Abstrak. Masalah utama penderita rinitis alergi (RA) adalah gangguan kualitas hidup. Saat ini belum banyak
penelitian manfaat Imunoterapi Spesifik (ITS) bagi kualitas hidup. Tujuan penelitian menilai perubahan kualitas
hiciup setelah menjalani ITS selama 3 bulan, 6 butan dan 12 bulan dibanding kondisi sebelumnya. Dilakukan
studi retrospektif pra dan paska ITS pada 15 orang penderita RA yang memenuhi kriteria subjek, dengan
ganguan kualitas hidup selama 12 bulan. Diagnosis RA berdasarkan anamnesa, tes kulit cungkit, total skor
gejala hidung (SGH) menurut Okuda dan penilaian kualitas hidup menurut kuesioner semikuantitatip ARIA-
WHO 2001. Hasil menunjukkan terdapat perbaikan total SGH sangat bermakna (p<0.001) setelah 3 bulan
dibandingkan pra ITS. Setelah 6 bulan, temyata tidak menunjukkan perbaikan bermakna dibanding 3 bulan ITS
(p:0.477). Namun setelah 12 bulan, total SGH menunjukkan perbedaan bermakna dibanding 3 bulan ITS
(p:0.019). Derajat kualitas hidup menunjukkan peningkatan sangat bermakna (p<0.001) baik setelah 3 bulan, 6
bulan maupun l2 butan dibanding pra ITS, walaupun interval penyuntikan telah berlangsung 2 bulan sekali dan
pemakaian obat antihistamin (AH-l) menunjukkan penurunan sangat bermakna (p<0.002). Tiriak terdapat
perubahan kualitas hidup baik 6 bulan maupun l2 bulan dibanding 3 bulan pra ITS. Kesimpulan : Imunoterapi
Spesifik alergen debu rumah dan tungau pada subjek RA, terutama 3 bulan pertama, telah mampu
meningkatkan derajat kualitas hidup serta menurunkan total skor gejala hidung secara sangat bermakna. (./KS
2048; L7-12)
Abstract. The main problem in allergic rhinitis sufferers is the quality of life (QOL). Until today there is only a
few studies that focuses on the benefits of specific immunotherapy (SIT) to quality of life improvement. This
study is intended to evaluate the QOL changes after 3, 6 ud 12 month of SIT compared to the previous
condition. A-retrospective study is conducted on pre and post SIT to 15 allergic rhinitis patients who meet the
subject criteria, with QOL disturbance is along the period of 12 months. Allergic rhinitis diagnosis is based on
medical history, skin prick test, Okuda's total nasal score system (TNSS) and QOL disturbance according to the
ARIA-WHO 2001-semiquantitative questionnaire. Study result shows a significant improvement of the 1NSS
(p<0.001) after undergoing 3 month therapy compared to pre SIT condition. A six month therapy doesn't show
significant changes compared to the 3 month SIT (p=0.477), but after 12 month therapy there is a significant
improvement compared to 3 month SIT (p<0.019). Quality of life had improved significantly after 3, 6 or 12
month therapy compared to pre SIT condition, even though with the 2 month injection interval and the usage of
antihistamine (AH-l), it still shows a significant improvement (p<0.002). There were no QOL changes at 6 and
12 month therapy compared to the 3 month post SIT. Conclusion: Specific Immunotherapy using house dust and
mite at allergic rhinitis subjects especially in the first 3 month has proven to improve the subject's QOL
condition and to decrease the total nasal score significantly. QKS 2008; 1:7-12)
8
T. Husni, Kualitas hidup
i'
i
t-
Gangguan Kualitas Hidup
Positif l5 J 1
t2
0
Negatif 0 12 14 15
= 44,6 : p<0.001
Perbandingan Gangguan Kualitas Hidup :
9
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 8 Nomor I April
2048
Berkaitan dengan jumlah pemakaian obat AH-1, terjadi penlirunan kuantitas pemakaian obat AH-
dari hasil penelitian didapatkan bahwa dengan i sebesar 54,56 oh setelah 3-6 bulan dan 45,8 o/o
menjalani ITS, kuantitas pemakaian obat setelah 6-12 bulan. Hal ini berarti rvalau sudah
menurun secara bermakna (p:0.002). Secara menjalani ITS, obat AH-l masih perlu
rata-ratajuga terlihat pada tabel 4 di bawah ini, dikonsumsi sewaktu-waktu walaupun jarang.
Waktu Pengamatan
Pemakaian Obat 0-3 bulan ITS 3-6 bulan ITS 6-12 bulan ITS
Rata-rata (SD) 75,7 (36,2) 41,3 (20,6) 34,7 (26,2)
Median 75 40 30
Rentang 30-120 l0-90 0-70
:12,333 : p:0.002
Perbandingan Jurnlah Pemakaian Obat
0-3 bulan >< 3-6 bln :
p = 0.002
3-6 bulan >< 6-12 blm : p: 0.349
0-3 bulan >< 6-12 bln :
p :0,004
J).
Imunoterapi spesifik metode konvensional dilaporkan terjadi reaksi
ITS merupakan intervensi pengobatan berupa sistemik mulai dari meningkatnya gejala RA,
tindakan pemberian atau penyuntikan alergen urtikaria serangan asm4 sampai reaksi
yang berulang dengan dosis meningkat bertahap anafilaktik, pemah dilaporkan adanya kematian
pada pasien yang menujukkan tanda alergi walaupun sangat kecil.
dengan tujuan memberi perlindungan terhadap Imunoterapi spesifik, menurut banyak peneliti
timbulnya gejala alerg! dan reaksi inflamasi telah berhasil menurunkan gejala RA, akumulasi
akibat paparan alergen.z'' eosinofil, dan menekan fungsi sel pro inflamatori
Imunoterapi dilakukan pertarha kali dengan lainnya.T'e Pengobatan memerlukan kesabaran
menyuntikkan ekstrak pollen secara subkutan dan kepatuhan karena memakan waktu cukup
kepada penderita yang hipersensitif, sebelum lama 3-5 tahun, serta harus dilakukan
waktu musim pollen tib4 untuk melindungi dari penyuntikan perio_dik berulang dengan biaya
gejala hay fever. Pada awalnya tTS tidak yang cukup mahal.'
berkembang dan ditinggalkan mengingat adanya Penilaian efektifitas imunoterapi dapat secara
reaksi sistemik yang ditimbulkannya dapat klinis dengan menilai total skor gejala hidung
membahayakan pasien. Pada tahun l92l (total nasql score system) dan kuantitas
kemudian berkembang kembali hingga saat ini pemakaian obat. Selain itu secara objektif
dengan ditemukannya banyak alergen baru, dengan pemeriksaan rinoskopi, sitologi,
dimana alergen utama ditentukan berdasarkan pengukuran IgE in vitro, mediator anti inflamasi
letak geografi suatu daerah, dan cara teknik baru dan rinomanometri.6'8 Hasil penelitian
pengaturan dosis.s didapatkan bahwa imunoterapi dapat
Jenis ITS antara lain ITS konvensional, rush menurunkan tingkat gejala sebanyak 2,7 kali dan
immunotherapy based on SET, Skin Endpoint penurunan pemakaian obat sebanyak 4,2kali.z
Titration immunotherapy, dan imunoterapi
sublingual. Cara penyuntikan ITS konvensional Kualitas hidup penderita
secara subkutan dapat diikuti edema lokal Kualitas hidup (Quality of Lfe) adalah suatu
sampai hematoma. Pada dosis peningkatan ITS konsep tentang satu kumpulan aspek fisik,
10
T. Husni, Kualitas hidup
psikologik, sosial dan fungsional pada kehidupan rinomanometri dan hiperreaktifitas nasal.6'12
orang sehat atau sakit.5'10 Faktor-faktor yang Namun meskipun ukuran di atas penting untuk
dapat mempengaruhi kualitas hidup adalah penentuan efektifitas pengobatan, pengaruh
falctor keuangan/ekonomi, kerohaniau dan penyakit RA pada kehidupan sehari-hari jarang
kesehatan. Di antara faktor-faktor tersebut maka dinilai.12 Untuk menentukan tingkat gangguan
komponen kesehatan ditentukan terutama oleh fungsi sehari-hari pada penderita rinitis dan
kesehatan pribadi dan dapat dipengaruhi oleh apakah pengobatan mengakibatkan perbaikan
intervensi klinik.6 pada penderita, maka kualitas hidup perlu
Kuaiitas hidup pada dasarnya bersifat subjektif dinilai.6
dan multidirnensionai. Subjektif karena Gangguan kualitas hidup dapat dinilai dengan
pengukuran yang terbaik adalah dilakukan oleh menilai gangguan fisik, emosi, produktivitas
si penderita, berarti berasal dari sudut pandang kerja, dan fungsi sosial. Saat ini hasil penelitian
penderita. Bersifat multidimensional karena menunjukkan bahwa makin tinggi skor gejala
kualitas hidup membutuhkan informasi hidung, semakin menurun derajat kualitas
mengenai sebagian kehidupan penderita seperti hidup.l
keadaan fisih kemampuan fungsional, keadaan
emosional dan juga sosial.ll Kualitas hidup juga Kesimpulan
bersifat dinamis, hal itu disebabkan sering terjadi lmunoterapi spesifik pada pengobatan rinitis
perubahan dalam perjalanan waktu dan situasi." alergi yang dijalankan sesuai jadrval terbukti
Kualitas hidup menunjukan perbedaan atau dapat menurunkan gejala RA secara sangat
selisih antara status fungsional dan bermakna. Selain itu imunoterapi spesifik juga
standar/ukuran ideal seseorang. Status fu ngsional dapat meningkatkan kualitas hidup penderita RA
adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas dan menurunkan kuantitas pemakaian obat AH-1
rutin sehari-hari dalam hal menjaga diri, secara sangat bermakna.
mobilitas, aktifitas fisik dan kegiatan yang
berhubungan dengan kerja dan keluarga.ll Atau Daftar pustaka
kualitas hidup dapat diartikan sebagai
perbedaan/gap antara status/keadaan aktual 1. Bosquet J, Van Cauwenberger, Khaltev N, et al. WHO
Initiative Allergic Rhinitis and its Impact on Astmah
seseorang dan standar idealnya.ll (ARIA). Suppl J Allergy Clin Immunol
RA yang menahun mengakibatkan keterbatasan 2001;108:S 147-5270.
yang bervariasi pada aspek fisilq psikologik dan 2. Li JT, Lockey RF, Bernstein IL, et al. Allergen
sosial dari kehidupan penderita, seria Immunotherapy : a practice parameter. Ann Allergy
Asthma Immunol 2003; 90: 1-40.
RA
mempengaruhi fungsi kerjanya.5 juga
3. Dykewicz MS, Skoner DP, Nicklas R" et al. Diagnosis
menyebabkan pembatasan kemampuan and management of Rhinitis: Complete Guidelines of
melakukan aktivitas sehari-hari, gangguan the Join Task Force on practice parameter. Ann
konsenhasi, gejala sakit kepala yang Allergy Asthma Immunol 1998; 81 :478-518.
mengganggu, masalah praktis seperti membawa 4. Groves J. Nasal Allergy In : A Synopsis of
Otolaryngology. Ed. Groves J, et al. Bristlol Wrigh;
sapu tangan atau tissue, gangguan tidur, 1985:23 1-5.
terbatasnya interaksi sosial serta pengaruh 5. Bosquet J. Assessment of qualiy of life patient with
negatif pada kondisi emosional.l Perineal Allergy Rhinitis with the French versions of
Penatalaksanaan penyakit pada umumnya ada the SF-36 Health Status Questionaire. J Allergy Clin
tiga tujuan dasar yaitu mencegah mortalitas, Immunol 1994; 94:182-8.
mengurangi morbiditas dan untuk meningkatkan 6. Juniper EF. Measuring Health related Quality of Life
in Rhinitis. J Allergy Clin Immunol 1997;99:742-9.
kesehatan penderita. Untuk penyakit RA, sebagai 7. Creticos PS. The considerations of immunotherapy in
penyakit kronis, tentunya yang menjadi tujuan the treatment of allergic asthma. Early life influences
utama terapi adalah peningkatan kesehatan atau and interventions in asthma. J Allergy Clin Immunol
meningkatkan kualitas hidup penderita.s 2000;1 05:S559-70.
l1
JURNAL KEDOKTEMN SYIAH KUALA Volume I Nomor I April 2008
12