Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN KEPERAWATAN

KASUS KE - 2

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Studi Ners Stase Manajemen

Disusun Oleh : Kelompok 1

Evi Rakhmawati

Ida Karyati

Tini Supartini

Ronal Alqroni

Eka Winarsih

Rati Rohaeti

Nisa Dewi Yuniar

Lilis Lismana

Satria Adi S

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2020
KASUS MUTU

1. Tn.Z Kepala Ruangan Melati melakukan analis kajian Ruangan pada bagian marketing,
berdasarkan pengkajian Tn.Z akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dengan
mengkaji keselamatn pasien safety yang meliputi 6 sasaran keselamatan pasien dan akan
meningkatkan indikator mutu Rumah Sakit .
Pertanyaan :
Jelaskan 6 sasaran keselamatan pasien dan indikatoor mutu Rumah sakit beserta
standarnya.

2. Sebuah Ruang Perawatan Rumah Sakit Khoeurinisa dalam 1 hari terdapat 6 orang pasien
yang pulang dengan masing-masing rincian lama perawatan adalah Pasien A dirawat
selama 6 hari, pasin B dirawat selama 8 hari, Pasien C dirawat selama 5 hari, pasien A
dirawat selamat 10 hari dan Pasien E dirawat selamat 6 hari, Pasien z dengan lama
perawatan 7 hari . Berapakah AVLOS (Averange Length of Stay) atau rata-rata hari
perawatan di ruangan tersebut?

3. Sebuah Ruang perawatan Bedah Kelas 3 memiliki kapasitas 50 tempat tidur. Pasien yang
dirawat pada bulan Agustus dalam 4 hari berturut-turut adalah sebanyak 31 pasien pada
tangga 2, 37 pasien pada tanggal 3, 46 pasien pada tanggal 4 dan 45 pasien pada tanggal
5. Berapakah BOR (Bed Occupany Rate) di Ruangan tersebut?

Jawaban no 1 :

 6 Sasaran Keselamatan pasien (patient safety)

Berdasarkan sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh standar akreditasi
rumah sakit edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI Acredition, maka sasaran tersebut meliputi
enam elemen berikut, yaitu :

Sasaran I : ketepatan identifikasi pasien


Sasaran II : peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III : peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert
medication)
Sasaran IV : kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Sasaran V : pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Sasaran VI : pengurangan resiko pasien jatuh

1. Sasaran I : ketepatan identifikasi pasien, meliputi standar berikut


a. pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien
b. Pasien yang diidentifikasi sebelum pemberian obat darah, atau prosedur darah
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis (lihat juga)
d. Pasien yang diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan atau
prosedur
e. kebijakan dan prosedur mendukung praktek identifikasi yang konsisten pada semua
situasi dan lokasi

2. Sasaran II : peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)


a. perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
b. perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan
kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
c. perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut
d. kebijakan dan prosedur pendukung praktek yang konsisten dalam melakukan
verifikasi terhadap akurasi dan komunikasi lisan melalui telepon

3. Sasaran III : peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert medication)
a. kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengatur identifikasi, lokasi,
pemberian label dan menyimpan obat obat yang perlu diwaspadai
b. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
c. elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di
area tersebut bila diperkenankan kebijakan
d. elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas
dan disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrict access)

4. Pasaran IV : kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi


a. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi
lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan atau pemberian tanda
b. Rumah sakit menu menggunakan sesuatu checklist atau prosedur lain untuk
melakukan verifikasi operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-passion dan semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersebut, tepat atau benar, dan fungsional
c. tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat atau mendokumentasikan
prosedur sign in (sebelum induksi);"sebelum insisi atau time-out", tepat sebelum
dimulainya suatu prosedur atau tindakan pembedahan dan sign out (sebelum
meninggalkan kamar operasi)
d. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses guna
memastikan tepat lokasi tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis
dan tindakan pengobatan gigi atau dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi
5. Sasaran V : pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene baru yang
baru-baru ini diterbitkan dan sudah diterima secara umum (antara lain dari WHO
patien safety)
b. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene efektif
c. kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mendukung pengurangan secara
berkelanjutan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

6. Sasaran VI : pengurangan resiko pasien jatuh


a. rumah sakit menerapkan proses asesmen awal resiko pasien jatuh dan melakukan
pengkajian ulang terhadap pasien bila di sifikasi kan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan
b. langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asesmen dianggap berisiko
c. langkah-langkah di monitor hasilnya, tentang keberhasilan pengurangan cedera
akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja
d. Kebijakan atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari resiko cedera
pasien akibat jatuh di rumah sakit

 Indikator Mutu Rumah sakit dan Standarnya


 11 indikator mutu klinis di rumah sakit
a. Klinik 1 : asesmen evaluasi pasien
1) Pasien stroke dan hemoragik yang telah dikaji untuk mendapatkan pelayanan
rehabilitasi
b. Klinik 2: layanan laboratorium
1) waktu tunggu hasil pelayanan
2) laboratorium patologi klinik
3) Pemeriksaan darah lengkap dan kimia
c. Klinik 3: layanan radiologi dan pencitraan diagnostik
1) ACEI (angiotensin-converting enzyme inhibitor) or ARB (angiotensin receptor
blocker) untuk pasien yang menderita LVSD (left Ventricular systolic
Dysfunction) setelah mengalami AMI (acute myocardial infarction)
d. Klinik 4: prosedur prosedur bedah
1) Persentase tindakan seksio sesaria (SC) yang dilakukan pada primigravida usia
kehamilan 37 sampai 42 Minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup
e. Klinik 5: penggunaan antibiotikdan pengobatan lainnya
1) Aspirin diresepkan untuk pasien dengan akut myocardial infarction (AMI) saat
pulang atau keluar rumah sakit
f. Klinik 6: kesalahan obat dan kejadian nyaris
Kesalahan penulisan resep (precription errors)
g. Klinik 7: penggunaan anestesi dan sedasi
Pengkajian pre-anasthesi dilaksanakan untuk pasien pra operasi elektif dengan
anastesi umum
h. Klinik 8: penggunaan darah dan produk-produk darah
Monitoring 3 pakainya produk daerah yang tidak di order
i. Klinik 9: ketersediaan, isi, dan penggunaan catatan tentang pasien
Ketidaklengkapan pengisian rekam medis 24jam sejak setelah selesai pelayanan
rawat inap
j. Klinik 10: pencegahan dan pengendalian,pengawasan serta pelaporan infeksi
Angka kejadian dekubitus grII/lebih akibat perawatan di rumah sakit
k. Klinik 11: penelitian klinis
kelengkapan informasi untuk mendapatkan persetujuan pasien pada setiap penelitian
klinis

 Standar indikator mutu manajerial


a. Manajerial 1 : pengadaan supply serta obat-obatan penting bagi pasien yang
dibutuhkan secara rutin
Jumlah kekosongan stok obat esensial
b. Manajerial 2: pelaporan kegiatan, seperti diatur oleh undang-undang dan pengaturan
Ketepatan waktu pengiriman laporan bulanan ke kementerian kan RI dan Dinas
kesehatan
c. Manajerial 3: manajemen resiko
Insiden tertusuk jarum
d. Manajerial 4: manajemen produksi
pemanfaatan alat CT scan untuk mewujudkan kepala dalam proses penegakan pasien
yang dilaksanakan di instansi radiologi
e. Manajerual 5: harapan dan kepuasan pasien dan keluarga pasien
Kepuasan pelanggan (pasien)
f. Manajerial 6: harapan dan kepuasan staf
Kepuasan pegawai
g. Manajerial 7: demografi dan diagnosis klinis pasien
Print 10 besar diagnosa dan data demografi yang bersangkuta
h. Manajerial 8: manajemen keuangan
Cash ratio
i. Manajerial 9: pencegahan dan pengendalian peristiwa yang menandai yang
membahayakan keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf
peralatan ukur medis yang ter kalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kaligrafi
BPFK
 6 indikator mutu sasaran keselamatan pasien
1) SKP 1: mengidentifikasi pasien dengan benar
1) Persentase pelaksanaan prosedur
2) Identifikasi pada pemberian transfusi darah atau produksi darah
2) Skp2 : meningkatkan komunikasi yang efektif
1) Verifikasi pelaporan hasil kritis
2) Pemeriksaan laboratorium dengan dari petugas rawat inap kepada dpjp
ditandatangani dalam waktu 24 jam
3) SKP 3: meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
1) Persentase permintaan
4) SKP 4: memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar
pembedahan pada pasien yang benar
1) Kelengkapan pengisian formulir
2) Checklist keselamatan pasien
3) Operasi
5) SKP 5: mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
1) persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan
dengan metode 6 langkah dan 5 momen
6) SKP 6: mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh
1) Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit

 Indikator – indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi


1) Angka infeksi nosokomial : 1-2 %
2) angka kematian kasar ; 3-4 %
3) kematian pasca bedah : 1-2 %
4) kematian ibu melahirkan : 20/1000
5) NDR (Net Death Rate) : maksimal 1/5000
6) PODR (Post Opration Death Rate) : 1%
7) POIR (Post Operative Infection Rate) : 1 %
Jawaban no 2 :

AVLOS (Average Length of Stay : Rata - rata lamanya pasien dirawat).

AVLOS menurut 2uffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under consideration”.

AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata – rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan
yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6 - 9 hari (Depkes, 2005).

Rumus :

Jumlah lama dirawat


AVLOS = =
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati)

Pasen A : 6 hr

Pasen B : 8 hr

Pasen C : 5 hr

Pasen D : 10 hr

Pasen E : 6 hr

Pasien Z : 7 hr

Jumlah lama dirawat


AVLOS =
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati)

6+8+5+10+ 6+7
=
6+ 0

42
= =7
6

≈ jadi rata – rata lama pasien di rawat adalah 7 hari

Jawaban no 3 :

BOR (Bed Occupancy Ratio) : Angka penggunaan tempat

BOR menurut 2uffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count
days in a period under consideration”.
Sedangkan menurut Depkes RI (2005) BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator inidmemberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara : 60 – 85 % (Depkes RI, 2005).

Rumus :

Jumlah Hari Perawatan


BOR = X 100 %
Jumlah TT x Jumlah Hari Dalam Satu Periode

Kafasitas TT : 50

Jumlah Pasien tgl 2 : 31 Orang

Jumlah Pasien tgl 3 : 37 Orang

Jumlah Pasien tgl 4 : 46 Orang

Jumlah Pasien tgl 5 : 45 Orang

Jumlah Hari Perawatan


BOR = X 100 %
Jumlah TT x Jumlah Hari Dalam Satu Periode

31+ 37+46+ 45
= x 100 %
50 x 4

159
= x 100 %
200

= 0,795 x 100 %

= 79,5 %

≈ 80 %

≈ jadi angka pengunaan tempat tidur adalah 80 %


Daftar pustaka

Asmarani, D.E.2006. analisis pengaruh perencanaan strategi terhadap kinerja perusahaan


dan upaya menciptakan keunggulan bersaing. Semarang: universitas Diponegoro.

Hopkins dan Hopkins, 1997. "Strategy planning financial performance relation in bank
kausal examination". Strategis manajemen jurnal. Vol. 18, hlm .635-55.

Nursalam. 2011. Manajemen keperawatan : aplikasi dalam praktik keperawatan


profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Kemenkes standar akreditasi rumah sakit. Edisi 1. Jakarta: Kemenkes r. Supriyanto s dan
Damayanti, N.A. 2007. Perencanaan dan evaluasi. surabya: Airlangga University
Press.

Anda mungkin juga menyukai