Anda di halaman 1dari 10

BAB VI

POROS (SHAFT) :

6.1 Pendahuluan

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin ada bagian yang meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran, dan poroslah yang memegang peran utama dalam mentransmisikan
tenaga tersebut.

6.2 Macam-macam Poros :


Poros Transmisi : Untuk mentransmisikan daya, mendapat beban puntir dan
lentur
Spindel : Poros transmisi yang relatif pendek (contoh : poros utama
mesin pekakas), mendapat beban puntir
Gandar : Poros untuk mendukung beban (contoh : pada kereta barang),
mendapat beban lentur

6.3 Perhitungan Pada Poros

6.3.1 Poros dengan Beban Puntir :


Diameter poros didapat dengan menggunakan persamaan torsi :

 ø
T

Gambar 6.1 : Poros dengan Beban Puntir

T g Keterangan :

J r T  Torsi ( Nmm)
 g  Tegangan geser ( N / mm 2 )
J  Momen inersia polar (mm 4 )
r  Jari  jari poros (mm)

47
a. Untuk Poros Pejal :

 4 d
J d r
32 2
T g 
  T . g .d 3
 4 d 16
d
32 2

b. Untuk Poros Berlubang :

 4 4
J  (d 0  d i )
32
Keterangan :

di = Diameter dalam …. (mm)


di do do = Diameter luar …… (mm)

Gambar 6.2 : Penampang Poros Berlubang

T g

 4 4 do
(d o  di )
32 2
 4
d  di
4
di
T  .g .( o )  Apabila k 
16 do do

 4
3 do  di
4

T  .g .d o ( 4
)  Jadi T  .g .d o .(1  k 4 )
3

16 do 16
c. Hubungan dengan Daya :

Usaha Gaya x Jarak


Daya = 
Waktu Waktu
F .2. .R.n
P ………………… (kgm/det)
1000.60

48
F .2. .R.n
P ………………… (PK)
1000.60.75
F .2. .R.n
P .0,736 ……………….. (KW)
1000.60
F .2. .R.n
P ……………….. (KW)
1000.60.102
Keterangan : P = Daya ………………………. ( KW)
F = Gaya ……………….……… (Kg)
R = Jari-jari poros …………….. (mm)
N = Putaran …………………… (Rpm)

Apabila F = Gaya dalam (N), R = Jari-jari dalam (mm),

F .2. .R.n
P ………………………………… (Nm/det)
1000.60

F .2. .R.n
P ………………………………… (Watt)
1000.60

6.3.2 Poros dengan Beban Bengkok :

F F

Gambar 6.3 : Poros dengan Beban Bengkok

Persamaan Momen Bengkok :


Mb b
 Keterangan : Mb = Momen Bengkok ……. (Nmm)
I r
I = Momen Inersia Polar … (mm4)
N
σb = Tegangan Bengkok ….. ( )
mm2
r = Jarak dari sumbu ke sisi (mm)

49
a. Untuk Poros Pejal :

 4 
I .d  Mb  . d 3 . b
64 32

b. Untuk Poros Berlubang :

 4 4
I .( d o  d i )
64

 3 d
4
d
4

. d o .( o 4 i ) .  b  Mb  . d o .(1  k ) . b
3 4
Mb 
64 do 32

6.3.3 Poros dengan Beban Kombinasi (Puntir dan Bengkok) :

a. Menurut Teori Tegangan Geser Maksimum, ditentukan :

1 1
 g maks  b 2  4.g 2  dari ( .b) 2  (g ) 2
2 2
16
 . ( Mb) 2  (T ) 2
 .d 3
 3
.d .g maks  ( Mb) 2  (T ) 2
16
 3
.d .g maks  ekuivalen dengan momen puntir (Te)
16
 3
Te  ( Mb ) 2  ( T ) 2  Te  .d .g maks
16

b. Menurut teori Tegangan Bengkok Maksimum, ditentukan

1 1
bmaks  .b  ( .b.) 2  (g ) 2
2 2

50
32  1 
 3 
.( Mb  ( Mb) 2  (T ) 2 
 .d  2 
 3 1
.d .bmaks  .( Mb  ( Mb) 2  (T ) 2
32 2
 3
.d .bmaks  ekuivalen dengan Momen Bengkok (Me)
32
1 
Me  .( Mb  ( Mb)2  (T )2  Me  .d 3 .bMaks
2 32

Untuk Poros Berlubang :


4 4
 do  di
Te  ( Mb) 2  (T ) 2  .( ) .  g maks
16 do
4 4
1  do  di
Me  .( Mb  ( Mb) 2  (T ) 2  .( ) .  bmaks
2 32 do
c. Poros dengan Beban Berubah-ubah (Fluctuating Loads) :

Te  ( Km.Mb) 2  ( Kt .T ) 2

Me 
1
2

. ( Km.Mb)  ( Km.Mb) 2  ( Kt.T ) 2 
Km = Faktor koreksi (kejut dan lelah) untuk momen bengkok
Kt = Faktor koreksi (kejut dan lelah) untuk momen puntir (torsi)

Tabel 6.1 : Harga Km dan Kt :


No. Macam Beban Km Kt
1 Poros diam / tidak bergerak
a. Beban berangsur-angsur 1,0 1,0
b. Beban kejut 1,5 – 2,0 1,5 – 2,0
2 Poros berotasi / berputar
a. Beban berangsur-angsur 1,5 1,0
b. Beban kejut ringan 1,5 – 2,0 1,0 – 1,5
3 Beban kejut berat 2,0 – 3,0 1,5 – 3,0

51
d. Poros dengan tambahan Beban Aksial

(pada beban kombinasi torsi dan bengkok) :

1) Pada persamaan momen bengkok :


d
Mb b Mb .
Mb . r 2  32 . Mb
  b  
I r I  4  . d3
.d
64
2) Tegangan akibat gaya aksial (σd), adalah :

F F 4. F ( untuk poros pejal )


d   
A  .d 2  .d 2
4
4. F
d  ( untuk poros berlubang )
 . (d o 2  d i 2 )
di 4. F
Apabila k  d 
do  . d o 2 (1  k 2 )
3) Resultante Tegangan ( a dan b ) :

(a) Untuk Poros Pejal :

F .d 2 
Te  ( Mb  )  (T ) 2  . d 3 .g Maks
8 16

1 F .d F .d 2  
Me  ( Mb  )  ( Mb  )  (T ) 2   . d 3 .bMaks
2 8 8  32
(b) Untuk Poros Berlubang :

F . d (1  k 2 ) 2 
)  (T ) 2  .d o .(1  k 4 ).g Maks
3
Te  ( Mb 
8 16

1 F .d o .(1  k 2 ) F .d o .(1  k 2 ) 2 
Me  ( Mb  )  ( Mb  )  (T ) 2 
2 8 8 

 3
 .d o ..(1  k 4 ).bMaks
32

52
4) Dalam keadaan poros panjang, langsing, ramping (slender shaft),
Perlu ditambahkan column factor (α ).

 .4. F
d   (untuk poros pejal)
 .d 2
 .4. F  (untuk poros berlubang)
d 
 . d o . (1  k 2 )
2

Haraga α dapat dicari sebagai berikut :

1 L
  (untuk 115 )
L K
1  0,0044.( )
K
y L L
 .( ) 2  (untuk 115 )
c .  .E K
2
K
Keterangan :
L = Panjang poros antara bantalan ……………… (mm)
K = Jari-jari girasi poros ……………… (mm)

I
=
A
I = Momen inersia garis ……………… (mm4)
c = Koefisien Euler’s, yang ditentukan sebagai berikut :
=1  untuk ujung poros berengsel,
= 2,2,5 untuk ujung poros mati,
= 1,6  untuk poros yang ditahan dengan bantalan
di tempat-tempat tertentu.
y = Tegangan yield akibat kompresi/tekan ……(N/mm2)
E = Modulus elastisitas …………………. (N/mm2)

Dengan memasukkan faktor-faktor koreksi untuk momen bengkok dan


torsi (Km dan Kt), didapatkan rumus sbb. :

(a) Untuk Poros Pejal :

 .F . d 2 
Te  ( Km.Mb  )  ( Kt.T ) 2  . d 3 .g Maks
8 16

53
1  .F . d  .F . d 2 
Me  ( Km, Mb  )  ( Km.Mb  )  ( Kt .T ) 2 
2  8 8 
 3
 . d .bMaks
32
(b) Untuk Poros Berlubang :

 .F . d o . (1  k 2 ) 2 
)  ( Kt.T ) 2  .d o .(1  k 4 ).g Maks
3
Te  ( Km.Mb 
8 16

1  .F .do .(1  k 2 )  .F .do .(1  k 2 ) 2 


Me  ( Km.Mb  )  ( Km.Mb  )  ( Kt.T ) 2 
2  8 8 

 3
 .do ..(1  k 4 ).bMaks
32
Catatan :
K= 0 dan do = d  untuk poros pejal
F= 0  untuk poros tanpa beban aksial
α=1  untuk poros dengan beban tarik

e. Perencanaan Poros dengan dasar Kekakuan (rigidity) :

Dipertimbangkan 2 tipe :

 Torsional rigidity
 Lateral rigidity
1) Torsional Rigidity :
T G .

J L
T = Torsi .. …………… .. (Nmm)
J = Momen Inersia Polar …………….. (mm4)

=  .d 4 (untuk poros bulat pejal)


32
 4 4
= .( d o  di ) (untuk poros berlubang)
32
θ = Sudut putar akibat torsi …………….. (radian)
G = Modulus of rigidity …………….. (N/mm2)
L = Panjang poros …………….. (mm)

54
2) Lateral Rigidity :

Defleksi lateral dapat dihitung dengan persamaan karena elastisitas balok


/ tiang sebagai berikut :

d 2 y Mb

dx 2 E . I
Keterangan :
Mb = Momen Bengkok ……………. (Nmm)
E = Modulus elastisitas ……………. (N/mm2)
I = Momen inersia garis ……………. (mm4)
y = Defleksi pada variable jarak x dari salah
satu ujung poros ……………. (mm)
Contoh :

1. Sebuah poros berputar dengan kecepatan 1200 (rpm), meneruskan daya 40


(hp). Poros dibuat dari baja karbon dengan tegangan tarik maksimum 480
(N/mm2) dengan angka keamanan v = 8. Tentukan diameter poros tersebut,
jika momen lentur yang terjadi sangat kecil dan dapat diabaikan.

Penyelesaian :
P = 40 (hp), n = 1200 (rpm),  t Maks  480 ( N / mm 2 ) , v = 8
P P 40 . 746 . 60
T    237,3636 ( Nm)  237.363,6 ( Nmm)
 2 .  . n 2 .  . 1.200
60
 t 480
g  0,8 . Maks
 0,8 .  48 ( N / mm 2 )
v 8

T  .g .d 3
16

237.363,6  . 48 . d 3  d 3  25.174,927 (mm 3 )  d  29,3  30 (mm)
16
Jadi diameter poros yang dicari = 30 (mm)

2. Sebuah poros pejal digunakan untuk mentransmisikan daya 26 (pk) pada


putaran 200 (rpm). Bahan poros dari baja yang mempunyai tegangan geser
maksimum 360 (N/mm2), angka keamanan ditentukan = 8.

55
a. Hitung diameter poros tersebut!.
b. Apabila poros yang digunakan adalah poros berlubang (untuk mengganti
poros pejal tersebut), hitung diameter dalam dan luar poros berlubang
tersebut, jika k = 0,5.
Penyelesaian :
Diketahui : P = 26 (pk), n = 200 (rpm), g Maks  360 ( N / mm 2 ) , v = 8
 g Maks 360
g    45 ( N / mm 2 )
8 8
P 26 x 736 26 x 736 x 60
T    913.30909 ( Nm)  913.309,09 ( Nmm)
 2 x  x 200 2 x  x 200
60

a. Diameter poros pejal dapat dicari sebagai berikut :


  
T . d 3 .  g  913.309,09  . d 3 . 45  d 3  103.323,8566
16 16
d  46,92  48 (mm)
Jadi diameter poros pejal  d = 48 (mm)

b. Diameter poros berlubang (pengganti poros pejal) dapat dicari sebagai


berikut :

. d o .1  k 4  .  g

3
T
16
16 . T 16 . 913.309,09 14.612.945,44.
do  3 3 3  51,65  52 (mm)
 . 1  k 4  . g

 
 . 1  0,5 . 45
4
106,07143

d i  0,5 x 52  26 (mm)

Jadi diameter dalam poros berlubang  d i  26 (mm)

Diameter luar poros berlubang  d o  52 (mm)

56

Anda mungkin juga menyukai