Anda di halaman 1dari 4

Sungkup Muka (Masker) dengan Kantong Non-Rebreathing

Non-rebreathing mask mengalirkan oksigen dengan konsentrasi oksigen sampai


80-100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Prinsip alat ini yaitu udara
inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1
katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi, dan ada 1 katup
lagi yang fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan
membuka pada saat ekspirasi (Ni Luh Suciati, 2010).
Nonrebreathing mask menggunakan alat yang serupa dengan partial rebreathing
mask, ada kantong penampung, namun pada alat ini juga terpasang dua katup satu
arah (one-way valves). Katup pertama antara kantong penampung dan masker,
katup kedua pada pintu keluar di kedua sisi masker. Tujuan kedua katup tersebut
adalah agar gas yang dihembuskan tidak masuk ke kantong penampung saat
ekspirasi, dan mencegah udara luar masuk ke masker saat inspirasi.
Saat inspirasi, katup di kedua sisi masker tertutup sedang katup antara kantong
penampung dengan masker terbuka, sehingga oksigen 100% (dari sumber dan
kantong penampung) bisa masuk ke masker dan selanjutnya terhirup. Sebaliknya
saat ekspirasi, katup pada kedua sisi masker terbuka sedang katup antara kantong
penampung dengan masker tertutup, sehingga udara napas yang dihembuskan
akan keluar melalui lubang kanan kiri masker dan tidak bisa masuk ke kantong
penampung.
Kecepatan aliran udara diatur sedemikian rupa sehingga kantong penampung
udara tidak kolaps saat inspirasi. Jika kecepatan aliran oksigen diatur dengan
benar dan masker terpasang pas (tidak bocor), maka secara teoritis FiO2 yang
dihasilkan 1,0. Namun kenyataannya, FiO2 yang didapat berkisar antara 0,8 - 0,9,
karena biasanya ukuran masker jarang yang benar-benar pas dengan muka pasien,
sehingga udara ruangan bisa tercampur dengan udara dalam masker.
Tujuan :
Untuk memasuk kebutuhan zat asam atau mencegah dan mengobati pasien pada
keadaan Hipoksemia, Hipoksia, Anoreksia.
Indikasi dan Kontraindikasi (Potter & Perry, 2010)
Indikasi :
Pasien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi, pasien COPD, pasien dengan
status pernapasan yang tidak stabil dan pasien yang memerlukan intubasi
Kontraindikasi:
Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi
Hal-hal yang perlu diperhatikan (Ni Luh Suciati, 2010):
1) Sebelum dipasang ke pasien isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup
lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir
2) Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat
untuk mencegah iritasi kulit
3) Perawat harus menjaga agar semua diafragma karet harus pada tempatnya
4) Menjaga supaya kantong O2 tidak terlipat/mengempes untuk mencegah
bertambahnya CO2

Prosedur

1. Persiapan Alat
a. Tabung Oksigen
b. Flow Meter
c. Regulator
d. Tabung Humidifier
e. Aquades Steril
f. Selang sungkup muka non breathing

2. Persiapan Pasien
a. Beri informasi pada pasien
b. Atur posisi pasien

3. Prosedur
a. Cuci Tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan
b. Cek Tabung Oksigen dan Flowmeter
c. Pasang Regulator
d. Isi Tabung Humidifier dengan aquabides steril sampai tanda batas
e. Pasang selang oksigen pada tabung humidifier
f. Stel oksigenasi pada tabung humidifier
g. Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung
dengan sungkup
h. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman
i. Sesuaikan aliran oksigen,
j. Anjurkan pasien untuk istirahat
k. Alat-alat dirapihkan
l. Cuci Tangan
m. Observasi respon pasien terhadap pemberian oksigen

Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan:
1) Konsentrasi oksigen yang diperoleh bisa tinggi bahkan sampai 100%
2) Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian:
1) Tidak dapat memberikan oksigen dengan konsentrasi yang rendah
2) Kantong oksigen mudah terlipat, terputar atau mengempes
3) Pemasangannya menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan
batuk
4) Terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama ketika pasien tidak sadar

Anda mungkin juga menyukai