Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok

Contoh faktor resiko ~ Nutrisi / Makanan

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Transkultural

Dosen Pengampu Retno Ardanari A, S.Kep.Ns.,M.Ked.Trop

Kelompok 20

Anggota:

Ardiansa Nimas Putri P. (201703005)

Upik Dyan Palupi (201703074)

Yulia Dwi Alvionita (201703079)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA PARE
Tahun Akademik 2017/2018
NUTRISI

1. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat yang terkandung dalam makanan. Nutrien (zat gizi)
adalah komponen kimia dalam makanan yang digunakan oleh tubuh sebagai
sumber energi dan membantu pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan sel –
sel tubuh. Terdapat enam kelas zat gizi yaitu protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, mineral, dan air. Protein, karbohidrat, lemak merupakan termasuk
makronutrien, sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan termasuk
mikronutrien.
Beberapa ahli memberikan penjelasan mengenai pengertian nutrisi adalah
ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya yang
berupa energi. Selain itu energi juga dapat membangun dan memelihara
jaringan dalam tubuh serta mengatur proses kehidupan. Nutrisi digunakan
untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalam
tubuh bekerja dengan baik. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu proses
organism yang menggunakan objek utamanya yaitu makanan yang sering
dikonsumsi dalam kondisi yang normal, dengan menggunakan proses degesti,
absorsi serta metabolisme yang pada nantinya akan membuang beberapa zat
yang memang tidak digunakan oleh tubuh.

2. Faktor Penyebab
Faktor budaya sangat berperan penting dalam status gizi seseorang. Budaya
memberi peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan dan makanan.
Misalnya tabu makanan yang masih dijumpai di beberapa daerah. Tabu
makanan yang merupakan bagian dari budaya menganggap makanan
makanan tertentu berbahaya karena alasan - alasan yang tidak logis. Hal ini
mengindikasikan masih rendahnya pemahaman gizi masyarakat dan oleh
sebab itu perlu berbagai upaya untukmemperbaikinya.
Selain itu unsur - unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan
penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip prinsip ilmu gizi..
Kebiasaan makan yang terbentuk sejak kecil dapat dipengaruhi oleh berbagai
hal antara lain perbedaan etnis, tingkat social ekonomi, geografi, iklim,
agama dan kepercayaan serta tingkat kemajuan teknologi (wardiatmo,1989).
Kebiasaan makan banyak dipengaruhi oleh variable lingkungan. Menurut den
Harog (1995) kebiasaan makan dapat dibentuk oleh lingkungan sekitar
dimana seseorang hidup.
Adapun beberapa variable lingkungan yang berpengaruh terhadap kebiasaan
makan suatu masyarakat adalah lingkungan hidup yang meliputi topografi,
keadaan tanah, iklim, dan flora, lingkungan budaya (system produksi
pertanian) dan populasi (kelahiran, kematian, migrasi, pertambahan
penduduk, umur dan jenis kelamin).

3. Resiko yang ditimbulkan


Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan
kualitas) menyebabkan pada proses-proses yakni :
1. Pertumbuhan anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya.
Protein digunakan sebagai zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi
lembek dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari tingkat
social ekonomi menengah keatas rata-rata lebih tinggi daripada yang
berasal dari keadaan social ekonomi rendah.
2. Produksi tenaga
Kekurangan energy berasal dari makanan, menyebabkan seorang
kekurangan tenaga untuk bergerak,bekerja, dan melakukan aktivitas.
Orang menjadi malas, merasa lemah,dan produktivitas kerja menurun.
3. Pertahanan tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stress menurun. System imunitas dan
anti bodi berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek,
batuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian.
4. Stuktur fungsi otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan
mental, dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk
maksimal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat
terganggunya fungsi otak secara permanen.
5. Perilaku
Bagi anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan
perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis.
Dari keterangan diatas tampak, bahwa gizi yang baik merupakan modal
bagi pengembangan sumberdaya manusia.
6. Akibat gizi lebih pada proses tubuh (Obesitas)
Kelebihan energi yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam
bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko dalam
terjadinya berbagai penyakit degenerative, seperti hipertensi atau tekaan
darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan
kantung empedu. Kebutuhan gizi tiap orang berbeda-beda dan hal tersebut
berhubungan dengan jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan dan
juga aktifitas seseorang.

Anda mungkin juga menyukai