Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN UJIAN

GERONTIK PADA NY.E.N DENGAN HIPERTENSI

OLEH:

MUNING SETIANTI. S.Kep


NIM: 20180811018239

TAHAP PROFESI NERS ANGKATAN VII


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWSIH
2018
LAPORAN PENDAHULUAN UJIAN
GERONTIK PADA NY.E.N DENGAN HIPERTENSI

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi didefinisikan oleh the seventh of the joint national committee on
prevention, detection,avaluation and treatment of high blood pressure(JNC 7) sebagai
tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, memppunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai
hipertensi maligna(aru W. sudoyo,2006).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik kurang lebih 140 mmhg dan tekanan
darah diastolic kurang lebih 90 mmHg atau bila pasien memakai obat
antihipertensi(Arief Mansjoer, 2000). Sedangkan menurut Smeltzer C. Suzanne(2005),
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik di atas 140 mmHg
dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg.
Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang etiologinya
tidak diketahui dan meliputi lebih kurang 90% kasus hipertensi. Hipertensi esensial
kemungkinan disebabkan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah
(faqih Ruhyyanudin,2006).
hipertensi esensial biasanya muncul pada usia antara 25-55 tahun, sedangkan
usia di bawah 20 tahun jarang ditemukan. Pathogenesis hipertensi essensial adalah
multifaktoriial. Factor-faktor yang terlibat dalam pathogenesis hipertensi essensial
menurut rindiastuti(2008) antara lain:
1. Factor genetic
Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di Negara barat lebih banyak
menderita hipertensi lebih tinggi tingkat hipertensinya dan lebih besar tingkat
morbiditas maupun mortalitas sehingga diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan
perbedaan genetic. Beberapa peneliti mengatakan terdapat kelaianan pada gen
angiotensin tetapi mekanisme mungkin bersifat poligenik
2.  Hipertaktivitas system saraf simpati
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriki. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian di
ubah menjadi angiiotensin 11, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensio natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi(Smeltzer C.suzanne, 2005).
3. Sistem renin angiostensin
Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan
air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan
darah ke normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan menngurangi pembuangan
garam dan air sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang di
sebut renin, yang memicu pembentukan hormone angiotensin yang selanjutnya akan
memicu pelepasan hormone aldosteron
4. Defek natriuresis
Vasokonstriksi dari pembuluh darah ginjal arteriol post glomerulus
menimbulkan retensio natrium dengan akibat kenaikan volume plasma(VP) dan
volume cairan ekstraselluler(VCES) dan kenaikan tekanan pengisian atrium, akhirnya
isi semenit meningkat. Kenaikan isi semenit menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah tepi(tahanan perifer) akhirnya terjadi hipertensi. Dalam hal ini, ginjal
memegang peranan penting dalam pengendalian kelebihan cairan dan homeostasis
natrium. Pada hipertensi essensial dimana belum terdapat kelainan struktur dinding
pembuluh darah ginjal, maka kenaikan tekanan darah akan menjadi normal kembali
(normotensi) karena ekskresi natrium melalui urine meningkat(natriuresis).
5.  Natrium dan kalsium intraseluler
Tingginya kadar aldosteron dan renin yang rendah akan mengakibatkan
kelebihan (overload) natrium dan air. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi
ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.
Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat
6.   Rokok, kopi, dan konsumsi alcohol secara berlebihan
Dalam rokok terdapat zat nikotin yang merupakan penyebab ketagihan
merokok akan merangsang jantung, syaraf, otak dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak
normal. Nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan
darah, denyut nadi dan tekanan konstriksi otot jantung. Selain itu, meningkatkan
kebutuhan oksigen jantung dan dapat menyebabkan gangguan irama jantung(aritmia)
serta berbagai kerusakan lainnya.
Selain rokok, kopi juga berakibat buruk bagi penderita hipertensi, kopi
mnegandung kafein yang dapat meningkatkan debar jantung dan naiknya tekanan
darah(hembing, 2005).
Dari pernyataan di atas bahwa di temukan pemicu terjadinya hipertensi karena
sering mengonsumsi makanan makanan siap saji dan makan sosis PNG.

B. KARAKTERISTIK KELUARGA

Keluarga NY.E.N merupakan keluaraga single parents dimana hanya terdiri


dari anak dan enantunya. NY.E.N bekerja sebagai ondoafi. NY.EN. berasal dari
mosso jayapura dan suku nyao . Bahasa yang dipakai sehari-hari ada alah bahasa
daerah juga bahasa Indonesia. keluarga TN.C.W Tinggal dirumah Semi permanan
dengan lantai semen dan lingkungan cukup bersih. Rumah keluarga memiliki ventilasi
dan pencahayaan yang cukup , memiliki jamban umum. Sumber air dari air PDAM
semua kebutuhan menggunakan air PDAM. Kehidupan tetangga sekitarnya cukup
baik, keluarga juga memanfaatkan puskesmas dan pustu untuk memeriksa kesehatan.
Riwayat penyakit dalam keluarga Malaria, Asam Urat, Hipertensi , anggota keluarga
yang bermasalah adalah NY.E.N hasil pemeriksaan Ku : Baik, Kesadaran CM ,
konjungtiva tidak anemis , sclera anikterik, rambut hitam, keriting distribusi merata
Hidung simetris kiri dan kanan tidak ada benjolan, telinga simetris kiri dan kanan, dan
leher tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tyroid. Keluhan
NY. .E.N klien menyatakan sakit di bagian kepala sampe leher, sakit bertambah saat
klien kelelahan dan hilang dengan istirahat Tanda vital TD : 150/90 mmHg Nadi :
84x/mnt RR :22 x/menit SB: 37ᴼC pada saat kunjungan NY.E.N mengatakan belum
mengetahui tentang penyakit Hipertensi.

C. DATA ADAPTIF DAN MALADAPTIF


Pada kunjungan tanggal 12-09-2018 NY.E.N mngatakan sakit di bagian
kepala sampe leher, sakit bertambah saat klien kelelahan dan hilang dengan istirahat
pemeriksaan fisik KU : baik, kesadaran : CM , konjungtiva tidak anemis , sclera
anikterik , rambut hitam , keriting , distribusi merata ,hidung, telinga dan leher. Tanda
vital TD : 150/90 mmHg Nadi : 84x/mnt RR :22 x/menit SB: 37ᴼC.
Tindakan yang sudah dilakukan yaitu mengkaji keluhan NY.E.N dengan dilakukan
pemeriksaan tanda vital dan tindakan yang akan dilakukan adalah pendidikan
kesehatan tentang Hipertensi.

D. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosis keperawatan
Penurunan curah jantung
Gangguan Pola tidur

E. TUJUAN KEGIATAN

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan NY.E.N. mampu memahami tentang
penyakit Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan :
a. NY.E.N dapat mengulangi kembali penjelasan tentang pengertian Hipertensi,
penyebab, tanda dan gejala, cara mencegah, cara pengobatan Hipertensi
b. NY.E.N dapat mengetahui obat-obat tradisional untuk menurunkan tekanan
darah tinggi/Hipertensi

F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

a. Masalah Keperawatan

Ketidakmampuan NY.E.N mengenal masalah kesehatan berhubungan dengan


kurangnya informasi kesehatan.

b. RENCANA TINDAKAN

pemberian pendidikan kesehatan dan mengajarkan untuk menurunkan tekanan


darah tinggi dengan mengonsumsi buah ketimun yang bisa di parut lalu di minum
airnya atau dengan cara makan buah belimbing. Dan menyarankan untuk
mengurangi konsumsi rokok yang berlebihan dalam sehari.

c. IMPLEMENTASI
1. Metode : Diskusi, tanya jawab dan Demonstrasi
2. Media : Leaflet .
3. Waktu dan Tempat : Rabu, 12 Oktober 2018 bertempat di
Kediaman NY.E.N Kampung Mosso
Distrik Muara Tami Kota Jayapura
d. Kriteria evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Adanya kesepakatan denganNY.E.N untuk dilakukan kegiatan
b. Adanya persiapan alat dan bahan yang berkaitan dengan promosi kesehatan.
2. Adanya informasi rencana promosi kesehatan dan kesiapan NY,E. N untuk
mengikuti kegiatan yang disampaikan oleh fasilitator kepada NY.E.N valuasi
Proses
a. NY.E.N mengikuti proses penyuluhan sampai selesai.
b. NY.E.N menerima dengan senang hati dan menyatakan kesediaannya untuk
mengikuti penyuluhan sampai selesai.
c. NY.E.N memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan ataupun
masukan.
3. Evaluasi akhir
NY.E.N dapat menyebutkan kembali apa yang disampaikan oleh fasilitator
berkaitan dengan penyakit Hipertensi.

G. Proses Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Penyuluhan waktu


1 1. Memberikan/mengucapkan salam 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan/menyampaikan tujuan penyuluhan
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya
2 1. Menjelaskan kembali pengertian Hipertensi 10 menit
2. Menyebutkan faktor penyebab Hipertensi
3. Mengenali tanda dan gejala Hipertensi
4. Mengetahui perawatan/penatalaksanaan Hipertensi
5. Mengetahui pencegahan Hipertensi
6. Melakukan Demonstrasi obat tradisional untuk
penderita Hipertensi.

3 1. Diskusi atau tanya jawab 5 menit


2. Menyimpulkan materi bersama-sama
3. Mengucapkan salam

Kampung Mosso, 11 Oktober 2018


Supervisor Mahasiswa

(Fransiska B.B, S.Pd,Ns.Sp.Kep Kom) MUNING SETIANTI S.Kep


Nim. 2018081018239

Anda mungkin juga menyukai