Anda di halaman 1dari 2

3.

2 Pembahasan
Logam berat dalam air dapat termasuk ke dalam bahan berbahaya dan
beracun bila ditemukan dalam konsentrasi tinggi. Pada konsentrasi rendah logam
dibutuhkan oleh organisme hrdup untuk pertumbuhan dan perkembangan, namun
bila kadar meningkat maka logam akan berubah menjad racun. Ada 2 mekanisme
masuk logam berat ke dalam tubuh mahluk hidup, yartu melalui proses
penyerapan dan melalui rantai makanan. Banyak pengaruh negatif yang
ditimbulkan apabila logam berat berada dalam konsentrasi tinggi dalam lubuh,
misal menghambat lalu fotosintesis, memperkecil ukuran sel, menghambat lalu
pertumbuhan, dan yang paling fatal adalah menyebabkan kematian. Berdasarkan
pada hasil penelitian yang dilakukan, kandungan logam berat dalam tubuh mahluk
hidup ditentukan oleh konsentrasi logam berat terlarut dalam air dan oleh
kandungan agen pengikat logam berat dalam tubuh mahluk hldup tersebut.
Kandungan karbohidrat protein, dan lemak menjadi agen yang berperan penting
dalam proses pengikatan logam berat.
Secara alamiah, logam sudah terdapat dalam air laut, tetapi dalam iumlah
yang sangat kecil, menurut penelitian yang dilakukan oleh Hutagalung (1997),
kandungan logam berat dalam air laut berkisar antara '10" sampai dengan 10' ppm.
Konsentrasi logam berat dalam air sangat bervariasi, salah satu bergantung pada
musim penghujan saat curah hujan tinggi, banyak logam berat baik dalam bentuk
terlarut atau endapan yang terbawa dari darat ke laut melalui aliran sungar.
Keberadaan logam berat dalam air dapat ditemukan dalam berbagai bentuk yaitu
terlarut, endapan, atau butiran halus. Logam berat terlarut lama kelamaan akan
mengendap tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama (Hutagalung & Manrk,
2002, Rochyatun E, 1997).
Kadar besi (Fe) > 1 mg/L dianggap membahayakan kehidupan organisme
akuatik (Moore, 1991). Konsentrasi Mn pada suatu perairan adalah 0,2 – 2 mg/L
(Bryan, 1976).
Pada praktikum yang sudah kami lakukan pada kola mikan lele, kami
mendapatkan nilai Fe 0,0083 mg/L dan nilai Mn 0,00328 mg/L. Jika kita kaitkan
pada literatur, Fe sudah memenuhi standar baku mutu yaitu kurang dari 1 mg/L.
Sedangkan untuk Mn nilai yang kita dapatkan belum memenuhi baku mutu.
Kandungan logam berat dalam perairan secara alamiah berada dalam
jumlah yang relatif sedikit. Tetapi dengan adanya aktifitas masyarakat disekitar
Sungai Santan seperti kegiatan industri, domestik, pertanian, dan lainnya dapat
menjadi faktor penyebab terjadinya peningkatan kandungan logam berat dan dapat
menimbulkan pencemaran logam berat pada perairan sungai. Perairan sungai
memiliki kapasitas terima yang terbatas terhadap bahan pencemar. Adanya
peningkatan serta kontinuitas buangan air limbah industri yang mengandung
senyawa logam berat beracun, cepat atau lambat akan merusak ekosistem di
sungai. Hal ini disebabkan karena logam berat sukar mengalami pelapukan, baik
secara fisika, kimia, maupun biologis (Palar,1994).
Upaya pencegahan atau menurunkan kandungan logam berat dalam tubuh
plankton dapat dilakukan dengan injeksi mikroba ke dalam perairan yang terpapar
kontaminan dari abu vulkanik gunung Krakatau.Jenis mikroba yang dapat
dijadikan agen dalam menurunkan kadar logam berat dalam perairan diantaranya
Alcaligenes faecalis, Bacilus thuringiensis, dan Pseudomonas aeruginosa. Ketiga
bakteri dapat menurunkan toksisitas bahkan menghilangkannya. Mekanisme yang
terjadi ketika bakteri berada dalam perairan, bakteri tersebut akan mengeluarkan
cairan esktra seluler yang selanjutnya akan bereaksi dengan logam berat dan akan
terlibat dalam proses metabolisme sel dalam bakteri. Tidak hanya terbatas sampai
disitu, bakteri ini akan melakukan biotransformasi destruksi logam berat menjadi
molekul organik dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh ketiga bakteri.

Anda mungkin juga menyukai