NIM : 2019201144
RANGKUMAN MATERI
TEORI PEMBELAJARAN, BILANGAN BULAT DAN
BILANGAN RASIONAL
1. TEORI PEMBELAJARAN
Ada berbagai teori belajar yang mendukung perancangan pembelajaran yang
sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa, misalnya teori belajar Brunner, teori
belajar Gagne, teori belajar Ausubel, teori belajar Piaget, teori belajar Dienes dan teori
belajar Van Hiele.
1. Teori Belajar Brunner
Konsep Teori Belajar Brunner
Menurut Bruner belajar matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta
mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Bruner,
melalui teorinya itu, mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi
kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus
dan dapat diotakatik oleh siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Dengan
demikian materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan
kognitif/pengetahuan anak agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran
(struktur kognitif) orang tersebut. Proses internalisasi akan terjadi apabila dipelajari
dalam tiga model tahapan yaitu model tahap enaktif, model ikonik dan model tahap
simbolik.
Teorema Brunner
1. Dalil Konstruksi / Penyusunan (Contruction Theorem)
2. Dalil Notasi (Notation Theorem)
3. Dalil Kekontrasan dan Variasi (Contrast and Variation Theorem)
4. Dalil Konektivitas atau Pengaitan (Connectivity Theorem)
Tahap-Tahapan Belajar Penemuan
Adapun tahap-tahap Penerapan Belajar Penemuan.
Stimulus (pemberian perangsang/simuli
Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
Data collecton ( pengumpulan data)
Data Prosessing (pengolahan data)
Verifikasi
Generalisasi
1. Sifat Tertutup
Sifat tertutup terhadap penjumlahan ada dengan tunggal yakni untuk setiap a
dan b di dalam Z maka (a + b) juga di dalam Z. Sifat tertutup terhadap perkalian ada
dengan tunggal, yakni untuk setiap a dan b didalam Z maka a x b juga ada di dalam
2. Sifat Komutatif.
Sifat komutatif penjumlahan yaitu untuk setiap a dan b didalam Z berlaku a + b
= b + a. Sifat komutatif perkalian yaitu untuk setiap bilangan bulat a dan b berlaku a x b
=bxa
3. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif terhadap penjumlahan yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b,
dan c berlaku sifat (a+b)+c = a+(b+c). Sifat asosiatif terhadap perkalian yaitu untuk
sebarang bilangan bulat a, b, dan c berlaku (a x b) x c = a x (b x c)
4. Sifat Distributif
Sifat distributif kiri perkalian terrhadap penjumlahan, yaitu untuk sebarang
bilangan bulat a, b dan c berlaku sifat a x (b + c) = (a x b) +(a x c). Sifat distributif
kanan perkalian terhadap penjumlahan yaitu untuk sebarang bilangan bulat a, b, dan c
berlaku sifat (a + b) x c = (a x c) + (b x c)
Himpuanan bilangan bulat adalah gabungan dari himpunan bilangan cacah dan
himpunan bilangan bulat negatif. Sifat – sifat pada bilangan bulat adalah sifat tertutup,
sifat komutatif, sifat asosiatif, sifat distributif dan adapula unsur identitas penjumlahan
dan perkalian. Operasi-operasi pada bilangan bulat yaitu operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri
dari bilangan cacah dan negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu
0,1,2,3,4,...dst sehingga negatif dari bilangan cacah yaitu -1,-2,-3,-4,...dst dalam hal ini
-0 = 0 maka tidak dimasukkan lagi secara terpisah. Himpunan semua bilangan bulat
terdiri atas:
3. Bilangan bulat negatif, yaitu : {-1, -2, -3, -4, -5, ...}
3. BILANGAN RASIONAL
Bilangan rasional adalah bilangan yang dinyatakan sebagai perbandingan dua
bilangan bulat a dan b, ditulis a/b dengan syarat b ≠ 0.
a
Dari , a disebut pembilang ( nominator ) atau pengatas, b disebut penyebut
b
( denominator ) atau pembawah. Himpunan yang anggota-anggotanya adalah semua
bilangan rasional di sebut himpunan bilangan rasional , di lambangkan dengan Q. Jika
N adalah lambing himpunan bilangan Asli, dan I adalah lambing himpunan bilangan
bulat, maka dalam notasi pembentuk himpunan, Q dapat dinyatakan dengan :
a
Q={ | a ∈ I, b ∈ N }, atau
b
a
Q={ | a, b ∈ I, b ∈ N, b ≠ 0 }
b
Di sebut hasil bagi ( quotient ) dari a dibagi b.
a ac a ac
Secara nyata akan di tunjukkan bahwa jika c ≠ 0, maka = , artinya dan ada
b bc b bc
a
di dalam satu kelas ekivalen bilangan rasional yang lambangnya
b
a ac
Dalil : Jika a,b,c ∈ I, b ≠ 0, maka =
b bc
a ac
Bukti : harus di buktikan bahwa = , berarti harus di buktikan bahwa a
b bc
( bc) = b(ac)