KEPERAWATAN KRITIS
GANGGUAN PSIKOSOSIAL PADA PASIEN KRITIS YANG DI RAWAT DI ICU
DI SUSUN OLEH
I KADEK WARDANA
201701110
4C KEPERAWATAN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Kebutuhan psikososial pada pasien kritis
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah Kebutuhan psikososial pada pasien
kritis”untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar isi ……………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………….1
a. Latar belakang ………………………………………………………………………1
b. Tujuan penulisan ……………………………………………………………………1
c. Manfaat penulisan …………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………...2
a. Teori …………………………………………………………………………………2
b. Intervensi psikososial pada keperawatan kritis ……………………………………...5
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………8
a. Kesimpulan ………………………………………………………………………….8
b. Dafar pustaka ………………………………………………………………………..9
BAB I
PENDAHULUAN
A. TEORI
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang
bersifat psikologik maupun social yang mempunyai pengaruh timbale balik. Masalah
psikososial adalah masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh
timbale balik, sebagai akibat terjadinya perubahan social dan atau gejolak social
dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa.
ICU seringkali digambarkan sebagai suatu tempat yang penuh dengan stress,
tidak hanya bagi klien dan keluarganya tetapi juga bagi perawat. Pemahaman yang
baik tentang stres dan akibatnya akan membantu ketika bekerja pada unit keperawatan
kritis. Pemahaman ini dapat memungkinkan perawat untuk mengurangi efek
destruktif stress dan meningkatkan potensi positif dari stress baik pada pasien dan
dirinya sendiri.
1) Stress
Stress didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional terhadap tuntutan yang
dialami individu yang diiterpretasikan sebagai sesuatu yang mengancam
keseimbangan (Emanuelsen & Rosenlicht, 1986). Stres merupakan suatu fenomena
komplek, dimana sekumpulan komponen saling berinteraksi dan bekerja
serentak. Ketika sesuatu hal mengubah satu komponen subsistem, maka keseluruhan
sistem dapat terpengaruh. Jika tuntutan untuk berubah menyebabkan
ketidakseimbangan (disequilibrium) pada sistem, maka terjadilah stress. Individu
kemudian memobilisasi sumber-sumber koping untuk mengatasi stress dan
mengembalikan keseimbangan. Idealnya, stress bergabung dengan perilaku koping
yang tepat akan mendorong suatu perubahan positif pada individu. Ketika stress
melebihi kemampuan koping seseorang, maka potensi untuk menjadi krisis dapat
terjadi.
2) Stressor
Stressor merupakan faktor internal maupun eksternal yang dapat mengubah
individu dan berakibat pada terjadinya fenomena stress (Emanuelsen & Rosenlicht,
1986). Sumber stressor dapat berasal dari subsistem biofisikal, psikososial atau
masyarakat. Stressor biofisik antara lain organisme infeksius, proses penyakit atau
nutrisi yang buruk. Sedangkan contoh stressor psikososial adalah harga diri yang
rendah, masalah hubungan interpersonal, dan krisis perkembangan. Stressor ini
berasal dari masyarakat luas seperti fluktuasi ekonomi polusi dan teknologi tinggi.
Bagaimana orang mengalami suatu stressor tergantung pada persepsinya
tentang stressor dan sumber kopingnya. Stress juga merupakan tambahan (additive).
Jika seseorang mendapat serangan stressor yang multipel, maka respon stress akan
lebih hebat.
4) Klien
Klien yang sakit dan harus masuk ke ruang ICU tidak saja bertambah
menderita akibat stress sakit fisiknya tetapi juga stress akibat psikososialnya.
Konsekuensinya, perawat yang melakukan asuhan keperawatan pada unit
keperawatan kritis didesign untuk memelihara atau mengembalikan semua fungsi
fisik vital dan fungsi-fungsi psikososial yang terganggu oleh keadaan sakitnya.
5) Respon psikososial
Respon psikososial klien terhadap pengalaman keperawatan kritis mungkin
dimediasi oleh fenomena internal seperti keadaan emosional dan mekanisme koping
atau oleh fenomena eksternal seperti kuantitas dan kualitas stimulasi lingkungan.
- Reaksi emosional. Intensitas reaksi emosional dapat mudah dipahami jika
menganggap bahwa ICU adalah tempat dimana klien berusaha menghindari kematian.
Klien dengan keperawatan kritis memperlihatkan reaksi emosional yang dapat
diprediksi dimana mempunyai cirri-ciri yang umum, berkaitan dengan
sakitnya. Takut dan kecemasan secara umum adalah reaksi pertama yang tampak.
Klien mungkin mengalami nyeri yang menakutkan, prosedur yang tidak nyaman,
mutilasi tubuh, kehilangan kendali, dan/atau meninggal.
- Depresi seringkali muncul setelah takut dan kecemasan. Depresi seringkali
merupakan respon terhadap berduka dan kehilangan.pengalaman kehilangan dapat
memicu memori dimasa lalu muncul kembali dengan perasaan sedih yang lebih hebat.
6) Mekanisme koping
Mekanisme koping merupakan skumpulan strategi mental baik disadari
maupun tidak disadari yg digunakan untuk menstabilkan situasi yang berpotensi
mengancam dan membuat kembali ke dalam keseimbangan (Emanuelsen &
Rosenlicht, 1986). Strategi koping klien merupakan upaya untuk menimbulkan
stabilitas emosional, menguasai lingkungan, mendefinisikan kembali tugas/tujuan
hidup, dan memecahkan masalah yang ditimbulkan oleh karena sakit/penyakit.
Beberapa contoh perilaku koping adalah humor, distraksi, bertanya untuk suatu
informasi berbicara dengan yang lain tentang keluhan/perasaan-perasaannya,
mendefinisikan kembali masalah kedalam istilah yang lebih disukai, menghadapi
masalah dengan dengan melakukan beberapa tindakan, negosiasi kemungkinan
pilihan/alternatif, menurunkan ketegangan dengan minum, makan atau menggunakan
obat, menarik diri, menyalahkan seseorang atau sesuatu, menyalahkan diri
sendirimenghindar dan berkonsultasi dengan ahli agama.
a. Kesimpulan
Pasien – pasien yang dirawat diruangan ICU adalah pasien – pasien yang sedang
mengalami keadaan kritis. Keadaaan kritis merupakan suatu keadaan penyakit kritis
yang mana pasien sangat beresiko untuk meninggal. Pada keadaan kritis ini pasien
mengalami masalah psikososial yang cukup serius dan karenanya perlu perhatian dan
penanganan yang serius pula dari perawat dan tenaga kesehatan lain yang
merawatanya. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien kritis ini, perawat
harus menunjukkan sikap professional dan tulus dengan pendekatan yang baik serta
berkomunikasi yang efektif kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Emanuelsen, K.L. & Rosenlicht, J.McQ. (1986). Handbook of critical care nursing. New