Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATA KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI


SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Oleh :

Ni Putu Tiari Artarini (1807531229) / 21

KELAS EKA 400 A3

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
A. Macam-Macam Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang di gunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif.
Macam-macam skala pengukuran tersebut antara lain:
1) Skalan Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan objek ,
individual atau kelompok.
2) Skala Oridinal
Skala pengukuran oridinal memberikan informasi tentang jumlah relative
karakteristik yang berada dan dimiliki oleh objek atau individu tertentu.
3) Skala Interval
Skala interval mempunyai karakterisrik seperti yang dimiliki oleh skala
nominal dan skala ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa
adanya interval yang tetap.
4) Skala Ratio
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang di punyai
oleh skala nominal, ordinal, dan interval dengan kelebihan skala ini
mempunyai nilai nol empiris apsolut.
5) Skala pengukuran sikap
Ada 4 jenis skala pengukuran sikap yaitu:
a. Skala Likert
b. Skala Thurstone
c. Skala Guttman
d. Semantic Deferensial
e. Skala Rating

B. Desain Instrument
Desain Instrumen : merupakan penyusunan instrument pengumpulan data
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah
penelitian. Proses penyusunan desain instrumen pada dasarnya adalah suatu

1
seni. Kendati demikian dua hal utama yang harus diperhatikan dalam desain
instrumen adalah sebagai berikut:
a. Urutan Skala dan Layout Penyajian dan organisasi instrumen
pengumpulan data amat menentukan dalam sukses atau tidaknya
penelitian. Isu sentral pada tahap ini adalah urutan skala dan penyajian
alat pengukuran dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti.
b. Pratest dan Perbaikan Setelah instrument disusn dalam bentuk draft,
maka pretest (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan)
sebaiknya dilakukan pada sejumlah responden. Pratest seringkali dapat
mengidentifikasi masalah- masalah dalam penyusunan kata-kata,
format kuesioner, dan lain-lain yang amat berpengaruh terhadap
validitas penemuan dari penelitian tersebut. Bila masalah-masalah
tersebut ditemui, peneliti dapat membuat perubahan-perubahan
seperlunya agar dapat memperoleh data dengan kualitas yang tinggi.

C. Validitas dan reliabilitas instrument


1. Validitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen terebut dapat dengan tepat
mengukur apa yang hendak di ukur. Sehingga dapat dikatakan bahwa validitas
berhubungan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Dengan istrumen yang
valid akan menghasilkan data yang valid pula. Istilah valid sukar untuk dicari
penggantinya, sebagian peneliti ada yang menyebutknya dengan “sahih”,
“tepat”, dan juga “cermat”. Secara garis besar validitas instrumen dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1) Validitas Internal (Internal Validity)
a. Validitas isi (Content Validity)
b. Valitias Konstruk (Construct Validity)
2) Validitas Eksternal
a. Validitas Kesejajaran (concurrent validity)
b. Validitas Prediksi (predictive validity)
Realibilitas

2
Secara garis besar validitas instrumen dibedakan menjadi dua yaitu,
validitas internal (internal validity) dan validitas eksternal (eksternal validity).
Kata reliabilitas dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris yaitu
reliability, yang mana asalnya dari kata reliable yang mempunyai arti dapat
dipercaya. Suatu instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) bila
memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) bila diteskan berkali-kali.
Misalnya suatu tes yang sama diberikan kepada siswa dalam satu kelas pada
waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan
(rangking) yang sama atau ajeg dalam satu kelas tersebut. Berdasarakan pada
cara pengujian instrumen, maka reliabilitas instrumen dapat dibagi menjadi
dua , yaitu:
1) Reliabilitas Eksternal (External Reliability)
a. Metode bentuk paralel (equivalent method)
b. Metode tes berulang (test-retest method)
2) Relaibilitas internal (Internal Reliability
a. Instrumen Skor Diskrit
b. Instrumen Skor Non Diskrit

D. Pengujian validitas dan reliabilitas instrument


Pengujian Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali
(2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu
validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang
disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang
lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara
mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor)
dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor).

3
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan
terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita
menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan
cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian
dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor
(penjumlahan dari beberapa faktor).
Pengujian Reabilitas
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran
dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang
sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai
memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama
dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur
secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes
tetap konsisten setelah dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam
kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat diandalkan bila memberikan
hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa diandalkan bila
pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka


yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan
dengan nilai rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas
yang dianggap sudah cukup memuaskan jika ≥ 0.700. Pengujian reliabilitas
instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena instrumen
penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat

4
DAFTAR PUSTAKA

https://www.orangddi.com/2018/10/skala-pengukuran-dan-instrumen.html

http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.com/2016/06/validitas-dan-reliabilitas-
instrumen.html

https://rosyadi12.blogspot.com/2015/10/pengukuran-dan-desain-instrumen-
dalam.html

https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-
i-t-a-s/#

Anda mungkin juga menyukai