a. Organisasi lini
Organisasi lini merupakan struktur organisasi tertua di dunia. Menurut
struktur tersebut, ada perbedaan nyata antara satuan organisasi pimpinan dan
satuan organisasi pelaksana, dalam pembagian tugas dan wewenang. Peran
pimpinan sangat dominan, karena semua kendali berada di tangannya. Dalam
melaksanakan kegiatan, hal paling utama adalah wewenang dan perintah
Kelebihan struktur organisasi lini antara lain, keputusan dapat diambil
secara cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi dan
pengawasan lebih mudah. Sedangkan kelemahannya yaitu, dibutuhkan
pemimpin yang benar-benar berwibawa, keputusan sering kurang matang,
serta hak-hak individu kadang terabaikan.
Berdasarkan karakteristiknya, organisasi lini lebih sesuai untuk organisasi
dengan jumlah anggota sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan
kegiatan organisasi yang sederhana. Oleh karena itu, struktur organisasi
tersebut dapat digunakan oleh ruang keperawatan.
b. Organisasi staf
Dikembangkan dari organisasi lini, organisasi staf memunculkan satuan
staf yang berperan sebagai pembantu pimpinan. Orang yang menduduki
satuan organisasi tersebut, merupakan individu ahli sesuai kebutuhan
organisasi. Hal ini dikarenakan, pimpinan memiliki masalah kompleks yang
mampu membantunya.
Dalam struktur organisasi staf, fungsi staf hanya sebagai pembantu.
Sementara itu, pengambilan keputusan tetap ditangan pimpinan, kelebihan
struktur tersebut adalah kualitas pengambilan keputusan yang lebih baik.
Sedangkan kelemahannya yaitu, pengambilan keputusan membutuhkan waktu
lebih lama.
c. Organisasi lini dan staf
Organisasi lini dan staf merupakan penggambaran dari organisasi staf.
Pada struktur ini, staf tidak hanya didudukan sebagai penasihat, tetapi juga
pelaksana dari nasihat itu sendiri. Struktur organisasi lini dan staf sesuai
untuk organisasi dengan permasalahan kompleks. Dengan demikian staf tidak
hanya memberi gagasan, tetapi juga bantuan pelaksanaan.
Kelebihan organisasi lini dan staf antara lain, pengambilan keputusan lebih
baik karena telah dipikirkan banyak orang. Tanggung jawab pimpinan juga
berkurang, sehingga pimpinan dapat memusatkan pikiran pada masalah yang
lebih penting. Selain itu, bakat dan kemampuan staf turut berkembang,
sehingga mendorong tanggung jawab kerja baik.
Meski demikian, struktur organisasi lini dan staf juga memiliki kelemahan
yaitu, pengambilan keputusan membutuhkan waktu lebih lama lagi karena
melibatkan banyak orang. Struktur seperti ini juga dapat menimbulkan
kebingungan dalam pelaksana, jika staf tidak memahami batas-batas
wewenangnya.
2. Metode Fungsional
Sitorus (2006), menyebutkan bahwa metode fungsional merupakan metode
pemberian asuhan keperawatan yang menekankan pada prosedur dan
penyelesaian tugas. Prioritas utamanya adalah pemenuhan kebutuhan fisik,
sehingga kurang memperhatikan kebutuhan manusia secara keseluruhan.
Menurut metode fungsional, seorang kepala ruang menbawahi
perawat-perawat pelaksana di ruang tersebut secara langsung. Artinya,
satu satunya pemegang kendali manajerial dan pengurus laporan laporan
pasien adalah kepala ruang. Sementara itu, perawat lain hanya sebagai
perawat pelaksana tindakan.
Peran perawat dalam struktur organisasi metode fungsional dapat dilihat
melalui bagan berikut ini:
Kepala Ruang
Kepala Ruang
Perawat berperan untuk melakukan tindakan sesuai dengan spesialisasi yang
dimilikinya. Dengan kata lain, setiap perawat hanya bertugas terhadap satu atau
dua jenis tindakan keperawatan, sementara jenis tindakan lainnya dilakukan oleh
perawat yang lain.
3. Metode Tim
Menurut Douglas (1992) metode tim adalah metode pemberian asuhan
keperawatan secara berkelompok yang dipimpin oleh seorang perawat
professional dengan sebutan “ketua tim”. Sementara menurut Sitorus (2006),
dengan metode tim, setiap anggota kelompok memiliki kesempatan untuk
berperan dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan, sehingga
timbul motivasi dan tanggung jawab yang tinggi.
Menurut Asmuji (2005) dalam (Bakri, 2017) secara sederhana, struktur
organisasi berdasarkan metode tim dapat digambarkan selalui bagan berikut
ini.
Kepala Ruang
TIM I TIM I
Pasien Pasien
2. Kelemahan
a. Kegiatan-kegiatan konferen memerlukan waktu cukup lama, sehingga
tidak dapat dilaksanakan jika dalam kondisi sibuk
b. Jika jumlah perawat sedikit, kegiatan pre-conference dan post-
conference mungkin tidak dapat dilaksanakan, karena setiap tim
minimal terdiri dari 2 orang.
Perawat Primer