Kelompok 20
Anggota:
1. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat yang terkandung dalam makanan. Nutrien (zat gizi)
adalah komponen kimia dalam makanan yang digunakan oleh tubuh sebagai
sumber energi dan membantu pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan sel –
sel tubuh. Terdapat enam kelas zat gizi yaitu protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, mineral, dan air. Protein, karbohidrat, lemak merupakan termasuk
makronutrien, sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan termasuk
mikronutrien.
Beberapa ahli memberikan penjelasan mengenai pengertian nutrisi adalah
ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya yang
berupa energi. Selain itu energi juga dapat membangun dan memelihara
jaringan dalam tubuh serta mengatur proses kehidupan. Nutrisi digunakan
untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalam
tubuh bekerja dengan baik. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu proses
organism yang menggunakan objek utamanya yaitu makanan yang sering
dikonsumsi dalam kondisi yang normal, dengan menggunakan proses degesti,
absorsi serta metabolisme yang pada nantinya akan membuang beberapa zat
yang memang tidak digunakan oleh tubuh.
2. Faktor Penyebab
Faktor budaya sangat berperan penting dalam status gizi seseorang. Budaya
memberi peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan dan makanan.
Misalnya tabu makanan yang masih dijumpai di beberapa daerah. Tabu
makanan yang merupakan bagian dari budaya menganggap makanan
makanan tertentu berbahaya karena alasan - alasan yang tidak logis. Hal ini
mengindikasikan masih rendahnya pemahaman gizi masyarakat dan oleh
sebab itu perlu berbagai upaya untukmemperbaikinya.
Selain itu unsur - unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan
penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip prinsip ilmu gizi..
Kebiasaan makan yang terbentuk sejak kecil dapat dipengaruhi oleh berbagai
hal antara lain perbedaan etnis, tingkat social ekonomi, geografi, iklim,
agama dan kepercayaan serta tingkat kemajuan teknologi (wardiatmo,1989).
Kebiasaan makan banyak dipengaruhi oleh variable lingkungan. Menurut den
Harog (1995) kebiasaan makan dapat dibentuk oleh lingkungan sekitar
dimana seseorang hidup.
Adapun beberapa variable lingkungan yang berpengaruh terhadap kebiasaan
makan suatu masyarakat adalah lingkungan hidup yang meliputi topografi,
keadaan tanah, iklim, dan flora, lingkungan budaya (system produksi
pertanian) dan populasi (kelahiran, kematian, migrasi, pertambahan
penduduk, umur dan jenis kelamin).