Anda di halaman 1dari 12

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

PENGARUH LATAR BELAKANG ANGGOTA DEWAN DAN


PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP
PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (APBD) DENGAN VARIABEL
MODERATING TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK
(STUDI KASUS PADA KANTOR DPRD KABUPATEN TABANAN)

Ni Made Ana Rosita [1] ,


Nyoman Trisna Herawati [2], Ni Kadek Sinarwati[3].

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {anaros_92@yahoo.co.id, aris_herawati@yahoo.co.id


kadeksinar20@email.com} @undiksha.ac.id.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah ada pengaruh political
background terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD); (2) apakah ada pengaruh
pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD);
(3) apakah transparansi kebijakan publik sebagai variable moderating mempengaruhi
hubungan antara political background dengan pengawasan pada keuangan daerah
(APBD); (4) apakah transparansi kebijakan publik sebagai variable moderating
mempengaruhi hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan
pengawasan pada keuangan daerah (APBD)
Penelitian ini dillakukan pada Kantor DPRD Kabupaten Tabanan. Populasi dalam
penelitian ini adalah anggota DPRD Kabupaten Tabanan. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan sampel jenuh yaitu seluruh Anggota DPRD sebanyak 40 responden. Jenis
data penelitian ini adalah kuantitatif, sumber data yang digunakan adalah data primer.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diukur menggunakan skala
likert. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji validitas, uji reabilitas, uji normalitas,
uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji regresi linear berganda, Moderated
Regression Analysis (MRA) dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan latar belakang anggota dewan yang dilihat dari
political background dan pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh secara
parsial dan simultan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD). Transparansi
kebijakan publik berpengaruh pada hubungan antara latar belakang anggota dewan yang
dilihat dari political background dan pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap
pengawasan keuangan daerah (APBD) yang bertindak sebagai moderating variabel.

Kata Kunci : political background, pengetahuan tentang anggaran, pengawasan


keuangan daerah, transparansi kebijakan publik
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

Abstract
This study was aimed at finding out (1) whether there is an effect of political
background on the region financial audit (APBD), (2) whether there is an effect of
budgetary knowledge of legislative assembly members on the region financial audit
(APBD), (3) whether public budget transparency as a moderating variable has an effect
on the relationship between political background and the region financial audit (APBD),
and (4) whether public policy transparency as moderating variable has an effect on the
relationship the budgetary knowledge of legislative members and the region financial
audit (APBD).
This study was conducted at the office of the Regency Legislative Assembly of
Tabanan regency. The population consisted of the regency legislative assembly
members of Tabanan regency. The sample was selected by using saturated sampling,
covering all of the members of Regency Legislative Assembly with the total number of 40
respondents. The data were quantitative data; the data were collected from the primary
source. The data collection method used was questionnaire measured using Likert scale.
The techniques of data analysis were validity test, reliability test, normality test,
multicolinearity test, heteroscedasticity test, multiple linear regressions, Moderated
Regression Analysis (MRA) using SPSS 19.0 program for Windows.
The results showed that background of the Legislative Assembly Members in
terms of political background and budgetary knowledge has a partial and simultaneous
effect on the region financial audit (APBD). Public policy transparency has an effect on
the relationship between the background of the Legislative Members in terms of political
background and budgetary knowledge on the region financial audit (APBD) which serves
as moderating variable.

Keywords : political background, budgetary knowledge, the region financial audit, public
policy transparency.

PENDAHULUAN akan melaksanakan pengelolaan dari APBD


Reformasi telah membawa perubahan tersebut. Untuk mewujudkan pengelolaan
terhadap sistem politik, sosial, keuangan daerah yang baik diperlukan
kemasyarakatan serta ekonomi sehingga pengawasan terhadap pelaksanaan
menimbulkan tuntutan yang beragam kebijakan keuangan daerah yang dilakukan
terhadap pengelolaan pemerintahan yang oleh lembaga legislatif (DPRD).
baik. Salah satu agenda reformasi yaitu Pengawasan anggaran yang dilakukan
adanya desentralisasi keuangan dan otonomi oleh dewan dipengaruhi oleh faktor internal
daerah. UU No. 32 dan 33 tahun 2004 dan eksternal. Faktor internal adalah faktor
merupakan tonggak awal pelaksanaan yang dimiliki oleh dewan yang berpengaruh
otonomi daerah dan proses awal terjadinya secara langsung terhadap pengawasan yang
reformasi penganggaran keuangan daerah di dilakukan oleh dewan, yaitu, political
Indonesia. background dan pengetahuan tentang
Dalam hal pengelolaan keuangan anggaran. Sedangkan faktor eksternal adalah
daerah pada tahap perencanaan, pemerintah pengaruh dari pihak luar terhadap fungsi
daerah dan DPRD duduk bersama-sama pengawasan oleh dewan yang berpengaruh
sebagai mitra untuk merumuskan suatu secara tidak langsung terhadap pengawasan
kebijakan mengenai rencana anggaran yang dilakukan oleh dewan, diantaranya
pendapatan dan belanja daerah. Kemudian transparansi kebijakan publik.
setelah rencana anggaran tersebut disahkan Yudoyono (2002) juga menyatakan
menjadi APBD, pemerintah daerah yang bahwa DPRD akan dapat memainkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

peranannya dengan baik apabila pimpinan DPRD saat melaksanakan tugasnya dalam
dan anggota-anggotanya berada dalam pengawasan keuangan daerah (APBD) akan
kualifikasi ideal, dan dalam arti memahami lebih baik dan lebih berhati-hati, serta
benar hak, tugas, dan wewenangnya dan melaksanakannya sesuai dengan aturan dan
mampu mengaplikasikannya secara baik, dan undang-undang yang berlaku.
didukung dengan tingkat pendidikan dan Untuk meningkatkan kinerja dalam
pengalaman di bidang politik dan pengawasan keuangan daerah, DPRD harus
pemerintahan yang memadai. menguasai keseluruhan struktur dan proses
Penyusunan anggaran sektor publik anggaran. Untuk itu, pengetahuan dasar
wajib diawasi mulai dari tahap perencanaan tentang ekonomi dan anggaran daerah harus
anggaran, pelaksaannya serta pelaporan. dikuasai oleh anggota DPRD. Pengetahuan
Proses pengawasan akan sangat efektif jika dewan tentang mekanisme anggaran ini
diawasi oleh badan khusus yang independen berasal dari kemampuan anggota dewan
yang tidak dapat dikontrol baik pemerintah yang diperoleh dari latar belakang
maupun dewan parlemen, baik pada saat pendidikannya ataupun dari pelatihan dan
perencanaan dan dalam pengendalian seminar tentang anggaran yang diikuti oleh
anggaran. Anggaran sektor publik anggota dewan.
merupakan rencana kegiatan yang disusun Selain itu pengetahuan dewan tentang
guna mempresentasikan pendapatan dan anggaran juga berkaitan dengan
belanja pemerintah dalam satuan moneter. pengetahuan dewan tentang undang-undang
Pengawasan menurut Keputusan atau peraturan-peraturan yang mengatur
Presiden No. 74 Tahun 2001 tentang Tata tentang pengelolaan keuangan daerah. Hal
Cara Pengawasan Penyelenggaraan ini sesuai dengan PP No. 58 tahun 2005
Pemerintah Daerah Pasal 16 menyebutkan tentang pengelolaan keuangan daerah pasal
bahwa pengawasan pemerintah daerah 132 dan 133 yang menyatakan bahwa DPRD
adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk melakukan pengawasan terhadap
menjamin agar pemerintah daerah berjalan pelaksanaan peraturan daerah tentang
sesuai dengan rencana peraturan APBD.
perundang-undangan yang berlaku. Political Background merupakan latar
Pengawasan yang dilakukan oleh dewan belakang dari pengalaman seseorang dalam
dapat berupa pengawasan secara langsung berkecimpung di dunia politik. Berbicara
dan tidak langsung serta preventif dan mengenai politik, tentu saja tidaklepas dari
represif. partai politik. Partai politik dan parlemen
Menurut Roseptalia (2006) (legislatif) merupakan dua faktor utama yang
Pengawasan APBD yang dilakukan oleh memperoleh mandat dari masyarakat sipil,
DPRD penting dilakukan untuk memastikan berperan mengorganisir kekuasaan dan
(1) menjaga agar anggaran yang disusun meraih kontrol atas negara untuk
benar-benar dijalankan, (2) menjaga agar kepentingan masyarakat. Ketika Pemilu dan
pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran Pilkada, parpol berperan sebagai institusi
yang telah digariskan, dan (3) menjaga agar yang menyeleksi, menganalisa dan
hasil pelaksaan APBD benar-benar dapat menentukan pencalonan para pasangan
dipertangungjawabkan. kepala daerah, capres dan wapres, serta
Menurut Tjoromidjoyo, menjelaskan para calon anggota legislatif di pusat dan
bahwa transparansi yaitu dapat diketahui daerah, sebelum menghadapi pemilu dan
banyak pihak (yang berkepentingan) pilkada untuk dipilih oleh rakyat.
mengenai perumusan kebijakan (politik) dari Fenomena yang biasa terjadi di DPRD
pemerintah, organisasi dan badan usaha. Kabupaten Tabanan adalah bersumber dari
Dengan adanya transparansi kebijakan latar belakang politik para anggota dewan
publik, masyarakat dapat mengetahui secara yang menangani bidang keuangan dan
rinci tentang anggaran sehingga anggota penganggaran. Ditambah lagi dengan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

maraknya kasus yang terjadi pada anggota menggunakan Skala Likert 5 poin, poin 5
dewan yang tersandung kasus korupsi, dengan klasifikasi sebagai berikut; nilai 1
padahal korupsi yang terbesar dan sangat untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), 2
kronis justru terjadi di lembaga eksekutif, nilai untuk jawaban Tidak Setuju (TS), 3 untuk
korupsi DPRD relatif kecil dibandingkan jawaban Netral (N), 4 untuk jawaban Setuju
eksekutif dampaknya akan memiliki bobot (S), dan 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS).
yang lebih luas dan jauh lebih berbahaya Teknik analisis data yang digunakan
karena dilakukan oleh institusi yang dalam penelitian ini adalah uji kualitas data,
seharusnya berperan meluruskan ketika ada uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda,
penyimpangan, ini berarti bahwa selama ini uji regresi, Moderated Regression Analysis
ada panitia anggaran tetapi tidak menangani (MRA).
masalah penyimpangan anggaran. Tujuan menggunakan uji kualitas data
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) yaitu untuk untuk mengetahui seberapa
Untuk mengetahui bahwa apakah ada besar tingkat konsistensi dan akurasi data
pengaruh political background terhadap yang dikumpulkan dari penggunaan
pengawasan keuangan daerah (APBD); (2) instrument penelitian. Pengujian terhadap
Untuk mengetahui bahwa apakah ada kualitas data penelitian ini dapat dilakukan
pengaruh pengetahuan dewan tentang dengan uji validitas yang digunakan untuk
anggaran terhadap pengawasan keuangan mengukur sah atau valid tidaknya suatu
daerah (APBD); (3) Untuk mengetahui bahwa kuesioner dan uji reabilitas dimaksudkan
apakah transparansi kebijakan publik sebagai untuk menguji konsistensi kuisioner dalam
variable moderating mempengaruhi mengukur suatu kontrak yang sama atau
hubungan antara political background stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu
dengan pengawasan pada keuangan daerah ke waktu (Ghozali, 2007).
(APBD); (4) Untuk mengetahui bahwa Uji asumsi klasik dilakukan untuk
apakah transparansi kebijakan publik sebagai menguji apakah model regresi tersebut baik
variable moderating mempengaruhi atau tidak. Dalam penelitian ini, uji asumsi
hubungan antara pengetahuan dewan klasik yang digunakan adalah uji normalitas
tentang anggaran dengan pengawasan pada bertujuan untuk menguji apakah dalam model
keuangan daerah (APBD) regresi, variabel terikat (dependent) dan
variabel bebas (independent) memiliki
distribusi normal. Model regresi yang baik
METODE PENELITIAN adalah jika distribusi data normal atau
Populasi dalam penelitian ini adalah mendekati normal, uji multikolonieritas
anggota DPRD yang berada pada bertujuan untuk menguji apakah model
Kabupaten Tabanan yang berjumlah 40 regresi ditemukan adanya korelasi antar
orang. Sampel dalam penelitian variabel bebas (independent) dan uji
menggunakan Sampel jenuh yaitu keseluruh heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
populasi dalam hal ini adalah seluruh apakah dalam model regresi terjadi
anggota dewan. Jenis data yang digunakan ketidaksamaan variance dari residual satu
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
dan sumber datanya menggunakan data variance dari residual satu pengamtan ke
primer. Penelitian ini terdiri dari 4 variabel pengamatan yang lain tetap, maka disebut
meliputi: (1) variabel dependen: pengawasan homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
dewan terhadap keuangan daerah (2) heteroskedastisitas. Uji hipotesis, salah satu
variabel independen: latar belakang anggota alat yang digunakan untuk menguji hipotesis-
dewan yang dilihat dari political backgroun hipotesis tersebut digunakan analisis
dan pengetahuan dewan tentang anggaran berganda, dan agar hasil pengujian dapat di
(3) variabel moderating: transparansi interpretasikan dengan tepat. Uji hipotesis
kebijakan publik. Penelitian ini diukur dengan memiliki beberapa kriteria kriteria sebagai
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

berikut: Jika tingkat signifikan < α 0,05 dan sebanyak 19 (51,35%) orang, Manajemen
koefisien regresi (β) positif maka hipotesis sebanyak 3 (8,11%) orang, Akuntansi
diterima yang berarti tersedia cukup bukti sebanyak 7 (18,92%) orang, Hukum
untuk menolak H0 pada pengujian hipotesis 1 sebanyak 6 (16,22%) orang, Teknik
dan 2 atau dengan kata lain tersedia bukti sebanayak 1 (2,70%) orang dan Ilmu agama
untuk menerima H1 dan H2. Jika tingkat sebanyak 1 (2,70 %) orang. Identitas
signifikan > α 0,05 dan koefisien regresi (β) responden berdasarkan Pengalaman yaitu 1
positif maka hipotesis ditolak yang berarti Periode sebanyak 31(83,78%) orang dan 2
tidak tersedia cukup bukti untuk menerima Periode 6 (16,22%) orang. Identitas
hipotesis. responden berdasarkan Asal Komisi yaitu
Komisi A sebanyak 10 (27,03%) orang,
HASIL DAN PEMBAHASAN Komisi B sebanyak 10 (27,03%) orang,
Kuesioner dibagikan kepada 40 Komisi C sebanyak 8 (21,62%) orang, dan
anggota DPRD Kabupaten Tabanan. Jumlah Komisi D sebanyak 9 (24,32%) orang
koesioner yang tidak kembali 3 buah, jumlah Pada hasil uji validitas menunjukkan
kuesioner yang kembali adalah 37 buah bahwa political background adalah 0,00, level
kuesioner, yang dapat diolah sebanyak 37 signifikansi dalam variabel pengetahuan
buah. Data responden yang digunakan dalam anggota dewan tentang anggaran adalah
penelitian ini meliputi data sebagai berikut: 0,00, level signifikansi dalam variabel
umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, transparansi kebijakan publik adalah 0,00
bidang pendidikan, asal parpol, pengalaman, sedangkan level signifikansi dalam variabel
dan asal komisi. Komposisi responden dari pengawasan Keuangan Daerah adalah 0,00
segi jenis kelamin pada penelitian ini dan 0,01.
didominasi oleh responden laki-laki sebanyak Sedangkan pada uji reliabilitas adalah
35 (94,59 %) orang sedangkan perempuan untuk uji reliabilitas instrumen, semakin dekat
sebanyak 2 (5,41 %) orang . karakteristik koefisien keandalan dengan 1,0 maka akan
responden dilihat dari tingkat usia, responden semakin baik. Secara umum, keandalan
dengan umur 30-39 tahun sebanyak 4 (10,81 kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan
%) orang, responden dengan umur 40-49 dalam kisaran 0,7 bisa diterima, dan lebih
tahun sebanyak 15 (40,54 %) orang dan ≥ 50 dari 0,80 adalah baik. Menunjukkan bahwa
tahun sebanyak18 (48,65%) orang. Dilihat dari hasil olahan data semua instrumen
dari Identitas responden berdasarkan tingkat nilainya berada pada kisaran di atas 0,6, jadi
pendidikan terdiri dari SMA sebanyak 6 political background, pengetahuan dewan
(16,21 %) orang, S1 sebanyak 25 (67,58 %) tentang anggran, transparansi kebijakan
orang dan S2 sebanyak 6 (16,21 %) orang. publik dan pengawasan keuangan daerah
Identitas responden berdasarkan bidang dapat dikatakan reliabel. Dapat dilihat pada
Pendidikan yaitu Ilmu Sosial dan Politik tabel1.

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Data

Instrument Variabel Cronbach's Alpha


Pengawasan keuangan daerah (APBD) (Y) 0,852
Political Background (X1) 0,888
Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran (X2) 0,940
Transparansi Kebijakan Publik (X3) 0,871
Sumber: Output SPSS 19
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji distribusi normal atau tidak. Jika distribusi
apakah dalam model regresi, variabel terikat data adalah normal, maka garis yang
dan variabel bebas keduanya mempunyai menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
diagonalnya (Ghozali, 2005). Tampilan grafik apakah dalam model regresidi temukan
normal probability plot menunjukkan bahwa adanya korelasi antar variabel bebas
titik-titik (data) menyebar disekitar garis (independent). Jika variabel bebas saling
diagonal dan mengikuti atau mendekati arah berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut
garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model tidak ortogonal.
regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi Variabel ortogonal adalah variabel
normalitas. Hasil dapat dilihat pada Gambar1. bebas yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol.
Pengujian ada atau tidaknya multikolonieritas
di dalam model regresi dapat dilakukan
dengan melihat nilai tolerance dan nilai
variance inflation factor (VIF). Nilai yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0,10
atau nilai VIF < 10 (Ghozali, 2006).
Kesimpulannya adalah tidak terdapat
multikolinieritas yang serius pada model
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas regresi penelitian ini. Bisa dilihat pada tabel
Sumber : Output Spss19, 2014 2.

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas


a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 24.672 3.453 7.146 .000
Latar_Belakang .840 .216 .543 3.888 .000 .307 3.262
Pengetahuan_Anggaran .243 .087 .389 2.783 .009 .307 3.262
a. Dependent Variable: Pengawasan_Keuangan_Daerah

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk


menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara
untuk mengetahui ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat
(ZPRED) dan residualnya (SRESID). Hasil
penelitian dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : output Spss 19, 2014
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

Setelah melakukan hasil Uji Asumsi signifikansi 0,009. Karena nilai signifikansi
Klasik dalam penelitian ini melakukan kurang dari 0,05, maka ditolak, dan
analisis regresi linier berganda, tujuan diterima. Dasar pengambilan keputusan juga
melakukan analisis regresi linier berganda bisa dilakukan dengan membandingkan thitung
adalah untuk melihat pengaruh variabel dengan ttabel. Dalam penelitian ini jumlah
independen yaitu latar belakang anggota sampel (N) sampel 37, Varibel bebas = 2,
dewan yang dilihat dari political sehingga df= N-k = 37-2 = 35, sehingga ttabel
backgroundnya dan pengetahuan anggota nya yaitu = 2,0322, sedangkan untuk
dewan tentang anggaran terhadap variabel
dependent yaitu pengawasan keuangan thitung pada tabel adalah 2,783 sehingga t
daerah (APBD) dan variable moderatingnya statistik hitung (angka t output) > statistik
transparansi kebijakan publik. tabel (t tabel) yang berarti ditolak, dan
Hasil analisisi dan pengujian hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan hubungan
pertama menunjukkan nilai koefesien positif signifikan antara Pengetahuan
parameter 0,840 dengan signifikansi 0,000. Anggaran dan Pengawasan Keuangan
Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05, Daerah, yaitu jika Pengetahuan Anggaran
maka ditolak, dan diterima. Dasar Anggota Dewan tinggi, maka Pengawasan
pengambilan keputusan juga bisa dilakukan Keuangan Daerah juga akan semakin tinggi.
dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Berdasarkan hasil uji, data tersebut
Dalam penelitian ini jumlah sampel (N) dimasukkan dalam model regresi sederhana,
sampel 37, Varibel bebas = 2, sehingga df= dengan tingkat signifikansi 5%.
N-k = 37-2 = 35, sehingga t tabel nya t- tabel Y = β0+β1X2+e (2)
nya yaitu = 2,0322, sedangkan untuk Y = 24,672 + 0,243 X2 +e
Dari model regresi diatas dapat
thitung pada tabel adalah 3,888 sehingga t
dijelaskan sebagai berikut :(1) Konstansta
statistik hitung (angka t output) > statistik
sebesar 24,672 menyatakan bahwa jika
tabel (ttabel) yang berarti ditolak, dan
variabel independen dianggap konstan maka
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata Pengawasan Keuangan Daerah
hubungan antara Political Background dan sebesar 24,672. (2) Koefesien regresi
Pengawasan Keuangan Daerah, yaitu jika sebesar 0,243 menyatakan bahwa setiap
Latar Belakang (Political Background) penigkatan Pengetahuan Anggaran sebesar
Anggota Dewan tinggi, maka Pengawasan 1% akan meningkatkan Pengawasan
Keuangan Daerah juga akan semakin tinggi. Keuangan Daerah 0,243
Berdasarkan hasil uji, data tersebut Hasil analisis dan pengujian hipotesis
dimasukkan dalam model regresi sederhana, terhadap data lapangan, diperoleh bahwa
dengan tingkat signifikansi 5%. interaksi anatara Latar Belakang (Political
Y = α+β1X1+9e Background) dengan Transparansi kebijakan
Y = 24,672 + 0,840 X1 +e Publik mempunyai pengaruh yang signifikan
Dari model regresi diatas dapat terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (p
dijelaskan sebagai berikut: (1) Konstansta = 0,047 < 0,05), dan t hitung = 2,065 >
sebesar 24,672 menyatakan bahwa jika atau dengan kata lain
variabel independen dianggap konstan maka
ditolak, dan diterima, pengaruh yang
rata-rata Pengawasan Keuangan Daerah
sebesar 24,672. (2)koefesien regresi sebesar diberikan oleh variabel independen terhadap
0,840 menyatakan bahwa setiap penigkatan variabel dependen bersifat positif dengan
Political Background sebesar 1% akan nilai koefesien parameter 0,019. Model
meningkatkan Pengawasan Keuangan persamaan regresi dengan tingkat
Daerah 0,840 signifikansi 5% untuk menguji hipotesis ketiga
Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan adalah sebagai berikut
nilai koefesien parameter 0,243 dengan Y = β0+β1X1+ β2X1X3+e
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

Y = 37,570 + 0,247 X1 + 0,019*X3 + e terhadap variabel dependen bersifat positif


Dari model regresi diatas dapat dengan nilai koefesien parameter 0,006.
dijelaskan sebagai berikut : (1) Konstansta Model persamaan regresi dengan tingkat
sebesar 37,570 menyatakan bahwa jika signifikansi 5% untuk menguji hipotesis ketiga
variabel independen dianggap konstan maka adalah sebagai berikut
rata-rata kinerja manajerial sebesar 37,570. Y = β0+β1X2+ β2X2X3+e
(2) Koefesien regresi Transparansi Kebijakan Y = 31,688 + 0,086 X2 + 0,006*X1 + e
publik sebesar 0,247 menyatakan bahwa Dari model regresi diatas dapat dijelaskan
setiap peningkatan Political background sebagai berikut : (1) Konstansta sebesar
sebesar 1% akan meningkatkan 31,688 menyatakan bahwa jika variabel
Pengawasan Keuangan Daerah 0,247. (3) independen dianggap konstan maka rata-rata
Koefesien regresi variabel moderat-1 sebesar Pengawasan Keuangan Daerah sebesar
0,019 menyatakan bahwa setiap interaksi 31,688. (2) Koefesien regresi Transparansi
antara Political Backgroud dengan Kebijakan publik sebesar 0,086 menyatakan
Transparansi Kebijakan Publik sebesar 1% bahwa setiap peningkatan Pengetahuan
akan meningkatkan kinerja 0,019. Dewan Tentang Anggaran sebesar 1% akan
Hasil analisis dan pengujian hipotesis meningkatkan Pengawasan Keuangan
terhadap data lapangan, diperoleh bahwa Daerah 0,086. (3) Koefesien regresi variabel
interaksi anatara Pengetahuan Dewan moderat-2 sebesar 0,006 menyatakan bahwa
tentang Anggaran dengan Transparansi setiap interaksi antara Pengetahuan Dewan
kebijakan Publik mempunyai pengaruh yang Tentang Anggaran dengan Transparansi
signifikan terhadap Pengawasan Keuangan Kebijakan Publik sebesar 1% akan
Daerah (p = 0,006 < 0,05), dan t hitung = meningkatkan kinerja 0,006.
2,908 > atau dengan kata
lain ditolak, dan diterima, pengaruh
yang diberikan oleh variabel independen

Tabel 3. Hasil Uji Interaksi


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 Interaksi_X1_X3 .019 .009 .726 2.065 .047
2 Interaksi_X2_X3 .006 .002 .744 2.908 .006
Sumber : Data Primer yang diolah, 2014

PEMBAHASAN dan nilai thitung adalah 3,888. Nilai ini


Pengaruh Political Background terhadap signifikan pada tingkat signifikansi 0,05
Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) dengan p value 0,000. Hasil tersebut juga
Hipotesis pertama (H1) yang didukung oleh perhitungan nilai thitung = 3,888
menunjukkan bahwa Political background > ttabel = 2,0322 yang menunjukkan bahwa
berpengaruh positif terhadap Pengawasan political background berpengaruh signifikan
Keuangan Daerah. nilai koefisien regresi terhadap pengawasan keuangan daerah
variabel Political background adalah 0,840 (APBD) pada DPRD Kabupaten Tabanan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

Hal ini disebabkan karena sebagian dewan tentang anggaran adalah 0,243 dan
besar responden berasal dari bidang nilai thitung adalah 2,783. Nilai ini signifikan
pendidikan ilmu sosial dan politik yang pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value
relevan dengan tugas, wewenang dan 0,009. Hasil tersebut juga didukung oleh
perannya. Dapat dilihat dari hasil analisis perhitungan nilai thitung = 2,783 > ttabel =
deskriptif yang menyebutkan bahwa jumlah yang menunjukkan bahwa pengetahuan
anggota dewan yang memiliki latar belakang dewan tentang anggaran berpengaruh positif
pendidikan ilmu sosial dan politik terhadap pengawasan keuangan daerah
mendominasi sebesar 51,35 % dibandingkan (APBD) pada DPRD Kabupaten Tabanan.
dengan bidang pendidikan lainnya. Hal ini Penelitian ini sejalan dengan penelitian
menyebabkan peran yang dijalankan oleh yang dilakukan oleh Isma (2007) Hasil
DPRD dalam melakukan pengawasan penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan
keuangan daerah menjadi optimal. dewan tentang anggaran berpengaruh
Political background merupakan latar signifikan terhadap pengawasan keuangan
belakang dari pengalaman individu dalam daerah. Jadi dapat disimpulkan semakin
berkecimpung di dunia politik. Political tinggi pengetahuan dewan tentang anggaran
background dalam penelitian ini dilihat dari maka semakin tinggi pula pengawasan
bidang pendidikan. Lembaga DPRD memiliki keuangan daerah.
political background seperti individu yang ada Menurut Yudoyono (2002) dalam
di dalamnya. Political background menjadi Nayang (2008), pelaksanaan fungsi-fungsi
pedoman bagi anggota DPRD dalam beserta hak, tugas, dan wewenang DPRD
menjalankan perannya, khususnya dalam secara efektif hanya mungkin dilakukan oleh
melakukan pengawasan keuangan daerah. para anggota yang memiliki kualitas yang
Hal ini tidak sependapat dengan tinggi, anggota dewan tersebut harus
penelitian Murni dan Witono (2004) yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan
menyatakan political background dan substansi bidang tugas lembaga legislatif
personal background secara umum tidak yang menjadi tanggung jawabnya.
mempunyai pengaruh yang signifikan Pengawasan terhadap pelaksanaan
terhadap peran DPRD dalam pengawasan pemerintahan yang tepat sangat tergantung
keuangan daerah. Tidak berpengaruhnya pada pengetahuan dan kecakapan anggota
kedua variabel tersebut dikarenakan DPRD. Jika setiap anggota mempunyai
konsekuensi tugas yang mengharuskan pengetahuan yang cukup dalam hal konsep
anggota dewan dari Komisi Keuangan dan teknis penyelengaraan pemerintahan,
Panitia Anggaran membahas dan mengawasi kebijakan publik. Dengan mengetahui
jalannya pengelolaan APBD. Untuk tentang anggaran diharapkan anggota dewan
meningkatkan kemampuannya seorang dapat mendeteksi adanya pemborosan dan
anggota dewan diikutsertakan dalam kebocoran anggaran.
seminar-seminar, workshop-workshop, serta
pelatihan-pelatihan tentang pengelolaan dan Pengaruh Political Background Terhadap
pengawasan keuangan daerah demi Pengawasan Keuangan Daerah (APBD)
meningkatkan kualifikasi yang optimal. Dengan Variable Moderatingnya
Transparansi Kebijakan Publik
Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang Untuk menguji hipotesis ketiga ini yang
Anggaran terhadap Pengawasan Dewan menyatakan bahwa tranparansi kebijakan
pada keuangan Daerah (APBD) publik sebagai variable moderating
Hipotesis kedua (H2) yang berpengaruh signifikan terhadap hubungan
menunjukkan bahwa pengetahuan dewan antara political background dengan
tentang anggaran berpengaruh positif pengawasan keuangan daerah.
terhadap Pengawasan Keuangan Daerah.
Nilai koefisien regresi variabel pengetahuan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

Partai politik dan parlemen (legislatif) Prinsip manajemen keuangan daerah


merupakan dua aktor utama yang yang diperlukan untuk mengontrol kebijakan
memperoleh mandat dari masyarakat sipil, keuangan daerah antara lain akuntabilitas,
berperan mengorganisir kekuasaan dan value for money, kejujuran dalam mengelola
meraih kontrol atas negara untuk keuangan publik, transparansi dan
kepentingan masyarakat. Ketika Pemilu dan pengendalian (Mardiasmo 2002).
Pilkada, parpol berperan sebagai institusi Transparansi merupakan keterbukaan
yang menyeleksi, menganalisa dan pemerintah dalam membuat kebijakan
menentukan pencalonan para pasangan keuangan daerah sehingga dapat diketahui
kepala daerah, capres dan wapres, serta dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat
para calon anggota legislatif di pusat dan (Mardiasmo 2002).
daerah, sebelum menghadapi pemilu dan Prinsip transparansi memiliki dua aspek
pilkada untuk dipilih oleh rakyat. Transparansi (1) komunikasi publik oleh pemerintah, (2)
ini adalah kebebasan setiap individu untuk hak masyarakat terhadap akses informasi.
memilik calon legislatif yang sesuai dengan Sejalan dengan penelitian oleh Rima (2006)
kriteria seseorang yang mungkin bisa dilihat menguji pengaruh pengetahuan dewan
dari visi, misi dari anggota legislatif. Dengan tentang anggaran terhadap pengawasan
adanya transparansi maka terpilihnya atau keuangan daerah dengan variabel moderator
terciptanya anggota dewan yang dipercayai partisipasi masyarakat dan transparansi
oleh masyarakat yang mempunyai kinerja kebijakan publik. Hasil penelitian
yang tinggi untuk melakukan pengawasan menunjukkan bahwa masing-masing variabel
pada keuangan daerah (APBD) pemoderasi berpengaruh signifikan
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan terahadap hubungan pengetahuan dewan
penelitian yang dilakukan oleh Rizki Haryani tentang anggaran terhadap pengawasan
(2010). Hasil análisis secara parsial Variabel keuangan daerah.
political background tidak berpengaruh Penelitian terhadahulu yang dilakukan
signifikan terhadap kinerja DPRD dalam oleh Isma (2007) tentang akuntabilitas,
pengawasan keuangan daerah sedangkan partisipasi masyarakat dan transparansi
variabel pengetahuan dewan tentang kebijakan publik sebagai pemoderating
anggaran berpengaruh signifikan terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang
kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan anggaran dan pengawasan keuangan daerah
daerah. Begitu juga didapat bahwa variabel (APBD). Dari hasil penelitian tersebut
transparansi kebijakan publik dapat diperoleh hasil bahwa transparansi kebijakan
memoderasi pengaruh political background publik mempengaruhi hubungan antara
dan pengetahuan dewan tentang anggaran pengetahuan dewan tentang anggaran dan
terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan pengawasan keuangan daerah. Dengan
keuangan daerah (APBD). demikian dapat dipahami bahwa transparansi
kebijakan publik merupakan akses informasi
Pengaruh Pengetahuan Dewan tentang bagi publik dandisisi lain juga dapat menjadi
Anggaran terhadap Pengawasan Dewan salah satu alat penunjang kontrol masyarakat
pada keuangan Daerah (APBD) Dengan atas kinerja pemerintah ataupun unit-unit
Variable Moderating Transparansi kerjanya, yang khususnya kinerja anggota
kebijakan publik dewan dalam melakukan pengawasan
Untuk menguji hipotesis keempat ini keuangan daerah.
yang menyatakan bahwa tranparansi Dengan demikian diharapkan bahwa
kebijakan publik sebagai variabel moderating semakin transparan kebijakan publik dalam
berpengaruh terhadap hubungan antara hal ini adalah APBD, maka dapat
pengetahuan dewan tentang anggaran meningkatkan hubungan pengetahuan
dengan pengawasan keuangan daerah. dewan tentang anggaran dan pengawasan
keuangan daerah yang dilakukan oleh dewan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

akan semakin kuat ketika dimoderasi oleh pengawasan terhadap pemerintah daerah,
transparsi kebijakan publik. Untuk anggota dewan agar lebih
meningkatkan kinerjanya dan memiliki
pengetahuan yang memadai sehingga
pengambilan keputusan tidak salah dan
SIMPULAN DAN SARAN meningkatkan pengawasan keuangan
SIMPULAN daerah, dan Untuk penelitian selanjutnya,
Berdasarkan hasil penelitian ditarik sebaiknya sampel penelitian diperluas
simpulan bahwa pertama, Political menjadi DPRD seprovinsi.
Background dan pengetahuan berpengaruh
signifikan terhadap pengawasan keuangan
daerah (APBD). Semakin seorang anggota DAFTAR PUSTAKA
DPRD memiliki political background dan Coryanata, Isma. 2007. Akuntabilitas,
pengetahuan yang lebih baik maka Partisipasi Masyarakat, dan
pengawasan terhadap pelaksanaan Transparansi Kebijakan Publik sebagai
keuangan daerah (APBD) akan semakin Pemoderating Hubungan Pengetahuan
berkualitas dan baik dan diharapkan anggota Dewan tentang Anggaran dan
dewan dapat mendeteksi adanya Pengawasan Keuangan Daerah
pemborosan dan kebocoran anggaran. (APBD). Simposium Nasional
Kedua, Tranparansi kebijakan publik sebagai Akuntansi X. Makasar
Variabel Moderating berpengaruh signifikan
terhadap hubungan antara political Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
background dengan pengawasan dewan Multivariate dengan Program SPSS
pada keuangan daerah (APBD). Semakin Cetakan IV. Semarang: UNDIP
tinggi political background maka
Transparansi kebijakan publik akan Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.
meperkuatan pengawasan keuangan daerah Yogyakarta: Andi
(APBD). Hal ini akan menyebabkan
pemerintahan menjadi lebih baik. Nayang Helmayunita. 2008. Pengaruh
Ketiga , Tranparansi kebijakan publik Pengetahuan Dewan tentang Anggaran
sebagai variable moderating berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan
positif terhadap hubungan antara Daerah dengan Transparansi
Pengetahuan Dewan tentang anggaran KebijakanPublik dan Akuntabilitas
dengan pengawasan dewan pada keuangan sebagai Variabel Moderating. Skripsi.
daerah (APBD). semakin transparan Unp.
kebijakan publik, yang dalam hal ini adalah
APBD maka pengetahuan dan pengawasan Rosseptalia, Rima. 2006. Pengaruh
yang dilakukan oleh Dewan akan semakin Pengetahuan Dewan Tentang
meningkat karena masyarakat juga terlibat Anggaran Terhadap Pengawasan
dalam mengawasi kebijakan publik tersebut. Keuangan Daerah Dengan Variabel
Moderator Partisipasi Masyarakat Dan
SARAN Transparansi Kebijakan Publik, Skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Fakultas Ekonomi, Universitas Islam
dilakukan, ada beberapa saran yang Indonesia, Yogyakarta.
dipertimbangkan oleh beberapa pihak: Untuk
pemerintah daerah disarankan agar Rizki Haryani, 2011. Pengaruh Political
memberikan laporan tahunan sebagai bentuk Background Dan Pengetahuan Dewan
laporan pertanggungjawaban anggaran Tentang Anggaran Terhadap Kinerja
kepada DPRD tepat waktu, Untuk Dprd Dalam Pengawasan Keuangan
masyarakat disarankan lebih meningkatkan Daerah (Apbd) Dengan Variabel
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No. 1 Tahun 2014)

Moderating Transparansi Kebijakan


Publik. Sumatera Utara

Tjoromidjoyo, H Bintaro, 2003, Reformasi


Nasional Dan Penyelenggaraan Good
Governance Dan Perwujudan
Masyarakat Madani, Jakarta

Yudoyono, Bambang. 2000. Optimalisasi


Peran DPRD dalam Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah. Available at
www.bangda.depdagri.go.id/jurnal/jend
ela/jendela3.htm.

PP no 58 tahun 2005 tentang pengelolaan


keuangan daerah

Pengawasan menurut keputusan presiden no


74 tahun 2001 tentang tata cara
pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan daerah

Anda mungkin juga menyukai