DISUSUN OLEH :
TINGKAT : 3A KEPERAWATAN
KELOMPOK : III
ALFANDI 201601004
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih sayang-
Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah dengan judul “Manajemen
Nyeri Pasien Paliatif Dan Terminal lines” dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata
Kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif di semester ganjil (V).
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini baik secara moril maupun materil. Besar harapan kami makalah ini
dapat memberi kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam keperawatan
yang bisa bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat luas nantinya.
Penyusun
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Management adalah salah satu bagian dari displin ilmu medis yang berkaitan dengan
upaya-upaya menghilangkan nyeri atau pain relief. Management nyeri ini menggunakan
pendekatan multi disiplin yang didalamnya termasuk pendekatan farmakologikal
(termasuk pain modifiers), non farmakologikal dan psikologikal.
World Health Organization (WHO) memberi batasan perawatan paliatif sebagai
“perawatan total dan aktif pada penderita dengan penyakit yang tidak re
sponsif terhadap pengobatan atau kuratif”. Perawatan terutama dalam kontrol nyeri
dan keluhan yang lain, masalah psikologis, sosial dan spiritual.
B. Rumusan Masalah
1. Pegertian nyeri, managemen nyeri dan perawatan pasien paliatif?
2. Apa saja macam-macam manajemen nyeri pada pasien paliatif?
3. Bagaimana cara memanagemen nyeri pasien paliatif?
BAB II
PEMBAHASAN
2) Nonsteroidal anti inflamamtory drugs (nsaids), Golongan obat analgetik ini juga
bekerja sebagai antipiretik dan anti inflamasi dengan menghambat enzim
Cyclooxygenase (COX) yang diperlukan dalam sintesa prostaglandin dan
tromboxan. Terdapat 2 COX isoform yaitu COX1 dan COX2. NSAIDs tradisional
merupakan inhibitor non selektif COX1 dan COX2 (contoh: diclofenac,
indometasin, ibuprofen, ketorolac, piroxicam), sedangkan generasi yang baru
merupakan inhibitor selektif COX2 (contoh: meloxicam, coxib). Namun demikian,
pasien yang mendapatkan terapi jangka panjang dengan obat golongan ini harus
dimonitor mengenai efek samping obat, antara lain berupa pendarahan
gastrointestinal, komplikasi kardiovaskuler, dan ginjal.
3) Opioid, Istilah opioid digunakan untuk semua obat sistetis maupun natural yang
mempunyai aksi kerja pada reseptor opioid di sistem saraf sentral maupun perifer.
Opioid dapat dibedakan menjadi :
3) Psikoterapi
Nyeri yang menetap mempengaruhi komponen emosional pasien serta
seringkali disertai dengan depresi dan/atau kecemasan. Di dalam praktek klinis,
psikoterapis membedakan kombinasi pendekatan tersebut untuk dicocokkan dengan
kebutuhan pasien. Adapun kombinasi dari kombinasi pendekatan yaitu:
a) Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif (CBT/Cognitive behavioral therapy) berdasar pada
teori bahwa meyakini hal-hal yang irrasional dan sikap yang menyimpang ke
arah diri sendiri, lingkungan, dan depresi yang menetap. Tujuan diberikannya
CBT adalah untuk mengurangi depresi dengan cara menantang sikap dan
kepercayaan ini.
b) Terapi perilaku
Terapi perilaku menggunakan manajemen kontingensi atau operant
conditioning untuk membantu pasien memodifikasi nyeri-terkait perilaku.
Metode ini dapat juga membantu merehabilitasi nyeri pasien dengan terus
meningkatkan kemampuan fungsional mereka.
c) Psikoterapi interpersonal
Psikoterapi interpersonal (IPT/Interpersonal Therapy), dikembangkan untuk
penatalaksanaan depresi, yang bekerja dengan asumsi bahwa, karena adanya
gejala yang terjadi dalam konteks sosial, menunjukkan sebuah masalah atau
banyak masalah dalam kehidupan interpersonal pasien dapat membantu
menghilangkan gejala.
d) Psikoterapi psikodinamik
Psikoterapi psikodinamik meliputi semua intervensi psikoterapeutik yang
membagi dasarnya dalam teori psikodinamik mengenai penyebab kerentanan
terhadap masalah psikologis. Bentuk psikoterapi ini paling sering digunakan
jangka panjang dan bertujuan mengurangi gejala dengan segera.
e) Latihan relaksasi dan biofeedback
Latihan relaksasi dan biofeedback merupakan metode penanganan perilaku yang
telah berhasil digunakan untuk menangani banyak sindroma nyeri, termasuk
miofasial dan nyeri yang diatur simpatetik. Beberapa teknik relaksasi bisa pada
nyeri kronik, dua yang paling sering yaitu latihan autogenik dan relaksasi otot
progresif.
f) Teknik distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori
bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri
adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan. Sedangkan Management adalah salah satu bagian dari displin ilmu medis
yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri atau pain relief.
Management nyeri ini menggunakan pendekatan multi disiplin yang didalamnya
termasuk pendekatan farmakologikal (termasuk pain modifiers), non farmakologikal
dan psikologikal.
B. SARAN
Bagi pembaca makalah ini kami mengharapkan masukan dan saran untuk
kemajuan kelompok kami. Terima kasih atas masukan dan saran dari teman-teman.
Kami juga menyarankan agar para pembaca lebih meningkatkan hidup bersih agar
tidak mudah terinfeksi kuman dan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Bab II Pembahasan
A. Pengertian.
B. Tujuan penatalaksanaan manajemen nyeri pada pasien paliatif.
C. Faktor yang mempengaruhi respon nyeri
D. Macam-macam managemen nyeri dalam perawatan paliatif
E. Rehabilitasi medik dalam perawatan paliatif
Daftar pustaka