OLEH :
NIM : 191112010
Santi baru-baru ini didiagnosi diabetes tipe 2. Selama dua tahun terakhir, setiap kali santi
pergi ke dokter, dokter selalu mengatakan padanya untuk mengurus dirinya sendiri karena
berat badanya yang semakin meningkat dan tidak melakukan aktivitas fisisk. Dokter
mengatakan, jika santi tidak mengambil tindakan untuk menurunkan berat badan, santy
berisiko memiliki penyakit kronis. Santy berjanji pada dokter bahwa dia akan berusaha
lebih keras untuk mengendalikan berat badanya, namun dia tidak menunjukan
tanda-tanda perubahan. Sekitar setahun yang lalu, dokter mengatakan bahwa sabty
berada pada borderline diabetes. Santy mengalami kenaikan berat badan sebesar 20
sampai 25 kg selama tiga sampai empat tahun, dan dia disarankan untuk lebih aktif dan
mengontrol makanannya.
Pada kunjungan terakhirnya, dokter mengatakan bahwa santy baru berusia 40 tahun
namun dia memiliki diabetes. Dia harus mengubah kebiasaannya jika dia ingin memiliki
umur panjang dan sehat. Meskipun demikian, santy melanjutkan pola hidup/ perilakunya
tanpa berusaha untuk mengubah gaya hidupnya, suami dan keluarga besarnya yang
tinggal didekatnya mengatakan bahwa dia tampak tidak lagi terlibat dengan keluarga atau
teman-teman. Dia sering tidur larut malam dan sering tidur siang dalam watu yang lama.
Dia takut pergi keluar di depan umum. Dia menjadi tidak aktif, meniggalkan piring kotor
bertumpuk dan dapur yang kotor. Dia tidak pernah membahas masalah ini dengan dokter,
tapi terus mengambil obat yang sama yang sudah ia dapat sejak lama.
Pada kunjungan dokter terakhir, dokter mengatakan bahwa dia sekarang memiliki
diabetes tipe 2 dan memintanya untuk melihat seorang perawat pendidik dikliniknya.
Santy menghabiskan sekitar 30 menit dengan perawat untuk belajar tentang kondisinya.
Santy menulis tentang perubahan diet, resep obat, glucometer, dan alat-alat lainya untuk
melakukan pemantauan darah setiap hari.
Dalam perjalanan pulang, santy berpikir tentang kondisinya. Dia tidak siap untuk
perubahan yang perlu dibuat. Bahkan, dia merasa kewalahan. Meskipun ia memiliki
hipertensi selama bertahun-tahun, ia menjadi sangat takut ketika ia belajar bahwa diabetes
juga menepatkan diirinya pada resiko lebih besar untuk penyakit jantung, storke, penyajit
ginjal, dan kebutaan. Dia juga belajar bahwa diabetes bisa menyebabkan kakinya mati
rasa dan kesemutan (neuropati), dan jika diabaikan, itu bisa mengakibatkan luka yang
sembuh perlahan-lahan (ganggrene) dan dapat menyebabkan amputansi.
Saat tibah dirumah, dia mulai berpikir tentang kelarganya dan bagaiman mereka akan
mengapai penyakit kronisnya. Keluarganya juga sangat suka makan nasi dalam porsi
yang banayak dan memakan daging-dagingan. Bahkan, makan malam pilihan
keluarganya adalah makan yang digoreng, nasi dala porsi besar, dan makan bersantan.
Buah-buahan dan sayuran hijau nukan merupaka makana favorit keluargnya.
Keluarganya sering ngemil. Mereka sering mengkonsumsi makan cepat saji. Kebiasaan
memasak santy ini berhubungan dengan keadaannya dari kecil yang hidup dalam
keluarganya yang suka mengkonsusmi makan berminyak.
Saat ini berpikir tentant keluargaya, ia membayangkan kedua putranya Hand yang berusia
17 tahun, dan Jude 25 tahun. Hobby mereka adalah menonton televisi dibandingan
bermain bola kaki atau bola basket seperti anak lain yang seuisanya mereka sering
bermain video game dan menghbiskan waktu berjam-jam dudduk di sofa degan mata
tertuju pada layar dan jari-jari yang rajin bekerja (bermain game).
Santy harus mengakui bahwa kedua anak laki-lakinya memiliki kelebihan berat badan,
bahkan berada ada borderline (batas) menuju obesitas. Suaminya, jhon seorang sopir truk
untuk perusahan lokal. Berangkat setiap pagi dan pulang kerumah dengan kelelahan pada
malam hari. Dia berpikir bahwa pekerjaan merupakan bagian dari olahraga. Ia menjalani
gaya hidup sama sekali berbeda dari ayahnya yang telah bertahun-tahun bekerja
dipertambangan. Dia bercerita kepada anak-anaknya tentang pekerjaan yang dia lakukan
sebagai remaja muda dikebun keluargnaya setiap musim panas. Meskipun rumah mereka
yang terletak didaerah yang cukup besar untuk memiliki tanan yang bagus, namun
meraka tidak berpikir untuk membuantanya.
Jhon menngalami stres yang berlebihan dari pada biasanya. Dia prihatin tentang status
ekonominya yang kurang stabil. Sedangakan santy berpikir tentang diagnosis barunya.
Ibunya juga didiagnosis dengan diabete tipe 2 beberapa tahun yang lalu. Santy mengingat
maslah ibunya yang mengalami kerusakan saraf dan pandangan mata yang buru sebelum
dia meninggal. Santy penuh ketidakpastian tentang perubahan yang dibutuhkan dan takut
tentang apa yang bisa terjadi jika ia tidak mengindahkan petunjuk dokternya. Selama ini
dia telah mengonsuksi obat-batan untuk penyakit hipertensinya, dan saat ini ditambah lagi
dengan obat diabetes, monitir glukosa, dan tumpukan materi mengenai peyakit diabetes,
dia merasa kewalahan. Santy menyadari bahwa perubahan pola hidup yang dipreluakan,
tetapi dengan semua kompleksitasnya ini, dia tidak tahu bahagaimana dan dimana untuk
memulai.
A. Pengkajian Keluarga
1. Identitas Keluarga
a. Identitas kepala keluarga
● Nama : Tn. J
● Pendidikan : Tidak diketahui
● Pekerjaan : Sopir Truk
● Agama : Tidak diketahui
● Suku/etnis : Tidak diketahui
● Alamat : Tidak diketahui
b. Komposisi keluarga
Hub
No Nama Usia L/P pendidikan Agama Pekerjaan Imunisasi
.
1 Tn. J KK 40thn L ? ? sopir Truk -
3 An. J AK 25thn L ? ? ? ?
1
4 An. H AK 17thn L ? ? Pelajar ?
2
c. Genogram.
DM Tipe 2
f. Kegiatan Keagamaan.
Ibu IK juga didiagnosis dengan diabetes Tipe 2 beberapa tahun yang lalu. IK mengingat
masalah Ibunya yang mengalami kerusakan saraf dan pandangan mata yang buruk sebelum
dia meninggal.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Keluarga IK memiliki rumah yang terletak diarea yang cukup besar untuk memiliki taman
yang bagus namun mereka tidak berpikir untuk membuatnya. IK meninggalkan piring
kotor bertumpuk dan dapur yang kotor.
b. Denah rumah
(tidak dikaji dalam kasus)
c. Karakteristik lingkungan rumah (tetangga dan komunitas RT/RW)
KK dan keluarga besar yang tinggal di dekat Ik mengatakan bahwa IK tampak tidak lagi
terlibat dengan keluarga atau teman-teman. Ik takut pergi keluar di depan umum dan
menjadi tidak aktif
.
d. Asosiasi dan transaksi keluarga dan komunitas
Suami dan keluarga besar yang tinggal dekat rumah IK mengatakan bahwa IK tampak
tidak lagi terlibat dengan keluarga atu teman-teman. IK takut pergi keluar di depan umum.
.
e. Jaringan dukungan sosial keluarga
KK mengalami stress yang berlebihan daripada biasanya. IK sering berkonsultasi
kesehatannya dengan dokter.AK1 dan AK2 memiliki kelebihan berat bada, bahkan berada
pada borderline(batas) menuju obesitas.
4. Struktur Keluarga
a. Pola dan proses komunikasi
Dari data kasus KK menghabiskan waktu untuk bekerja sejak pagi sampai malam hari,IK penuh
ketidakpastian tentang perubahan yang dibutuhkan dan takut tentang apa yang bisa terjadi
bila tidak mengindahkan petunjuk dokter dan IK telah mengkonsumsi obat-obatan
hipertensi dan ditambah lagi dengan obat diabetes,monitor glukosa dan tumpukan materi
mengenai diabetes, IK merasa kewalahan dan tidak tau bagaimana dan dimana untuk
memulai, AK1 dan AK2 menghabiskan waktu berjam-jam duduk di sofa dengan mata
tertuju pada layar dan jari-jari yang rajin bekerja (bermain game)
b. Struktur kekuatan
● KK seorang sopir truk perusahaan lokal dan merupakan tulang punggung keluarga
● Dominan pengambil keputusna...?
●
c. Struktur peran
● KK berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah bagi anggota
keluarga,bekerja sebagai sopir truk, KK mengalami stress karena prihatin dengan
status ekonomi dalam keluarga yang kurang stabil
● .IK berperan sebagai ibu rumah tangga namun tidak aktif dalam keluarga dan
teman-teman dan sering meninggalkan tumpukan piring kotor dan dapur yang
kotor
● AK1, AK2, berperan sebagai anak dan pelajar, dan selalu menghabiskan waktu
dengan bermain game
5. Fungsi-Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Dari kasus dapat diketahui bahwa semua anggota keluarga tidak saling memiliki dan tidak saling
mendukung. KK yang stress dengan ekonomi keluaraga, IK yang penuh dengan
ketidakpastian dan tidak tau bagaimana dan dimana untuk memulai mengubah gaya hidup
dan dengan penyakitnya, AK1 dan AK 2 yang selalu menghabiskan waktu dengan bermain
game.
b. Fungsi sosialisasi
Dari kasus KK,IK,AK1 dan Ak2 tidak mempunyai waktu untuk duduk bersama walaupun mereka
mempunyai hubungan antara anggota keluarganya yang baik.
IK mengatakan keluarganya sangat suka makan nasi dalam porsi yang banyak dan memakan
daging-daging. Bahkan, makan malam pilihan keluarganya adalah makanan yang
digoreng, nasi dalam porsi besar, dan makanan yang bersantan buah-buahan dan sayuran
hijau bukan merupakan makanan favorit. Keluarganya sering ngemil. Mereka sering
mengonsumsi makanan siap saji. Kebiasaan memasak IK ini berhubungan dengan
keadaanya dari kecil yang hidup dalam keluarga yang suka berkonsumsi makanan
berminyak.
1) Mengenal masalah kesehatan
IK mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan sekarang didiagnosis diabetes tipe 2. IK selalu
memeriksakan diri ke dokter namun IK melanjutkan pola hidup prilakunya tanpa
berusaha untuk mengubah gaya hidupnya. IK telah mngonsumsi obat hipertensi dan
saat ini ditamah lahi obat diabtes dan monitor gula darh dan materi tentang diabetes. IK
menyadari perlunya perubahan pola hidup dengan semua kompleksitas yang terjadi
sehingga ia merasa kewalahan.
KK ( dalam kasus tidak dikaji riwaayat penyakit atau sakit yang diderita oleh KK)
AK1 dan AK2 memiliki boderline berat badan(dalam kasus tidak dikaji solusi untuk penangan
berat badan mereka)
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
IK mengingat masalah ibunya yang sebelumnya meninggal karena didgnosis tipe 2. IK penuh
ketidakpastian tentang perubahan yang dibutuhkan dan takut tentang apa yang isa
terjadi jika tidak mengikuti petunjuk dokter. IK menyadari perlunya perubahan pola
hidup dengan semua kompleksitas yang terjadi sehingga ia merasa kewalahan.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Tidak dikaji dalam kasus
4) Kemampuan keluarga memelihara atau memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat
Keluarga J tidak berpikir untuk membuat taman yang bagus di area yang cukup besar sekitar
rumah
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat
IK selalu memeriksakan kesehatannya ke dokter. Dokter mengatakan jika IK
tidak mengambil tindakan untuk menurunkan berat badan, IK berrisiko memiliki
penyakit kronis.pada kunjungan terakhir dokter mengatakan bahwa dia sekarang
memiliki diabetes tipe 2 dan memintanya untuk melihat seorang perawat pendidik
dikliniknya. IK menghabiskan sekitar 30 menit dengan perawat untuk belajar tentang
kondisinya. .
d) Fungsi reproduksi
IK dan KK mempunyai dua orang putra
e) Fungsi sosial ekonomi
KK dan IK mengatakan pendapatan ekonomi keluarga tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.IK
mengatakan KK prihatin dengan status ekonominya yang kurang stabil.
6. Koping Keluarga
Dalam kasus KK menghabiskan waktu dengan bekerja sampai kelelahan pada malam hari.
IK merasa kewalahan dengan perubahan pola hidupnya.
Strategi koping yang digunakan oleh keluarga dalam menghadapi stressor seperti selalu
membawa masalah KK menghabiskan waktu untuk bekerja karena stress dengan ekomi
keluarga,IK tidak tau bagaimana dan dimana untuk memulai.
Dari kasus dapat diketahui bila KK dan Ik tidak mendiskusikan dalam keluarga maslah
yang dihadapi sehingga tidak ada solusi yang dapat membantu menyelesaikan masalah.
7. Pemerikasaan Fisik
Kepala ? ? ? ?
Mata Tidak ? ? ?
menggunak
an alat
bantu lihat,
membaca
Hidung Tidak ada Tidak ada kelainan Tidak ada Tidak ada kelainan
kelainan kelainan
Mulut Tidak bau, Tidak bau, tidak Stomatitis, tidak Stomatitis, tidak bau,
tidak ada stomatitis bau ada karies pada gigi
stomatitis seri, dan geraham.
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada pembesaran
pembesaran pembesaran getah pembesaran kelemjar getah bening
kelejar bening kelenjar getah
getah bening
bening
Dada Simetris, Simetris, tidak ada Simetris, tidak Simetris, tidak ada
tidak ada kelainan ada kelainan kelainan
kelainan
Jantung Tidak ada Tidak ada bunyi Tidak ada bunyi Tidak ada bunyi
bunyi tambahan tambahan tambahan
tambahan
Abdomen Supel, tidak Supel, Supel, tidak ada Supel, tidak ada nyeri
ada nyeri nyeri tekan tekan
tekan
Kulit Lembab Lembab lembab Lembab
A. Analisa data
1. : Ketidakefektifan k pengambilan
manajemen
❖ Ny. S mengatakan ia berjanji pada keputusan
kesehatan keluarga
dokter akan berusaha lebih keras untuk
mengendalikan berat badannya.
❖ Suami dan keluarga besar NY. S yang
tinggal didekatnya mengatakan bahwa
Ny. S tanpak tidak lagi terlibat dengan
keluarga dan teman-teman.
❖ Ny. S tidak siap untuk perubahan yang
perlu di buat, bahkan Ny. S merasa
kewalahan.
❖ Ny. S mengatakan sangat takut ketika
belajar bahwa diabetes juga
menempatkan dirinya pada resiko lebih
besar penyakit jantung, stroke, penyakit
ginjal dan kebutaan, dan Ny. S belajar
bahwa diabetes bisa menyebabkan
kakinya mati rasa dan kesemutan
(neuropati), dan jika diabaikan itu bisa
mengakibatkan luka yang semuh
perlahan-lahan (gangren) dan dapat
menyebabkan amputasi.
❖ Ny.S mengatakan keluarganya sangat
suka makan nasi dalam porsi yang
banyak dan memakan daging-dagingan.
Bahkan, makan malam pilihan
keluarganya adalah makan yang
digoreng, nasi dalam porsi besar, dan
makan bersantan, Buah-buahan dan
sayuran hijau bukan merupaka makana
favorit keluargnya. Keluarganya sering
ngemil, Mereka sering mengkonsumsi
makan cepat saji. Kebiasaan memasak
santy ini berhubungan dengan
keadaannya dari kecil yang hidup
dalam keluarganya yang suka
mengkonsusmi makan berminyak.
❖ Ny. S mengatakan suaminya seorang
sopir truk untuk perusahan lokal
Berangkat setiap pagi dan pulang
kerumah dengan kelelahan pada malam
hari.
❖ Ny. S menyadari bahwa perubahan pola
hidup yang dipreluakan, tetapi dengan
semua kompleksitasnya ini, dia tidak
tahu bahagaimana dan dimana untuk
memulai.
:
❖ Pasien mengalami kenaikan berat badan
20-25 kg selama 3-4 tahun.
❖ Dokter mengatakan bahwa Ny.S
sekarang memiliki diabetes tipe 2.
❖ Ny. S menghabisakan sekitar 30 menit
dengan perawat untuk belajar tentang
kondisinya.
❖ Ny.S menulis tentang perubahan diet,
resep obat, glucometer, dan alat-alat
lainnya untuk melakukan pemantauan
darah setiap hari.
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan Konflik
pengambilan keputusan
2. Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang
keuntungan olahraga bagi kesehatan
1) Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang keuntungan
olahraga bagi kesehatan
4 Menonjolnya masalah 2
Skala:
Masalah berat harus segera ditangani 2 2/2x1= 1
Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Total 4
ERIA R OT
1 Sifat masalah 3
Skala : tidak/kurang gerak 3 2/3x1= 1 0,67
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
4 Menonjolnya masalah 2
Skala:
Masalah berat harus segera ditangani 2 2/2x1= 1
Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
Total 2,84
C. Diagnose prioritas
1. Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang
keuntungan olahraga bagi kesehatan
2. Ketidakefektifan manajmen kesehatan keluarga berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan
D. Intervensi Keperawatan
Gaya hidup kurang gerak Selama dalam masa kunjungan ngkatan Latihan
berhubungan dengan
pasien akan menunjukan tas :
Kurang pengetahuan tentang
keuntungan olahraga bagi peningkatan gaya hidup gerak Gali pengalaman
kesehatan
Yang ditandai dengan atau aktivitas individu
O:
❖ Berat badan Ny.S
semakin meningkat dan
tidak melakukan
aktivitas fisik.
❖ Pada saat di kaji Ny. S
tidak menunjukkan
tanda-tanda perubahan
❖ Ny.S mengalami
kenaikan berat badan
20-25 kg selama 3-4
tahun.
❖ Ny.S melanjutkan pola
hidup/prilakunya tanpa
berusaha untuk
mengubah gaya
hidupnya.
❖ Meskipun rumah Ny.S
yang terletak di area
yang cukup besar untuk
memiliki taman yang
bagus, namun mereka
tidak berpikir untuk
membuatnya.