pra-hipertensi.

Cokelat dapat memengaruhi sistem oksida nitrat tubuh yang mengakibatkan pelebaran pembuluh
darah dan menurunkan tekanan darah. Cokelat juga dapat menghambat enzim pengubah
angiotensin (ACE). Sementara itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan karena tidak semua
orang mengalami efek penurunan tensi yang sama.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa cokelat juga mengandung kafein dan gula. Sejumlah
besar kafein (lebih besar dari hari 400mg) dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar gula
dapat memengaruhi kadar gula darah.

6. Coenzyme Q10 (CoQ10)

Orang-orang yang memiliki hipertensi ringan yang mengonsumsi suplemen CoQ10 dilaporkan
mengalami penurunan drastis pada tensi darah mereka dengan efek samping mininum. Selain itu,
khasiat CoQ10 pada penurunan tensi juga timbul dari mekanisme yang berbeda dengan obat
antihipertensi utama.

7. Omega 3

Asam lemak omega-3 adalah asam lemak esensial yang ditemukan pada ikan berminyak
seperti salmon dan tuna, dan beberapa makanan nabati. Penelitian menunjukkan bahwa omega-3
dapat digunakan sebagai obat darah tinggi herbal untuk membantu menurunkan tekanan darah,
meskipun efek penurunan tekanan darah tergolong kecil.

Untuk mencapai efek penurunan tensi yang cukup berpengaruh, Anda perlu mengonsumsi
suplemen omega-3 yang lebih tinggi diperlukan, tapi dosis tinggi dapat menyebabkan
peningkatan risiko perdarahan pada orang-orang yang rentan. Ini termasuk orang-orang dengan
gangguan perdarahan atau yang sedang mengambil obat-obatan seperti warfarin
(Coumadin), aspirin, atau ginkgo.

8. Asam amino

Banyak studi yang telah mengemukakan bahwa suplemen L-arginine dapat menurunkan tekanan
darah; Namun, efeknya hanya bertahan dalam waktu singkat dan kadang bisa tak terkendali.
Asam amino lain, seperti L-taurin, mungkin juga memiliki dampak yang sama pada penurunan
tensi darah.

9. Magnesium

Magnesium sebagai obat darah tinggi herbal dikenal mampu menurunkan tensi darah, walau
hanya berdampak kecil. Magnesium khususnya bermanfaat untuk orang dengan tekanan darah
tinggi yang kekurangan magnesium, dan infus magnesium sulfat umumnya diberikan untuk
mengatasi preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan.

10. Kopi hijau

Beberapa studi telah menemukan bahwa asam klorogenat, komponen dalam ekstrak kopi hijau,
dapat menurunkan tekanan darah. Ferulic acid, asam metabolit 5-caffeoylquinic, mungkin juga
bertanggung jawab untuk efek penurunan tensi darah pada ekstrak kopi hijau.
Penelitian lebih lanjut diperlukan khususnya yang berkaitan dengan efek samping dan interaksi
obat — misalnya, satu studi menemukan bahwa dosis tinggi asam klorogenat (2g per hari)
menaikkan kadar plasma homosistein (faktor risiko penyakit jantung), sedangkan dosis yang
lebih rendah tidak demikian. Ekstrak kopi hijau juga dikatakan mampu menurunkan berat badan,
perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengelola tekanan darah tinggi.

Obat darah tinggi herbal bukan untuk menyembuhkan darah tinggi

Suplemen makanan atau obat darah tinggi herbal tidak dapat menyembuhkan hipertensi.
Beberapa suplemen alami dapat memicu interaksi berbahaya dengan obat darah tinggi. Lainnya
telah terbukti membantu meningkatkan tensi darah Anda, seperti akar yohimbine. Jadi, selalu
konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi suplemen apapun. Jangan gampang
percaya dengan iklan obat penyembuh diabetes yang banyak beredar di pasaran. Obat asli yang
benar-benar membuat diabetes bisa sembuh tentu telah sukses diuji berulang kali dalam uji klinis
yang jelas.

Tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan karena ini bukanlah sebuah penyakit mandiri,
melainkan kumpulan dari sindrom atau gejala penyakit lain. Sehingga sangat penting untuk terus
teratur mengonsumsi obat darah tinggi Anda yang sudah diresepkan sesuai petunjuk dosis
dokter. Suplemen dan bentuk lain dari pengobatan alternatif tidak boleh digunakan sebagai
pengganti perawatan standar (misalnya, obat statin) untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Hipertensi yang tidak dikontrol justru bisa menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung,
gagal ginjal, dan stroke atau bahkan kematian.

Hipertensi: Penyebab Hipertensi, Gejala


Hipertensi, Pengobatan dan
Pencegahannya
Edited by Siti Hadijah • 29 Oktober 2017

Hipertensi, dikenal dengan istilah the silent killer atau pembunuh diam-diam karena
gejalanya sering tidak disadari dan setelah komplikasi baru disadari. Penyakit ini bisa
menyerang hampir setiap orang dalam berbagi kategori umur baik tua maupun muda.
Seseorang bisa dikategorikan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 120/80
mmHg. Oleh karena itu, terutama bagi orang dewasa, sangat direkomendasikan untuk melakukan
pengukuran tekanan darah ke dokter melalui cek lab rutin setidaknya setiap 1 tahun sekali, atau 6
bulan sekali jika punya riwayat penyakit dalam, dan jika punya hipertensi maka bisa melakukan
cek sendiri di rumah seminggu sekali.

Penyebab Hipertensi dan Cara Mencegahnya Bagi


yang Belum Terlanjur
Penyebab Hipertensi

Penyebab dari tekanan darah tinggi atau hipertensi sangat beragam. Beberapa dari penyebab
penyakit ini, bahkan sering terabaikan. Berikut ini, adalah kemungkinan penyebab yang bisa
menjadikan seseorang menderita  penyakit yang muncul karena tekanan darah pada dinding
arteri tak stabil ini.

 Kebiasaan Merokok sejak Usia Muda


Untuk Anda yang punya kebiasan merokok, patut waspada bahwa hipertensi bisa jadi akan lebih
mudah terjadi daripada yang bukan perokok. Asap rokok punya kemungkinan besar meracuni
darah, yang seharusnya menjadi sarana pembawa oksigen ke seluruh tubuh. Nikotin pada rokok
juga berperan besar untuk mempengaruhi pembuluh darah sehingga terjadi pengerasan. Darah
yang mengandung nikotin dapat mengganggu kinerja jantung saat memompa darah, akibatnya
jantung bekerja lebih keras.

 Genetika, faktor risiko yang tidak bisa dihindari namun bisa dikontrol
Riwayat hipertensi pada keluarga juga adalah salah satu sebabnya, tak heran jika anak-anak dari
keluarga dengan riwayat hipertensi punya potensi lebih besar untuk mengidap penyakit yang
sama.

 Obesitas, Overweight atau Kegemukan
Jagalah pola makan Anda, sebab ternyata kelebihan berat badan atau kegemukan adalah salah
satu sebab penyakit hipertensi. Kondisi Overweight pada seseorang berpengaruh pada sistem
renin-angiotensin-aldosteron, yang berfungsi mengontrol volume darah dalam tubuh. Sistem ini
akan rusak, saat terjadi obesitas pada seseorang, sehingga darah yang keluar akan semakin tidak
terkendali, dengan demikian maka hipertensi bisa terjadi.
 Konsumsi Garam Berlebihan
Garam yang dikonsumsi dalam waktu konstan dan jumlah tak terkontrol akan menumpuk pada
pembuluh darah. Akhirnya, dinding pembuluh darah mengalami penebalan, inilah yang
menjadikan saluran darah semakin sempit dan menyebabkan tekanan darah kian tinggi.

 Kebiasan Konsumsi Alkohol Berlebihan


Saat alkohol dikonsumsi, detak jantung seseorang bisa mengalami peningkatan. Selanjutnya, bila
konsumsi tetap dilanjutkan hingga 2-3 gelas pada satu waktu tentunya ada hubungannya dengan
detak jantung yang semakin tinggi. Obesitas juga mungkin muncul, akibat kebiasaan konsumsi
alkohol berlebih, dan diketahui ini juga adalah penyebab penyakit hipertensi.

 Faktor Usia, Kontrol dengan Rutin Olah Raga


Lansia yang berusia diatas 60 tahun dideteksi sebagai kelompok umur terbanyak pengidap
hipertensi. Ini terjadi karaena semakin bertambah usia, maka organ tubuh, terutama pembuluh
darah dan jantung sering mengalami penurunan fungsi. Terlebih bila ditambah lagi dengan gaya
hidup di masa muda yang tidak sehat, peluang hipertensi juga akan semakin tinggi.

 Tingkat Stess Yang Tinggi, Kontrol dengan Banyak Rekreasi


Tekanan dari kebutuhan hidup serta pekerjaan, apalagi yang tak terselesaikan dan menumpuk
memberikan andil bagi tingginya kinerja jantung. Ujungnya jantung akan memompa darah lebih
cepat. Salah satu tAndanya, kepala bagian belakang sering pusing.

Dengan mengenali penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi, setidaknya risiko munculnya
penyakit ini dapat ditekan. Terutama dengan mengendalikan factor-faktor ekstrenal seperti,
mengurangi atau menghentikan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, juga rokok, menjalankan gaya
hidup sehat, dengan pola makan lebih baik, serta berolahraga cukup.
Dampak ikutan dari penyakit hipertensi yang ditakutkan adalah terjadinya serangan stroke.
Sebab ditengai 50% kasus stroke terjadi disebabkan penyumbatan pembuluh darah yang
kebanyakan dipicu secara awal karena hipertensi.

Baca Juga: Kanker Serviks: Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan yang Perlu
Diketahui

Ukuran Tekanan Darah yang Normal, dan Kapan


Saatnya Waspada Terhadap Hipertensi
Ukuran Tekanan Darah yang Normal

Ukuran untuk menjalankan tekanan darah adalah merkuri per millimeter (mmHG), dicatat dalam
dua bilangan diastolik dan sistolik. Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung berdetak
memompa darah keluar. Sedangkan yang disebut dengan tekanan diastolik adalah ukuran
tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi atau fase relaksasi. Secara umum, tekanan diastolic
juga menunjukan kekuatan dari dinding arteri saat menahan laju dari aliran darah.

Sebagai contoh, bila saat dilakukan pengukuran maka dinyatakan tekanan darah Anda adalah
130/90 mmHG, yang ini berarti 130 mmHg adalah tekanan sistolik Anda dan 90 mmHg adalah
tekanan diastolik Anda. Jika dalam beberapa pemeriksaan ternyata tekanan darah tetap pada
kisaran 140/90 mmHg maka seseorang tersebut akan dinyatakan mengidap hipertensi atau darah
tinggi. Saat inillah maka sebaiknya perlu untuk waspada.

Ini karena, dampak ikutan dari penyakit hipertensi yang ditakutkan adalah terjadinya serangan
stroke. Sebab ditengai 50% kasus stroke terjadi disebabkan penyumbatan pembuluh darah yang
kebanyakan dipicu secara awal karena hipertensi.

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Bandingkan Asuransi Kesehatan Terbaik!    
Penanganan Hipertensi, Cegah Jangan
Sampai Terjadi Komplikasi

Mencegah Hipertensi

Darah tinggi bila sudah terjadi dan disebabkan faktor internal seperti genetik atau usia maka
tindakan yang paling tepat adalah dengan kontrol diri dan pengendalian yang baik. Perubahan
gaya hidup paling banyak disarankan oleh dokter. Hal yang demikian dilakukan dengan harapan
tidak sampai terjadi struk. Selain itu, upaya penanganan berikut ini juga bisa untuk dicoba.

1. Membatasi Asupan Garam, Perbanyak Sayur


Sifat garam yang mampu mengikat air menjadikan potensi konsumsi makanan yang terlalu asin
atau yang diasinkan secara berlebihan tidak pas untuk pengidap hipertensi. Terlebih untuk
menghindari terjadinya stroke, konsumsi garam berlebihan malahan depat memicu yang
demikian. Oleh karena itu, sangat tepat bagi penderita hipertensi untuk membatasi asupan garam
agar tekanan darah tetap normal.
2. Perbanyak Olah Raga Kardio seperti Berjalan Secara Rutin,
atau Olahraga Jalan Cepat
Berjalan kaki adalah kebiasan sehat, malahan berjalan dengan langkah yang cepat terbukti
menurunkan tekanan darah hingga 8/6mmHg. Selain itu, olahraga ringan dan mudah ini
mengefisiensi suplai oksigen ke jantung, dampaknya kinerja jantung jadi lebih stabil. Butuh 30
menit total dalam seminggu, dengan jarak dan kecepatan yang bervariasi agar tekanan darah
tetap normal.

3. Banyak Konsumsi Kentang karena Kaya Potassium untuk


Kontrol Tekanan Darah
Beberapa bahan pangan, seperti kentang dipercaya untuk menurunkan tekanan darah. Hal yang
senada juga diamini peneliti Linda Van Horn, PhD, RD seorang profesor kedokteran preventif
di Northwestern University Feinberg School of Medical yang menyatakan,”buah dan sayuran
yang kaya potassium dengan jumlah 2000-4000 mg per hari, menjadi bagian penting dari
program penurunan tekanan darah apapun”. Sebagai bahan pangan, kentang tak hanya kaya
dengan karbohidrat, tetapi juga punya kandungan potassium yang tinggi.
4. Menambah Asupan Suplemen
Laporan dari 12 studi, menunjukan bahwa koenzim Q10m punya dampak yang maksimal dalam
penurunan tekanan darah sampai 17 mm/Hg. Didalam suplemen ini terkandung, antioksidan,
yang diperlukan dalam produksi energi yang secara umum bermanfaat untuk melebarkan
pembuluh darah. Karena sifatnya yang bersifat medical, maka perlu untuk konsultasi dengan
dokter tentang ukuran berapa milligram sebaiknya suplemen ini harus dikonsumsi untuk setiap
harinya.

5. Dark Chocolate, Cara Menyenangkan Tangani Hipertensi


Konsumsi setengah ons dark chocolate dengan kandungan kakao minimal 70% secara teratut
setiap hari dipercaya dapat meminimalisir tekanan darah. Ini karena didalam dark
chocolate terdapat kandungan flavanol yang merangsang pembuluh darah untuk jadi lebih
elastis. Hal yang senada dibuktikan dengan sebuah penelitian dimana tak kurang dari 18% pasien
hipertensi yang rutin mengkonsumsi dark chocolate setiap harinya mengalami penurunan
tekanan darah yang signifikan.

Pahami Gejala Umum Hipertensi Berikut Ini, Jangan


Sampai Terlambat
Gejala Umum Hipertensi 

Dengan memahami cara yang tepat, serta tahu tentang penyebabnya diharapkan orang akan lebih
waspada dengan gejala hipertensi yang secara umum sering dirasakan oleh pengidapnya. Jika
merasakan gejala berikut ini, sebaiknya perlu untuk segera memeriksa tekanan darah ke dokter.

 PAndangan mata sering kabur dan juga jantung terasa berdebar-debar


 Sakit kepala, akibat meningkatnya tekanan darah
 Susah berkonsentrasi, intensitas buang air kecil yang semakin sering
 Cepat lelah menjalani beragam aktifitas kadang diselingi  vertigo dengan intensitas hampir
setiap hari
 Mudah marah, atau sensitif terhadap hal-hal yang dirasa tidak menyenangkan atau tidak disukai
Bila gejala-gejala awal yang demikian sudah muncul, bisa jadi maka seseorang tersebut terserang
hipertensi. Untuk menjaga agar jangan sampai mengarah semakin parah sehingga menyebabkan
terjadinya hal-hal seperti stroke dan sejenisnya maka, perlu untuk mengantisipasi dengan
melakukan 5 langkah sebagaimana dijelaskan di awal. Tak kurang dari itu, beberapa langkah
berikut ini sebaiknya juga dijalankan beriringan agar semakin efektif.
 Bila terjadi obesitas atau overweight, maka segeralah melakukan pola diet untuk menurunkan
berat badan
 Kurangi asupan garam berlebihan, juga alkohol dan minuman yang mengandung kafein seperti
kopi
 Hentikan kebiasaan merokok, serta mulailah kebiasaan sehat disertai olahraga secara teratur
 Menurunkan dan menghindari penyebab stress
Baca Juga: Sakit Kepala? Hindari Aktivitas dan Jenis Makanan ini

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati


Pencegahan hipertensi tetap lebih murah dan mudah dibandingkan dengan menjalankan
pengobatan. Jangan sampai mendiamkan terlalu lama bila gejala awal hipertensi sudah mulai
terdeteksi. Apalagi stroke adalah salah satu risiko ikutan yang muncul dari hipertensi.

Tanda-Tanda Peringatan Hipertensi


yang Harus Diwaspadai
Oleh Risky Candra SwariInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter
Umum

 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Dari semua masalah kesehatan yang mendominasi dunia kesehatan
modern, hipertensi mungkin menjadi salah satu penyakit yang paling menantang. Bukan hanya
karena seriusnya akibat dari hipertensi, penyakit ini juga dapat menyebabkan segudang
masalah yang mengganggu jantung, ginjal, otak, dan bahkan mata. Oleh sebabnya, penting
untuk mewaspadai tanda dan gejala hipertensi sedini mungkin guna mengurangi risiko
komplikasi dari penyakit ini di kemudian hari.

Berapa tekanan darah yang menunjukkan


hipertensi?
Hipertensi dapat diartikan secara sederhana sebagai tekanan darah tinggi yang tidak normal.
Tekanan darah mengacu pada tekanan darah terhadap dinding arteri saat dipompa keluar dari
jantung Anda.

Tekanan darah dikatakan normal apabila menunjukkan angka di bawah 120/80 mmHG. Jika
pengukuran tekanan darah sistolik Anda jatuh di antara 120-129 mmHg, Anda dianggap
memiliki tekanan darah yang meningkat. Ini berarti bahwa Anda belum menderita hipertensi,
tapi Anda mungkin mengalami kondisi ini di masa depan.

Sementara seseorang dikatakan mengalami hipertensi apabila hasil pengukuran tekanan darah
menunjukkan angka 130/80 mmHg atau lebih tinggi.

Apa saja bahaya hipertensi?


Setelah tekanan darah tinggi terjadi, bagian tubuh lainnya perlahan akan mulai mengalami
gangguan. Hipertensi memaksa otot jantung bekerja lebih keras untuk mendorong darah
melalui arteri, yang menyebabkan otot jantung itu sendiri menebal. Walaupun kita biasanya
berpikir bahwa otot yang lebih besar adalah hal yang baik, namun tidak untuk otot jantung.
Pasalnya, otot jantung yang membesar dan menebal tidak memiliki kualitas yang baik untuk
memompa darah.

Otot-otot jantung yang menebal menyebabkan jantung kesulitan untuk memompa darah, yang
pada akhirnya memicu gagal jantung. Selain itu, tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan
arteri yang mengelilingi jantung mengeras, akhirnya mengarah ke serangan jantung.

Sebuah lonjakan tekanan darah juga dapat melemahkan pembuluh darah di ginjal, yang
merupakan organ yang bertugas membersihkan kotoran dari tubuh. Jika pembuluh darah mulai
terganggu, maka hal ini juga berdampak pada fungsi ginjal yang memungkinkan racun
berbahaya menumpuk di dalam aliran darah. Jika terjadi gagal ginjal, Anda akan
memerlukan transplantasi ginjal atau dialisis, yaitu pengobatan yang melibatkan membersihkan
ginjal dengan bantuan mesin dialisis.

Selain mengancam beberapa organ yang paling vital pada tubuh, hipertensi juga merupakan
penyebab utama stroke. Saat darah didorong melalui pembuluh pada kekuatan yang tidak
normal, pembuluh darah lemah yang melewati otak akan pecah. Jika pembuluh pecah, darah
akan dengan cepat bocor dalam otak dan kemudian menyebabkan Anda menderita stroke.
Tekanan darah tinggi juga dapat sangat merusak pembuluh darah di mata, yang menyebabkan
penglihatan kabur atau bahkan kebutaan.
Lantas, bagaimana cara mengetahui tanda dan
gejala hipertensi?

Seperti disebutkan di atas, Anda mungkin benar-benar tidak menyadari bahwa Anda mengalami
tekanan darah tinggi yang berbahaya. Alasan utama untuk masalah ini adalah bahwa hipertensi
yang tidak terdiagnosis sering kali tidak menampilkan tanda dan gejala. Satu-satunya cara jitu
untuk memastikan tanda dan gejala hipertensi adalah melalui tes tekanan darah secara teratur.

Meskipun banyak orang mengalami hipertensi tanpa tanda-tanda peringatan yang jelas, Anda
mungkin dapat mengalami gejala yang menunjukkan tingkat tekanan darah yang tidak sehat.
Orang dalam kategori ini sering memiliki tekanan darah yang jauh lebih tinggi dari 120/80
mmHg.

Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala hipertensi paling umum yang mungkin terjadi:

 Sakit kepala yang parah


 Penglihatan buram
 Kencing berdarah
 Nyeri di daerah dada
 Sulit bernapas
 Denyut jantung tidak teratur
 Berdenyut kencang di bagian dada, leher, atau telinga
Seberapa sering Anda membutuhkan pemeriksaan tekanan darah berbeda-beda pada setiap
kasus. Secara umum, jika Anda khawatir tentang tingkat tekanan darah Anda saat ini,
segeralah periksa ke dokter

Lakukan 7 cara ini jika ingin mencegah


hipertensi
1. Mengubah pola makan

Pola makan yang buruk sangat mungkin menyebabkan tekanan darah melonjak. Maka itu,
Anda harus mengurangi makanan yang tinggi natrium yang banyak terkandung dalam garam
dapur serta makanan olahan, supaya tekanan darah tetap normal.

Sebaliknya, untuk mencegah hipertensi Anda dapat memilih makanan yang tinggi kalium yang
dapat membantu menjaga tekanan darah stabil. Kalium dapat Anda temukan dalam kentang,
pisang, alpukat, ikan, dan susu.

Tak hanya itu, makanan rendah lemak serta makanan berserat seperti buah-buahan, sayur,
serta biji-bijian utuh juga dianjurkan untuk dikonsumsi.

Saat ini sudah ada beberapa jenis diet yang ditujukan untuk orang yang memiliki darah tinggi,
seperti diet DASH. Dengan menerapkan diet ini, Anda harus mengonsumsi asupan serat yang
tinggi, sumber protein dengan kandungan lemak yang rendah, membatasi natrium, serta
menghindari makanan dengan kolesterol tinggi.

Jangan lupa juga untuk minum air putih yang cukup, karena kekurangan cairan akan
memengaruhi jumlah natrium di dalam tubuh.

2. Olahraga rutin

Jangan membayangkan Anda harus menjadi seorang atlet untuk bisa berolahraga rutin. Saat ini
olahraga sudah jadi kebutuhan semua orang karena dapat menjaga kesehatan tubuh secara
umum, termasuk mencegah hipertensi.

Faktanya, orang yang berolahraga rutin memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah ketimbang
yang tidak melakukan olahraga sama sekali.

Untuk menjaga tekanan darah tetap normal, sebaiknya lakukan olahraga selama 2 jam hingga
30 menit per minggu. Tak perlu olahraga yang terlalu sulit, cukup jalan santai, jogging, atau
bersepeda saja sudah dapat mencegah hipertensi.

Sementara anak-anak dan remaja dianjurkan untuk berolahraga selama satu jam setiap hari
supaya tubuhnya tetap bugar dan terhindar dari risiko hipertensi.
3. Jaga berat badan ideal

Faktanya, orang yang memiliki berat badan berlebih, entah itu overweight atau obesitas
mempunyai 2 sampai 6 kali peluang lebih besar mengalami hipertensi. Oleh karena itu,
usahakan untuk menjaga berat badan tetap ideal, karena tak hanya bisa mencegah hipertensi
tapi dengan begitu Anda bisa menurunkan berbagai risiko penyakit lainnya.

Mulai sekarang, ubah gaya hidup Anda supaya berat badan turun dan akhirnya berada di angka
yang ideal. Mengurangi sekitar 4-5 kg berat badan yang berlebih, sudah dapat menurunkan
risiko tekanan darah tinggi.
4. Mengurangi minum alkohol

Terlalu banyak dan sering minum alkohol dapat membuat tekanan darah melonjak. Tak hanya
itu, kebanyakan minuman beralkohol memiliki kandungan kalori yang tinggi dan bisa
menyebabkan berat badan juga naik.
5. Berhenti merokok

Hipertensi adalah salah satu efek samping buruk yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan
merokok. Merokok juga dapat membuat Anda terkena berbagai penyakit kronis seperti stroke,
penyakit jantung, dan serangan jantung.

Jadi, hentikan kebiasaan merokok Anda mulai sekarang.


6. Kelola stres dengan baik

Stres dapat membuat tekanan darah naik sesaat. Namun, jika Anda tidak mengelola stres
dengan baik maka tekanan darah akan terus tinggi dan bisa menimbulkan kondisi hipertensi.

Stres memang wajar terjadi, tapi yang paling penting bagaimana Anda mengelolanya dengan
baik. Lakukan hal-hal yang bisa membuat Anda rileks, seperti mendengarkan musik, meditasi,
atau yoga.
7. Cek tekanan darah secara berkala

Memeriksa tekanan darah dengan rutin itu penting dilakukan, karena dengan begitu Anda dapat
mengetahui apakah tekanan darah Anda normal atau tidak. Anda dapat memeriksa tekanan
darah di rumah atau dengan bantuan tim medis.

Bila hasil tekanan darah Anda di antara 120-139/80-89 mmHG, ini tandanya Anda mengalami
prehipertensi. Kondisi ini sangat mungkin menyebabkan hipertensi, meski begitu tetap bisa
dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Anda mungkin juga menyukai