Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN SEL LIMFOSIT B DAN PENANDANYA UNTUK FLOWCYTOMETRY

Yelvi Levani

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya


Korespondensi: blue_levani@yahoo.com

ABSTRAK
Sel limfosit B merupakan bagian dari respon imunitas adaptif yang berperan penting untuk pertahanan tubuh
melawan patogen. Perkembangan sel limfosit B dimulai dari sel punca hematopoietik di sumsum tulang
belakang dan organ limfoid sekunder dengan melalui berbagai tahapan proses maturasi dan seleksi. Sel
limfosit B matur dapat menghasilkan berbagai macam antibodi yang spesifik untuk patogen. Di tiap
perkembangannya, sel limfosit B memiliki ekspresi molekul yang berbeda pada permukaannya dan dapat
diketahui dengan pemeriksaan flowcytometry. Pemeriksaan sel limfosit B yang sesuai dengan tahapan
perkembangannya dapat digunakan untuk membantu diagnosis penyakit defisiensi imun kongenital, leukemia,
limfoma dan penyakit autoimun.
Kata kunci: Limfosit B, perkembangan, penanda, flowcytometry

ABSTRACT

Lymphocyte B cell is part of adaptive immune system to defense from pathogen. Lymphocyte B cell develop
from hematopoietic precursor cells to be mature lymphocyte B cells through differentiation and maturation
process in bone marrow and secondary lymphoid organ. Mature lymphocyte B cell produces specific antibody
for different pathogens. In each step, lymphocyte B cell has different molecule expression and can be
examined by using flowcytometry. Lymphocyte B cell examination in each step can be used to diagnose
congenital immunodeficiency, leukemia, lymphoma and autoimmune disease.
Keywords: lymphocyte B, development, marker, flowcytometry

50

http://jurnal.unimus.ac.id
Perkembangan Sel Limfosit B dan Penandanya untuk Flowcytometry 51

PENDAHULUAN dan limfoid. Sel imun alamiah sebagian besar


Secara umum sistem imun dibagi menjadi termasuk lini myeloid diantaranya; neutrofil,
dua lini: imunitas alamiah dan imunitas adaptif. eosinofil, basofil, sel mast, sel monosit/makrofag,
Imunitas alamiah (innate) adalah pertahanan lapis dan sel dendritik. Hanya sel NK (natural killer cell)
pertama, berupa mekanisme non-spesifik (antigen- sel imun alami yang termasuk lini limfoid.
independent) untuk melawan dan mengatasi patogen Sedangkan semua sel imun adaptif berasal dari lini
yang menerobos masuk ke dalam tubuh kita. limfoid diantaranya sel limfosit Th (T helper), sel
Imunitas adaptif bersifat spesifik terhadap antigen limfosit Tc (T cytotoxic) dan sel limfosit B.2
(antigen-dependent), dan memiliki memori sehingga Sel limfosit B (bursal atau bone marrow)
tubuh kita mampu bereaksi dengan lebih cepat merupakan kumpulan populasi sel yang
serta lebih efisien pada saat terpapar ulang dengan mengekspresikan berbagai reseptor
antigen yang sama. Sel limfosit B termasuk dalam immunoglobulin (Ig) di permukaan sel nya untuk
imunitas adaptif. Selain memiliki kemampuan mengenali berbagai macam epitop spesifik dari
mengenali antigen secara spesifik, sel limfosit B antigen. Sel limfosit B diproduksi di hati janin (fetal
juga dapat mengsekresi antibodi atau liver) saat di dalam kandungan dan di sumsum
immunoglobulin. Sel limfosit B dan antibodi tulang belakang. Perkembangan sel limfosit B
merupakan elemen uatma dari respon imun kemudian berlanjut di organ limfoid sekunder
humoral sebagai pertahanan tubuh terhadap seperti kelenjar getah bening (lymph node), limpa
berbagai patogen. Gangguan pada perkembangan, (spleen), jaringan limfoid sekunder pada mukosa
seleksi dan fungsi sel limfosit B akan (mucosal associated lymphoid tissue / MALT), jaringan
menyebabkan penyakit autoimun, keganasan, limfoid sekunder pada usus (gut associated lymphoid
imunodefisiensi dan alergi.1 Dalam telaah pustaka tissue / GALT) dan tonsil untuk menjadi sel
ini akan dibahas secara singkat mengenai asal dari plasma ataupun sel limfosit B memori.3 Sel
sel limfosit B, perkembangan sel limfosit B di limfosit B memiliki lima kelas antibodi yaitu Ig-A,
sumsum tulang belakang (bone marrow), Ig-D, Ig-E, Ig-M dan Ig-G.
perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma
dan sel memori serta marker yang bisa digunakan PERKEMBANGAN SEL LIMFOSIT B DI
SUMSUM TULANG BELAKANG
untuk pemeriksaan sel limfosit B dengan
flowcytometry Perkembangan sel limfosit B
membutuhkan beberapa tahapan yang dimulai dari
ASAL DARI LIMFOSIT B progenitor sel limfoid (common lymphoid progenitor /
Berdasarkan asal perkembangannya di CLP) untuk menjadi sel limfosit B yang matur di
sumsum tulang belakang (bone marrow), sel imun sumsum tulang belakang. CLP sendiri berasal dari
dibagi menjadi dua kelompok yaitu lini myeloid hematopoietic stem cells (HSC) yang sudah tidak

Vol. 1 No.5 Agustus 2018

http://jurnal.unimus.ac.id
52 Yelvi Levani

memiliki potensi lini myeloid. CLP dapat perkembangan sel limfosit B ini mendapatkan
berkembang menjadi sel limfosit T, sel limfosit B banyak perhatian dari klinisi. Tidak hanya dapat
dan sel dendritik (DC). Reseptor sel limfosit B digunakan untuk membedakan
memiliki dua jenis rantai yaitu rantai H (heavy agammaglobulinemia dengan jenis
chain/rantai berat) dan rantai L (light chain / rantai hipoglobulinemia yang lain, tetapi inhibisi jalur
ringan) yang memiliki berbagai lokus gen. BCR ini dapat digunakan sebagai terapi baru yang
Imunoglobulin yang lengkap (Ig) memiliki 2 rantai menjanjikan untuk menangani limfoma sel limfosit
H dan 2 rantai L. Pada tahapan awal B 7 dan penyakit autoimun.8
perkembangan sel limfosit B membutuhkan Bila reseptor pre BCR tidak dapat muncul
rekombinasi dari lokus gen V, D, J di rantai H pada permukaan sel karena kesalahan rekombinasi
(VDJH) dan lokus gen V, J di rantai ringan (VJL). gen VHDJH pada rantai H maka perkembangan
Rekombinasi segmen gen tersebut membuat sel limfosit B akan berhenti dan sel akan
kumpulan sel limfosit B memproduksi antibodi melakukan apoptosis. Bila sinyal pre BCR
yang dapat mengenali lebih dari 5 x 1013 jenis berfungsi baik, maka akan dihasilkan RAG1/2 dan
antigen berbeda. Terdapat tiga tahapan terjadi rekombinasi gen di rantai L. Bila
perkembangan sel limfosit B berdasarkan tahap rekombinasi rantai L berhasil, maka akan
rekombinasi dan penyusunan gen pembentuk terbentuk reseptor IgM pada permukaan sel
rantai L dan rantai H, yaitu sel pro B limfosit B yang imatur. Kegagalan saat
merekombinasi segmen gen D dan J pada rantai rekombinasi gen di rantai L akan menyebabkan
H, diikuti dengan rekombinasi kedua pada bagian terjadinya proses apoptosis.3 Sel limfosit B imatur
segmen V untuk menggabungkan dengan segmen dapat meninggalkan sumsum tulang belakang dan
DJ.4 bermigrasi ke limpa, dimana sel limfosit B imatur
Perkembangan sel limfosit B diregulasi tersebut berdiferensiasi menjadi sel limfosit B
oleh SLC (surrogate L chain) yang terdiri dari dua naïve, folikuler atau marginal zone (MZ).1
protein yaitu λ5 dan VpreB. Kedua protein ini Tantangan pertama sel imun adalah untuk
berikatan dengan protein µ pada rantai H dan menemukan keseimbangan antara spesifisitas
membentuk pre BCR. Prerkursor sel B atau pre sel antibodi dalam melawan berbagai patogen tetapi
B dibentuk dari Pro sel limfosit B yang dapat menghindari autoreaktivitas. Reseptor sel B
mengekspresikan pre BCR di permukaan selnya. (B cell receptor/BCR) pada sel limfosit B imatur diuji
Untuk perkembangan sel limfosit B berikutnya tubuh apakah dapat berikatan dengan antigen
dibutuhkan gen Bruton’s tyrosine kinase (Btk) dan tubuh atau tidak. BCR yang dapat berikatan
sitokin IL-7.5 Mutasi pada gen Btk dapat dengan tubuh atau memiliki sifat autoreaktif dapat
menyebabkan penyakit X-linked mengalami apoptosis atau mengalami proses edit
agammaglobulinemia.6 Jalur sinyal BCR dalam ulang pada reseptor rantai L nya oleh RAG1.3 Sel

Vol. 1 No.5 Agustus 2018

http://jurnal.unimus.ac.id
Perkembangan Sel Limfosit B dan Penandanya untuk Flowcytometry 53

limfosit B imatur memiliki IgM yang fungsional, T2 dapat keluar dari sumsum tulang belakang,
tetapi belum memiliki Ig yang lain. Sel limfosit B beredar di sirkulasi darah dan masuk ke kelenjar
yang imatur terbagi menjadi dua jenis tipe yang getah bening serta limpa. Sel limfosit B yang
dibedakan dengan ekspresi molekul pada imatur sudah dapat berinteraksi dengan antigen
permukaan selnya. Sel tersebut dinamakan sel seperti lipopolisakarida dan menghasilkan antibodi
transisi T1 dan T2.9 Sel transisi T1 memiliki secara cepat tanpa bantuan dari antigen MHC
ekspresi IgM yang tinggi dan IgD yang rendah, kelas 2.10 Sel limfosit B yang matur memiliki IgM
sedangkan sel transisi T2 mengekspreksikan IgD dan IgD di permukaan selnya, kemudian keluar
yang lebih tinggi. Sebagian besar sel transisi T1 dari sumsum tulang belakang dan menuju organ
berubah menjadi sel transisi T2 kemudian menjadi limfoid sekunder untuk perkembangan lebih jauh.
sel limfosit B yang matur. Tetapi 25% sel transisi

Gambar1. Tahapan perkembangan sel limfosit B3

Sebagian besar sel limfosit B yang matur


PERKEMBANGAN SEL LIMFOSIT B
MENJADI SEL PLASMA DAN SEL berada di dalam folikel limfoid kelenjar getah
LIMFOSIT B MEMORI

Vol. 1 No.5 Agustus 2018

http://jurnal.unimus.ac.id
54 Yelvi Levani

bening dan limpa. Di dalam folikel tersebut, sel B dapat menghasilkan antibodi yang memiliki daya
dapat berinteraksi dengan antigen yang tergantung afinitas yang tinggi.3
Sel limfosit B sendiri memiliki beberapa
pada sel T (T cell dependent / TD) dan berikatan subset atau tipe diantaranya sel limfosit B B1, sel
dengan sel dendritik folikuler untuk berproliferasi, limfosit B B2 (folikuler/konvensional) dan sel
kemudian berdiferensiasi menjadi sel plasma atau limfosit B marginal zone (MZ) yang dibedakan oleh
menetap di germinal center (GC). Sebagian sel fenotip, lokasi anatomi dan produksi antibodi
limfosit B yang teraktivasi dan berubah menjadi natural.3 Sel limfosit B1-1 ditemukan di
sel plasma keluar dari folikel dan berpindah ke peritoneum dan dibedakan lagi menjadi sel
corda medulla kelenjar getah bening atau sumsum limfosit B B1-a dan sel limfosit B B1-b.14 Sel
tulang belakang. Sel plasma ini dapat limfosit B B1-a memproduksi antibodi alami
menghasilkan IgM selama 4 hari.11 untuk melawan bakteri sebagai bagian dari
Sel limfosit B yang teraktivasi dan kekebalan alami, sedangkan sel limfosit B B1-b
menetap di germinal center mengalami proses somatic dapat berintaraksi dengan polisakarida dan antigen
hypermutation (SHM) dan seleksi klonal untuk lain yang tidak bergantung dengan sel limfosit T
membentuk kompartemen dari imunitas (T cell independent). Sel limfosit B MZ berasal dari
humoral.12 Proses SHM ini berperan dalam sel transisi T2 dan berada di luar folikel. Sel
pembentukan kelas antibodi atau immunoglobulin limfosit B MZ mengekspresikan IgM yang tinggi
dan dimediasi oleh enzim activation-induced cytidin dan IgD yang rendah.15
deaminase (AID).13 Pembentukan kelas ini
dinamakan class switching. Selain dipengaruhi oleh PENANDA YANG BISA DIGUNAKAN
UNTUK PEMERIKSAAN SEL LIMFOSIT B
antigen yang tergantung pada sel T, class switching
DENGAN FLOWCYTOMETRY
juga tergantung pada sitokin diantaranya sitokin
Sel limfosit B memiliki berbagai macam
IL-4 untuk membentuk IgG1 dan IgE, sitokin
molekul di permukaan selnya. Untuk
TGF-b untuk membentuk IgA dan IgG2b, sitokin
memudahkan mengenali berbagai molekul
IL-5 untuk membentuk IgA dan IFN-ɣ untuk
permukaan tersebut, WHO membuat sistem
membentuk IgG3 dan IgG2a. Sel limfosit B yang
Cluster Differentiation yang disingkat dengan CD
memiliki daya afinitas yang rendah serta
dengan menggunakan teknik monoclonal anti body
autoreaktif akan mengalami proses apoptosis.
(mAb). CD19 merupakan molekul yang
Sedangkan sel yang memiliki daya afinitas yang
diekspresikan oleh permukaan sel limfosit B
tinggi dan tidak autoreaktif akan menjadi sel B
selama masa perkembangannya. CD20 merupakan
memori. Bila terpapar dengan antigen yang sama
molekul yang terdapat pada sel limfosit B matur
untuk kedua kalinya maka sel B memori tersebut
yang berfungsi sebagai pelekat channel Ca2+ di

Vol. 1 No.5 Agustus 2018

http://jurnal.unimus.ac.id
Perkembangan Sel Limfosit B dan Penandanya untuk Flowcytometry 55

membran sel. Saat ini terdapat obat mAb CD20 dan T2. Sel transisi T2 memiliki ekspresi IgD yang
yaitu Rituximab yang telah diuji coba dan lebih tinggi, CD21+ dan BAFF-R. Sedangkan sel
digunakan secara luas untuk menangani kanker transisi T1 memiliki ekspresi IgM yang tinggi, IgD
darah. CD21 merupakan reseptor yang dapat yang rendah, CD21-, CD23-, CD24+ dan CD
berikatan dengan CD19 untuk memberikan sinyal 93+. Sebagian besar sel transisi T1 berubah
dan menginformasikan ada proses inflamasi pada menjadi sel transisi T2 dan berkembang menjadi
sel limfosit B. CD22 berfungsi untuk mengatur sel limfosit B matur. Sel limfosit B yang matur
proses seleksi positif dan negatif pada sel limfosit mengekspresikan HLA-DR, CD19, CD20 dan
B folikel. CD23 merupakan reseptor yang CD40 di permukaan selnya dan memiliki IgM dan
berikatan lemah untuk IgE pada sel limfosit B IgD. Sel plasma sudah tidak mengekspresikan
yang teraktivasi untuk memproduksi IgE. CD24 CD19 dan CD20 lagi, tetapi mengekspresikan
merupakan molekul yang dapat ditemukan di XBP-1, BLIMP-1, CD38 dan Ig sitoplasma. Sel
semua sel limfoist B, sel granulosit dan sel epitel. limfosit B memiliki beberapa jenis diantaranya Sel
CD40 berperan sebagai faktor survival yang B folikuler (B2) yang merupakan sel limfosit B
penting untuk sel B di germinal center (GC) dan yang konvensional, sel B B-1 dan sel B marginal
untuk berinteraksi dengan sel limfosit T dengan zone (MZ) yang memiliki perbedaan ekspresi
menggunakan ligand CD154. CD72 berfungsi molekul di permukaan selnya. Sel B B-1
sebagai negative regulator dari sinyal transduksi dan mengekspresikan CD43, CD5 dan IgM tinggi.
CD79a.b diekspresikan di permukaan sel limfosit Sedangkan sel B MZ mengekspresikan CD21 dan
B.3 IgM tinggi.3
Di tiap tahapan perkembangan sel Untuk pemeriksaan sel limfosit B, baik
limfosit B terdapat ekspresi molekul CD yang unik untuk kepentingan diagnostik ataupun penelitian
di permukaan selnya. Pre-Pro sel B biasanya digunakan alat flowcytometry. Flowcytometry
mengekspresikan CD45R yang merupakan merupakan suatu alat untuk menganalisis populasi
penanda spesifik untuk lini sel B. Pro sel B suatu sel dengan menggunakan teknik
mengekspresikan CD19 yang terlibat dalam immunofluoresens yang menggunakan antibodil
pengenalan antigen dan mengekspresikan CD34. monoclonal (mAb) sehingga dapat berikatan
Pre sel B mengekspresikan CD79a dan CD79b dengan CD yang sesuai dengan mAb tersebut.
yang juga merupakan komponen Ig pada limfosit Flowcytometry dapat mengukur karakteristik fisik
B matur. Sel limfosit B imatur sudah memiliki tiap sel yang akurat termasuk ukuran dan
antibodi IgM yang fungsional tetapi belum granularitas sel secara simultan.16 Pemeriksaan sel
memiliki jenis Ig yang lain. Sel limfosit B imatur limfosit B yang sesuai dengan tahapan
mengekspresikan B220, CD25, IL-7R dan CD19. perkembangannya dapat digunakan untuk
Sel limfosit B memiliki 2 jenis sel transisi yaitu T1 membantu diagnosis penyakit defisiensi imun

Vol. 1 No.5 Agustus 2018

http://jurnal.unimus.ac.id
56 Yelvi Levani

kongenital, leukemia, limfoma dan penyakit dengan antigen yang tergantung pada sel T dan
autoimun. berikatan dengan sel dendiritik, sel limfosit B yang
matur dapat berubah menjadi sel plasma atau sel
KESIMPULAN limfosit B memori. Di tiap perkembangannya, sel
Sel limfosit B merupakan bagian dari limfosit B memiliki ekspresi molekul yang berbeda
imunitas adaptif yang dapat menghasilkan pada permukaannya dan dapat diketahui dengan
antibodi. Sel limfosit B dibentuk di sumsum tulang pemeriksaan flowcytometry.
belakang dan mengalami aktivasi dan maturasi di
organ limfoid sekunder. Setelah berinteraksi

Tabel 1. Daftar molekul CD yang diekspresikan di permukaan sel limfosit B[3]

DAFTAR PUSTAKA 5. Matthias P, Rolink AG. Transcriptional


1. Pieper K, Grimbacher B, Eibel H. B cell networks in developing and mature B cells.
biology and development. J Allergy Clin Nat Rev Immunol 2005;5:497-508
Immunol 2013;131(4):959-71.
6. Conley ME, Mathias D, Treadaway J,
2. Todd I,Spickett G, Fairclough L. The nature Minegishi Y, Rohrer J. Mutations in btk in
of immune system. In: Todd I,Spickett G, patients with presumed X-linked
Fairclough L. Immunology Lectures Note. 7th agammaglobulinemia. Am J Hum Genet
edition. West Sussex, Wiley Blackwell. 2015. 1998; 62:1034-43.
p: 3-12.
7. Ponader S, Chen SS, Buggy JJ, Balakrishnan
3. LeBien TW, Tedder TF. B lymphocytes: K, Gandhi V, Wierda WG, et al. The Bruton
How they develop and function. Blood. tyrosine kinase inhibitor PCI-32765 thwarts
2008;112: 1570-1580 chronic lymphocytic leukemia cell survival
and tissue homing in vitro and in vivo. Blood
4. van Zelm MC, Szczepanski T, van der Burg 2012;119:1182-9
M, van Dongen JJ. Replication history of B
lymphocytes reveals homeostatic 8. Hutcheson J, Vanarsa K, Bashmakov A,
proliferation and extensive antigeninduced B Grewal S, Sajitharan D, Chang BY, et al.
cell expansion. J Exp Med 2007;204:645-55. Modulating proximal cell signaling by

Vol. 1 No.5 Agustus 2018

http://jurnal.unimus.ac.id
Perkembangan Sel Limfosit B dan Penandanya untuk Flowcytometry 57

targeting Btk ameliorates humoral switch recombination and hypermutation


autoimmunity and end-organ disease in require activation-induced cytidine deaminase
murine lupus. Arthritis Res Ther 2012; (AID), a potential RNA editing enzyme. Cell.
14:R243. 2000;102:553-563

9. Chung JB, Silverman M, Monroe JG. 13. Revy P, Muto T, Levy Y, Geissmann F,
Transitional B cells: step by step towards Plebani A, Sanal O, et al. Activation-induced
immune competence. Trends Immunol. cytidine deaminase (AID) deficiency causes
2003;24:343-349 the autosomal recessive form of the Hyper-
IgM syndrome (HIGM2). Cell 2000;102:565-
10. Marshall-Clarke S, Tasker L, Parkhouse 75.
RME. Immature B lymphocytes from adult
bone marrow exhibit a selective defect in 14. Allman D, Pillai S. Peripheral B subset. Curr
induce hyperexpression of major Opin Immunol. 2008;20(2):149-157.
histocompatibility complex class II and fail to
show B2.7 induction. Immunol. 15. Haas KM, Poe JC, Steeber DA, Tedder TF.
2000;100(2):141-151. B-1a and B-1b cells exhibit distinct
developmental requirements and have unique
11. Balazs M, Martin F, Zhou T, Kearney J. functional roles in innate and adaptive
Blood dendritic cells interact with splenic immunity to S. pneumoniae. Immunity.
marginal zone B cells to initiate T- 2005;23:7-18.
independent immune responses. Immunity
2002;17:341-52. 16. Adan A, Alizada G, Kiraz Y, Baran Y,
Nalbant A. Flow cytometry: basic principles
12. Muramatsu M, Kinoshita K, Fagarasan and applications. Crit Rev Biotechnol.
S,Yamada S, Shinkai Y, Honjo T. Class 2017;37(2):163-176.

Vol. 1 No.5 Agustus 2018

http://jurnal.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai