Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF

“PENGKAJIAN PASIEN TERMINAL PASIEN STOKE”

Dosen Pembimbing : Ns. Ayamah, S.Kep, M.Kep


Disusun oleh kelompok 3 kelas 5B keperawatan :

- Anggita pratiwi 181030100067


- Fera nurjanah 181030100032
- Firman fadillah 181030100068
- Indah pertiwi 181030100060
- Reza firgianti 181030100070
- Shifa nadila 181030100069
- Siti lutfiyah sunkar 181030100046

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG


NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat nya, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami
dapatr menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dsapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
ini kami penyampaikan banyak terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua ini, kami menyadari sepenuh nya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tatabahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki naskah ini.

Pamulang, November 2020

Penysun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Tujuan Penulisan Makalah...................................................1
C. Rumusan Masalah.................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Stroke..................................................................3
B. Klasifikasi ............................................................................3
C. Etiologi.................................................................................4
D. Patofisiologi..........................................................................6
E. Manifestasi Klinis.................................................................7
F. Fator – faktor yang mempengaruhi stroke..........................13
G. Komplikasi..........................................................................14
H. PENGKAJIAN PADA PASIEN STROKE........................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................24
B. Saran ..................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan di
otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
Stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi masalah kesakitan dan
kematian nomor dua di Eropa serta nomor tiga di Amerika Serikat. 10%
penderita stroke mengakami kelemahan yang memerlukan perawatan.
(Batticaca 2008).
Secara global, penyakit stroke adalah penyebab utama kematian. Ini adalah
penyakit yang dominan terjadi pada pertengahan usia dan orang dewasa yang
lebih tua. WHO memperkirakan wahwa pada tahun 2005, stroke menyumbang
5,7 juta kematian diseluruh dunia, serta dengan 9,9% darei seluruh kematian.
Lebih dari 85% dari kematian ini terjadi pada orang yang hidup di negara-
negara berpenghasilan rendah dan menengah dan sepertiga akan pada orang
yang berusia kurang dari 70 tahun. Stroke disebabkan oleh gangguan suplay
darah ke otak, biasanya pada pembuluh darah semburan atau di blokir oleh
gumpalan darah. Ini memotong pasokan oksigen dan nutrisi, menyababkan
perusakan pada jaringan otak. (organization,2015).

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami lebih dalam lagi apa yang
dimaksud dengan stroke dan bagaimana pengkajian yang dilakukan kepada
pasien stroke.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetehui apa itu penyakit stroke
b. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian yang dilakukan pada pasien
stroke

1
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi stroke ?
2. Apa saja klasifikasi stroke?
3. Apa saja etiologi stroke ?
4. Bagaimana patofisiologi stroke ?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi stroke?
6. Apa saja komplikasi yang terjadi pada pasien stoke ?
7. Bagaimana pengkajian yang dilakukan pada pasien stroke ?

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STROKE

Stroke (berasal dari kata strike) berarti pukulan pada sel otak.
Biasanya terjadi karena adanya gangguan distribusi oksigen ke sel otak.
Hal ini disebabkan gangguan aliran darah pada pembuluh darah otak,
mungkin karena aliran yang terlalu perlahan, atau karena aliran yang
terlalu kencang sehingga pecah (perdarahan), akhirnya sel-sel otak yang
diurus oleh pembuluh darah tersebut mati ( Yatim F, 2005 ).

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika sebagian sel-sel otak


mengalami kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau
pecahnya pembuluh darah di otak. Aliran darah yang terhenti membuat
suplai oksigen dan zat makanan ke otak juga terhenti, sehingga sebagian
otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya ( Utami P, 2009 ).

B. KLASIFIKASI
Stroke dibedakan menjadi 2 jenis:
1. Stroke iskemik(non hermoragik ) yaitu tersumbatnya pembuluh darah
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
80%stroke adalah stroke iskemik.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis :
a. stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
b. stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.

4
c. hipoperfusion siskemik : berkurangnya aliran darah keseluruh
bagian tubuh karena adanya gangguan pada penderita hipertensi.
2. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada
penderita hipertensi.
Ada 2 jenis stroke hemoragik :
a. Hemoragik intraserebral : pendarahan yang terjadi didalam
jaringan otak.
b. Hemoragik subaroknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang
subaroknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak).

C. ETIOLOGI
1. Thrombosis
Penggumpulan (trombu\s) terjadi dari adanya kerusakan pada
bagian endothelial dari pembuluh darah, ateroklerosis
menyebabkan zat lemak tertumpuk dan membentuk plak pada
dinding pembuluh darah, plak ini terus membesar dan
menyebabkan penyempitan (stenosis) yaitu menghambat aliran
darah yang lancar sehingga menyebabkan penggumpalan yang akan
melekat pada plak tersebut sehingga pembuluh darah menjadi
tersumbat.
2. Emboli
Sumbatan pada arteri serebral yang disebabkan oleh embolus,
embolus terbentuk dibagian luar otak, kemudian terlepas dan
mengalir melalui sirkulasi serebral sampai embolus tersebut
melekat pada pembuluh darah dan menyumbat arteri.
3. Pendarahan subarachnoid
Pendarahan subarachnoid disebabkan oleh aneurisma atau
malformasi vaskuler. Kerusakan otak terjadi kaerena adanya darah

5
yang keluar dan mengumpal sehingga mendorong ke area otak dan
pembuluh darah.
4. Pendarahan intracerebral
Pendarahan intraserebral terjadi karena pecahnya arteri-arteri kecil
pada serebral. Pasien dengan pendarahan serebral terjadi akibat
tidak terkontrolnya tekanan darah yang tinggi atau adanya riwayat
hipertensi, penyakit diabetes dan arterisklerosis.
Faktor resiko menurut Tarwoto 2007
a. Usia : makin bertambah usia resiko stroke makin tinggi, hal ini
berkaitan dengan elastisitas pembuluh darah.
b. Jenis kelamin : laki-laki mempunyai kecenderungan lebih tinggi
karena laki-laki cenderung sering merokok, rokok menyebabkan
lapisan dari pembuluh darah mengalami kerusakan.
c. Ras dan keturunan : ras kulit hitam lebih beresiko terkena stroke
dibandingkan ras kulit putih, karena hal ini disebabkan dugaan dari
angka kejadian hipertensi dan konsumsi garam yang terlalu tinggi
pada ras kulit hitam.
d. Hipertensi : hipertensi menyebabkan ateroklrerosis pembuluh darah
serebral sehingga lama-kelamaan akan pecah menimbulkan
pendrahan, sehingga terjadi stroke hemoragik.
e. Penyakit jantung : pada fibrilasi atrium menyebabkan penurunan
kardioc output, sehingga terjadi gangguan perfusi serebral.
f. Diabetes mellitus : pada penyakit DM terjadi gangguan vaskuler,
sehingga terjadi hambatan dalam aliran darah ke otak.
g. Polisitemia : kadar Hb yang tinggi (hb lebih dari 16 mg/dl)
menimbulkan darah menjadi kental dengan demikian aliran darah
ke otak lebih lambat.
h. Perokok : rokok menimbulkan plak pada pembuluh darah oleh
nikotin sehingga terjadi ateroklerosis.
i. Alkohol : pada alkoholik dapat mengalami hipertensi, penurunan
aliran darah ke otak dan kardiak aritmia.

6
j. Kolesterol : ketika kadar kolesterol dalam darah berlebih akan
mengakibatkan terbentuknya plak dalam pembuluh darah yang
lama kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk sehingga
menganggu aliran darah, sehingga aliran darah lambat dan
membentuk plak.
k. Obesitas : kegemukan merupakan salah satu faktor resiko
terjadinya stroke, hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak
dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas yang
biasanya kadar LDL lebih tinggi dari kadar HDL.

D. PATOFISIOLOGI

Infark regional kortikal, subkortikal ataupun infark regional di


batang otak terjadi karena kawasan perdarahan suatu arteri tidak/kurang
mendapat jatah darah lagi. Jatah darah tidak disampaikan ke daerah
tersebut. Lesia yang terjadi dinamakan infark iskemik jika arteri tersumbat
dan infark hemoragik jika arteri pecah. Maka dari itu “Stroke” dapat
dibagi dalam :

1. Stroke iskemik / Non Hemorogik

Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah


otak oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena
berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah,
sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus
menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi
kompleks iskemia, akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli
disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui
arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan
iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan

7
neurologis fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya
dinding pembuluh darah oleh emboli.

2. Stroke hemoragik

Pembuluh darah yang pecah menyebabkan darah mengalir ke


substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan
komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan
komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan
menimbulkan tingkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan
herniasi otak sehingga timbul kematian. Disamping itu, darah yang
mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat
menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan
pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak
ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak. ( Wulandari Vina, 2007 ) .

E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Black, 2014 dan Tarwoto, 2007.
1. Peringatan dini/awal.
Beberapa stroke mempunyai tanda-tanda peringatan dini yang
dikenal dengan dengan serangan iskemik jangka pendek
Manifestasi dari iskemik stroke yang akan terjadi termasuk
hemiparesis transien (tidak peermanen) kehilangan kemampuan
berbicara, dan kehilangan sensori setengah/hemisensori.
Stroke hemoragik juga terjadi sangat cepat, dengan manifestasi
berkembang hanya dalam beberapa menit sampai beberapa jam.
Manifestasi yang paling sering terajdi termasuk sakit kepala yang
berasal dari bagian belakang leher, vertigo atau kehilangan
kesadaran karena hipotensi (sinkop), parastesia, paralisis
sementara, epistaksis dan perdarahan pada retina.

8
2. Temuan secara umum
kebanyakan klien tiba di ruang gawat darurat dengan kondisi
hipertensi. Temuan secara umum dari stroke yang tidak
berhubungan dengan bagian pembuluh darah yang khusus termasuk
sakit kepala,muntah,kejang,perubahan status mental,demam,dan
perubahan
pada status elektrokardiogram (EKG). Perubahan pada EKG
mungkin termasuk kondisi atrial fibrilasi, yang bisa membantu
mengindikasikan penyebab dari stroke.
3. Gangguan khusus setelah stroke
Gangguan yang terjadi pada klien juga bermacam-macam,
bergantung pada apakah bagian otak yang terkena adalah bagian
dominan atau nondominan. Tingkatan penurunan fungsi dapat juga
bervariasi dari hanya gangguan yang kecil sampai kehilangan
fungsi tubuh yang serius.
a. Hemiparesis dan Hemiplagia
1) hemiparesis (kelemahan)
penurunan kemampuan ini biasanya disebabkan oleh stroke
arteri serebral anterior atau media sehingga mengakibatkan
infark pada bagian otak yang mengontrol gerakan (saraf
motorik) dari korteks bagian depan.
2) hemiplegia (paralisis)
hemiplegia menyeluruh bisa terjadi pada setengah bagian dari
wajah dan lidah, juga pada lengan dan tungkai pada sisi
bagian tubuh yang sama.infark yang terjadi pada bagian otak
sebelah kanan akan menyebabkan hemiplegia bagian kiri
tubuh (sinistra) dan sebaliknya karena jaringan saraf berjalan
bersilangan dalam jalur pyramid dari otak ke saraf spinal.
b. Penurunan kesadaran
(konfusi, delirium, letargi,strupor dan koma) pendarahan.
c. Afasia

9
(kesulitan dalam bicara) yang bisa melibatkan beberapa atau
seluruh aspek dari komunikasi termasuk
berbicara,membaca,menulis dan memahami pembicaraan, pusat
primer biasannya terletak dibagian kiri tengah arteri serebral.
Beberapa tipe afasia yang berbeda tapi bisa terjadi yaitu :
1) Afasia wernick (sensori tau penerima).
Mempengaruhi memahami berbicara sebagai hasil dari infark
pada lobus temporal pada otak
2) Afasia broca (ekspresi atau motorik)
Mempengaruhi produksi bicara sebagai hasil dari infark
pada lobus frontal pada otak.
3) Afasia global
Mempengaruhi baik komprehensif berbicara dan produksi
bicara.
4) Afasia sensorik
Kehilangan kemampuan untuk memahami tulisan, menulis,
bahasa yang diucapkan.
5) Afasia akustik
Dapat mendengar bunyi bicara, tapi bagian otak yang
membearikan makna dari bicara tersebut rusak. Klien
mengalami kesulitan memahami apa yang orang lain
bicarakan, mereka mendengar bunyi tapi tidak dapat
memahami makna bunyi tersebut karena tidak dapat
memahami symbol komunikasi yang berhubungan dengan
bunyi.
6) Afasia visual
yang menderita afasia ini bisa melihat kata-kata yang tertulis
tapi tidak dapat membaca kata-kata tersebut.
7) Afasia motorik dan afasia sensorik
Kehilangan kemampuan dalam menulis atau berbicara,
klien tidak dapat mengabungkan bunyi bicara kedalam kata-

10
kata atau suku kata dan kebanyakan afasia adalah gabungan
dan mempengaruhi, baik ekspresi (pengeluaran) maupun
reseptif (penerimaan).
8) Afasia parsial (sebagian).
Lebih sering terjadi dari pada afasia menyeluruh, tingkat
keparahan afasia bervariasi berdasarkan area yang terkena
dan luasnya kerusakan pada serebral
d. Disatria
Kondisi artikulasi yang diucapkan tidak sempurna yang
menyebabkan kesulitan dalam berbicara, disatria paham dengan
dengan bahasa yang diucapkan seseorang tapi mengalami
kesulitan dalam melafalkan kata dan tidak jelas dalam
pengucapannya.
Hal ini bisa mengakibatkan kelemahan atau kelumpuhan pada
otot, bibir, lidah dan laring atau karena kehilangan sensasi.
Selain gangguan berbicara, klien dengan disartria sering juga
mengalami gangguan dalam mengunyah dan menelan karena
control otot yang menurun.
e. Disfagia
Menelan adalah proses yang kompleks karena membutuhkan
beberapa fungsi dari saraf kranial (saraf kranial v, saraf kranial
VII, saraf kranial XII). Mulut harus bisa merasakan jumlah dan
kualitas gumpalan makanan yang ditelan (saraf kranial V dan
IX) selama aktivitas menelan, lidah menggerakan gumpalan
makanan kearah orofaring, faring akan terangkat dan glottis
menutup.
f. Apraksia
Apraksia adalah kondisi yang mempengaruhi integrasi motorik
kompleks, klien dengan apraksia tidak bisa melakukan beberapa
keterampilan seperti berpakain walaupun mereka tidak lumpuh

11
dan tidak bisa merasakan atau mengonseptualisasikan isi pesan
yang dikirim keotak.
Perubahan penglihatan.
Penglihatan merupakan proses yang kompleks dan dikontrol
oleh beberapa bagian dalam otak, pada lobus parietal atau
temporal bisa menggangu jaringan penglihatan dari saluran
optic ke korteks oksipital dan menggangu ketajaman
penglihatan. Persepsi kedalaman dan penglihatan pada.
g. Hemianopia homonimus
Kehilangan penglihatan pada setengah bagian yang sama dari
lapang pandang dari setiap mata, jadi hanya bisa melihat stengah
dari penglihatan normal.
h. Sindrom horner
Paralisis pada saraf simpatik ke mata yang menyebabkan
tenggelamnya bola mata, ptosis bagian atas kelopak mata,
bagian bawah kelopak mata sedikit terangat, pupil mengecil dan
air mata berkurang.
i. Agnosia
Ketidakmampuan seorang untuk mengenali benda melalui indra
penglihatan dan pendegaran, agnosia terjadi karena sumbatan
pada areteri serebral tengah dan posterior yang menyuplai lobus
temporal atau oksipital.
Seseorang yang dengan agnosia penglihatan bisa melihat benda
tapi tidak dapat mengenali benda tersebut, disorientasi terjadi
karena ketidakmampuan mengenali tanda-tanda dari lingkungan,
wajah yang familiar, atau simbol-simbol.
j. Negleksi unilateral
Ketidakmampuan seseorang untuk merespon stimulasi pada
bagian kontralateral dari bagian infark serebral, klien dengan
cidera pada lobus parietal inferior, lobus frontal lateral, girus
singulatum, talamus dan striatum sebagai akibat dari sumbatan

12
pada arteri serebral bagian tengah beresiko mengalami negleksi,
oleh karena dominasi dari belahan otak bagian kanan dalam
mengarahkan perhatian, negleksi paling sering terlihat pada
klien dengan kerusakan pada belahan otak bagian kanan.
k. Penurunan sensorik
Perubahan sensori dapat terjadi karena stroke pada jalur sensoris
dari lobus parietal yang disuplai oleh arteri serebral anterior atau
bagian tengah, penurunan ini terjadi pada bagian sisi
kontralateral tubuh dan biasanya disertai dengan hemiplegia
atau hemiparise, sensasi pada permukaan seperti nyeri,
sentuhan, tekanan dan suhu bisa berpengaruh pada tingakatan
yang berbeda-beda, parastesia bisa digambarkan sebagai rasa
nyeri terbakar yang persisten, perasaan keberatan, kebas,
kesemutan atau rasa tertusuk dan rasa sensasi yang meningkat,
gangguan pada propriosepsi (kemampuan untuk menerima
hubungan antara bagian tubuh dengan lingkungan luar)
l. Perubahan perilaku
Korteks serebral berfungsi untuk menerjemahkan stimulasi,
bagian temporal dan limbic memodifikasi atau mengontrol
respon emosional terhadap stimulasi, hipotalamus dan kelenjar
hipofisis mengkordinasi korteks motorik dan area bicara. Orang
dengan stroke pada bagian belahan otak serebral kiri atau
domiann biasanya lambat, waspada dan tidak teratur sedangkan
pada orang dengan stroke pada otak serebral bagian kanan atau
nondominan, infark pada Lobus frontal yang terjadi dari stroke
pada arteri serebral anterior atau media dapat mengarah pada
gagguan dalam ingatan, penilaian,pemikiran abstrak,
pemahaman, kemampuan menahan diri, dan emosi,
kemungkinan klien bisa mengalami emosi yang labil dan tiba-
tiba menangis atau bisa juga tertawa tanpa ada sebab, tapi hal ini
jarang terjadi.

13
m. Inkontenensia
Tidak bisa menahan kandung kemih, kadang terjadi setelah
stroke, saraf mengirim pesan kondisi kandung kemih yang
penuh ke otak, tapi otak tidak mengartikan pesan ini dengan
benar dan tidak meneruskan pesan untuk tidak mengeluarkan
urine ke kandung kemih, hal ini mengakibatkan kondisi sering
berkemih, merasa sangat ingin buang air kecil dan inkotenensia.
n. Vertigo
Mual, muntah dan nyeri kepala, terjadi karena peningkatan
tekanan intracranial, edema serebri

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STROKE:


1. Faktor yang tidak dapat dirubah (Non Reversible)
a. Jenis kelamin : Pria lebih sering ditemukan menderita stroke
dibanding wanita
b. Usia : Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
c. Ras : Berdasarkan data American Heart Associaton, ras Afrika-
Amerika berisiko terkena stroke dibanding ras Kaukasia (kulit
putih)
d. Keturunan : Adanya riwayat keluarga yang terkena stroke
2. Faktor yang dapat dirubah (Reversible)
a. Hipertensi : merupakan faktor utama yang menyebabkan
pengerasan dan penyumbatan arteri. Sekitar 40-90% pasien
penderita stroke mempunyari riwayat hipertensi.
b. Penyakit jantung : penyakit jantung menyebabkan aliran darah
menjadi tidak teratur dan secara insidentil terjadi pembentukan
gumpalan darah. Gumpalan darah inilah kemudian dapat
mencapai otak dan menyebabkan stroke.
c. Perokok

14
d. Kolestrol tinggi : penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya
lemak jenuh dan kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol
dan berpengaruh pada resiko aterosklerosis (penyumbatan dan
penebalan pembuluh darah) sehingga dapat beresiko terkena
penyakit jantung dan stroke.
3. Kebiasaan hidup
a. Perokok : Merokok merupakan faktor risiko stroke yang
sebenarnya paling mudah diubah. Merokok dapat menggandakan
risiko stroke iskemik dan hemoragik. Perlu diketahui bahwa
merokokmemicu produksi fibrinogen (faktor penggumpal darah
lebih banyak).
b. Peminum alkohol : Secara umum, peningkatan konsumsi alkohol
meningkatkan tekanan darah sehingga memperbesar resiko
stroke, baik yang iskemik maupun yang hemoragik.
c. Obat-obatan terlarang : Penggunaan obat-obatan terlarang seperti
kokain dan senyawa olahannya dapat menyebabkan stroke.
Karena kokain dapat mempercepat denyut jantung sehingga
menyebabkan pembentukan gumpalan darah.
d. Aktivitas yang tidak sehat : Kurang berolahraga, makan yang
berkolesterol

G. KOMPLIKASI
1. Fase akut
a. Hipoksia serebral
Pada area otak yang infark atau terjadi kerusakan Karena
pendarahan maka terjadi gangguan perfusi jaringan akibat
terhambatnya aliran darah otak. Tidak adekuatnya aliran darah dan
oksigen menyebabkan hipoksia jaringan otak. Aliran darah ke otak
sangat tergantung pada tekanan darah, fungsi jantung atau kardiak
output, keutuhan pembuluh darah.
b. Edema serebral

15
Respon fisiologis terhadap adanya trauma jaringan. Edema terjadi
jika pada area yang mengalami hipoksia atau iskemik maka tubuh
akan meningkatkan aliran darah pada lokasi tersebut dengan cara
vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatakan tekanan sehingga
cairan interstesial akan berpindah ke ekstraseluler sehingga terjadi
edema jaringan otak.
c. Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dapat
berasal dari katup jantung prostetik, embolisme akan menurunkan
aliran ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.
d. Peningakatan tekanan intrakranial (TIK)
Bertambahnya massa pada otak seperti adanya pendarahan atau
edema otak akan meningkatkan tekanan intracranial yang ditandai
adanya defisit neurologis seperti adanya gangguan motorik, sensorik,
nyeri kepala, gangguan kesadaran.
e. Aspirasi
Klien stroke dengan gangguan kesadaran atau koma sangat rentang
terhadap adanya aspirasi karena tidak adanya reflex batuk dan
menelan.

2. Pada masa pemulihan atau lanjut


a. Komplikasi yang sering terjadi pada masa lanjut atau pemulihan
biasanya terjadi akibat immobilisasi seperti pneumonia, dekubitus,
kontraktur, thrombosis vena dalam, atropi, inkotenensia urine dan
bowel.
b. Kejang terjadi akibat kerusakan atau gangguan pada aktivitas listrik
otak
c. Nyeri kepala kronis seperti migraine, nyeri kepala tension, nyeri
kepala cluster.
d. Malnutrisi, karena intake yang adekuat

16
H. PENGKAJIAN PADA PASIEN STROKE

KASUS
Klien masuk ke ruangan UGD tanggal 24 November 2020 jam 10 : 00 diantar
oleh keluarga, dengan diagnosa masuk stroke non hemoragik dengan
hemiparise dekstra, apasia, nyeri kepala berat, kesadaran soporokoma,
disorientasi, saat dirumah klien bicara ngawur, klien jalan seperti robot, hasil
TTV Td : 180/110Mmhg N : 92x/menit S: 37°C R : 29x/menit, klien
terpasang asering 20 Tpm/6 jam, dilakukan tindakan rontgen thorax, ct-scan
kepala polos dan pemeriksaan laboratorium hasil belum ada.
Kemudian pada Jam 14:00 klien masuk ke ruangan Melati dengan nilai GCS
skor 13 E : 4V : 3 M : 1, terpasang kateter, asering 20 Tpm/12 jam, terapi
yang diberikan Captopril 25 Mg, Vit k 1 ampul 3x1, Ranitidine 50 Mg 2x1,
Asam transamint 1 ampul 3x1, manitol 250 cc 4x125.
Hasil rontgen thorax kesan : HHD CTR_+ 57%, apek tak terangkat LVH,
aorta lebar, sinus/diafragma baik, tampak infiltrat dan massa.
Hasil ct-scan : hematom (Hygroma) frontotemporoparietal bilateral dominal
sisi kiri, subfalcial kekanan ± 1,5 cm, hipodens subdural di daerah
frontotemporoparietal kanan dan kiri dominan kiri, hasil laboratorium normal.

a. Biodata Klien
Inisial Klien : Ny. I
Usia : 55 th
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Komplek Curug Depok
No. Rekam medik : 112232
Nama ruangan : Melati
Tanggal Masuk RS : 25 November 2020

17
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. F
Hub. Dgn Klien : Anak
Usia : 23 th
Status : Menikah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan Terakhir : SMA

c. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama

Kelemahan anggota gerak sebelah kanan

b. Riwayat kesehatan sekarang


Klien mengatakan saat bangun tidur ingin sholat tiba-tiba Ny. I
mendadak mengalami nyeri kepala berat, dan penurunan kesadaran,
bicara ngawur, jalan seperti robot, klien merasakan kekakuan pada
tangan dan kaki sebelah kanan, keluarga mengatakan penyebab stroke
klien adalah hipertensi yang tidak terkontrol, kemudian keluarga
membawa ke UGD rumah sakit bhakti husada cmn
c. Riwayat kesehatan dahulu
Anak klien mengatakan klien mempunyai riwayat alergi udara dingin
tetapi tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan, makanan, atau pun
binatang, klien tidak memiliki riwayat kecelakaan, tidak pernah
dirawat di rumah sakit dan tidak ada riwayat pemakaian obat.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien anak keempat dari sebelas bersaudara, ayah dan ibu klien sudah
w--gmeninggal sejak klien beranjak dewasa dan menurut anak klien
ayah klien memiliki riwayat hipertensi dan meninggal akibat stroke
e. Riwayat psikososial dan spiritual

18
Saat ini klien tinggal bersama anak pertamanya, anak-anak klien
sudah berumah tangga semua, pola komunikasi baik dan terarah
antara klien dengan anak-anaknya. Setiap ada permasalahan dalam
mengambil keputusan keluarga mengatakan klien yang selalu
mengambil keputusan, kegiatan kemasyarakatan yang sering
dilakukan Ny. I adalah pengajian miungguan, dampak penyakit klien
terhadap keluarga, keluarag merasa sangat cemas karna baru kali ini
klien terkena penyakit stroke, keluarga tidak memiliki nilai yang
bertentangan dengan kesehatan karena keluarga mengatakan penyebab
dari stroke karena hipertensi tidak terkontrol, klien rajin menjalankan
ibadah sholat 5 waktu setiap hari.

f. Kondisi lingkungan rumah


Klien dan anaknya saat ini tinggal di komplek curug depok dengan
keadaan menurut keluarga rumah rapi bersih, rumah 3 lantai dan tidak
licin, lingkungan sekitar ramah dan sunyi.

d. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI


1) Pola nutrisi
 Sebelum sakit
Sebelum sakit Frekuensi makan klien 3x sehari dengan komposisi
nasi, sayur, ayam, lauk dan buah-buahan. Klien tidak mempunyai
alergi pada makanan, nafsu makan klien baik dan klien menghabiskan
porsi makanan tidak ada makanan yang tidak di sukai. klien tidak
mempunyai pantangan makanan dank lien tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan.
 Saat sakit
Saat sakit frekuensi makan klien hanya ¼ porsi nafsu makan klien
berkurang, klien memiliki makanan pantangan yang asin diet yang
diberikan adalah BS.
2) Pola eliminasi
 Sebelum sakit

19
Sebelum sakit klien biasa BAK 6x/hari, warna kuning jernih tidak ada
keluhan pada BAK dan BAB 2x/hari setiap pagi kadang tidak tentu,
konsistensi lembek warna kuning kecoklatan.
 Saat sakit
Selama di rawat dirumah sakit klien mengunakan kateter, klien
memiliki keluhan inkontenesia urine, dengan kondisi kateter bersih
warna urine kuning jernih dan klien belum pernah BAB sama sekali.
3) Pola personal hygien
 Sebelum sakit
Sebelum sakit klien mandi 2x/hari setiap hari dengan mengunakan
sabun, menggosok gigi 2x/hari setiap kali mandi, dan klien mencuci
rambut 2x/1 minggu dengan mengunakan shampo.
 Saat sakit
Selama sakit klien mandi hanya di lap mengunakan waslap, klien tidak
menggosok gigi dan tidak pernah mencuci rambut.
4) Pola istrahat dan tidur
 Sebelum sakit
Sebelum sakit klien tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam.
Klien mempunyai kebiasaan pada saat akan tidur dan sesudah tidur
membaca buku.
 Saat sakit
Selama di rawat klien tidur siang 5-6 jam dan tidur malam 2-3 jam
klien tidak memiliki kebiasaan sebelum tidur dan sesudah tidur.
5) Pola aktivitas dan istirahat
 Sebelum sakit
Sebelum sakit klien beraktivitas berkerja pagi dan setiap hari
melakukan olahraga jalan kaki frekuensi 30 menit tidak ada keluhan
saat beraktivitas.
 Saat sakit
Selama dirawat klien aktivitas klien terganggu karena adanya
kelemahan pada ekstremitas sebelah kanan (hemiparise dekstra).
6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

20
 Sebelum sakit
Sebelum sakit klien tidak ada kebiasaan merokok dan minuman keras
 Saat sakit
Selama dirawat klien tidak pernah mengkomsumsi minuman keras
dan merokok.

e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan stroke non haemoragik yaitu :
1) Pemeriksaan fisik umum
- Keadaan Umum : Sakit Berat
- Kesadaran : Apatis
- Berat Badan : 66 Kg Penurunan Berat Badan Dalam 3 Bulan Terakhir
1kg
- Tinggi Badan : 175cm
- Tanda-Tanda Vital
Td :180/110Mmhg
N : 92x/Menit
S : 37°c
R : 29x/Menit,
- Tidak Ada Pembesaran kelenjar getah bening pada leher.
2) Sistem penglihatan
a) Inspeksi
- Posis mata : simetris
- Kelopak mata : normal
- Pergerakan bola mata : normal
- Konjugtiva : ananemis
- Kornea : keruh
- Sklera : Anikterik
- Pupil : isokor
- Otot-otot mata : tidak ada kelainan
- Fungsi keliatan : baik klien masih bisa melihat dengan jelas,
- Tidak ada tanda-tanda radang

21
- Tidak menggunakan kontak lensa,
- Reaksi terhadap cahaya positif.
b) Palpasi
- Tidak nyeri tekan

3) Sistem pendegaran
a) Inspeksi
- Letak : simetris
- Tidak ada lesi
- Tidak terdapat serumen
- Tidak ada cairan yang keluar dari telinga
- Fungsi pendengaran klien baik
- Tidak ada tuli konduktif dan tuli persepsi.
b) Palpasi
- Tidak nyeri tekan
4) Sistem wicara
- Ketidakmampuan berbicara apasia dan dysatria.
5) Sistem pernapasan
a) Inspeksi
- Jalan nafas bersih
- Tidak sesak
- Tidak ada peningkatan produksi sputum
- Tidak ada batuk
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
b) Ausultasi
- Tidak ada bunyi nafas tambahan
- taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
- Jenis pernapasan spontan, suara nafas vesikuler.

6) Sistem kardiovaskuler
a) Sirkulasi perifer
- Nadi 92x/menit
- Irama teratur

22
- Denyutan kuat
- Td : 180/110 mmhg
- Tidak terdapat distensi vena jugulari
- Temperatur kulit hangat
- Warna kulit tampak kemerahan
- Pengisian kapiler refill <3 detik dan tidak terdapat edema.
b) Sirkulasi jantung
- Kecepatan denyut apical 80x/menit
- Irama teratur
- Tidak terdapat kelainan bunyi jantung dan tidak ada nyeri pada dada.
7) Sistem hematologi
- Klien tidak pucat dan tidak ada perdarahan di bagian tubuh.
8) Sistem saraf pusat
Keluarga mengatakan Klien mengeluh sakit kepala (vertigo), kesadaran apatis,
GCS : 13 E : 4 V : 3 M , adanya tanda-tanda peningkatan TIK klien
mengalami nyeri kepala hebat, bicara pelo dan disorientasi, reaksi pupil pada
kedua mata baik, ukuran pupil kanan dan kiri 2 mm, kelemahan pada
ekstremitas atas dan bawah bagian kanan, refleks patologis babinsky, refleks
fisiologis normal.
 Pemeriksaan nervus
- Nervus 1 :Klien mengalami gangguan pada
penciuman.
- Nervus II :Klien tidak mengalami gagguan visual spasial.
- Nervus III : Didapatkan tidak ada dilatasi pupil.
- Nervus IV : Klien tidak bisa menggerakan bola mata keatas ke
bawah.
- Nervus V :Sentuhan kornea positif, tidak bisa mengatuk otot-
otot rahang, sentuhan ringan pada wajah tidak ada respon.
- Nervus VI :Tidak bisa mengerakan bola mata ke samping.
- Nervus VII :Di dapatkan gangguan pengecapan dan wajah tidak
simetris.
- Nervus VIII :Klien masih bisa mendengar.
- Nervus VIIII: Tidak ada gangguan menelan.

23
- Nervus X : Didapatkan apasia dan dysatria.
- Nervus XI : Didapatkan tidak bisa melawan tahanan.
- Nervus XII : Didapatkan tidak bisa menjulurkan lidah dan tidak
bisa menggerakan ke berbagai sisi.
9) Sistem pencernaan
a) Inspeksi
- Tidak ada caries pada gigi
- Tidak ada penggunaan gigi palsu
- Stomatitis tidak ada
- Lidah tampak bersih dengan salifah normal
- Tidak terdapat muntah dan mual
b) Aukultasi
- Bising usus 18x/menit
c) Palpasi
- Tidak ada nyeri pada daerah perut,
- Teraba hepar
- Abdomen lembek
10) Klien tidak ada pembesaran tiroid, napas tidak berbau keton dan
tidak ada luka ganggren. Urine dalam back penuh, klien tidak cepat
haus.
11) Sistem urogenital.
Balance cairan intake 2250 cc output 1600 ml, balance cairan + 50, BAK
warna jernih, tidak ada distensi kandung kemih, pinggang tidak sakit, klien
mengalami perubahan pola berkemih inkontenensia urine.
12) Sistem integument
Turgor kulit baik, temeperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan,
keadaan kulit utuh, tidak ada kelainan pada kulit, keadaan rambut baik dan
tampak bersih.
13) Sistem musculoskeletal
Klien mengalami kesulitan dalam pergerakan bagian kanan atas dan bawah.
Tangan kanan Tangan kiri Ket:
(2) (4) 0 : tidak ada konraksi
Kaki kanan Kaki kiri 1 : hanya kontraksi

24
(2) (4) 2 : hanya bergeser
3 : hanya bisa mengangkat tapi
tidak mampu menahan
gravitasi
4 : mampu menahan gravitasi,
tetapi tidak mampu menahan
beban
5 : mampu menahan beban

25
BAB III

KEPENUTUP

A. KESIMPULAN
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan di
otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau
kematian. Stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi masalah
kesakitan dan kematian nomor 2 di eropa serta nomer 3 di Amerika serikat.
Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang memerlukan
perawatan. Pengkajian yang sangat di perhatikan dalam asuhan keperawatan
stroke ini adalah pemeriksaan fisik. Diagnosa yang dapat di angkat pada
asuhan keperawatan pasien dengan stroke ini adalah kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan kelemahan otot kaki sebelah kanan, tekanan darah tinggi
berhungan dengan sering mengkonsumsi makanan tinggi kadar garam,
penurunan fungsi facial berhubungan dengan cidera otak,dan penurunan
mobilitas fisik sekunder berhubungan dengan ketidak efektifan jalan nafas.

B. SARAN
Agar pengetahuan tantang “ pengkajian pasien terminal pasien stroke “
dapat dipahami dan di mengerti oleh para pembaca sebaiknya makalah ini
dipelajari dengan baik karena dengan mengetahui “pengkajian pasien
terminal pasien stroke “ dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dalam ilmu medis. Karena dengan bertambah nya pengetahuan dan
wawasan tersebut maka kita akan termotivasi lagi untuk belajar menjadi
orang yang lebih baik dalam hal ilmu pengetahuan.

26
DAFTAR PUSTAKA

27

Anda mungkin juga menyukai