Anda di halaman 1dari 6

Struktur Organisasi

Sebelum mengenal struktur organisasi dalam ruang keperawatan, ada baiknya


mengetahui struktur organisasi secara umum. Berikut ini adalah tiga macam
struktur organisasi secara umum.

a. Organisasi lini
Organisasi lini merupakan struktur organisasi tertua di dunia. Menurut
struktur tersebut, ada perbedaan nyata antara satuan organisasi pimpinan dan
satuan organisasi pelaksana, dalam pembagian tugas dan wewenang. Peran
pimpinan sangat dominan, karena semua kendali berada di tangannya. Dalam
melaksanakan kegiatan, hal paling utama adalah wewenang dan perintah
Kelebihan struktur organisasi lini antara lain, keputusan dapat diambil
secara cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi dan
pengawasan lebih mudah. Sedangkan kelemahannya yaitu, dibutuhkan
pemimpin yang benar-benar berwibawa, keputusan sering kurang matang,
serta hak-hak individu kadang terabaikan.
Berdasarkan karakteristiknya, organisasi lini lebih sesuai untuk organisasi
dengan jumlah anggota sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan
kegiatan organisasi yang sederhana. Oleh karena itu, struktur organisasi
tersebut dapat digunakan oleh ruang keperawatan.
b. Organisasi staf
Dikembangkan dari organisasi lini, organisasi staf memunculkan satuan
staf yang berperan sebagai pembantu pimpinan. Orang yang menduduki
satuan organisasi tersebut, merupakan individu ahli sesuai kebutuhan
organisasi. Hal ini dikarenakan, pimpinan memiliki masalah kompleks yang
mampu membantunya.
Dalam struktur organisasi staf, fungsi staf hanya sebagai pembantu.
Sementara itu, pengambilan keputusan tetap ditangan pimpinan, kelebihan
struktur tersebut adalah kualitas pengambilan keputusan yang lebih baik.
Sedangkan kelemahannya yaitu, pengambilan keputusan membutuhkan waktu
lebih lama.
c. Organisasi lini dan staf
Organisasi lini dan staf merupakan penggambaran dari organisasi staf.
Pada struktur ini, staf tidak hanya didudukan sebagai penasihat, tetapi juga
pelaksana dari nasihat itu sendiri. Struktur organisasi lini dan staf sesuai
untuk organisasi dengan permasalahan kompleks. Dengan demikian staf tidak
hanya memberi gagasan, tetapi juga bantuan pelaksanaan.
Kelebihan organisasi lini dan staf antara lain, pengambilan keputusan lebih
baik karena telah dipikirkan banyak orang. Tanggung jawab pimpinan juga
berkurang, sehingga pimpinan dapat memusatkan pikiran pada masalah yang
lebih penting. Selain itu, bakat dan kemampuan staf turut berkembang,
sehingga mendorong tanggung jawab kerja baik.
Meski demikian, struktur organisasi lini dan staf juga memiliki kelemahan
yaitu, pengambilan keputusan membutuhkan waktu lebih lama lagi karena
melibatkan banyak orang. Struktur seperti ini juga dapat menimbulkan
kebingungan dalam pelaksana, jika staf tidak memahami batas-batas
wewenangnya.

B. Organisasi dalam Manajemen Keperawatan


Organisasi dalam manajemen keperawatan harus disesuaikan dengan metode
penugasan yang diterapkan di ruang perawatan. Gillies (1989), membagi struktur
organisasi keperawatan berdasarkan model pemberian asuhan keperawatan, yaitu
metode kasus, metode fungsional, metode tim, dan metode keperawatan primer.
1. Metode Kasus
Metode kasus dikenal sebagai metode tertua dalam pemberian asuhan
keperawatan, karena merupakan metode yang pertama kali digunakan.
Menurut Sitorus (2006), pada metode kasus, seorang perawat bertugas dan
bertanggung jawab merawat satu pasien selama periode dinas. Metode
seperti ini biasanya digunakan dalam ruang perawatan intensif.
Bagan struktur organisasi keperawatan berdasarkan metode kasus
adalah sebagai berikut
Kepala Ruang

Perawat Perawat Perawat

Pasien Pasien Pasien

(Sumber: Asmuji, 2005)

2. Metode Fungsional
Sitorus (2006), menyebutkan bahwa metode fungsional merupakan metode
pemberian asuhan keperawatan yang menekankan pada prosedur dan
penyelesaian tugas. Prioritas utamanya adalah pemenuhan kebutuhan fisik,
sehingga kurang memperhatikan kebutuhan manusia secara keseluruhan.
Menurut metode fungsional, seorang kepala ruang menbawahi
perawat-perawat pelaksana di ruang tersebut secara langsung. Artinya,
satu satunya pemegang kendali manajerial dan pengurus laporan laporan
pasien adalah kepala ruang. Sementara itu, perawat lain hanya sebagai
perawat pelaksana tindakan.
Peran perawat dalam struktur organisasi metode fungsional dapat dilihat
melalui bagan berikut ini:

Kepala Ruang

Perawat: Perawat: Perawat: Perawat:


qerf
Merawat luka Pengobatan Merawat luka Pengobatan

Kepala Ruang
Perawat berperan untuk melakukan tindakan sesuai dengan spesialisasi yang
dimilikinya. Dengan kata lain, setiap perawat hanya bertugas terhadap satu atau
dua jenis tindakan keperawatan, sementara jenis tindakan lainnya dilakukan oleh
perawat yang lain.

Bagan diatas menggambarkan dengan jelas, ada pembagian tugas kepada


masing-masing perawat. Sebagian perawat bertugas merawat bertugas merawat
luka saja, sedangkan sebagian perawat yang lain bertugas memberikan obat saja.
Meskipun demikian, struktur tersebut dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Kelebihan dan kelemahan metode fungsional


Kelebihan Kelemahan
1. Efisien untuk ruangan dengan 1. Priorutas hanya pada
tenaga keperawatan sedikit kebutuhan fisik, sehingga
2. Setiap perawat memiliki kurang komprehensif
spesialisasi (keahlian) terhadap 2. Pemberian askep rebagi- bagi
tindakan tertentu 3. Kepuasan pasien sulit tercapai
3. Komunikasi antar perawat
sangat terbatas

(Sumber: Asmuji, 2005)

3. Metode Tim
Menurut Douglas (1992) metode tim adalah metode pemberian asuhan
keperawatan secara berkelompok yang dipimpin oleh seorang perawat
professional dengan sebutan “ketua tim”. Sementara menurut Sitorus (2006),
dengan metode tim, setiap anggota kelompok memiliki kesempatan untuk
berperan dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan, sehingga
timbul motivasi dan tanggung jawab yang tinggi.
Menurut Asmuji (2005) dalam (Bakri, 2017) secara sederhana, struktur
organisasi berdasarkan metode tim dapat digambarkan selalui bagan berikut
ini.

Kepala Ruang
TIM I TIM I

Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Tim Anggota Tim

Pasien Pasien

Agar efektivitas asuhan keperawatan dapat tercapai, setiap personel dalam


organisasi keperawatan harus memahami tugas pokok dan fungsi masing-
masing secara jelas. Keliat, dkk (2006) dalam Modul Praktek Keperawatan
Profesional Jiwa, mencontohkan rincian tugas pokok dan fungsi masingng-
masing jabatan, melalui struktur organisasi. Melalui struktur tersebut,
disebutkan bahwa kepala ruang dan ketua timm menjalankan tugas manajerial
dan asuhan keperawatan. Batasan wewenang seperti ini harus benar-benar
dipahami oleh masing-masing personel agar mudahb melaksanakan
pendelegasian kelak di kemudian hari.
Menurut Asmuji (2005) dalam (Bakri, 2017) kelebihan dan kelemahan
metode tim adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Pelayanan keperawatan komprehensif
b. Proses keperawatan dapat diterapkan
c. Memungkinkan bekerja lebih efektif dan efisien
d. Memungkinkan untuk bekerja antar tim
e. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tinggi

2. Kelemahan
a. Kegiatan-kegiatan konferen memerlukan waktu cukup lama, sehingga
tidak dapat dilaksanakan jika dalam kondisi sibuk
b. Jika jumlah perawat sedikit, kegiatan pre-conference dan post-
conference mungkin tidak dapat dilaksanakan, karena setiap tim
minimal terdiri dari 2 orang.

4. Metode Keperawatan Primer


Menurut Asmuji (2005), metode keperawatan primer adalah suatu metode
pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif dan kontinu. Pemebrian
asuhan keperawatan dilakukan oleh perawat primer, yaitu perawat yang
bertanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan, serta
mengoordinasikan, selama pasien dirawat di ruang perawatan. Perawat
tersebut biasanya bertanggung jawab terhadap 4-5 orang pasien selama 24
jam.

Medis Kepala Ruang Sarpra RS

Perawat Primer

PA Siang PA Malam PA Pagi

Menurut Asmuji (2005) dalam (Bakri, 2017) kelebihan dan kelemahan


metode keperawatan primer adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan
a. Otonomi, akuntabilitas, advokasi
b. Kontinuitas, komprehensif
c. Komunikasi, koordinasi, kolaborasi, komitment
d. Kepuasan pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
e. Penghargaan dan kesempatan mengembangkan diri
2. Kelemahan
a. Perawat dituntun untuk memiliki pengalaman, sikap, pengetahuan, dan
kemampuan yang mumpuni.
Daftar pustaka

Bakri, Maria H. 2017. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi dalam


Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai