Anda di halaman 1dari 9

NAMA : Setia Nanda

NIM : 2019201144

MATERI IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL) DI SD

1. PROFIL IPS SD SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN YANG DAPAT


MEMENUHI TENTANG KEADAAN YANG DINAMIS DI MASA
MENDATANG
Pengajaran IPS (social studies), sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar dan
menengah karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-
beda. Pengenalan mereka tentang masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai
oleh lingkungan mereka tersebut. Sekolah bukanlah satu-satunya wahana atau sarana
untuk mengenal masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari
masyarakat baik melalui media massa, media cetak maupun media elektronika,
misalnya melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran. Pengenalan siswa
melalui wahana luar sekolah mungkin masih bersifat umum terpisah-pisah dan samar-
samar. Oleh karena itu agar pengenalan tersebut dapat lebih bermakna, maka bahan
atau informasi yang masih umum dan samar-samar tersebut perlu disistematisasikan.
Dengan demikian sekolah mempunyai peran dan kedudukan yang penting karena apa
yang telah diperoleh di luar sekolah, dikembangkan dan diintegrasikan menjadi sesuatu
yang lebih bermakna di sekolah, sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan
siswa.
Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa SD belum mampu memahami
keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi mereka dapat
diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut. Melalui pengajaran IPS siswa dapat
memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup
dengan tantangan-tantangannya. Selanjutnya diharapkan mereka kelak mampu
bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Perlu
disadari bahwa dunia sekarang telah mengalami perubahan-perubahan yang sangat
cepat di segala bidang. Kemajuan teknologi dan informasi telah mengenalkan kita pada
realitas lain dari sekedar realitas fisik seperti yang sebelumnya kita rasakan. Dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hubungan antar negara tetangga menjadi
lebih luas, karena dunia seakan-akan menjadi tetangga dekat, hal ini disebabkan
kemajuan transportasi dan komunikasi. Dengan demikian seolah-olah dunia
“dipindahkan” ke ruang di dalam rumah sendiri.
Dalam hal ini IPS berperan sebagai pendorong untuk saling pengertian dan
persaudaraan antar umat manusia, selain itu juga memusatkan perhatiannya pada
hubungan antar manusia dan pemahaman sosial. Dengan demikian IPS dapat
membangkitkan kesadaran bahwa kita akan berhadapan dengan kehidupan yang penuh
tantangan, atau dengan kata lain IPS mendorong kepekaan siswa terhadap hidup dan
kehidupan sosial. Jadi rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah agar siswa dapat:
1. Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah
dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
2. Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional
dan bertanggung jawab.
3. Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan
antar manusia.

2. APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA PEMBELAJARAN IPS DI SD


Pendidikan IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau
terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari Ilmu-ilmu Sosial
yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu. IPS atau disebut
Ilmu Pengetahuan Sosial pada kurikulum 2004, merupakan satu mata pelajaran yang
diberikan sejak SD dan MI sampai SMP dan MTs. Untuk jenjang SD dan MI
Pengetahuan Sosial memuat materi Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan. Melalui
pengajaran Pengetahuan Sosial, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi
warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif. Untuk menjadi warga negara
Indonesia dan warga dunia yang efektif merupakan tantangan berat, karena masyarakat
global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itulah Ilmu Pengetahuan
Sosial dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam
kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus menerus.

A. PENGERTIAN IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL) DI SD


IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang
pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alamnya, fisik maupun
sosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah,
antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi sosial. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik disiapkan dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pelajaran
IPS di SD mengajarkan konsep- konsep ilmu sosial untuk membentuk subyek didik
menjadi warga negara yang baik. Istilah IPS mulai dipergunakan secara resmi di
Indonesia sejak tahun 1975. Pelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran
terdiri dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu
dan masalah sosial kehidupan Sapriya. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak
terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan
psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik. Adanya mata pelajaran
IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan
tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan
kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki ketrampilan
mengkaji dan memecahkan masalah- masalah sosial tersebut.
Pendidikan IPS di Sekolah Dasar mempelajari kehidupan sosial berdasarkan
pada kajian geografi, ekonomi, antropologi, tatanegara dan sejarah. Mata pelajaran ini
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu sosial. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) disusun secara sistematis,
komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah Dasar yaitu sebagai berikut:
1) Membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam
kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan akan datang
2) Menolong siswa untuk mengembangkan kemampuan umum mencari dan
mengolah informasi
3) Menolong siswa untuk mengembangkan niai/sikap demokratis dalam
kehidupan bermasyarakat.
4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk ambil bagian dalam
kehidupan sosial.

B. MENGAPA PEMBELAJARAN IPS ITU PENTING


ILMU Pengetahuan Sosial (IPS) penting bagi siswa SD karena di dalamnya
memuat materi yang mempersiapkan dan mendidik siswa untuk hidup dan memahami
dunianya. Di samping itu siswa usia SD merupakan calon dari masyarakat, sehingga
mereka memerlukan bekal untuk bersosialisasi di dalam kehidupan masyarakat. Tujuan
utama IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala penyimpangan yang terjadi di masyarakat, dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat. Tetapi dalam pembelajaran IPS pada siswa SD harus memperhatikan
kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun
menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya
pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan
yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh.
Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum
mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang
bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti demokrasi, musyawarah, nilai-nilai pancasila,
peranan, atau kekuasaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS
harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Karakteristik siswa usia SD merupakan tahapan perkembangan penting dan
mendasar bagi perkembangan siswa pada tahab selanjutnya. Sehingga sebagai guru
perlu memahami sifat dan karakteristik siswa SD ini. Secara umum siswa SD memiliki
beberapa karakter diantaranya yaitu masih suka bermain, senang beergerak, senang
bekerja dalam kelompok, dan bahkan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara
langsung sedangkan karakteristik IPS di SD adalah mempelajari kehidupan sehari-hari
yang langsung dapat diamati dan dipahami siswa dalam pengorganisasian materi yang
dilakukan. Mulai dari lingkungan yang terdekat terlebih dahulu sampai pada lingkungan
yang jauh yaitu mulai lingkungan keluarga, sekolah, tetangga, dan masyarakat sekitar.
Dalam pembelajaran pendidikan IPS, siswa diharapkan memperoleh pemahaman
terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan
ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.
Dengan demikian, pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial harus
diformalisasikannya pada aspek kependidikannya. Untuk itu perlu pendidik yang sesuai
dibidangnya agar bisa mendorong dan mengembangkan materi pelajaran IPS. Secara
mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala
tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan
usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kejiwaannya, mengatur
kesejahteraannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia. IPS juga merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah
konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah
berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan didaktif untuk dijadikan program
pengajaran pada tingkat persekolahan. Proses belajar mengajar IPS di sekolah umumnya
dianggap tidak menarik, bahkan merupakan mata pelajaran yang tidak begitu penting
sehingga siswa dalam proses belajar mengajar tidak begitu serius mengikutinya.

C. BAGAIMANA PEMBELAJARAN IPS DI SD


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di sekolah dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) di dalamnya memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Hamid
Hasan, dkk (2009:1) menyatakan bahwa, sebaiknya pembelajaran IPS mampu
mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan siswa yang menguasai
pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di
masyarakat. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode
pembelajaran. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan
difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran
yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa, sehingga mereka
mampu menjadikan apa yang dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut
serta dalam melakoni kehidupan masyarakat di lingkungannya. Menurut Ilmu
(Soemantri, 2004) Ilmu Pengetahuan Sosial diajarkan di sekolah dasar, dimaksudkan
agar siswa menjadi manusia dan warga negara yang baik, seperti yang diharapkan oleh
dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama. Dengan demikian, pembelajaran IPS di
sekolah dasar pada dasarnya dimaksudkan untuk pengembangan pengetahuan, sikap,
nilai-moral, dan keterampilan siswa agar menjadi manusia dan warga negara yang baik,
seperti yang diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama.
Menurut Kagan (2004) menyebutkan “rancangan pembelajaran guru, hendaknya
diarahkan dan di fokuskan sesuai dengan kondisi perkembangan potensi siswa agar
pembelajaran yang dilakukannya benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa”.
Dengan demikian, pembelajaran Pendidikan IPS semestinya diarahkan pada upaya
pengembangan iklim yang kondusif bagi siswa untuk belajar sekaligus melatih
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilannya selama pembelajaran. Melalui mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Manusia, tempat, dan lingkungan,
2) Waktu, berkelanjutan, dan perubahan,
3) Sistem sosial dan budaya,
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan,
5) IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education).
Seperti: mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, peradaban,
terbukanya komunikasi, dan transportasi antar bangsa di dunia.

Tujuan pendidikan IPS di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut :


1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupannya kelak di masyarakat.
2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat.
3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama
warga masyaratkat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatn lingkungan hidup yang menjadi bagian
dari kehidupan tersebut.
5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat,
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan materi pembelajaran yang baik selalu menggunakan ketentuan
untuk melibatkan anak dalam perencanaan kegiatan pembelajaran. Keterlibatan dan
partisipasi berguna untuk mengklarifikasi tujuan pembelajaran bagi anak-anak dan
memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi secara psikologis kegiatan yang harus
dilakukan dalam materi. Guru harus merencanakan bersama dengan anak-anak berbagai
tugas belajar spesifik yang dilakukan dalam materi tertentu, seperti daftar pertanyaan
tentang informasi yang diinginkan, membuat grafik mengenai apa yang harus dilakukan,
mencari, dan mendaftar sumber informasi, membuat laporan kemajuan, menyatukan
saran, dan merencanakan kegiatan lanjutan. Secara umum, pengembangan materi
pembelajaran terdiri dari urutan prosedur yang saling terkait. Dalam bentuk yang paling
sederhana, pola ini bisa digambarkan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi masalah dan mengumpulkan informasi terkait;
2) kegiatan pemecahan masalah, seperti membaca, wawancara,
mendengarkan, melihat, mengumpulkan, menggunakan referensi,
menggambar peta. Aplikasi melalui kegiatan ekspresif seperti
mendiskusikan, mengilustrasikan, memamerkan, mendramatisir,
membangun, menggambar, dan menulis.
3) Meringkas, generalisasi, dan mentransfer ke situasi baru sehingga
identifikasi masalah-masalah baru yang bersifat lebih kompleks,
selanjutnya siklus tersebut kemudian diulang.
Prosedur ini mencakup konsumsi dan kegiatan ekspresif. Anak-anak tidak hanya
menerima pengetahuan tetapi juga harus bertindak berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh. Selain itu, mereka harus menggeneralisasikan dan menerapkan pengetahuan
mereka untuk masalah-masalah dan situasi baru. Selanjutnya, pada tahap
pengembangan, setiap periode kelas harus memberikan tiga kegiatan pembelajaran: (1)
kesiapan, (2) bekerja belajar, dan (3) ringkasan dan evaluasi. Berikut ini adalah
beberapa contoh kegiatan belajar untuk semua tingkatan kelas :
1) Berbagi
2) Konstruksi
3) Percobaan
4) Mendengarkan
5) Diskusi
6) Menuliskan Pengalaman
7) Drama Kegiatan
8) Seni Pengalaman
9) Karyawisata
10) Pengolahan
Pendekatan pembelajaran tematik dalam IPS sering disebut dengan pendekatan
interdisipliner. Model pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip‐prinsip secara
holistik dan otentik.   Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu‐ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,
dan budaya.  Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang‐cabang
ilmu‐ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).
IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum    sekolah yang diturunkan
dari isi materi cabang‐cabang ilmu‐ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. Sejalan dengan konsep tersebut,
pembelajaran tematik dalam IPS adalah model pembelajaran yang pengembangannya
dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral, setelah tema
ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub‐sub
tema dari bidang studi lain yang terkait.

3. PENANGANAN KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH DAN


LINGKUNGAN SEKOLAH
Lingkungan yang bersih tidak hanya membuat siapapun yang memandangnya
menjadi merasa nyaman dan aman. Lingkungan yang bersih juga akan memberikan
manfaat yang banyak, termasuk dalam pengendalian penyakit. Karena kita tahu bahwa
lingkungan yang kotor adalah sarang dari banyak bibit penyakit berbahaya. Oleh karena
itu, sangat disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan baik dalam
menjalani pola hidup sehat. Bagaimana caranya? Karena lingkungan adalah tempat
yang sangat luas tidak hanya di sekitar rumah saja. Namun, dengan menfokuskan cara-
cara menjaga kebersihan lingkungan dibawah ini, kita pasti bisa menjaganya dengan
baik.
1. Mulai Dari Lingkungan Rumah
Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan adalah dengan menjaga kebersihan rumah dan halaman. Karena kebersihan
rumah dan halaman akan membuat kita menjadi lebih terbiasa untuk membersihkan
lingkungan lainnya. Pastikan kita selalu menyapu rumah setidaknya 2 kali sehari. Sapu
juga halaman rumah setidaknya 2 kali dalam seminggu.
2. Mendaur Ulang
Ada banyak jenis sampah yang akan mengotori lingkungan sekitar yang sebenarnya
bisa didaur ulang dengan baik. Misalnya saja memanfaatkan kaleng dan botol bekas
untuk dijadikan wadah apapun. Kaleng bekas bisa dirubah menjadi sebuah pot bunga
dan kita bahkan bisa menghiasnya. Ini akan menjadi hal yang positif dibandingkan
membiarkannya menjadi sampah yang menumpuk.
3. Pembuatan Pupuk Kompos
Pupuk kompos bisa dibuat dari sampah organik. Daripada membiarkannya
terbengkalai dan membusuk hingga menimbulkan bibit penyakit, lebih baik jika diolah
menjadi pupuk kompos yang berguna bagi pertanian dan perkebunan.
4. Tidak Membuang Sampah Sembarangan
Hal terpenting dalam menjaga kebersihan lingkungan adalah untuk tetap
membiasakan hal-hal baik seperti kebiasaan membuang sampah apada tempatnya.
Jangan membiarkan sampah bertebaran dimana-mana tanpa peduli untuk membuangnya
ditempatnya. Bahkan, jika memungkinkan selalu menanamkan pada diri kita masing-
masing untuk tetap menjaga kebersihan dengan memungut sampah yang berserakan di
jalanan. Membuangnya pada tempat yang seharusnya walaupun kita bukanlah petugas
kebersihan.
5. Memisahkan Jenis Sampah
Menggunakan jenis tong sampah yang berbeda untuk sampah an organik dan
sampah organik adalah hal yang baik. Karena sampah organik adalah sampah yang bisa
diolah dan dijadikan pupuk. Sedangkan sampah an organik sebagian dari sampah
tersebut juga bisa dijadikan furniture tertentu. Memisahkan kedua jenis sampah ini akan
membantu dalam proses pengolahan.
6. Kegiatan Gotong Royong
Hal penting lainnya adalah untuk selalu rutin membiasakan kebiasaan gotong
royong sesama warga. Ini tidak hanya membantu membersihkan lingkungan sekitar,
namun juga akan membantu dalam mempererat jalinan kerja sama antar warga.
Biasanya kegiatan gotong royong ini akan dilakukan setidaknya sekali dalam seminggu
agar lingkungan benar-benar bersih dari sampah. Jadi, sangatlah penting untuk menjaga
kekompakan antar warga agar bisa sama-sama untuk mewujudkan kebersihan
lingkungan yang dibutuhkan oleh semua orang.
7. Meremukkan Sampah
Kebanyakan sampah anorganik seperti botol plastik maupun kedus dan lainnya
akan membuat volume sampah menjadi lebih banyak. Jadi, hal penting yang bisa
dilakukan untuk mengurangi jumlah volume sampah adalah dengan meremukkannya.
Meremukkan sampah ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang ada, namun juga
berperan untuk meminimalisir penggunaan ulang sampah yang merugikan. Misalnya
saja oknum yang menggunakan sampah botol minuman untuk digunakan kembali tanpa
proses sterilisasi.
8. Penghijauan
Siapa sangka untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, rindang dan asri bisa
dilakukan dengan mudah. Salah satunya adalah dengan proses penghijauan. Ajaklah
tetangga untuk menanam banyak bibit pohon di lingkungan sekitar. Dengan banyaknya
pepohonan yang ada maka lingkungan akan menjadi makin bersih dan asri. Tanaman
akan mendaur ulang udara yang tidak sehat menjadi lebih sehat dan membuat kita
menjadi lebih mudah mendapatkan udara yang bersih.
Pembiasaan untuk hidup bersih harus diberikan sejak dini kepada anak-anak
kita. Tidak hanya di rumah, tapi juga di sekolah.  Lantas bagaimana caranya
membiasakan anak-anak terutama yang masih di bawah usia lima tahun atau
sekolah dasar agar mereka peduli pada kebersihan lingkungan, khususnya di
lingkungan sekolah? Forum Sahabat Keluarga Kemendikbud memberikan beberapa
tips bagaimana mengajarkan anak menjaga kebersihan di sekolah:
1. Pembiasaan
Pihak sekolah bisa membuat rambu-rambu untuk tidak membuang sampah
sembarangan dengan media gambar, sehingga mudah dipahami maksudnya oleh
anak-anak. Baca juga: Ternyata, Ada Manfaat Sistem Zonasi bagi Orangtua Selain
itu tentu saja melalui persuasi atau nasihat langsusng yang sifatnya lisan. Sekolah
juga harus menyediakan tempat sampah dengan jumlah yang memadai atau sesuasai
kebutuhan, serta telah dipisah antara tempat sampah organik atau basah dan tempat
sampah non organik atau kering.
2. Saling mengingatkan 
Jadi ada semacam swakontrol, saling mengawasi dan mengingatkan di antara
sesama teman. Hal ini bagus, secara tidak langsung anak-anak digiring pada satu
pemahaman bahwa kebersihan sekolah adalah tanggung jawab bersama, dan oleh
karena mereka harus saling mewujudkan dan menjaganya.
3. Memberi contoh
Para ibu dan bapak guru harus bisa memberi contoh untuk peduli pada
kebersihan lingkungan sekolah, misal dengan kesediaan untuk memungut sampah
yang tercecer. Lakukan itu sambil memberikan arahan kepada anak-anak untuk
melakukan hal yang sama. Karena mereka langsung diberikan contoh, tentu mereka
akan lebih mudah untuk mengikutinya.
4. Kegiatan bersama
Ajak anak-anak untuk bersama-sama membersihkan ruangan kelas. Anak-anak
dapat dibagi menjadi beberapa kelo mpok, dan tiap kelompok bertanggung jawab
membersihkan bagian tertentu dari isi kelas. Cara ini akan meningkatkan rasa
memiliki mereka pada kelas, harapannya tanpa diminta lagi, mereka akan menjaga
kelas agar tetap bersih dan nyaman.
5. Kebersihan toilet.
Toilet biasanya menjadi ukuran bersih tidaknya suatu lingkungan sekolah.
Kalau toiletnya bersih, biasanya bagian lain dari sekolah juga akan bersih, asri dan
tertata dengan baik. Sebaliknya, jika kondisi toiletnya jorok, biasanya bagian
lainnya juga jorok. Ingatkan selalu anak-anak untuk menjaga kebersihan peturasan
dengan menyiramnya setelah memakainya. Jika ada sampah yang tercecer di lantai
segera dipungut dan dibuang di tempat sampah, serta tidak membuang sampah
sembarangan ke lubang toilet dan saluran pembuangan, karena sampah bisa
menyumbat. Anjuran tersebut tentu saja harus diikuti pula oleh guru atau petugas
kebersihan dengan menyediakan tempat sampah di peturasan serta sarana untuk
memberikan dan mewangikannya.
6. Membuat asri
Dalam kegiatan pembelajaran, ada hari tertentu yang digunakan untuk
mengajak anak-anak menanam bunga, sayur dan pohon. Selain membuat
lingkungan sekolah akan indah dan sejuk, anak-anak juga akan turut menjaganya,
karena tanaman tersebut mereka yang menanam. Dan sudah barang tentu karena
tanaman tersebut hasil karya sendiri, mereka tidak akan merusaknya.
7. Media ekspresi Terakhir, dalam upaya melatih anak menjaga kebersihan
lingkungan sekolah adalah dengan menyediakan media bagi mereka untuk
mengekspresikan kegemarannya dalam mencorat-coret.
DAFTAR PUSTAKA

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengajarkan Siswa Menjaga


Kebersihan di Sekolah", Klik untuk
baca: https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/20/23340021/mengajarkan-siswa-
menjaga-kebersihan-di-sekolah?page=all.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
http://www.kajianteori.com/2013/02/pengertian-ips-hakikat-pembelajaran-ips.html
http://www.kampus-info.com/2012/05/hakekat-pengajaran-ips-di-sekolah-
dasar.html
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PENDIDIKAN_IPS_DI_SD/BBM_1.pdf
http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah
%20Awal/Pengembangan%20Pendidikan%20IPS
%20SD/BAC/Pengembangan_Pendidikan_IPS_SD_UNIT_1.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/PENDIDIKAN_IPS_DI_SD/BBM_1.pdf
http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah
%20Awal/Kajian%20IPS%20SD/BAC/Kajian_IPS_1_0.pdf
Artikel ini telah tayang di : https://radarsemarang.com/2018/04/15/pentingkah-ips-
diberikan-pada-siswa-sd/
Copyright © Radar Semarang Digital
https://ejournal.upi.edu/index.php/eduhumaniora/article/view/2736

BSNP. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus
Mata Pelajaran SD/MI. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Depdiknas, (2007a). Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal SD. Jakarta:


Depdiknas.

Depdiknas, (2007b). Model Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Depdiknas.

Fogarty, (1991). How to Integrated The Curricula. Palatine: IRI

Anda mungkin juga menyukai