Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN

1. Apa yang dimaksud dengan kaidah pertambangan yang baik dan pentingkah kaidah
pertambangan yang baik, jelaskan!
Kaidah pertambangan yang baik atau dikenal dengan Good Mining Practice adalah suatu
kegiatan pertambangan yang mentaati aturan, terencana dengan baik, menerapkan teknologi
yang sesuai yang berlandaskan pada efektifitas dan efisiensi, melaksanakan konservasi
bahan galian, mengendalikan dan memelihara fungsi lingkungan, menjamin keselamatan
kerja, mengakomodir keinginan dan partisipasi masyarakat, menghasilkan nilai tambah,
meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat sekitar serta menciptakan
pembangunan yang berlanjutan. Kaidah pertambangan yang baik sangatlah penting
dilakukan oleh setiap perusahaan tambang dalam menjalankan operasi penambangan.
Aktivitas penambangan tidak akan dinyatakan sebagai suatu kegiatan yang merusak
lingkungan, apabila aktivitas penambangan tersebut dilakukan dengan baik dan benar atau
menjalankan kaidah Good Mining Practice dan selanjutnya dapat diimplementasikan dengan
penuh kesadaran dan ketelitian. Penerapan good mining practice akan memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan lingkungan. Perusahaan
mendapatkan keuntungan yang maksimal secara aman, masyarakat merasakan peningkatan
kesejateraannya, pemerintah tidak kesulitan dalam pengawasan dan penerapan peraturan dan
lingkungan masih produktif. Sebaliknya jika pertambangan tidak dilakukan dengan baik dan
benar, maka akan berakibat pada:
 Kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
 Hasil tambang tidak akan efisien dan ekonomis
 Produksi akan tersendat / tidak lancar.
 Kemungkinan terjadinya kecelakaan tambang akan tinggi.
 Pengrusakan dan gangguan terhadap lingkungan akan timbul.
 Terjadinya “pemborosan” bahan galian.
 Pasca tambang akan mengalami kesulitan dan sulit penanganannya.
 Semua pihak akan mendapat rugi (pemerintah, perusahaan dan masyarakat).
 Kegiatan pertambangan akan “dituding” sebagai suatu kegiatan yang merusak
Lingkungan

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari uraian diatas adalah: Aktifitas pertambangan tidak
akan dinyatakan sebagai suatu kegiatan “merusak lingkungan” jika praktek pertambangan
yang baik dan benar (Good Mining Practice) dapat diimplementasikan dengan penuh
kesadaran, terutama dari pelaku kegiatan/pelaku bisnis. Dalam implementasi praktek
pertambangan yang baik dan benar ini, semua pihak (Pemerintah, Pelaku Bisnis dan
Masyarakat) harus berperan aktif dan saling melakukan kontrol. Bimbingan dan Pengawasan
terutama dari unsur birokrat, harus sudah mulai dilaksanakan sejak pada tahap perencanaan
sampai dengan tahap pasca tambang. Sedangkan masyarakat dapat turut membantu
melakukan pengawasan pada tahap kegiatan dilaksanakan sampai dengan tahap pasca
tambang.

2. Apa yang dimaksud dengan good mining practice dalam melakukan operasi pertambangan,
apa yang mendasari dan apa yang dihasilkan dari hal tersebut, jelaskan!
Kaidah Good Mining Practice pada dasarnya menjalankan operasional pertambangan dari
tahap eksplorasi endapan deposit mineral yang dilakukan dengan studi kelayakan (feasibility
study) dan berakhir pada tahap reklamasi dan revegetasi lahan pasca tambang. Operasi
penambangan yang dilakukan tidak serta merta mengupas tanah penutup, mengambil bahan
galian, dan membiarkan begitu saja. Namun, kaidah ini juga mengajarkan bahwa operasi
penambangan yang baik juga turut mementingkan kesejahteraan lingkungan dan alam
maupun kesehatan dan kesejahteraan penduduk lokal. Dalam pelaksanaan kaidah Good
Mining Practice oleh setiap perusahaan tambang harus turut memperhatikan 6 aspek penting
yang mendasar yaitu:
 Aspek Perizinan Dan Legalitas Perusahaan Tambang
Perizinan dan Aspek Legalitas Pertambangan yang baik adalah kegiatan pertambangan
yang mematuhi ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di daerah atau
negara tempat aktivitas pertambangan tersebut dilaksanakan. Dalam praktik pertambangan
yang baik harus sinkron antara kepentingan pembuat regulasi dan kepentingan pemegang
izin usaha pertambangan (IUP). Pemerintah harus mampu memberikan kepastian dan
kejelasan mengenai peraturan dan kebijakan pertambangan pada satu sisi, sementara
pemegang izin usaha pertambangan (IUP) harus mentaati peraturan dan kebijakan yang
berlaku di tempat tersebut pada sisi yang lain.

 Sistem Eksplorasi, Studi Kelayakan, Eksploitas, dan Pengolahan Bahan Galian yang
Baik dan Terencana
Teknik Penambangan pada prinsipnya, teknik pertambangan yang baik dapat dilakukan
apabila didalam aktifitas pertambangan tersebut dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Eksplorasi harus dilaksanakan secara baik, benar dan memadai. Perhitungan
cadangan layak tambang harus ditetapkan dengan baik (tingkatakurasi tinggi).
b. Studi geohidrologi, geoteknik dan metalurgi harus dilakukan secara baik dan benar.
c. Studi kelayakan (feasibility study) yang komprehensif dengan didukung datayang
cukup, perlu disusun dengan baik, termasuk studi lingkungannya (AMDALatau
UKL/UPL).
d. Teknik dan sistem tambang serta proses pengolahan/pemurnian harusdirencanakan
dan dilaksanakan secara baik (sistem tambang pada material lepasdan padu sangat
berbeda, demikian pula proses pengolahannya).
e. Teknik konstruksi dan pemilihan peralatan harus tepat guna.
f. Sistem pengangkutan bahan tambang harus terencana baik, termasuk pemilihanalat
angkut dan alat berat lainnya.
g. Produksi hendaknya disesuaikan dengan jumlah ketersediaan cadangan dan
spesifikasi.
h. Program pasca tambang harus terencana dengan baik sebelum seluruh aktifitas
dihentikan. Pada pasca tambang harus segera dilakukan kegiatan penataan dan
reklamasi padalahan bekas tambang yang disesuaikan dengan perencanaannya.
Pelaksanaan penataan dan reklamasi sebaiknya mengacu pada rencana tata ruang
daerah yang bersangkutan dan disesuaikan dengan kondisi lahan.

 Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Praktik pertambangan yang baik sangat
memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Dalam hal ini, perusahaan
berkewajiban meliputi pembinaan, pelatihan atau pendidikan dan melakukan kontrol
terhadap pelaksanaan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan keselamatan dan
kesehatan kerja. Hal yang dilakukan adalah dengan membuat regulasi dan penggunaan alat-
alat perlindungan diri (APD), agar terhindar dari kecelakaan yang sering terjadi pada saat
kerja

 Aspek Lingkungan Hidup


Lingkungan Aktivitas pertambangan yang selalu menunjukkan kepedulian terhadap dampak
lingkungan. Tidak bisa seratus persen dihindari, tetapi manfaatnya dimaksimalkan dan
mudaratnya diminimalisir. Dalam eksplorasi, perencanaan dan design produksi, pemilihan
metode dan teknologi, penempatan-penempatan bangunan pendukung, pengelolaan tailing,
reklamasi dan pasca eksploitasi hendaknya benar-benarmemperhatikan aspek lingkungan.
 Aspek Hak Asasi Manusia atau Hak-Hak Masyarakat Sekitar
Hak-hak MasyarakatKegiatan pertambangan diharapkan memberikan manfaat yang
sebesar-besarnyabagi masyarakat, memacu pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan
kesejahteraanmasyarakat sekitar aktifitas pertambangan dilakukan. Dengan program
corporate social resposibility, perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dapat
mewujudkan hak-hak masyarakat tersebut.

 Aspek Penutupan Tambang atau Pasca Tambang yang Berkelanjutan


Penutupan Tambang dan Pascatambang Kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut
setelah akhir sebagian atau seluruhkegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsisosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan.
Kegiatanpertambangan bersifat proyek, jadi ada jangka waktu perhitungan yang jelas,
makapasca tambang diharapkan mampu memberikan manfaat berkelanjutan bagi social dan
lingkungan sekitar tambang.

Penerapan good mining practice akan memberikan hasil berupa manfaat sebesar-besarnya
bagi masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan lingkungan. Perusahaan mendapatkan
keuntungan yang maksimal secara aman, masyarakat merasakan peningkatan
kesejateraannya, pemerintah tidak kesulitan dalam pengawasan dan penerapan peraturan dan
lingkungan masih produktif

14. Apa yang dimaksud dengan sistem penyaliran tambang, apa tujuan nya serta digunakan
untuk apa dan bagaimana metode penggunaannya, jelaskan!
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah penambangan
untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas
penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan.
Selain itu, sistem penyaliran tambang dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat
serta mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan
pada daerah tersebut mempunyai umur yang lama. Penanganan masalah air tambang
dibedakan menjadi beberapa metode, yaitu:
a. Mine Dewatering yaitu upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke lokasi
penambangan. Beberapa metode penyaliran tambang (mine dewatering) adalah sebagai
berikut:
1. Membuat sump di dalam front tambang (Pit)
Sistem ini diterapkan untuk membuang air tambang dari lokasi kerja. Air tambang
dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian dipompa keluar. Pemasangan jumlah
pompa tergantung pada kedalaman penggalian, dengan kapasitas pompa
menyesuaikan debit air yang masuk ke dalam lokasi penambangan.

2. Membuat paritan
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah, yaitu dengan
pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan. Pembuatan parit ini bertujuan
untuk menampung air limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air limpasan
akan masuk ke saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung
atau dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.

3. Sistem Adit. Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang
terbuka yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang dibuat dari tempat
kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi bukit untuk pembuangan air yang masuk
ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal, disebabkan
oleh biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.

Gambar 1. Sistem Adit

b. Mine Drainage yaitu upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah penambangan. Hal
ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air
permukaan. Beberapa metode penyaliran tambang (mine drainage) adalah sebagai
berikut:
1. Metode Siemens
Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian ke dalam
lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang.
Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air tanah terkumpul pada
bagian ini dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah
penambangan.

Gambar 2. Metode Deep well pump

2. Metode Siemens
Metode Elektro Osmosis. Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda.
Bilamana elemen-elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda
(disumur besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap
dengan pompa.

Gambar 3. Metode Electro Osmosis

3. Metode Small Pipe With Vacuum Pump


Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang inpermiabel (jumlah air sedikit) dengan
membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa yang ujung bawahnya diberi
lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil-kerikil
kasar (berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari
diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat
ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan
terserap ke dalam lubang bor.

Gambar 4. Metode Small Pipe With Vacuum Pump

Anda mungkin juga menyukai