Anda di halaman 1dari 18

A.

Sumber-Sumber Teori Mercer


Teori Mercer Maternal Role Attainment berdasarkan pada penelitiannya pada awal
tahun 1960 an. Profesor dan mentor Mercer yaitu Reva Rubin dari University of Pittsburg
merupakan stimulus utama bagi kedua penelitian dan teori perkembangan. Rubin terkenal
dengan kerjanya dalam mendefinisikan dan mendeskripsikan pencapaian peran ibu sebagai
suatu proses ikatan yang mendalam, atau yang melekat pada anak dan mencapai identitas
peran ibu atau melihat diriny sendiri dalam peran dan mempunyai perasaan nyaman
tentang hal tersebut. kerangka kerja Mercer lebih jelas banyak menggunakan konsep
Rubin.
Selain menggunakan kerja Rubin, penelitian Mercer juga berdasarkan pada kedua
teori yaitu teori peran dan perkembangan. Mercer lebih banyak mengandalkan pada
pendekatan interaksionis dari teori peran, penggunaan teori Mead (1934) yaitu teori role
enactment (teori pengundangan peran) dan teori Turner (1978) Teori Core Self (teori Inti
diri). Selain itu, teori penerimaan peran Thorton dan Nardi (1975) yang juga membantu
bentuk teori Mercer. Teori perkembangan Werner (1957) juga berkontribusi terhadap teori
Mercer ini. Disamping itu, kerja Teori Mercer dipengaruhi oleh Teori Sistem general
Bertalanffy (1968). Model teori pencapai peran ibu menggunakakan lingkaran sarang
burung Bertalanffy yang berarti sebagai gambaran interaksi lingkungan mempengaruhi
peran ibu.
Pengguanan bukti empiris dari penelitian yang dilakukan oleh Mercer adalah
banyak factor yang mempengaruhi peran seorang ibu. Pada penelitian Mercer, peran ibu
termasuk pada usia pertama melahirkan, pengalaman melahirkan, awal pemisahan dari
bayi, stress sosial, social support, ciri-ciri kepribadian, konsep diri, sikap membesarkan
anak, dan kesehatan. Mercer juga mengidentifikasi bahwa terdapat kompenen bayi yang
mempengaruhi peran seorang ibu yaitu temperamen bayi, kemampuan memberikan
isyarat, penampilan, karakteristik umum, iresponsiveness (ketanggapan), dan status
kesehatan.

B. Asumsi Yang Mendasari Model Konseptual


Untuk pencapaian peran ibu, Mercer (1981, 1986a, 1995) menetapkan beberapa
asumsi:
 inti diri yang relative stabil, diperoleh melalui sosialisasi seumur hidup, menentukan
bagaimana ibu mendefiniskan dan merasakan event-event sebagai seorang ibu,
persepsinya terhadap bayinya dan tanggapan lain terhadap ibunya, dengan situasi
hidupnya yang mana dia berespon (Mercer, 1986a).
 Disamping pada sosialisasi ibu, tingkat perkembangannya dan karakteristik
kepribadian bawaan juga mempengaruhi responperilakunya (Mercer, 1986a).
 Partner peran ibu, bayinya, akan mencerminkan kemampuan ibu dalam berperan
sebagai ibu melalui proses pertumbuhan dan perkembangan (Mercer, 1986a).
 Bayi (infant) dianggap sebagai partner aktif dalam proses pengambilan peran sebagai
ibu, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perannya (Mercer, 1981).
 Ayah atau partner ibu lainnya yang dekat dapat menyumbangkan pencapaian peran
dalam cara yang tidak dapat diduplikasikan dengan pendukung lainnya (Mercer 1995).
 Identitas maternal berkembang bersamaan dengan ikatan keibuan dan saling
ketergantungan satu sama lainnya (Mercer, 1995; Rubin 1977).
Adapun metaparadigma keperawatan menurut Mercer antara lain :
Keperawatan
Keperawatan adalah profesi yang dinamis dengan tiga fokus utama yaitu promosi
kesehatan, mencegah kesakitan dan menyediakan layanan keperawatan bagi yang
memerlukan untuk mendapatkan kesehatan yang optimal serta penelitian untuk
memperkaya dasar pengetahuan bagi pelayanan keperawatan. Pengkajian selanjutnya pada
klien dan lingkungan, perawat mengidentifikasi tujuan klien, menyediakan layanan pada
klien yang meliputi dukungan, pendidikan dan pelayanan keperawatan pada klien yang
tidak mampu merawat dirinya sendiri (Mercer, (2004).

Person
Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep manusia namun
mengarah pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri sebagai bagian dari peran yang
dimainkan. Wanita sebagai individu dapat berperan menjadi orang tua jika telah melalui
mother-infant dyad. Inti dari manusia tersusun dari konteks budaya dan dapat
mendefinisikan dan membentuk situasi. Konsep kepercayaan diri dan harga diri sebagai
manusia terpisah dari interaksi dengan bayinya dan ayah dari bayinya atau orangg lain
yang berarti yang saling mempengaruhi.
Kesehatan
Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai persepsi kesehatan
yang mereka lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang kesehatan, resiko terhadap penyakit,
kekhawatirkan dan perhatian tentang kesehatan, orientasi pada penyakit dan
penyembuhannya, status kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit dan
status kesehatan bayi oleh orang tua pada kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan
dipandang sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk bayi. Mercer mengemukakan bahwa
stress suatu proses yang memerlukan perhatian penting selama perawat persalinan dan
proses kelahiran.
Lingkungan
Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari definisi
Bronfenbrenner’s tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori awalnya. Mercer
menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi bagian dari lingkungan, terdapat
akomodasi mutual antara perkembangan individu dan perubahan sifat dengan segera.
Stress dan dukungan sosial dalam lingkungan dipengaruhi untuk mencapai peran maternal
dan paternal serta perkembangan anak.

C. Maternal Role Attainment: Mercer’s Original Model

Maternal Role Attainment yang dikemukakan oleh Mercer mengikuti kerja


Bronfenbrenner (1979) yang dikenal dengan lingkaran sarang burung yang meliputi
sekumpulan siklus mikrosistem, mesosistem dan makrosistem. Model ini dikembangkan
oleh Mercer sejalan pengertian yang dikemukakan Bronfenbrenner’s, yaitu :
1) Mikrosistem adalah lingkungan segera dimana peran pencapaian ibu terjadi.
Komponen mikrosistem ini antara lain fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan
sosial, status ekonomi, kepercayaan keluarga dan stressor bayi baru lahir ang
dipandang sebagai individu yang melekat dalam sistem keluarga. Mercer (1990)
mengungkapkan bahwa keluarga dipandang sebagai sistem semi tertutup yang
memelihara batasan dan pengawasan yang lebih antar perubahan dengan sistem
keluarga dan sistem lainnya. Menurut Mercer, mikrosistem yang paling mempengaruhi
pada pencapaian peran ibu. Selain itu, ia juga memperluas konsep dan modelnya pada
pentingnya ayah pada pencapaian peran ibu, yang mana ayah dapat membantu
mengurangi tekanan yang berkembang selama proses hubungan ibu dan anak. Peran
ibu dicapai melalui interaksi ayah, ibu, dan anak.
2) Mesosistem meliputi, mempengaruhi dan berinteraksi dengan individu di mikrosistem.
Interaksi mesosistem mempengaruhi apa yang terjadi terhadan berkembangnya peran
ibu dan anak. Mesosistem mencakup perawatan sehari-hari, sekolah, tempat kerja,
tempat ibadah dan lingkungan yang umum berada dalam masyarakat.
3) Makrosistem adalah budaya pada lingkungan individu. Makrosistem terdiri atas sosial,
politik. Lingkungan pelayanan kesehatan dan kebijakan sistem kesehatan yang
berdampak pada pencapaian peran ibu.

Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap


penguasaan peran, yang mana tahapan-tahapan tersebut telah diadaptasi dari penelitian
Thorthon dan Nardi yaitu :
a. Antisipatori : tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup data sosial,
psikologi, penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap peran, belajar untuk
berperan, hubungan dengan janin dalam uterus dan mulai memainkan peran.
b. Formal : tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses pembelajaran
dan pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal, harapan
konsesual yang lain dalam sistem sosial ibu.
c. Informal : tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang
berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita membuat
peran barunya dalam keberadaan kehidupannya yang berdasarkan pengalaman masa
lalu dan tujuan ke depan.
d. Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap
perannya. Perngalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri, kemampuan
dalam menampilkan perannya dan peran ibu tercapai.
Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan bayi baru lahir. Respon perkembangan bayi sebagai respon terhadap
perkembagan peran ibu adalah:
a. Kontak mata dengan ibu saat ibu bicara, refleks menggenggam.
b. Refleks tersenyum dan tenang dalam perawatan ibu.
c. Perilaku interaksi yang konsisten dengan ibu
d. Menimbulkan respon dari ibu; meningkatkan aktifitas.
Identitas peran ibu dapat tercapai dalam satu bulan atau beberapa bulan. Tahapan
ini dipengaruhi oleh support sosial, stress, fungsi family, dan hubungan antara ibu dan
ayah. Keperibadian dan perilaku dari keduanya baik ibu dan bayi dapat mempengaruhi
identitas peran ibu dan hasil akhir (outcome) bayi. Berdasarkan model Mercer,
kepribadian dan perilaku termasuk empati, senstivitas terhadap syarat bayi, harga diri,
konsep diri, dan orangtua menerima sebagai anaknya, maturitas dan fleksibilitas, sikap,
pengalaman selama hamil dan melahirkan, kesehatan, depresi, dan konflik peran.
Kepribadian bayi akan berdampak pada identitas peran ibu termasuk tempermen,
kemampuan memberikan isyarat, penampilan, karakteristik umum, responsiveness
(ketanggapan), dan kesehatan.
Menurut Mercer (1995) Identitas peran seseorang dapat dicapai ketika ibu telah
terintegrasi peran kedalam harga dirinya, Ia nyaman dengan identitasnya sebagai seorang
ibu, secara emosional dapat merasakan harmoni, kepuasan dan kemampuan dalam
berperan. Penggunan teori Burke dan Tully (1977), Mercer mentapkan bahwa identitas
peran mempunyai komponen internal dan eksternal, identitas adalah pandangan diri yang
terinternalisasikan, dan peran adalah komponen eksternal, komponen perilaku.
D. Becoming A Mother : A Revised Model
Mercer mengubah Theory of Maternal Role Attainment menjadi teori Becoming A
Mother karena menurutnya kata becoming a mother lebih tepat mencerminkan proses
berdasarkan pada penelitiannya. Sedangkan teori pencapaian peran ibu lebih bersifat
menganjurkan namun tidak dapat mengatasi kelanjutan perluasan diri sebagai seorang ibu.
Mercer (2004) mengakui bahwa tantangan baru dalam sifat keibuan menerlukan membuat
hubungan baru untuk mengembalikan kepercayaan didalam dirinya sendiri dan oleh
karena itu diusulkan mengganti maternal role attainment menjadi becoming a mother.
Mercer telah meneruskan utnuk menggunakan konsep Bronfenbrenner yang mana
merupakan sarang interaksai lingkungan ekologi. Hal ini untuk mencerminkan lingkungan
tempat tinggal yang terdiri dari keluarga dan teman, komunitas dan sosial dalam jumlah
besar. Model baru menempatkan interaksi antara ibu, infant, dan ayah pada pusat interaksi,
lingkunga tempat tinggal. Variable di dalam lingkungan teman keluarga dan teman meliuti
support sosial, nilai keluarga, petunjuk budaya bagi orang tua, fungsi keluarga dan
stressor. Lingkunga komunitas meliputi perawatan sehari-hari, sekolah, tempat kerja,
rumah sakit, fasilitas rekreasi, dan pusat kebudayaan. Di dalam sosial, pengaruh dapat
berasal dari aturan hukum yang berdampak pada wanita dan anak, perpindahan
kebudayaan, dan program kelayanan kesehatan nasional.
E. Implikasi Teori
Mercer menggunakan baik deduktif logis dan induktif logis dalam
mengembangkan kerangka teoritikal untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaian peranan ibu dalam tahun pertama menjadi seorang ibu. Logis deduktif adalah
didemonstrasikan dalam penggunaannya pada penelitian dari para peneliti yang lain dan
disiplin ilmu lain. Baik peranan dan teori perkembangan dan penelitian R.Rubin on
Maternal Role Attainment memberikan sebuah dasar untuk kerangka penelitian ini.
Mercer juga menggunakan logis indikatif dalam perkembangan pada pencapaian
peranan ibu. Melalui praktek dan penelitian, ia mengamati adaptasi pada ibu dari sebuah
variasi keadaan tertentu. Ia mencatat bahwa perbedaan yang ada dalam adaptasi pada ibu
ketika ibu sakit komplikasi setelah melahirkan, ketika anak terlahir cacat, dan ketika
seorang remaja menjadi seorang ibu. Observasi ini mengarahkan pada penelitian mengenal
semua situasi dan selanjutnya perkembangan pada kerangka teoritikalnya. Konsep teori
Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir, terutama pada kondisi
psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual
Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon
perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu
dapat diamati dari pola perilaku bayi. Beda dengan Rubin yang melakukan penulisan
pencapaian peranan dari poin pada penerimaan pada kehamilan pada postpartum bulan 1
(pertama); Mercer melihat diluar itu yang mana periode ke 12 post partum. Mercer
menghadirkan sebuah model empat tahapan yang terjadi dalam proses pencapaian peranan
ibu selama tahun pertama menjadi seorang ibu. Empat tahapan adalah diberikan label
sebagai berikut:
1. Tahap penyembuhan fisik, terjadi dari kelahiran pada bulan pertama.
2. Tahap pencapaian dari bulan ke 2 sampai 4 atau 5.
3. Tahap gangguan terjadi dari bulan ke 6 samapai 8.
4. Tahap pengenalan dari setelah delapan bulan dan sampai satu tahun kedepannya.
BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Ny. Z, usia 25 tahun, post op sectio secaria hari ke-3, anak pertama. Bayi di rawat satu
ruangan dengan ibu, tapi ibu belum mau menyusui karena masih merasakan nyeri bekas
operasi. Payudara ibu mulai mengeras, dan puting susu datar.

Hasil Pengkajian pada ibu menyusui dengan Mengggunakan Model Mercer


1. Pengkajian Ibu
a. Identitas Ibu
Nama Ibu : Ny. Z
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Tuasan

Tanggal pengkajian : 23 November 2011

b. Antisipatori

1) Riwayat kehamilan ibu : ibu mengatakan bahwa kehamilannya sekarang tidak ada
masalah yang berarti, mual dan muntah di awal kehamilan, namun selera makan sudah
membaik di trimester dua dan tiga. HPHT tanggal 10 Pebruari 2010, Taksiran Partus
tanggal 28 Nopember 2011. Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak kehamilan 18 minggu
di RS. Haji Medan. Ibu mengatakan tidak ada masalah pada masa kehamilan hanya klien
merasakan pusing yang hebat pada awal kehamilan yang lambat laun berkurang sampai
hilang. Ibu menyatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara selama kehamilan.
2) Riwayat psikologis selama hamil : ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini sangatlah
diharapkan. Ibu mengungkapkan bahwa suami dan keluarganya sangat senang dengan
kehamilannya. Klien mengatakan dirinya menjadi percaya diri saat mengetahui hamil lagi
karena dirinya merasa sempurna menjadi wanita.

3) Interaksi selama hamil : ibu mengatakan bahwa suami dan keluarganya sangat menjaga
dan memperhatikan sehingga ibu merasa kedekatan dirinya dengan keluarga semakin erat.
4) Harapan selama kehamilan : Ibu mengatakan bahwa dirinya ingin kehamilannya tidak
bermasalah, bayinya sehat dan nomal, tidak mempermasalahkan jenis kelamin bayinya
nanti, dan bisa menyusui bayinya.

5) Peran yang dilakukan ibu selama hamil berhubungan dengan bayinya : ibu mengatakan
bahwa selama hamil klien selalu bersikap hati-hati, berusaha mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan senang mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan bayinya nanti.

c. Formal

1) Riwayat kelahiran : Ibu sudah mengalami kontraksi sejak pukul 10 malam tanggal 20
Nopember 2011, di bawa kerumah sakit, namun pada pukul 10 pagi masih bukaan 1.
Selama USG ibu sudah tau bila posisi anak melintang, dan tahu kemungkinan SC. Riwayat
kelahiran saat ini : pada tanggal 21 Nopember 2011, pukul 12.00 WIB. Bayi lahir sehat
dengan BB 2500 gr dan PB 49 cm. Nilai APGAR pada menit ke-1 : 7 dan pada menit ke-5
: 9. lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi
respirasi 42 x/mnt, Suhu axilla 37,40C. Placenta lahir lengkap pada pukul 12.15 WIB.
Tidak tampak adanya kecacatan pada tubuh bayi.

2) Fase penerimaan bayi : ibu kelihatan senang dengan kelahiran bayinya, namun karena
kelelahan ibu belum mau terlalu lama bersama bayinya.

3) Bonding attachment : tidak dilakukan inisiasi menyusui dini.

4) Breast feeding/ kolostrum : Bayi sudah mau menghisap puting ibu. Ibu mengatakan
bahwa ingin menyusui bayinya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI belum ada dan
khawatir produksi ASI seperti pada pengalaman keluarganya dulu sehingga perlu dibantu
dengan susu formula.

5) Interaksi sosial selama kelahiran : ibu dapat kooperatif selama kelahiran.


6) Peran ayah selama kelahiran : suami Ny. Z tampak setia mendampingi saat proses
persalinan dan memberikan dukungan.

7) Adaptasi psikologis ibu : adaptasi psikologis ibu dalam fase taking in, yang terjadi
karena ibu baru saja mengalami ketidaknyamanan fisik akibat persalinan dan nyeri luka
operasi. Ibu masih fokus pada diri dan kenyamanannya sendiri, ibu belum terlalu
mempunyai keinginan untuk merawat bayinya

d. Informal

1) Orang yang terlibat dalam perawatan bayi : ibu mengatakan bahwa dia akan merawat
bayinya sendiri dibantu oleh suami dan orang tuanya.
2) Peran dalam perawatan bayi : ibu mengatakan akan berusaha menjaga dan merawat
bayinya sebaik-baiknya dan untuk sementara akan berhenti bekerja.
3) Pengalaman dalam perawatan bayi : ibu mengatakan sudah mempunyai cukup
gambaran dalam hal perawatan bayi mengingat ibu sudah memiliki pengalaman dalam
merawat anak pertamanya.

4) Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang : ibu mengatakan berencana untuk
memiliki anak lagi, ibu mengatakan akan lebih mampu merawat bayinya sejak kehamilan
dengan pengalamannya merawat anak-anaknya terdahulu.

e. Personal

1) Pandangan ibu terhadap perannya : ibu mengatakan dirinya merasa sangat bahagia
dengan dikaruniai bayi perempuan dan mengatakan akan merawat bayinya dengan baik
dan berperan penuh sebagai ibu bagi anaknya, hanya saja untuk saat ini nyeri luka operasi
masih menghalangi pergerakan ibu dan keinginan menyusui
2) Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu : ibu mengatakan mendapatkan
pengetahuan dan mendapat contoh peran ibu yang baik dari ibunya yang merawatnya
dengan baik meskipun dengan jumlah anak yang banyak.

3) Percaya diri dalam menjalankan peran : ibu mengungkapkan bahwa dirinya merasa
mampu mejadi ibu, karena dukungan dari suami dan orang tua yang cukup baik.
4) Pencapaian peran : selama pengamatan ibu masih tampak merawat bayinya karena
masih dalam keadaan kelelahan tetapi ibu sudah memeluk dan menyentuh bayinya.

2. Pengkajian pada Bayi


a. Temperamen bayi : segera setelah lahir bayi menangis kuat.

b. Kemampuan berespon terhadap stimulus : segera setelah lahir bayi diberi rangsangan
dengan menyentuh telapak tangan bayi dengan tangan perawat bayi langsung
menggenggam.
c. Penampilan umum : Berat badan 2500 gr, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm,
lingkar dada 32 cm. Denyut jantung bayi 120 x/mnt, frekuensi respirasi 42 x/mnt, Suhu
axilla 37,40C.

d. Karakteristik umum :

a) Usia bayi : 2 hari

b) Postur : lengan, tungkai bawah dalam keadaan fleksi

c) Integumen : warna umumnya merah muda, tampak sedikit ikterik, tidak tampak adanya
hiperpigmentasi, tidak ada edema, vernik kaseosa sedikit seperti keju dan tidak berbau,
lanugo menipis, deskuamasi terdapat pada buku jari-jari.

d) Kepala : bentuk kepala simetris atau tidak ada kelainan bentuk fontanel anterior teraba
datar, bentuk seperti berlian, fontanel posterior berbentuk segitiga dan lebih kecil dari
anterior, sutura teraba dan tidak menyatu.

e) Mata : kelopak mata terbuka, kedua mata dan jarak masing-masing 1/3 jarak dari bagian
luar kantus ke bagian kantus yang lain, bentuk simetris, terdapat refleks mengedip ada,
kelopak mata terdapat edema ringan, tidak ada rabas, bola mata dapat bergerak bebas,
ukuran pupil sama dan bereaksi terhadap cahaya.

f) Hidung : bentuk simetris berada di garis tengah, tampak tidak ada tulang hidung,
terdapat sedikit mukus tetapi tidak ada lendir yang keluar.
g) Telinga : letak telinga sesuai dengan garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam
mata, pinna fleksibel, berespon terhadap suara dengan memberikan rangsang suara yang
keras bayi tampak terkejut (refleks startle), lubang telinga terbuka, tidak terdapat sekret.
h) Mulut : bentuk bibir simetris, warna merah mudak, palatum lunak dan keras utuh,
terdapat refleks rooting, sucking dan ekstruksi, gusi berwarna merah muda, lidah tidak
menonjol.
i) Wajah : Bentuk simetris

j) Leher : Pergerakan bebas, tidak terjadi webneck.

k) Dada : bentuk bulat, puting susu menonjol, letak simetris, bunyi jantung tidak terdapat
murmur dan kecepatan jantung reguler, bunyi nafas bronkial jelas, rektraksi dada tampak
teratur.
l) Abdomen : bentuk bulat, terdapat tali pusat tampak satu vena dua arteri, warna putih
kebiruan, sedikit tampak perdarahan dari ujung puntung tali pusat, terdengar bising usus,
mekonium keluar sudah keluar. Tampak pernafasan perut reguker.
m) Genetalia : klitoris edema, labia mayora metutupi labia minora, terdapat rabas mukoid,
meatus urinarius terdapat di bawah klitoris. Tampak keluar urine berwarna jernih.

n) Ektremitas

• Lengan : Sikap fleksi, ukuran lengan simetris, pergerakan bebas, jumlah jari utuh, saat
diberi rangsangan bayi dapat menggenggam (refleks menggenggam). Bayi diletakkan pada
daerah datar kemudian diberi rangsangan dengan hentakan di sekitar bayi. Bayi
menunjukkan respon mengembangkan jari-jarinya dengan sedikit tremor dan gerakan
tangan memeluk kemudian kembali ke posisi fleksi.
Tungkai dan kaki : panjang simetris, sikap fleksi, gerakan bebas, terdapat refleks
babinski,refleks menggenggam (refleks plantar) , saat kaki bayi disentuhkan pada daerah
datar kaki bayi tampak seperti akan melangkah (refleks melangkah), dan saat
ditengkurapkan bayi tampak bergrak maju.

o) Punggung utuh

p) Anus : lubang anus terbuka, mekonium sudah keluar.

q) Usia kematangan bayi berdasarkan New Ballard’s Score


Kematangan fisik

• Kulit tampak mengelupas dan terdapat ruam, vena jarang (nilai 2)


• Lanugo tampak menipis (nilai 2)
• Garis telapak tangan beberapa garis di 2/3 anterior (nilai 3)
• Payudara tampak areola muncul lebih jelas dengan tonjolan 3-4 mm (nilai 3)
• Telinga tampak bentuk lebih baik, mudah membalik (nilai 2)
• Genetalia perempuan tampak labia mayora sudah menutupi labia minora (nilai
4)Kematangan Neuromuskuler

• Sikap : kedua bahu dan kedua kaki bengkok dan menutup ke arah badan (nilai 4)

• Sudut siku : 0’ (nilai 4)

• Kelenturan lengan : < 90’ (nilai 4)

• Sudut popliteal : < 90’ (nilai 5)

• Tanda “scarf” : siku tidak melewati midline (nilai 4)

• Tumit ke telinga : lutut bengkok,tumit sampai 45’ dari bidang datar (nilai 4)
Jumlah Skor = 41, usia gestasi bayi adalah 40 minggu

e. Responsiverness

b) Kontak mata : belum tampak jelas adanya kontak mata antara ibu dengan bayinya.
c) Refleks genggam sudah tampak saat bayi diberi rangsangan sentuhan pada telapak
tangan dan di bawah jari kaki.

d) Tersenyum : bayi belum tampak tersenyum

e) Perubahan interaksi konsistensi bayi : belum tampak adanya perubahan interaksi yang
konsisten dari ibu dan bayinya, tetapi ibu sudah berupaya untuk memeluk dan menyentuh
bayinya dan ibu belum mencoba secara aktif untuk menyusui.
f) Rangsangan yang dapat meningkatkan pergerakkan : bayi sudah dapat bekah dan respon
terhadap rangsangan terhadap refleks startle, refleks moro, refleks babinski, refleks
melangkah, refleks mengisap dan refleks merangkak.

2. Diagnosa Keperawatan
Inefektif menyusui b/d ASI yang tidak adekuat, belum adanya pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya d/d :

Data :

 Post op section secaria hari ke-3, anak pertama

 Ibu belum mau menyusui karena masih merasakan nyeri bekas operasi

 Payudara ibu mulai menngeras, dan puting susu datar

 Bonding attachment : tidak dilakukan inisiasi menyusui dini

 Breast feeding/ kolostrum : bayi sudah mau menghisap putting ibu. Ibu mengatakan
ingin menyusui bayinya namun ibu mengeluh masih lelah dan ASI belum ada dan
khawatir produksi ASI sedikit seperti pengalaman keluarga shingga merasa perlu
dibantu dengan susu formula

 Selama pengamatan ibu masih tampak belum merawat bayinya karena masih dalam
keadaan lelah

3. Intervensi Keperawatan

1) Kaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui sebelum membantu dalam
mengidentifikasi kebutuhan saat ini

2) Tentukan sistem pendukung yang tersedia pada klien dan sikap pasangan atau
keluarga. Dukungan yang cukup meningkatkan kesempatan untuk pengalaman
menyusui yang berhasil

3) Berikan informasi, verbal dan tertulis, mengenai fisiologis dan keuntungan menyusui,
perawatan putting dan payudara. Membantu menjamin suplai susu adekuat dan
mencegah putting pecah

4) Demonstrasikan dan tinjau ulang tehnik-tehnik menyusui. Posisi yang tepat mencgah
luka putting
5) Anjurkan klien untuk mengonsumsi makanan yang bergizi sehingga membantu
pengeluaran ASI secara efektif

6) Kaji putting klien. Identifikasi dan intervensi dini dapat mencegah terjadinya luka

7) Anjurkan klien mengeringkan putting dengan udara selama 20-30 menit setelah
menyusui. Pemanajan pada udara membantu mengencangkan putting

8) Berikan pelindung putting payudara. Pelindung payudara, latihan, dan kompres es


membantu membuat putting lebih relaksasi.

9) Rujuk klien pada kelompok pendukung. Memberikan bantuan terus menerus untuk
meningkatkan kesuksesan hasil

10) Identifikasi sumber-sumber yang tersedia di masyarakat sesuai indikasi. Pelayanan ini
mendukung pemberian ASI melalui pendidikan.

4. Implementasi Keperawatan

Tanggal/ Waktu Implementasi

23 November 2011
08.00 1. Mengkaji pengetahuan dan pengalaman klien tentang menyusui,
dan melibatkan keluarga
08.30 2. Melakukan dan mengajarkan klien dan suami perawatan putting
dan payudara
09.00 3. Memberikan kesempatan klien menyusui dan mengajarkan posisi
menyusui yang sesuai dengan kondisi klien, menganjurkan suami
tetap mendampingi
09.30 4. Menganjurkan klien mengeringkan payudara dengan udara
selama 20-30 menit setelah menyusui.
5. Memberikan informasi mengenai fisiologi dan keuntungan
09.35
menyusui, dan pemberian ASI ekslusif
11.00
6. Memberikan kesempatan klien menyusui dan mengajarkan posisi
menyusui yang sesuai dengan kondisi klien, menganjurkan suami
tetap mendampingi.
12.00
7. Menganjurkan klien mengonsumsi makanan bergizi
13.00 8. Memberikan kesempatan klien menyusui dan mengajarkan posisi
menyusui yang sesuai dengan kondisi klien, menganjurkan suami
tetap mendampingi

5. Evaluasi

Tanggal/Waktu Evaluasi

23 November 2011
14.00 S : Ibu mengatakan ingin terus belajar menyusui bayinya, hanya
masih merasakan nyeri dan khawatir bila ASI tidak mencukupi
kebutuhan bayi
O : ASI mulai keluar namun masih sedikit, putting susu ibu mulai
menonjol, bayi mau menghisap putting ibu hanya sedikit gelisah
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi lanjutkan

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC
Marinner-Tomey Alligood. (2006). Nursing Theory And Their Works. St. Louis : Mosby
Elsevier Inc.
Persalinan Spontan Premature. Diperoleh dari http://ebdosama.com/2009/12/persalinan-
spontan-premature.html pada tanggal 12 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai